Kamis, Agustus 29, 2013

Menentukan Priotitas Tindakan, itu Perlu

Sebatang pohon tidak akan alfa untuk terus tumbuh menjulang dengan pucuk-pucuk baru setiap waktu. Dikedalam tanah ia juga mampu untuk terus menguatkan ujung-ujung akar menemukan berbagai mineral dan juga nutrisi untuk berkembangnya daun, dahan dan batang.

Sedangkan disisi lain ia juga mempeprsiapkan bekal untuk munculnya bunga dan buah. Menghimpun segala sumber daya dan mengelola menjadi sedemikian rupa bermanfaat dan tidak terbuang. Akar yang tumbuh menghunjam bumi ikut serta memberikan air kedalam tanah untuk makhluk hidup yang sangat membantu membentuk mineral tanah.

Dedaunan yang telah sampai waktunya berguguran dan melapuk untuk menambah humus tanah yang akan menjadi nutrisi untuk bakal tanaman lain atau batang yang masih membutuhkan. Ada sebuah siklus tindakan dari masing-masing unsur. Tidak ada saling menyalahkan dan juga merusak satu sama lain.

Begitu juga dengan hidup kita dengan berbagai anggota tubuh yang membutuhkan tindakan demi tindakan. Dalam manajemen waktu dan tindakan banyak dipaparkan oleh berbagai ahli dan juga para profesional manajemen untuk bagaimana mengatur waktu.

Pendekatan ini berbeda, hal ini merujuk berdasarkan fungsi dan peran anggota tubuh. Mulai dari ujung kepala sampai ke ujung kaki. Semua adalah bagian yang tidak terpisahkan untuk diperhatikan apa tindakan yang menjadi tanggungjawab mencapai tujuan hidup.

Kepala dengan sengenap pasukannya, mulai dari telinga, mata, mulut, otak, rambut. Semua membutuhkan prioritas tindakan untuk dapat berfungsi secara maksimal. Untuk rongga mulut ia membutuhkan pembersihan berkala dikala pagi maupun malam hari. Sebab bila tidak maka ia akan menjadi penyakit bernama bau mulut. Namun lebih jauh dari tindakan tersebut. Ia tentang berkata-kata dan mengunyah dan meminum.

Mesti ada prioritas bagi mulut untuk mengunyah makanan dan meminum minuman dengan standar yang halal dan baik. Ia tidak sekedar hanya mengunyah makanan asal semata. Karena lewat mulutlah makanan itu dikunyah dan dikecilkan, jasa gigi yang mampu menghancurkan berbagai bentuk makanan. Maka berikan priotitas bagi gigi dan lidah mengunyah makanan sehat dan halal. Mulut dan seluruh anggota lainnya menentukan tingkat kesehatan tubuh dan anggota lainnya. Semua penyakit berasal dari tindakan mulut menerima atau menolak makanan yang masuk.

Sedangkan untuk lidah, ia memiliki prioritas tindakan untuk memilah ucapan dan kata-kata yang terlontar keluar untuk berkomunikasi. Apakah ia berbuat diluar aturan kebaikan, moral dan juga nilai agama. Atau hanya bertindak tanpa ada prioritas pilihan kata demi kata. Mulut adalah senjada tindakan yang mampu menghantarkan banyak kebaikan dan tidak sedikit keburukan muncul dari mulut berkalang gigi yang rapi bersusun.

Kemudian tentang Telinga dan Mata. (bersambung)

Rabu, Agustus 28, 2013

Cinta Sang Kupu-kupu


Cinta mengalir lembut menyentuh semua makhlukqNya. Kupu-kupu adalah adalah hasil dari sebuah proses perubahan dari ulat, kepompong dan akhirnya menjadi keindahan yang memancarkan keterpesonaan mata yang melihat. Sebuah episode metamorfosis cinta.
Menakjubkan bagaimana kupu-kupu menjadikan dirinya indah. Sebagai tanda bukti cinta kepada penciptaNya kupu-kupu memberikan keteladanan.
Pertama, mengambil sari madu dari bunga. sari bunga untuk keberlangsungan hidup yang hanya beberapa hari.  
Kedua, melakukan penyerbukan bunga-bunga. Setiap kupu-kupu datang ke bunga menyentuh benang sari kemudian menyerbukkannya kepada bunga lain.
Ketiga, melanjutkan generasi baru dengan meletakkan telor-telor baru di daun-daun yang baik. Hal ini mewujudkan kesinambungan kehidupan alam.
Keempat, memberikan keindahan bagi kita yang mencintai keindahan. Kelima, sumber ilmu pengetahuan bagi para pecinta ilmu.
Keenam, sebagai hikmah yang memberikan iktibar. Sebuah proses dalam hidup yang tidak baik kemudian melakukan pertaubatan. Menjadikan sebuah hasil yang menakjubkan.
Ketujuh, Sebagai pertanda bahwa udara di sekeliling tidak tercemar oleh polusi. Hasil dari kerusakan yang kita perbuat.
Kupu-kupu adalah makhluk penuh pesona yang lahir dari suatu proses untuk menahan diri. Melakukan metamorfosis dari makhluk yang menjadi musuh petani menjadi makhluk yang indah dan sedap dipanang mata.
Kupu-kupu tetap memancarkan cinta bagi mereka yang senang akan keindahan dan ketundukan bagi Sang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Sudahkah cinta kita bermetamofosis?
Cinta mengalir lembut menyentuh semua makhlukqNya. Kupu-kupu adalah adalah hasil dari sebuah proses perubahan dari ulat, kepompong dan akhirnya menjadi keindahan yang memancarkan keterpesonaan mata yang melihat. Sebuah episode metamorfosis cinta.
Menakjubkan bagaimana kupu-kupu menjadikan dirinya indah. Sebagai tanda bukti cinta kepada penciptaNya kupu-kupu memberikan keteladanan.
Pertama, mengambil sari madu dari bunga. sari bunga untuk keberlangsungan hidup yang hanya beberapa hari.  
Kedua, melakukan penyerbukan bunga-bunga. Setiap kupu-kupu datang ke bunga menyentuh benang sari kemudian menyerbukkannya kepada bunga lain.
Ketiga, melanjutkan generasi baru dengan meletakkan telor-telor baru di daun-daun yang baik. Hal ini mewujudkan kesinambungan kehidupan alam.
Keempat, memberikan keindahan bagi kita yang mencintai keindahan. Kelima, sumber ilmu pengetahuan bagi para pecinta ilmu.
Keenam, sebagai hikmah yang memberikan iktibar. Sebuah proses dalam hidup yang tidak baik kemudian melakukan pertaubatan. Menjadikan sebuah hasil yang menakjubkan.
Ketujuh, Sebagai pertanda bahwa udara di sekeliling tidak tercemar oleh polusi. Hasil dari kerusakan yang kita perbuat.
Kupu-kupu adalah makhluk penuh pesona yang lahir dari suatu proses untuk menahan diri. Melakukan metamorfosis dari makhluk yang menjadi musuh petani menjadi makhluk yang indah dan sedap dipanang mata.
Kupu-kupu tetap memancarkan cinta bagi mereka yang senang akan keindahan dan ketundukan bagi Sang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Sudahkah cinta kita bermetamofosis?

Surat Lamaran Untuk Kekasih Hati Satu


Untukmu setengah yang menggenapkan Agamaku

Assalamu’laikum warahmatullahi wabarakatuh

Allah dengan rahman dan rahiimnya telah menitipkan sedikit kasih sayang dalam diriku untuk mencintai, menyangi seluruh apa yang pernah ada dalam kehidupan diriku. Dengan panduan nabi Muhammad Saw bentuk rahman dan rahim Allah berada pada keindahan, kecantikan, kegantengan dan keajegan yang telah mengukir sejarah gilang gemilang.

Aku insan yang terbiasa untuk menjadi bermakna dalam seluruh aspek kehidupan yang melekat dalam realitas kehidupanku. Di setiap peran-peran kehidupanku. Peran kehidupan seorang aktivis yang mengajarkan bahwa kita adalah bagian dari pembentukan elite ummat yang berjuang bersama menyelesaikan persoalan.

Peran sebagai seorang anak yang mampu menjadikan orang tua sebagai manusia yang amat beruntung memiliki anak yang soleh dan jenius. Menjadi orang yang mampu menolong orang lain. Sebagai tempat bertanya dan juga berbagi bagi permasalahan kehidupan untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.

Sebagai seorang cendikiawan yang berfikir melahirkan solusi-solusi aplikatif akan permasalahan, persoalan, kemelut berkehidupan keagamaan dan juga berbagai persoalan-persoalan lainnya.

Layaknya gelombang pasang dan gelombang surut di lautan disanalah ikan baru bisa makan. Layaknya siang dan malam di sanalah kehidupan tetap berjalan.

Sebagian diriku telah engkau kenal dari dulu dan sekarang, yang sebagian hanya bagian permukaan seperti gelombang-gelombang. Gelombang itu adalah pancaran dari sebuah frekuensi yang bersumber dari berbagai rangkaian yang di namakan dengan komponen kehidupan.

Seperti sinar mentari yang menjadi pelangi di kala hujan telah mulai reda dan meninggalkan bintik-bintik hujan. Indah memang dan banyak yang terpesona dengan keindahan. Tapi tahukah dari mana ia berasal initulah yang akan aku sampaikan.

Aku terlahir dari keluarga yang amat bersahaja, terlahir di kehidupan malam yang sepi. Itulah takdir malam yang menemani dan menyaksikan tangis pertama pernyataan bahwa diri ada dan berada dalam kehidupan sampai saat ini.  Bulan rabiul awal tanggal 15 bertepatan dengan tanggal 21 desember 1982 secara penaggalan matahari itulah tanggal terlahir.

Dalam kesederhaan perkampungan aku berkembang seiring dengan berkembangnya pepohonan dengan dedaunan yang terus tumbuh bercabang dengan ranting dan daun baru setiap hari. Pohon yang mampu melahirkan banyak buah yang berguna bagi orang lain. Pohon yang memiliki akar kokoh yang menghunjam kebumi menahan beban kuat di atas dan memberikan suplai nutrisi dan mineral.
Sejak dahulu aku memang sering bertanya akan segala sesuatu. Ingin mengetahui segala sesuatu bagaimana ini bisa terjadi dan menjadi begini. Inilah kekuatanku kekutan Tanya yang membutuhkan sebuah keharusan di jawab.
Tanya itulah sering yang merepotkan banyak kalangan mulai dari orang tua Ayahanda yang mencintai dengan sepenuh hati, Ibunda yang hanya mampu tersenyum. Kakek nenek yang dengan senang hati memberikan jawaban walau kadang tidak bisa menjawab. Paman-paman yang dengan senang hati menjadi teman bermain, bercengkrama, dan juga teman berbagi karna merekalah teman-teman kehidupan di masa pembentukan diri ku di umur 2-5 tahun sebelum masuk ke dalam dunia pendidikan.
Kehidupan bagi diriku adalah sebuah laboratorium yang hidup. Ia adalah tempat terbaik yang aku merasakan berada ketika berada di sana. Di tempat-tempat manusia beriteraksi, tempat manusia bertransaksi, tempat manusia berkalaborasi, tempat manusia melakukan pilihan hidup, mulai dari yang terbaik dan yang terburuk.
Tarikan-tarikan halus itu seperti gelombang bagi diriku yang selalu menerima sinyal-sinyal dari sumber-sumber kehidupan. Termasuk menerima sinyal gelombang dari dirimu.
Kita telah saling mengenal semenjak perpindahan ke Kauman Muhammadiyyah di sejarah yang telah kami dan kita buat. Hanya sebagai teman biasa. Inilah masa dimana sebuah sejarah awal memperkenalkan kita dalam lingkaran persahabatan. Yang dulu banyak gelombang yang berpencar dari satu kepada yang lain.
Barangkali gelombang itu ada namun tidak kuat karna tingkat frekuensi yang tidak kuat dan konsisten dalam bertemu. Seiring waktu yang terus melaju dan aktivitas kehidupan yang kita menguatkan identitas kedirian.
Diriku yang melanjutkan kedunia perkuliahan di Universitas Bung Hatta Padang dengan jurusan manajemen di fakultas Ekonomi dan menyelesaikan dalam jangka waktu 5 tahun kuliah atau 10 semester. Dalam dunia perkuliahan memilih berbeda dengan teman-teman lain. Beraktivitas sebagai aktivis Himpunan Mahasiswa Islam dan juga aktivis kampus.
Momentum kuliah adalah momentum membentuk kualitas diri, bukan sekedar menerima materi kuliah dari para dosen yang menguasai bidang masing-masing yang hari ini telah memberikan warna berbeda dalam kehidupan.
