Jumat, Desember 25, 2009

Siapakah kita?

Siapakah kita?
Otak manusia adalah sebuah papan loncat yang memungkinkan siapa saja bisa melompat ke dunia para jenius yang amat menakjubkan.- Dilip Mukerjea

Sebuah pertanyaan yang menjadi tema perbincangan kajian komunitas tentara langit, setiap hari kamis petang jum’at. Malam ini mencoba untuk melihat berbagai prespektif siapakah kita? dan menelusuri kehidupan dan juga berbagai persoalan yang menjadikan kita seperti apa adanya sekarang.

Jawaban pertama, dari Ramadhan. Kita adalah hasil kreatifitas Allah. Karna manusia adalah puncak penciptaan.Jawaban kedua, dari Rasul. kita tidak lebih apa yang membentuk kita. Apakah itu pendidikan, budaya, keluarga.Jawaban ketiga, dari Yunus. Kita adalah ibarat sebuah produk. Produk diciptakan mempunyai ciri khas dan penempatan pada segmen pasar yang berbeda. Dan berbagai jawaban dengan argumentasi masing-masing.Bagaimana menurut Anda? tentang siapakah kita?

Melanjutkan pertanyaan tentang kedirian kita. Kenapa seseorang itu bisa di katakan mempunyai sesuatu yang menjadikan ia bebeda dan ahli dalam bidingnya masing-masing? Walau dalam pendidikan sama dan juga barang kali juga bertempat tinggal sama?

Berbagai jawaban muncul. Dalam prespektif pendidikan adalah karna ada anak yang dikatakan mempunyai kemampuan diatas rata-rata , dibawah rata-rata. Dalam prespektif sosiologi bahwa dikatakan ia berbeda karna pilihan-pilhan respon terhadap rangsangan sosial dan pola interaksi. Sedangkan dalam prespektif ekonomi bahwa seseorang itu menjadi berbeda karna pilihan rasional akan kepentingan ekonominya.

Ketika akses pendidikan itu tidak merata, kemapuan ekonomi finansial terbatas dan juga budaya yang tidak mendukung untuk memaksimalkan potensi kemanusian, Apakah adil seseorang dikatakan tidak mempunyai kemampuan.

Perdebatan dan adu argument berlanjut sesuai dengan paradigma berfikir dan prespektif yang berbeda. Masing-masing kita meyakini bahwa kita adalah apa yang kita pilh secara sadar atau tidak sadar.
Dan siapakah kita akan tetap relevan dikaji untuk memaksimalkan peran keautentikan (fitrah) diri.

Selamat Tahun Baru. semoga kita makin Autentik di masa depan

Tidak ada komentar: