Selasa, Februari 03, 2015

Bila Jalan Hidup Berliku

Tidak semua apa yang ada dalam pikiran, doá dan kehendak selaras dengan apa yang telah ditakdirkan dalam kehidupan. Semua orang barangkali pernah menginginkan tentang berbagai atribut kehidupan dunia sebagai perlambang kesuksesan.

Apa sebab, televisi dan tetangga dan barangkali perlakuan sahabat atau mereka yang dikaruniakan kelebihan teramat menyakitkan hati. Ada nuansa balas dendam dan tidak terima tentang keadaan diri saat ini. Kefakiran harta tidak membuat orang bersedih begitu lama, ketika ia memiliki kekayaan iman. Ketika ia masih memiliki perbendaharaan hikmah dan juga kelapangan jiwa.

Berapa banyak yang Allah karuniakan sedikit kekayaan harta benda, namun memiliki kesempitan ilmu, hikmah dan juga jiwa yang terus merana. Mencoba mencari kebahagian dengan keluyuran malam. Melakukan hal-hal diluar batas kemampuan diri dan fisik. Terhanyut oleh kenikmatan alkohol, direjang oleh candu narkoba.

Bila kita masih bisa melangkahkan kaki untuk melaksanakan shalat berjamaah, walau dengan kain yang itu-itu saja, syukurilah. Karena berapa banyak mereka yang memiliki baju super mewah tak pernah menjadi saksi bahwa meraka pernah sujud dan taqaarub kepada ALlah.

Bila kita masih bisa tersenyum dan mengucapkan salam bertemu dengan sahabat dan orang lain, walau kita tidak memiliki kendaraan dan peralatan elektronik digital, syukurilah. Karena banyak orang yang telah tersambung dengan banyak orang, masih tidak menemukan indahnya senyum dan ucapan salam dari orang yang amat mereka cintai.

Bila kita masih bisa mendoákan orang lain, syukurilah. Sebab masih banyak mereka yang mengumbar caci maki dan menebarkan aib orang lain lewat berbagai media dan bahkan menyebarkannya tanpa pernah mengkonfirmasi kepada yang memiliki aib dalam kehidupan.

Bila kita masih bisa bersilaturrahim dengan saudara, syukurilah. Sebab masih banyak mereka yang tidak mampu lagi menyapa saudara kandung sendiri akibat telah berlaku salah kepada saudara dan enggan untuk meminta maaf.

Bila kita masih bisa mendengarkan dan membaca ayat AlQuran, maka syukurilah. Sebab berapa bayak orang yang tidak mengerti dengan bacaan alQuran dan tidak mampu membacanya. Sebab jiwa dan hati mereka telah Allah tutup karena pembangkangan yang bertumpuk-tumpuk.

Bila kita masih bisa tertidur lelap kapan mengantuk datang, maka bersyukurlah. Karena diluaran sana masih banyak orang yang mencari formula dan pengobatan untuk dapat tertidur lelap. Meminta saran dokter dan tenaga ahli untuk mengobati insomnia yang terlalu menjadi beban.

Bila kita masih bisa tertawa, maka syukurilah. Sebab banyak orang yang butuh latihan dan juga bantuan untuk bisa tertawa, walau telah terlibat langsung untuk menonton komedian.

Bila kita masih bisa menyempatkan diri untuk tafakkur didalam mesjid dan membaca zikir. Maka jangan lah iri kepada mereka yang tidak mampu melangkahkan kaki ke masjid dan membaca zikir, kecuali membual perkataan demi perkataan yang tidak memiliki manfaat konon hikmah dalam kehidupan.

Hidup susah bukan karena ketiadaan harta, hidup susah karena ketiadaan iman kepada pemilih alam semesta. Bila kita masih disayangi dan dicintai olehNya, maka kehidupan yang kita lalui membuat kita selalu ingat dan meminta kepada Allah disetiap helaan nafas dan hasrat kita.