Menjadi aktivis adalah pilihan sadar akan peranan diri yang lebih luas yang melampaui diri sendiri, melampaui hasrat diri sendiri. Meleburkan diri dalam dunia yang lebih berwarna, lebih berdinamika, lebih rumit namun tetap mempesona.
Bagian inilah yang sampai hari ini belum hilang dan tetap menarik. Membutuhkan formulasi dan penyesuaian bentuk yang terus menerus.
Menjadi dunia professional telah coba ku lalui ketika menjadi Manager Utama Lembaga Keuangan Syariah BMT Baiturrahman satu tahun kerja. Di dunia perputaran uang inilah diriku belajar bagaimana sebuah ekonomi mampu merusak aqidah, bagaimana pola pergerakan uang mampu mendekatkan seseorang kepada Allah dan juga mampu menjadikan seseorang durhaka kepada penciptanya.
Jakarta adalah tempat hijrah atas kesadaran diri untuk membentuk kualitas diri yang lebih baik. Jakarta adalah universitas kehidupan yang menjadikan diri ini menjadi pribadi yang lebih matang untuk dapat memberikan kebermanfaatan untuk sesame.
Jakarta bukan hanya sekedar tempat yang mempertemukan kita, dalam arti kata kita lebih dekat secara fisik materi dari jauhnya pola interaksi kita sebelumnya. Namun ada sesuatu yang telah lama lama mengganggu ‘zona kenyamanan’ pemikiran dan kedirian ini.
Jakarta adalah jantung kehidupan masyarakat Indonesia. Jakarta adalah tempat pertarungan-pertarungan yang di dalamnya banyak pertempuran yang apakah akan melahirkan seorang jendral besar, pemimpin besar, pengusaha, cendikiawan dan pemikir ulung lainnya.
Kenapa Jakarta ini lah beberapa alasan yang melatar belakangi diri ini memutuskan ketika bulan sakban menjelang beberapa hari ramadahan 1430 H hijrah ke Jakarta.
Pertama, mengikuti pola hijrah para pemimpin besar Ranah Minang. Muhammad Hatta setelah selesai sekolah di sumatera barat kemudian melanjutkan ke belanda dan menetap di Jakarta. Buya HAMKA yang menjadi ulama besar Indonesia yang melahirkan Majlis Ulama Indonesia, Ada Tan Malaka yang menjadi tokoh pergerakan, Buya Agussalim, St. Syahrir dan berbagai deretan nama-nama lain tokoh ranah minang yang berperan kuat membentuk Negara Indonesia.
Mereka adalah orang-orang yang berpengaruh kuat dalam kesejarahan Indonesia generasi pertama hasil pendidikan ‘harimau nan salapan’ dan salah satunya adalah tempat kita pernah menuntut Ilmu di Thawalib Padangpanjang.
Kedua, Mematangkan diri untuk melahirkan sebuah ‘passion’ yang bermanfaat pada wilayah yang lebih luas. Belajar kepada kehidupan tentang apa dan bagaimana serta untuk apa. Aku selalu tercenung ketika melihat kuburan-kuburan berbatu nisan. Mempunyai nama-nama dengan tanggal kelahiran dan juga tanggal meninggal untuk di kebumikan. Aku bertanya dan memperhatikan sebagain nama adalah mereka yang telah memberikan banyak hal bagi masyarakat. Mereka adalah tokoh yang meninggalkan jejak-jejak peradaban yang kuat. Itulah kuburan Buya Abdul Hamid Hakim yang selalu menyapa ketika berangkat ke mesjid Mujahidin dalam 6,5 tahun menjadi santri Thawalib. Dan masih banyak lagi kuburan para ulama-ulama lain yang pernah. Kemudian ku perhatikan yang kuburan lain yang aku hanya mengenal namanya dan tahun lahirnya serta tahun ia meninggal. Kemudian aku bertanya apa yang aku kenal dengan mereka? Hanya sebuah batu nisan dan kadang pun tidak terdapat identitas.
Ketiga, Mendatangi guru-guru kehidupan yang telah lama menggelitik pemikiran ini. Ingin bertemu dan bertatap muka dengan mereka, mengunjungi tempat-tempat bersejarah dan juta tempat keputusan-keputusan yang merubah wajah peradaban ummat islam.
