Kamis, Maret 31, 2011

Resonansi Keteladanan

Tulisan ini lahir dari sebuah komentar di tulisan omjay dan juga materi kuliah Leadership untuk mahasiswa Universitas Azzahra di kampus fatmawati pada hari sabtu kemaren. Semoga bermanfaat bagi kita semua melihat bagaimana realitas kepemimpinan yang membawa kepada hal yang kurang memanusiakan manusia.

Menelisik dan melumat jejak langkah para pemimpin besar yang terus menjadi inspirasi, teladan dalam sepanjang kehidupan terbentang. Para rasul utusan Allah swt yang hadir setiap kaum dan zaman membawa kebenaran dan konsisten tanpa pernah berhenti untuk menyampaikan dan terus menyampaikan.

Juga menelaah bagaimana pemimpin sekaliber para sahabat Rasulullah, pemimpin besar seperti malcom x, nelson mandela, meninggalkan getaran getaran yang terus bergerak menginspirasi, memompa semangat. Bagaimana seorang Mahatma Ghandi mampu menggerakkan masyarakat India untuk melawan penjajahan Ingris, tanpa banyak bicara.

Ada sebuah kerinduan untuk melihat pemimpin pada tataran elit pemerintahan yang dapat menjadi gerbong kebaikan, dan bukan membawa kepada gerbong kehancuran. Dalam berbagai diskusi dan juga dinamika politik, ekonomi terjadi sebuah kehancuran sistemik keteladanan. Hampir setiap gerak tidak ada kesatuan ayunan ke arah lebih baik.

Menelaah berbagai buku leadership dan juga metode penyampaian materi perkuliahan ada sebuah hal yang hilang dan tidak tersambung. Pengalaman ketika kuliah leadership hanya berkutat dengan konsepsi teoritik, dan sangat berbeda dengan mengikuti beberapa pelatihan kepemimpinan di beberapa organisasi kemahasiswaan, perusahaan yang dihantarkan oleh para pelaku atau pemimpin.

Hemat penulis ada sesuatu yang menjadikan kepemimpinan seseorang terus menerus bergetar. Hal ini teramkum dalam ASK ME, yakni:

Attitude (sikap). Menelisik sikap Rasulullah saw untuk hidup seperti pengikut beliau. Kehidupan beliau sebelum menjadi rasul adalah pengusaha sukses kemudian beliau menginfakkan seluruh harta beliau untuk kaum tertindas. Berjuang untuk menegakkan kemanusian, menghapuskan perbudakan. Hidup dalam kesederhanaan, kebersamaan yang menghunjam dalam sanubari para sahabat dan ummat Islam. Begitu juga sikap yang diambil oleh Mahatma Gandhi dan para pemimpin lainnya. Kekuatan sikap yang konsisten membela kebenaran.

Skill (Keahlian) Keahlian memimpin diri sendiri untuk terus menerus menularkan kepada orang sekitar. Terlahir dari pembelajaran dalam kehidupan. Keahlian untuk menyentuh sisi kemanusian atau fitrah. Nelson mandela dengan keahlian memetakan problematika bangsa afrika selatan ia meresonansikan sebuah spririt kemedekaan dan kesetaraan antara kulit hitam dengan kulit putih. Resonansi skill dari pemimpin inilah yang menguatkan sikap sang pemimpin.

Knowledge (Pengetahuan) Menelusuri labirin-labirin ilmu pengetahuan, realitas masyarakat yang dihadapi. Berdenyut besama hakikat kemanusiaan melahirkan sebuah pengetahuan komprehensif tentang masyarakat, pengikut. Seorang pemimpin adalah pembelajar sepanjang hidup dari siapapun. Rasulullah dalam sebuah kisah bertanya kenapa seorang sahabat yang berprofesi sebagai petani kurma. Kenapa engkau mengawinkan tamar dan tidak membiarkannya saja. Sahabat menjawab bahwa hasil yang didapat lebih baik. Dan rasulullah memahaminya dan berkata engkau lebih mengetahui tentang duniamu.

Meaning of Life (Makna/nilai kehidupan) Dari sikap yang inheren atau menyatu dengan kemampuan dan pengetahuan melahirkan dan memancarkan sebuah makna akan kehidupan. Makna yang tersusun menjadi nilai-nilai pedoman bagi pengkut. Ketika memapar kehidupan para pemimpin kita akan menemukan nilai yang terus mereka perjuangkan.

Energy. Inilah hal utama yang membedakan antara pemimpin dengan pengikut. Banyak orang yang mempunyai sikap, keahlian, pengetahuan, makna hidup namun tidak memiliki kekuatan besar dan terus menerus. Para pemimpin besar memiliki energy yang terus menerus menyala. Tiada kata untuk berhenti menyalukan energy kepemimpinan. Lewat sikap mereka, lewat keahlian mereka, lewat pengetahuan mereka dan juga lewat makna hidup. Sampai hari ini energy itu tetap hidup.

Sebagai penutup tulisan ini ada sebuah kerinduan dalam diri kita sendiri bahwa kita berbuat yang terbaik untuk menjadikan diri kita pemimpin dengan terus meresonansi Attitude, Skill, Knowledge, Meaning of life and Energy untuk lingkaran kehidupan yang kita cintai.

Semoga bermanfaat dan mari kita bertanya ASK ME apakah telah berbuat sesuatu untuk kebaikan mulai hal yang sederhana?

Vitamin asap

Ketika kereta api jurusan kota menuju bogor melalui ruas jalan tebet, terdengar suara yang selalu menyapa pejalan kaki untuk berhenti dan tidak melanggar plang jalan. Begitulah sistem perkertaapian untuk dapat berjalan diatas rel yang telah ditentukan.

Disudut jalan beberapa orang asik berkumpul ditemani kopi hitam yang dibeli dari pedagang keliling. Bebagai cerita mengalir yang diiringi oleh canda tawa dan selorohan. Sore yang telah menepi di barat sebagai pertanda malam telah mulai betugas menyelimuti jakarta.

Seorang pejalan kaki melangkah tergesa-gesa untuk dapat pulang ke rumah dengan menggunakan sarana kereta api yang setiap sore adalah primadona. Para penumpang dengan cekatan naik ke atas atap kereta yang terus bergerak sampai di tujuan. Disudut stasiun beberapa anak gerbong merebahkan diri sambil menghitung penghasilan menjadi penjaga iman dalam kereta api. Menyapu sampah dari penumpang kereta api ekonomi yang terlupa untuk merealisasikan iman.

Namun ada sesuatu yang terus bergerak seiring tarikan nafas yang terburu. Memenuhi rongga dada melewati kerongkongan. Derai tawa dan selorohan seakan menjadi relung untuk memasukkan vitamin asap untuk membeikan efek dramatis. Kepulan demi kepulan berpacu menghembus keluar seperti tarian.

Dibibir pejalan kaki ia memasuki ruang dada dengan terus berburu kereta yang akan berangkat cepat. Seakan menambah energi untuk berlari untuk tidak ketinggalan kereta sore ini. Dan kegelisahan hidup anak gerbong kereta akan himpitan kehidupan menghilang dalam imajinasi vitamin asap yang menyentuh ruang di hidung.

Walau vitamin asap pada satu sisi adalah keberkahan bagi pebisnis untuk mendapatkan keuntungan yang terus tumbuh dari tahun ketahun. Namun di sisi lain vitamin asap adalah vitamin yang mampu mengobati banyak derita kehidupan.Ia bergerak bersama nafas kehidupan untuk mengobati luka-luka yang terus bertambah setiap saat.

Tulisan yang terinspirasi dari vitamin asap yang terhisap secara pasif, di sela perjalanan dari Pascasarjana Magister Ekonomi Syariah Universitas Azzahra ke ke tempat teman dekat stasiun tebet. Semoga bermanfaat

Think Best Do Fast

Pernahkah kita berada dalam situasi dimana berada dalam berbagai dilema pilihan demi pilihan yang mendesak untuk diambil keputusan. Dimana masing-masing pilihan memberikan dampak psikologis dan material. Atau dalam istilah kata makan buah simalakama. Disatu sisi ketika mengambil keputusan yang terlihat saling bertentangan. Saya coba untuk menghadirkan sebuah kejadian keputusan yang saya ambil dalam melanjutkan kuliah di Magister Ekonomi Syariah Unviversitas Azzahra.

Dilema adalah, pertama. Apakah menyerahkan sebagian operasi usaha Karupuak kamang SEHAT-I dengan melakukan musyawarah keluarga yang melibatkan 4 keluarga. Kedua, Melanjutkan studi Magister Ekonomi Syariah dengan kondisi likuiditas terbatas. Ketiga, bagaimana juga belajar dalam proses manajemen perubahan sebuah kampus. Empat, Mendapatkan passive income dari aktivitas bisnis jaringan di Melianature dalam penjualan madu propolis. Lima, memiliki waktu untuk berbagi pengetahuan lewat dunia perkuliahan untuk mematangkan Sang Pemenang Pembelajar jadi sebuah gerakan motivasi. Enam, mempersiapkan beberapa buku yang terbengkalai beberapa waktu. Tujuh, mempesiapkan biaya pernikahan di akhir tahun.

Dalam berbagai pilihan diatas memiliki beberapa potensi konflik yang akan membesar dan juga bisa merusak hubungan baik beberapa kelurga jika tidak ada pembagian kerja dan wewenang yang jelas satu sama lain. Untuk penulisan buku yang terbengkalai dapat bisa berbarengan dengan menjadi team marketing magister ekonomi syariah Universitas Azzahra dan kuliah. Dilihat dalam sekilas akan berada pada wilayah saling bertentangan. Namun dilihat dari sisi yang berbeda bisa ada pada sisi saling melengkapi.

Untuk dapat masuk dalam think best do fast ada beberapa langkah yang saya lakukan. Pertama, Melihat sisi-sisi keterkaitan beberapa variabel pilihan yang ada. Hal ini membutuhkan analisa letak keterhubungan menulis naskah buku dengan perkuliahan. Melihat keterhubungan antara mendelegasikan usaha SEHAT-I grub dengan perbaikan kualitas usaha. Setelah melihat sisi keterkaitan. Langkah selanjutnya adalah Menyusun langkah penyesuaian beberapa aktivitas. Marketing dan kuliah, mengajar dan menulis bisa sejalan dengan melakukan komitmen untuk menuliskan materi kuliah yang akan diajarkan dan dipublikasikan di media blog sosial seperti kompasiana, blog pribadi dan facebook. Langkah ketiga adalah menciptakan suasana dan team pendukung untuk merealisasikan sinkronisasi. Hal ini bermanfaat untuk dapat saling berbagi dan menguatkan.

Sedangkan langkah terakhir adalah meninjau kembali tujuan hidup dan langkah dari visi hidup yang telah ditetapkan. Tinjauan ini berada dalam Allah sebagai tujuan dan Akhir segala perbuatan dalam hidup. Hal ini berguna untuk mampu memaksimalkan semua potensi yang ada untuk beribadah.

Berfikir yang terbaik dan melakukan dengan cepat mutlak dilakukan dalam dimensi spiritual yang kuat dan emosional yang tenang. Ada hal mendasar dalam melakukan berfikir terbaik dan melakukan dengan cepat. Menghadirkan diri dalam keheningan bernama munajat untuk berdialog dengan sang Pencipta dan juga diri.

Setelah energy spiritual itu lahir maka hal yang harus dilakukan berbagilah harapan kita dengan orang tua. Mintalah restu mereka untuk melangkah dan dapat melakukan sesuatu dengan cepat dari berfikir yang terbaik. Berbagilah kebahagian dan harapan bersama orang yang kita cintai.

Semoga tulisan ini bermanfaat. Tulisan ini terinspirasi dari menelaah bagaimana bergerak cepat dengan berfikir terbaik untuk menggerakkan team marketing Magister Ekonomi Syariah Universitas Azzahra merealisasikan target 14.000 Mahasiswa Magister Ekonomi Syariah untuk kebutuhan Industri syariah di Indonesia.

Untuk informasi Tentang Pascasarjana Magister Ekonomi Syariah Universitas Azzahra dapat hubungi kampus beralamat di Jl. Jatinegara Barat no. 144 Kampung Melayu Jakarta Timur. telp. 021-2800 647 atau Muhammad Yunus 0831 8033 2903

KISSME to SEHAT-I

Seorang ibu menenteng barang dagangannya di pagi subuh yang terus merambat naik menuju siang. Setiap hari ia menuju pasar yang telah lama ia jambangi. Riwayat kehidupannya yang memiliki alur tidak sederhana. Berbagai pekerjaan telah ia lakoni. Mulai dari Pembantu Rumah Tangga, Cleaning Servis. Namun diusia mulai senja ia tidak dianggap produktif lagi. Untuk menyambung hidup ia mencoba berdagang aneka kerupuk, sayuran dan dagangan yang lain untuk dapat mendapatkan penghasilan.

Banyak kisah yang menggambarkan sebuah kemauan untuk berusaha. Ada sebuah langkah pertama yang harus dilakukan oleh seseorang untuk terus betahan hidup. langkah tersebut bernama Keberanian. Ada berbagai macam latarbelakang yang memicu seseorang untuk memunculkan keberanian. Keterdesakan ekonomi, kiinginan untuk berubah, tuntunan tanggung jawab.

Keberanian adalah kunci pertama untuk keluar dari wilayah nyaman. APakah kita yang beada dalam zona karyawan untuk masuk ke business owner atau investor. Keberanian untuk mencoba hal baru, mencari pengalaman dan pembelajaran baru. Terdapat tiga tahapan untuk mampu memaksimalkan keberanian. Pertama, kesadaran realitas diri. Kedua, harapan yang terukur dan ketiga. dukungan orang tercinta.

Menjadi wirausaha mesti memiliki keberanian untuk Sharing atau berbagi. Berbagi pasar, keuntungan, ilmu dan juga pengalaman. Berbagi ini melahirkan sebuah gerak untuk dapat menambah jaringan bisnis. Apapun usaha kita tiada niat untuk berbagi informasi, pengatahuan produk dan manfaat. Jangan diharap usaha dikenal oleh orang lain.

Ada keberanian yang mesti dilakukan untuk menjadi wirausaha sukses yakni Empowering/pemberdayaan. Melakukan pendidikan berkelanjutan bagi diri, karyawan mitra usaha. Dalam salah satu bisnis berbasis jaringan pemasaran ada sebuah mekanisme pembedayaan lewat pelatihan, seminar dan workshop. Keberanian untuk memberdayakan melahirkan sebuah sukses bersama.

Setelah keberanian maka menggerakkan tahapan selanjutnya Inisiatif. Dalam wirausaha ada kemauan untuk memulai menawarkan, menceritakan dan langkah lainnya. Seperi produk rendang telur SEHAT-I, ada inisiatif untuk mempublikasikan bagaimana proses pembuatan, manfaat yang di dapat dan juga aspek berbagi (sharing).

Inisiatif adalah langkah proaktif. seperti senyum dan menyapa orang lain adalah langkah inisiatif untuk membuka komunikasi dan dilanjutkan dengan penawaran. Pengalaman menggunakan kereta api, pesawat, bus kita akan mendapatkan inisiatif penawaran dari para pedagang. Penawaran via sms, email.

Ketika keberanian dan inisiatif telah berpadu maka ada langkah selanjutnya yakni Servis. Tiada usaha tanpa pelayanan. Apakah sebuah usaha menjual kerupuk kamang SEHAT-I. Ada unsur pelayanan berbentuk, standar kualitas produk, cita rasa yang gurih. Layanan distribusi dan juga kemasan serta penjual yang murah senyum.

Servislah yang membedakan sebuah usaha apakah berkembang atau malah tutup sama sekali. Kekecewaan konsumen atas servis yang tidak memuaskan menciptakan larinya konsumen dan membawa konsumen potensial lainnya. Belajar dari kekuatan servis perbankan atau senyuman pramugari maskapai penerbangan memberikan sebuah kepuasan yang berbeda dengan kualitas layanan pedagang kaki lima yang terkadang memaksa.