Milikilah kasih sayang Allah yang terus mengalir dalam hati, karena ia akan membawa kepada kebahagian dan ketentraman jiwa. Bila tidak, limpahan harta materi, popularitas bak artis akan menjadi neraka kehidupan yang menyesakkan dan membuat hidup nelangsa dan nestapa. Berkubang dosa, gundah gulana mencari kebahagiaan dengan berbagai cara.

Syukuri apa yang ada, sebab Allah maha tahu apa yang terbaik untuk kita.

Senin, Februari 02, 2015

Langkah terberat itu kemana?

Setiap kita memerlukan langkah untuk mendapatkan sesuatu. Seorang pelajar mesti melangkahkan kaki untuk pergi ke sekolah untuk mendapatkan ilmu. Seorang pengusaha mesti melangkahkan kaki ke pasar atau ke toko untuk menjual barang.

Apapun profesi atau kegiatan kita dalam kehidupan, tetap membutuhkan langkah demi langkah. Itulah pekerjaan kaki yang menjadi pelayan bagi kebutuhan manusia, keinginan dan termauk fantasi. Bila melihat masyarakat jepang berjalan atau melangkahkan kaki, maka mereka menjadi bangsa yang cepat bangkit dari keterpurukan.

Kemudian juga langkah negeri lain, maka banyak dari mereka memiliki kecepatan dalam melangkah. Namun semua langkah tersebut hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kemudian pertanyaan kemanakah langkah terberat?

Jawabannya adalah langkah untuk menunaikan shalat berjamaah, menghadiri kajian yang dilaksanakan di masjid. Apa sebab, langkah ke masjid adalah langkah orang-orang beriman. Setiap langkah yang menghapus kesalahan dan menambah kebaikan. Syetan sangat tidak senang bila ada seseorang yang melangkahkan kakinya untuk pergi shalat berjamaah. Ada-ada saja yang disarankan setan untuk memperlambat seseorang untuk cepat melangkahkan kaki ke masjid untuk shalat.

Bagaimana cara untuk bisa merigankan kaki melangkah kemasjid? Pertama, Jagalah hati untuk mengingat Allah swt. Karena dengan mengingat Allah, hati terpaut untuk tetap istiqamah menjalankan hak dan kewajiban sebagai hamba Allah. Kedua, Jagalah wudhu'. Ketika menjaga seseorang berada dalam keadaan suci. Ketiga, atur kegiatan sedemikian rupa untuk bisa selesai sebelum azan berkumandang.

Hal ini perlu untuk mempersiapkan diri mendapatkan berbagai keutamaan dalam menjalankan shalat berjamaah. Di zaman rasulullah saw, seorang sahabat ingin pindah dekat dengan masjid, nabi melarang shabat tersebut untuk pindah, sebab setiap langkah menuju ke masjid adalah langkah kebaikan dan menghapus keburukan.

Semakin banyak langkah kaki yang datang ketempat shalat berjamaah, biasanya semakin jauh orang-orang yang melakukan dosa. Dan semakin banyak kuantitas orang shalat berjamaah terutama subuh dan isya, maka semakin banyak keberkahan Allah buka kan kepada masyarakat.

Mari ringankan langkah kaki kita untuk tetap menjaga shalat berjamaah. terutama bagi karyawan perusahaan yang membutuhkan perjuangan untuk melaksanakan shalat berjamaah. Save Hak Ibadah Pekerja, adalah gerakan untuk memberikan ruang cukup bagi pekerja untuk melaksanakan ibadah shalat berjamaah dan menambah pengetahuan dalam bidang agama untuk bekal hidup.

Perusahaan bukan hanya sekedar tempat bekerja, namun menjadi tempat membentuk karakter beriman, dimana pengusaha dan pekerja bersama-sama tunduk dan patuh kepada Allah, terutama dalam shalat berjamaah. Bila shalat berjamaah di jaga oleh perusahaan dan pekerja, maka insya Allah orang yang berada dalam perusahaan dalam naungan ridha Allah swt