Keempat, mendekatkan diri kepada orang yang mencintaiku dan pada saat ini dan semoga Allah menyatukan kita dalam sebuah ikatan yang Allah telah desain dengan amat baik berupa pernikahan. Berbagai persoalan telah malang melintang diantara masa berkenalan kita. Walau terkadang itu ada momentum yang menyakitkan dirimu.
Kelima, menjauhi sebuah bencana tauhid dalam keluarga. Yakni bencana syirik dengan ujian kemampuan untuk mengenal dunia gaib dan itu bagi diriku bukan yang terbaik. Karna manusia adalah bersama manusia. Jin adalah untuk Jin dan tidak ada pertemuan di antara keduanya kecuali persaudaraan seiman.
Namun itu semua adalah alasan dari daya ungkit bernama, Daya ungkit Intelektual, Daya ungkit Aqal Budi dan Daya ungkit fitrah biologis kemanusiaan. Itu alasan dalam keduniaan yang kita adalah bagian dari dunia berupa atribut-atribut biologis. Namun di balik itu ada berapa hal mendasar bahwa apa yang menjadi pilhan hidup adalah bentuk “Pembuktiaan bahwa Allah telah mempersiapkan sesuatu dalam diri ini untuk menjadi Hambanya dan juga khalifahnya” Inilah bentuk penerjemahan dari “Iyya kana’budu wa iyya kanasta’in. Ihdinassiraathal mustaqim…..” Allah telah memaparkan jalan kesuksesan/kebaikan/kegemilangan/kemenangan/keberartian dan kita meminta kepada Allah untuk berada dalam jalan/metode/system/cara tersebut yang pada saat yang sama kita meminta untuk tidak masuk dalam jalan/metode.sytem/cara yang ketidaksuksesan/kejahatan/kekalahan/kehancuran dan juga kesesatan.
Wahai kekasih hati
Inilah yang ingin ku sampaikan kepada dirimu yang Allah dengan kehendaknya, yang Allah dengan ketetapannya akan memberikan yang terbaik kepada hambanya selama hamba memberikan yang terbaik bagi Allah.
Menikah merupakan sebuah pencapaian prestasi, kematangan diri, pembuktian iman dari langkah-langkah prestasi seseorang manusia bernama Muhammad Yunus. Dengan alasan dan daya ungkit sebagai berikut:
Perpaduan keutuhan cinta ilahi yang bersemanyam di dalam diri. Arrahmaan dan Arrahiim Allah yang berada pada setiap makhluknya telah menyatukan segala sesuatu secara berpasangan. Seperti itulah fitrah dalam sunnatullah. Tiap-tiap diri akan bertemu dengan pasangannya. Segala sesuatu akan bertemu dengan yang mengutuhkan dirinya. Cara dan metode pertemuan memiliki berbagai bentu, cerita, gaya dan dinamika.
Penerimaan akan kehendak Allah yang melampaui keinginan pribadi yang berangkat dari prasangka, paradigm dangkal manusia itulah keihklasan. Keikhlasan penerimaan adalah penyatuan kehenda Allah dengan kehendak manusia yang memancarkan banyak keindahan. Allah gantikan dengan memberikan sebuah kekuatan keyakinan untuk melangkah ke jenjang yang lebih baik. Maka dari sekian kilasan suka dan cinta kepada orang lain maka jadikanlah ini sebuah perpaduan terbaik yang Allah persiapkan untuk ummah ini.
Perpaduan keutuhan rindu ilahi yang bersembunyi di dalam hati. Rindu-rindu yang menelusuri relung hati untuk menyatu, berdekatan, berbagi, membere dan memperhatikan adalah kekuatan yang tidak bisa tahan. Perpaduan itu ibarat dua sisi mata uang yang saling melengkapi dengan pembatas rindu kepada Allah. Rindu kepada Allahlah yang menyatukan rindu-rindu yang saling berkelindan dan menari bersama di balik jiwa.
Ia bagaikan sebuah gelobang frekuensi yang hanya bisa di tangkap oleh mereka yang memliki kapasitas bandwith dan frekuensi yang sama. Maka kita bisa mendengar radio dan suara orang yang membicarakan banyak orang. Itulah gelombang rindu, dan gelombang rindu jiwa itu merupakan bagian dari gelombang kerinduan seorang hamba Allah kepada hamba Allah lainnya.