Menjadi wirausaha tiada kata instan, ada sebuah proses yang mesti dilalui yakni Survival (bertahan). Sebuah usaha apapun, penjualan rendang telur SEHAT-I, kerupuk kamang SEHAT-I membutuhkan masa ujian untuk bertahan dalam pasar yang kompetitif baik sesama jenis produk atau produk lainnya.

Ada sebuah inspirasi tentang survival. Lumat yang tumbuh di dinding air terjun. Ia melekat kuat dan fleksibel betahan dari derasnya air terjun yang setiap saat mengajak untuk terlepas.

Keberanian, Inisiatif, Servis, survival di ikuti dengan Manajemen usaha dan Energi untuk terus Berbagi, Pemberdayaan. Menyehatkan diri dan bisnis kemudian begerak dalam pribadi dan usaha yang Amanah.

Tiada usaha tanpa manajemen dan juga energy yang menjadi pendorong. Dalam beberapa pertemuan dengan pelaku-pelaku wirausaha ada sebuah pembelajaran yang saya dapatu yakni Energy untuk berbagi, Energy untuk memberdayakan, Energy untuk berbinis memperbaiki diri, keluarga dan Energy saling membantu.

KISS ME to SEHAT-I mrupakan akronim dari KEBERANIAN, INISIATIF, SERVIS, SURVIVAL, MANAJEMEN dan ENERGY untuk SHARING, EMPOWERING, HEALTY, AMANAH TAWAKKAL dan IHSAN.

Semoga bermanfaat.

Sajadah koran

Jum’at adalah moment terbaik bagi ummat islam laki-laki untuk berkumpul dan melaksanakan kewajiban ibadah. Hari jum’at mempunyai banyak kemulian dan keutamaan yang dapat di dimanfaatkan secara maksimal dan terencana.

Siang ini saya sholat jum’at di masjid Attauhid Arief Rahman Hakim komplek Salemba UI. Berjumpa lagi dengan rektor kampus warung babe yang mengambil lokasi di halte salemba UI, bertemu dengan mahasiswa ojek bupamaneng, penyanyi bisu yang entah kemana dan juga teman-teman mahasiswa kehidupan lainnya.

Derai tawa, kisah hidup yang tetap bergerak cepat di perputaran aneka aktivitas yang terus bergerak. Bertukar kabar dan sedikit cerita tentang bertahan di jakarta. Tulisan ini sekedar untuk mendokumentasikan lintasan pemikiran untuk dapat menjadi sesuatu bermanfaat. judul tulisan diatas adalah sebuah ruang masuk untuk memahami sebuah potret yang menohok sanubari, meledakkan nurani dan mengurai air mata kehidupan.

Menjelang kita solat setelah melepas sepatu dan menitipkannya di tempat penitipan. Mengambil wudhu’ dan memilih tempat yang pas dengan kondisi ruangan. Maka dengan cara marketing yang paling utama yakni menawarkan. Seorang anak kecil berusia 7 tahun menawarkan koran selembar yang dilipat empat seharga Rp. 1000,- kesetiap peserta jum’at yang mau di registrasi oleh malaikat sebagai peserta jum’at hari ini.

Tiada kelelahan di wajahnya yang bersinar, bahwa setiap lembar koran yang ditawarkan berharap menjadi uang yang dapat di nikmati nanti. Menjadi penolong untuk tempat sujud peserta jum’atan yang terus berdoa mengharapkan banyak hal untuk kehidupan. Ada rona optimisme mengejar keberkahan berbinis. Ada daya dorong yang kuat untuk membantu peserta jum’atan menikmati sujud.

Namun entah setelah sajadah koran menumpahkan catatan-catatan laporan berbentuk doa-doa peserta jum’atan dalam laporan jurnalisme malaikat. Namun catatan dalam koran yang menjadi sajadah yang terkadang tidak selaras dengan do’a orang sujud. Terdapat sebuah berita tentang semua pencapaian, kemenangan, dan lainnya. Namun tidak terlihat sebuah optimesme tentang bagaimana menuliskan menjadi pengusaha sajadah koran.

Setelah usai shalat jum’at maka sajadah koran akan menjadi sebuah sumber pendapatan yang diperebutkan oleh penjaga iman/pemulung/pengusaha kebersihan. Terdapat berkah-berkah yang membekas dari sujud peserta jum’atan yang akan memberikan tambahan pendapatan untuk dapat bertahan hidup di Jakarta.

Seorang nenek tua dengan cekatan meminta koran Kompas tertangga 21 januari 2011 yang saya baca. Berita headline adalah tentang bencana lahar dingin di merapi, semoga tidak salah. Dimana dipaparkan tentang bagaimana dahsyatnya alam. Namun di hadapan mata di setelah sujud di sajadah koran terpampang berita, foto hidup tetntang bagaimana dahsyatnya kehidupan. Kehidupan yang memporak-porandakan tentang kemakmuran, keadilan dan juga kesejateraan.

Terima kasih kepada saudaraku yang telah menawarkan sajadah koran, ku tahu di balik sujud dan do’a kami ada action yang mesti kami realisasikan. Terima kasih ibu bagaimana engkau mengajarkan untuk selalu menjadi pejuang iman dengan tidak membuang koran sembarangan.

Kehidupan itu indah dikala sesuatu menjadi pembelajaran dan menggerakkan jiwa untuk berbuat dan berbagi bagi sesama. Semoga kita ketemu kembali.

Serial tulisan Kampus warung babe dan juga Traveling 1 Rupiah.

Semoga bermanfaat

Minggu, Maret 20, 2011

Tulisan Gagal, Nutrisi Penulis

Telah banyak kata bertali temali mencipta kalimat, paragraf dan buku. Ia lahir dari pergumulan pemikiran, emosi dan juga ruh sang penulis. Sebuah tulisan yang telah lahir selalu memberi sesuatu yang berbeda bagi penulis dan juga pembacanya. Rasa itu memiliki efek berantai, ada yang kecanduan untuk terus berkarya, namun tidak sedikit yang mesti berpuasa menulis untuk beberapa lama. Namun ketika ia masih bisa mendengar aksara yang diucapkan, melihat deretan huruf di sepanjang penglihatan maka ia akan kembali.

Menulis mengikuti suratan takdir kehidupan. Seperti kita berjalan dan mampu berlari kencang, dimana kita sering jatuh bangun. Tidak sedikit perban untuk menutup luka, teriakan histeris bunda dan juga sedikit omelan sebagai nasehat untuk berhati-hati. Dalam pelatihan berjalan dan berlari selalu ada orang yang memotivasi, menggerakkan, menatah dan mendo’akan supaya bisa berjalan. Tata tata tata, kalimat itulah yang sering meluncur untuk memotivasi bisa berjalan dan berlari. Begitu juga dalam dunia tulis menulis ia akan terbiasa berjalan meluncurkan rangkaian kata dan berlari menjemput kalimat.

Dari beberapa penelusuran pada catatan pribadi, baik pada buku waktu sekolah SD, kala masih di penjara suci/pesantren, waktu kuliah dan tulisan mengikuti berbagai lomba. Ada sesuatu yang menyenangkan dan membahagiakan. Kenapa? Dalam berbagai catatan ada coretan-coretan yang tidak tersampaikan pada sebuah penggalan bermanfaat. Ya itulah tulisan gagal untuk di publikasikan dan dibaca oleh orang lain. Dalam dunia web 2.0 tulisan dapat dipublikasikan di berbagai media, seperti blog, note di facebook, dan web pribadi. Barangkali lihatlah ketika kita pertama kali memposting tulisan, disana ada rasa kok tulisan saya begini ya?. Memang ada satu penyesalan yang menggugah untuk berbuat lebih baik.

Kemudian langkah apa yang mesti dilakukan melihat tulisan gagal agar menjadi nutrisi yang mampu menggenjot kembali gairah menulis? semoga beberapa tips ini bisa bermanfaat untuk menulis menciptakan kebahagiaan.

Pertama. Masuklah dalam kondisi emosi ketika itu. Hal ini membantu untuk menguatkan daya ingat dalam memahami aspek emosi. Disana ada rasa kecewa, sedih, jengkel, senang. Kondisi ini memberikan kesadaran emosional yang mampu menerima realitas kejadian tersebut. Ketika hal ini terwujud maka telah memasuki kedewasaan dan kematangan emosi.

Kedua. Melihat dari sisi berbeda. Kala tulisan yang tidak jadi atau dinyatakan gagal. Lihatlah dari cara berbeda, jika ketika itu masih berstatus pelajar yang membuat susahnya matematika dan bahasa inggris, maka dapat dituliskan bagaimana bisa mencintai pelajaran matematika dan bahasa inggris. Hal ini menjadikan tulisan gagal menutrisi penulis. Apalagi ini sangat bermanfaat ketika lagi kemarau ide untuk menulis.

Ketiga. Menambahkan beberapa informasi terkait tentang tulisan gagal tersebut. Seperti sebuah baju yang belum di beri aksesoris untuk terlihat lebih baik yang di sulam dari beberapa potongan kain perca yang nampak tidak bermanfaat. Barangkali bisa menjadi sebuha tulisan dengan merangkai menjadi “tulisan-tulisan gagal dan manfaatnya” atau “mengolah emosi ketika tulisan gagal sesuai niatan”

Dalam beberapa perbincangan dengan teman-teman, sering yang menjadikan seseorang merasa tulisan gagal adalah pada masa kompetisi. Ketika telah mencurahkan segala sesuatunya untuk melahirkan sebuah tulisan, ternyata tidak mendapatkan apa-apa, bahkan tulisan tersebut tidak dikembalikan oleh panitia.

Mengolah kegagalan dan merubahnya menjadi kesuksesan ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian, terutama dalam dunia penulis.

Pertama, menata ulang motivasi menulis. Pertanyaan ini bertumpu pada untuk apa saya menulis? Tulislah dari awal menulis dan apa yang didapat baik secara emosi, spiritual, material. Hal ini berguna untuk melihat kebelakang dengan kaca spion jika dianalogikan membawa mobil atau motor. Ketika telah menemukan motivasi awal maka kita akan menata ulang motivasi menulis yang lebih mampu menggugah dan melesatkan tulisan.

Kedua, milikilah komunitas penulis. Hidup bukan untuk dinikmati sendiri dan bersembunyi. Kita dibesarkan pada awalnya dalam komunitas keluarga kecil yang terdiri dari ayah, ibu dan kemudian berkembang menjadi keluarga besar dan komunitas lainnya. Ibarat pepatah, serigala tidak akan memakan domba, kecuali yang tercecer dari kawanan domba.