Perpaduan keutuhan sayang ilahi yang memandu di dalam diri. Sayang ilahi dalam jiwa itu seperti ombak yang selalu datang membasahi pantai yang tidak pernah bosan untuk datang menepi, datang dan kemudian datang yang memberikan kehidupan bagi makhluk lain. Penerimaan sayang itu di terima oleh pantai dengan deburan dan pembasahan bibir pantai yang panas ketika di terpa oleh sinar matahari atau tetap berkilau dengan cahaya di terpa rembulan.
Begitulah sayang ialahi menyatu dalam ombak dan pantai. Pada kita itulah keinginan menyatu melampau dari rindu-rindu berdasarkan perasaan sayang semata. Ketika sayang kita adalah sayang ilahi maka kita akan selalu sayang dan berharap tidak pernah putus walau satu sama lain telah mendahului menemui sang pemberi kasih sayang.
Perpaduan keutuhan fitrah biologis yang memandu keberlangsungan ras manusia. Inilah fitrah biologis yang ada pada diri kita. Kita terlahir dari perpaduan dua unsure biologis yang Allah titipkan dalam sperma ayahanda dan ovum ibunda. Pertemuan itulah kita hari ini yang memiliki tubuh lengkap dengan organ-organ pendamping dari kepala dengan anggotanya, badan dengan anggotan organ dalamnya.
Maka perpaduan fitrah biologis ini membutuhkan sebuah kematangan diri secara biologis untuk mempersiapkan seuatu amanah Allah. Kematangan biologi bertemu dengan kesempurnaan bentuk akan memberikan sebuah hasil output terbaik begitulah sunnatullah kecuali ada kehendak Allah yang lain.
Perpaduan inilah yang melahirkan pemimpin-pemimpin besar peradaban. Ketika kita menelusuri kehidupan para ulama, cendikiawan adalah berasal dari sebuah garis keturunan atau DNA keluarga yang terpelihara dari berbagai penyimpangan-penyimpangan terhadap ketetapan Allah Swt.
Perpaduan keunikan  dan kekhasan. Masing-masing kita adalah pribadi yang memiliki kekhasan yang satu sama lain tidak akan saling sama secara keseluruhan. Berangkat dari fitrah keunikan ini maka kita secara pribadi adalah manusia merdeka dalam menentukan pilihan-pilihan atas beberapa stimulus yang hadir. Apakah kita ikut dalam sebuah sinergi atau menolaknya.
Perpaduan kekhasan personal dua insan yang berbeda yang diikat oleh Cinta, rindu, sayang dan fitrah biologis Allah terhadap diri kita seperti perpaduan unsur-unsur  atom berupa neutron dan proton denga inti atom.
Berangkat dari beberapa hal tersebut maka dengan ucapan yang mampu menggetarkan jiwa, makhluk, kebaikan dan seluruh alam semesta. Maka dengan ini dengan kalimat:
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Menyatulah dalam sebuah ikatan pertunangan dan melanjutkan dalam sebuah ikatan pernikahan nantinya berupa penerjemahan kalimat
Alhamdulillaahirrabbil’aalamiin
Inilah bentuk ketundukan diri ini yang merupakan anugrah Allah dan sebagai alat bukti dari firman Allah “kuntum khairah ummah” di jagad kosmic dan universalitas khairah ummah yang telah berlangsung semenjak Nabi Muhammad saw sebagai pribadi pertama khairah ummah.
Maka dengan ini mari kita tundukkan segenap hasrat, dorongan, kemauan, keinginan, prestasi, kinerja, usaha dalam sebuah kepasrahan kepada Allah beserta mahkluk Allah seperti matahari, bulan, bintang, atom, bumi, langit, air, api, udara, awan.
Dengan ini maka berkenanlah bersama dalam penyatuan terindah sebagaimana yang telah disampaikan dalam surat sebelumnya. Membentuk sejarah yang memberikan kebermanfaatan bagi hamba Allah lainnya dari golongan manusia, jin dan alam semesta.
Jazakumullahu kharitan ktasiran
Wabillahittaufiq wal hidayah
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh waridhwanah