Ketiga, mempunyai teladan menulis. Hal ini membantu untuk melakukan pembelajaran bagaimana menulis. Telah banyak penulis-penulis hebat lahir dan meninggalkan jejak langkah mereka. Pilihlah beberapa orang guru dalam bidang menulis sebagai tutorial lewat tulisan mereka.

Keempat, milikilah kompetitor dan kritikus. Ketika ada kompetitor kita akan memiliki adrenalin lebih untuk terus memperbaiki tulisan-tulisan lewat perlombaan mendaratkan tulisan. Kompetitor adalah orang paling baik dalam memaksa kita memperbaiki tulisan. Seperti peperangan abadi antra coca cola dengan pepsi.

Kelima, milikilah media yang sehat untuk berkembang. Pemilihan ini sama dengan memilih tetangga untuk dapat saling membantu satu sama lain. Media yang baik ibarat udara yang bersih untuk dapat menyehatkan tubuh yang sakit. Media ibarat udara atau asupan gizi penyeimbang dan penambah nafsu untuk menulis lebih sehat. Dan pilihan menulis di Kompasiana adalah media sehat untuk terus tumbuh menjadi sehat dalam dunia literasi.

Semoga bermanfaat, tulisan singkat yang berawal dari membaca kembali beberapa tulisan di buku dan kertas yang berserakan yang masih berbentuk peta pikiran, gambar dan simbol. Mari menutrisi tulisan dengan membuka lembaran tulisan gagal.

Membaca Memerdekan Diri

Sore yang telah menampakkan wajahnya. Matahari telah mulai enggan untuk menyinari bumi yang telah melahirkan banyak kisah dalam kehidupan. Kisah yang menyejarah bagi orang awam, pejabat, wakil rayat, pejuang martabat orang, penjual martabat orang yang bernama kita, anda dan saya. Berlipat-lipat koran memberitakan. Susul menyusul berita mempertontonkan akan aneka kejadian dari hal bencana, derita, karya prestasi dan juga sedikit kebanggaan anak nerti.

Masing masing membawa oleh-oleh diakhir kehidupan yang memenatkan bernama senang, bahagia, gembira, ria atau sedih, duka, kecewa, ajeg dan percampuran rasa. Inilah kehidupan yang selalu hadir dengan dinamika, ada yang masih bisa tertawa diatas kepedihan dan sedikit yang sedih diatas ketawa kebodohan membaca hamparan pembelajaran yang datang setiap saat. Seakan buta dan tidak melihat hamparan pembelajaran.

Telah banyak daya dorong untuk melakukan pembelajaran dengan membaca. Dimulai dari dorong paling indah bernama firman Allah Swt (Q.S Al’alaq 1-5). Ia menjadi perlambang pembelajaran dengan melakukan pembacaan tentang apa yang tecipta. Membaca yang dimulai dari apa yang ada dalam diri kemudian menjurus kepada apa yang ada di bumi.

Kemudian dalam pepatah lebih konkrit disampaikan dalam tutur orang Minangkabau “alam takambang manjadi guru”. Bagaimana alam bergejolak, bergerak memperlihatkan bahwa ia ada menjadi guru untuk dibaca dan ditelaah menciptakan kemerdekaan dari belenggu ketidaktahuan dan keabaian.

Berbagai fenomena kehidupan, bencana yang datang silih berganti menghampiri, kehancuran moral dan perilaku yang seakan tidak berhenti seperti ombak berlabuh kepantai. Seperti kasuh Gayus Tambunan, kriminalisasi KPK, Korupsi beberapa kepala daerah. Pertikaian masyarakat seperti di Tarakan, poso, sambas dan sederet pertistiwa yang semoga kita tidak amnesia dan terkena penyakit alzhaimer tentang dasar pembelajaran.

Membutuhkan sebuah lompatan besar untuk tidak terbelenggu dalam membaca apalagi terpenjara. Membaca untuk memerdekaan namun malah terjerembab dalam membelenggu nurani kemanusian, menumpulkan akal budi, membunuh sikap empati dan mengkebiri kedewasaan bersikap dan tidak memanusiakan manusia.

Lompatan ini mengacu pada rangkaian proses yang terus menerus tanpa henti, kecuali kematian. Ketika kematian datang ia akan menjadi pembelajaran untuk generasi mendatang.

Lahirnya para inspirator ummat manusia, para nabi dan rasul yang dibimbing dengan wahyu dan kemampuan membaca realitas dimana para nabi dan rasul di tugaskan. Muhammad Saw ditakdirkan lahir dalam dinamika kehidupan masyarakat kota, masyarakat berperadaban dengan syair-syair indah namun buruk dalam moral. Kejahatan kemanusiaan bernama perbudakan dan penistaan peran perempuan dalam beberapa lini kehidupan. Dengan sebuah lompatan besar membaca yang memerdekakan di topang oleh wahyu dimulai dengan Iqra mampu menghantarkan peradaban yang mencegangkan.

Para pemimpin besar dunia hadir dengan melakukan membaca memerdekakan diri. Membaca langgam kehidupan yang mampu menggerakkan orang lain untuk merdeka dan berjuang untuk memerdekaan orang lain dari belenggu kerusakan dan kehancuran.