Kekuatan Bismillaahirrahmaanirrahiim


Mulailah segala aktivitas kita dengan mengucapkan Basmalah
Mulailah segala aktivits kita dengan mengucapkankan Basmalah, yakni Bi Ism Allah Al-Rahman Al-Rahim. Dengan mengucapkan ucapan  ini, kita bukan sekadar mengharapkan “berkah”, tetapi juga menghayati maknanya, sehingga dapat melahirkan sikap dan karya yang positif.
Kata Bi yang diterjemahkan “dengan”, oleh para ulama dikaitkan dengan kata “memulai”, sehingga pengucap Basmalah pada hakikatnya berkata: “Dengan (atau demi) Allah saya memulai (pekerjaan ini).” Apabila Anda menjadikan pekerjaan Anda “atas nama” dan “demi” Allah, maka pekerjaan Anda tersebut pasti tidak kan mengakibatkan kerugian pihak lain. Karena ketika itu Anda telah membentengi diri dan pekerjaan Anda dari godaan nafsu serta ambisi pribadi.
Kata Bi juga dikaitkan dengan “kekuasaan dan pertolongan”, sehingga si pengucap menyadari bahwa pekerjaan yang dilakukannya terlaksana atas kodrat (kekuasaan) Allah. ia memohon bantuan-Nya aga pekerjaannya dapat terselesaikan dengan baik dan sempurna. Dengan permohonan itu, di dalam jiwa si pengucap tertanam rasa kelemahan dihadapan Allah SWT. Namun, pada saat yang sama, tertanam pula kekuatan, rasa percaya diri, dan optimisme karena ia merasa memperoleh bantuan dan kekuatan dari Allah-sumber segala kekuatan. Apabila suatu pekerjaan di lakukan atas bantuan Allah maka pasti ia sempurna, indah, baik dan benar karena sifat-sifat Allah “berbekas” pada pekerjaan tersebut.
Allah, yang dimohonkan bantuan-Nya itu, memiliki sifat-sifat yang Maha sempurna. Ada dua sifat kesempurnaan yang ditekankan, yaitu Al-Rahman dan Al-Rahmim. Al-Rahman adalah curahan rahmat-Nya secara aktual yang diberikan di dunia ini kepada alam raya, termasuk manusia (mikmin maupun kafir)
Sedangkan Al-Rahim adalah curahan rahmat-Nya kepada mereka yang beriman yang akan diberikan kelak di akhirat.
Kedua sifat tersebut – yang ditananamkan dan yang diusahakan untuk memenuhi jiwa setiap pengucap basmalah aga seluruh sikap dan perbuatannya diwarnai oleh curuahan rahmat dan kasih sayang-bukan hanya ditanamkan pada sesama mukmin atau sesama manusia, tetapi juga pada binatang, tumbuh tumbuhan, bahkan juga pada makhluk-makhluk tak bernyawa sekalipun.
Ucapkanlah Basmalah pada saat Anda mulai munulis, niscaya tulisan dan apa yang Anda tulis akan menjadi indah dan benar. Kasih sayang akan tercurah pada pena dan kertas, sehingga Anda tidak menyia-nyiakannya. Ucapkanlah Basmalah pada saat Anda memakai pakaian, berjalan, menyembelih binatang, bekerja, bebaring, dan sebagainya, agar kasih sayang tercurah kepada Anda, dan Anda pun mampu mencurahkannya kepada yang lain.
Salah dan keliru-jika enggan berkata berdosa orang yang beranggapan bahwa “empat tambah sama dengan delapan, baik dengan Basmalah atau tidak”. Salah dan keliru angapan ini, karena dengan Basmalah, paling tidak jumlah tersebut diucapkan dan dipaparkan dengan indah dan baik. Sementara bila tanpa Basmalah, tidak mustahil jumlahnya dalam catatan delapan tetapi dalam kenyataan hanya tujuh; yang satu tercecer mungkin ke saku yang enggan mengucapkannya. Mahabenar dan Mahaindah petunjuk Allah serta Rasul-Nya.
Disadur dari buku Lentera Hati: kisah dan hikmah kehidupan.Karagan Moh. Quraish Shihab. Bandung: Mizan, 1994 Hal.21-23

Jumat, Juni 28, 2013

Bajaj yang ketinggalan zaman di perkaderan HMI


Oleh: Muhammad Yunus, S.E[1]