Mahatma Ghandi, Dalai Lama, Nelson Mandela, Malcom X, Soekarno, Hatta, Syahril, Tan Malaka, Ki Hajar Dewantara, yang hadir memerdekakan diri lewat membaca lingkungan dimana mereka terlahir dan besar disana. Namun didalam membaca memerdekaan diri tidak sedikit yang menjadi lawan mereka membaca yang membelenggu. Telah banyak catatan sejarah perlawanan perjuangan mereka dari orang dekat, teman, kolega dan masyrakat yang bukan buta membaca.

Beberapa tahapan membaca yang melahirkan lompatan besar dan memerdekakan diri.

Pertama, membaca dengan hati nurani. Kepekaan akan realitas-realitas yang saling berkaitan dan berkulindan satu sama lain. Pertanyaan demi pertanyaan yang tidak hanya melihat apa yang nampak di permukaan semata, namun menukik kedalam dan mendasar. Mencari jawaban dengan mengaktifkan hati untuk menemukan jawaban akan persoalan, permasalahan yang terus melilit kehidupan. Adakah hati membaca ada permasalahan besar yang dihadapi yang merusak kemanusiaan, menghancurkan generasi.

Kedua, membaca dengan akal budi. Penalaran-penalaran yang sistematis dan terstruktur, lewat rangkaian dialektika logika. Tidak hanya sekedar membaca sepintas lalu yang lewat seperti iklan. Membaca dengan bertanya dengan kembali bertanya apakah hal ini menjadi penyebab utama persoalan-persoalan selalu datang ketika satu solusi telah ditemui. Bukan seperti jawaban membakar lumbung padi untuk memusnahkan tikus yang memakan padi.

Ketika, membaca dengan dorongan empati. Tidak berpegaruh apa-apa ketika angka-angka kematian, pengungsi, kehancuran ekonomi dari perilaku korupsi. Malah menjadi tumpul dan terbutakan oleh deratan angka dan aksara. Membaca yang menggerakkan rasa bahwa kita ada dan berada untuk berbuat sesuatu bermanfaat. Bukan membaca yang hanya merating dan mengkalkulasikan angka-angka.

Keempat, membaca dengan berbuat. Mahatma ghandi melakukan gerakan swadesi dengan menanggalkan pakaian kemewahan. Malcom X melakukan orasi dan memimpin gerakan besar dalam menyuarakan kesetaraan. Soekarno melakukan pembelaan dengan membuat pledoi ketika disidang pada pengadilan Belanda. Lewat rangkain perbuatan membaca hidup dan memerdekakan.

Membaca tidak hanya sekedar untuk melihat susunan aksara, namun menjadi sebuah kemedekaan jiwa supaya kita tidak Rabun Membaca, Buta Menulis, Budak Kebodohan dan Pesuruh Keterjajahan. Semoga bermanfaat.

Harmoni Nada Kehidupan

Musik adalah bahasa universal. Mampu menghubungkan banyak perbedaan yang dilatar belakangi oleh suku, budaya, ras, pendidikan dan warna kulit. Dalam alunan musik yang kita dengar dan nikmati terdapat nada-nada yang saling bersinergi satu sama lain. Masing-masing nada memiliki keunikan yang mengisi ruang keunikan nada lain.

Mendengarkan musik kala menulis adalah bagian yang dapat mengalirkan kata-kata lebih baik. Lewat gesekan biola, piano, gitar, drum dari musik kitaro kita akan dibawa ke suasana penuh cinta dan harmoni. Lain lagi ketika masuk dalam harmoni nada mozard dan bethoveen yang menghadirkan sensasi berbeda. Tiap-tiap kita memiliki musik pilihan sesuai dengan karakter dan tempat dibesarkan.

Untuk Indonesia, khazanah musik bertebaran pada setiap suku dan etnis. Untuk suku Minangkabau yang terkenal dengan Saluang. Berasal dari sebuah bambu dengan empat lubang pengatur nada. Dengan teknik peniupan yang berbeda dari seruling ia mampu mengeluarkan bunyi dari ritme sedih sampai rimte cepat. Mungkin kita ingat kala bencana 30 September 2009 di sumatera barat. Salah satu stasiun berita nasional yakni Metro Tv menjadikan sebuah lagu saluang sebagia ilustrasi dalam memberikan laporan tentang bencana gempa Sumatera Barat.

Menciptakan harmoni nada dalam kehidupan untuk dapat melahirkan lagu yang indah adalah sebuah kebutuhan. Kala tidak tercipta harmoni maka kehidupan akan bergerak kaku dan keras. Kehidupan menjadi gersang, kering dan melelahkan. Untuk dapat menciptakan harmoni nada kehidupan terdapat beberapa tangga nada dasar yang kita susun menjadi:

Tangga nada Do

Inilah awal menyusun nada kehidupan bernama Do’a. Do’a adalah bentuk harapan dalam menjalankan berbagai aktivitas kehidupan. Dari untaian do’a kita menyusun langkah-langkah dalam kehidupan. Lewat do’alah kita melukiskan visi hidup, lewat do’a kita menata harapan-harapan ke depan. Lewat rangkaian tangga nada do’a-do’a tercipta harmoni saling menguatkan, memberikan perhatian, membantu sesama dengan untaian harapan.