Bajaj adalah angkutan lingkungan di daerah Jakarta. Memiliki warna orange dengan suara yang menggelegar dan memekakkan telinga. Mencari penumpang dekat pasar-pasar besar di Ibukota Jakarta. Keberadaan Bajaj sangat membantu transportasi masyarakat untuk mengangkut aneka keperluan.
Pada tulisan kali ini Bajaj diambil sebagai sebuah analogi untuk bisa menjelaskan bagaimana sebuah proses training di Himpunan Mahasiswa Islam. Pentrainingan di HMI memiliki jenjang dari Latihan Kader I sampai Latihan Kader III. Pertumbuhan LK seiring dengan pertumbuhan dari organisasi setingkat. LK I adalah kewajiban dari Pengurus Komisariat. Latihan Kader II adalah kewajiban dari Pengurus Cabang dan Latihan Kader III adalah kewajiban dari Pengurus Badko dan PB HMI.
Untuk melaksanakan LK yang menjadi pengatur dan memenaj adalah Badan Pengelola Latihan mulai dari tingkat cabang sampai PB HMI yang bernama Bakornas BPL. Pada saat training berlangsung BPL mengeluarkan Surat Keputusan Team Pengelola untuk melaksanakan pentrainingan.
Pola pentrainingan yang bergerak stagnan menjadikan hasil out put perkaderan tidak mengalami peningkatan apa-apa. Malah semakin menurun kualitas dan kuantitas dari tahun ke tahun. Bajaj yang telah lama digunakan mengalami keausan berbagai onderdil. Dan mengalami kerusakan dimana-mana. Terkadang tidak memiliki suku cadang dan terpaksa di kanibal[2].
Supir Bajaj adalah orang yang ahli membawa bajaj. Dalam training disebut dengan Master Of training. Seorang master of training mengelola tiga roda utama pelatihan. Yakni Peserta pelatihan yang merupakan warga belajar dari berbagai daerah jika pada LK II dan LK III, sedangkan pada Latihan Kader I berasal dari berbagai jurusan dan perguruan tinggi. Untuk roda kedua dan ketiga adalah Panitia Pelaksana dan Team Pengelola.
Peserta adalah ban depan yang akan membuka jalan kemasa depan. Sedangkan ban belakang adalah roda yang mendorong ban depan untuk bergerak maju mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan ini ada dalam aturan Konstitusi HMI khususnya dalam pedoman perkaderan.
Menarik dari sebuah Bajaj, dimana ia mampu untuk berjalan mundur. Hal ini sering terjadi diperkaderan hampir di diberbagai level dan waktu kesempatan. Berjalan mundurnya ini adalah dimana Panitia dan pengelola yang maju dan mampu menambah kualitas diri. Sedangkan pada peserta tidak dan malah mengalami pengurangan kualitas.
Bagi pengelola membaca dan menganalisa peserta, bacaan dan perkembangan training hari demi hari adalah kewajiban untuk menjadikan training memiliki standar kualitas mutu training. Sedangkan bagi panitia belajar bagaimana mengelola sebuah kegiatan yang berdurasi 6 hari ditambah pra dan sesudah training dengan membuat laporan pertanggungjawaban.
Roda depan Bajaj adalah yang akan menentukan kemana arah yang mesti dituju. Jika pada Latihan kader I maka ia akan menjadi roda depan dalam berbagai kegiatan di tingkat komisariat dan juga beberapa program kerja di cabang. Setelah itu ia akan menjadi gada depan kepengurusan di tingkat Komisariat. Sedangkan untuk Training LK II mereka dipersiapkan menggerakkan organisasi dari tingkat komisariat, cabang, BPL dan lembaga kekaryaan.
Yang menjadi persoalan adalah kualitas peserta, pengelola dan panitia yang sering mengalami pecah ban. Kok bisa? Hal ini tidak terlepas dari kemampuan organisasi mengelola sumber daya yang dimiliki. Sejarah panjang keberadaan HMI telah menjadi modal social yang selayaknya menjadikan Bajaj dengan kekuatan Listrik atau menggunakan energy alternative yang tidak mahal. Sebab BBM sekarang naik dan menghabiskan banyak sumbe daya.
Sudah saatnya inovasi dan metode baru diHMI yang mampu menggunakan sumber daya efektif, efisien dan ramah lingkungan. Jika tidak maka beribu Latihan Kader I, beratus LK II dan puluhan LK III menjadi “Minyak abih, samba tak lamak” atau “ Kojo co Kojo, Kobia co Kobia.”  


[1] Master of Training di LK II HMI Cab. Payakumbuh pada tanggal 21-27 Juni 2013
[2] Kanibal adalah proses pergantian suku cadang Bajaj dengan suku cadang diluar Bajaj. Hal ini berguna untuk dapat menjalankan Bajaj. Jika tidak dilakukan maka Bajaj tidak dapat melayani penumpang.