Lewat nada do’a nabi Yunus diampuni oleh Allah Swt atas kekhilafan meninggalkan ummat yang menjadi tanggungjawab membawa kepada kebenaran. Lewat nada do’a nabi Adam meminta ampunan atas kekhilafan melanggar perintah Allah untuk menjauh dari pohon khuldi.

Lewat nada do’a Ibu dan Ayah yang terus berdendang setiap saat dan waktu tertentu kita mampu menjalani kehidupan dengan segala macam problematika dan permasalahan yang selalu mengiringi. Lewat do’a Ibu mampu menembus langit yang menjadikan Malin Kundang menjadi batu ketika ia durhaka kepada ibunya sendiri. Lewat do’a anak seorang ibu dan ayah mampu mengubah batu keras menjadi permata, pekerjaan berat terasa ringan.

Lewat do’a satu demi satu harapan itu terealisasi. Sudahkan kita berdo’a dan mendo’akan untuk kebaikan orang yang kita cintai hari ini?

Tangga nada Re

Dari harapan lewat do’a yang telah disampaikan, maka selanjutnya menciptakan harmoni nada kehidupan adalah Rencanakan aktivitas kegiatan untuk mewujudkan do’a. Lewat rangkaian aktivitaslah do’a-do’a mendapatkan wujud rupa. Tanpa aktivitas sebuah do’a ada harapan yang terus menggantung di langit dan tidak pernah membumi.

Seperti do’a menjadi penulis hebat, tanpa ada rencana aktivitas menulis maka tidak akan terwujud menjadi penulis hebat. Atau seperti do’a mendapatkan usaha yang baik, tanpa pernah merencakan aktivitas mencari jenis usaha apa yang sesuai dengan kebutuhan banyak orang.

Satu do’a membutuhkan banyak rangkaian aktivitas kegiataan. Seperti do’a terbesit dalam hati untuk menulis satu tulisan hari ini yang dipasang tadi pagi. Aktivitas selanjutnya adalah membaca bahan yang tersedia dalam hati, pikiran, koran, buku. Kemudian menganalisa dan baru kemudian menulis dengan menyusun satu persatu huruf yang menjadi kata. Lewat rangkaian kata menjadi kalimat. Kalimat demi kalimat terciptalah paragrah dan menjadi sebuah tulisan.

Sudahkah kita rencanakan aktivitas dari do’a-do’a kita mulai hari ini?

Tangga nada Mi

Kala aktivitas mewujudkan do’a terkadang kita mengalami pasang surut. Dengan tantangan yang terkadang diluar rencana yang telah disusun, suasana down, kecewa, sedih adalah hal yang tidak dapat dihindari. Disinilah peranan tangga nada Milikilah motivasi mengambil peranan. Motivasi menjadi daya ungkit untuk dapat kembali pasang naik dalam melakukan rangkaian aktivitas mewujudkan do’a.

Memiliki motivasi dapat berasal dari aspek dalam diri sendiri dan dari luar diri. Kekautan motivasi terbaik adalah dalam diri sendiri. Daya dobrak motivasi melekat dengan unsur spiritual, emosional dan intelektual.

Unsur spiritual menjadikan motivasi memiliki kelekatan terhadap aktualisasi kebahagiaan kala melakukan aktivitas rutinitas mewujudkan do’a. Unsur emosional menjadikan motivasi memiliki rasa senang dalam melakukan berbagai aktivitas dan unsur intelektual memberikan alasan logis dan masuk akal.

Sudahkan miliki motivasi yang menguatkan menyusun harmoni nada kehidupan?

Tangga nada Fa

Ketika motivasi telah melekat dalam aktivitas dan menjadi oase di padang pasir kekeringan, maka selanjutnya dalam mewujudkan harmoni nada kehidupan adalah fasilitas. Mengenali beragam fasilitas yang dapat membantu semua rencana aktiviatas.

Seperti do’a untuk menulis sebuah tulisan, maka kita membutuhkan fasilitas bernama pensil, pulpen dan secarik kertas. Atau barangkali kita membutuhkan komputer atau laptop yang tersambung langsung dengan dunia maya. Mengenali fasilitas dapat dilihat dari aspek efektifitas dan efisiensi penggunaan. Ketika tidak ada aliran listrik untuk menghidupkan laptop maka fasilitas kertas dan pulpen telah dapt menjadi fasilitas untuk menulis.

Dalam sejarah telah terbukti bahwa bukan kelimpahan fasilitas orang dapat mewujudkan do’a. Namun memaksimalkan fasilitas yang ada dan menciptkan fasilitaslah yang mampu mewujudkan do’a dalam aktivitas yang berat.

Sudahkah kita memanfaatkan fasilitas yang ada dalam diri dan di sekeliling kita dengan maksimal?

Tangga nada So

Inilah ruang spiritual untuk mewujudkan harmoni kehidupan. Rasulullah Saw mengalami guncangan hebat dengan meninggalnya istri tercinta Khadijah dan kakek yang menjadi pembela kala menyebarkan Islam di tanah Makkah.

Peristiwa ini bernama dengan Isra’ dan mi’raj. Peristiwa besar menjemput ibadah solat. Kala hidup kehilangan harmoni maka lihatlah kembali solat-solat yang kita kerjakan. Apakah telah sesuai dengan rukun dan syarat atau barangkali sering tercecer dalam kehidupan.

Mari kita lihat kembali solat-solat kita apakah telah harmoni sesuai dengan waktu yang indah penempatannya dalam ritme kehidupan kita melakukan aktivitas do’a yang kita munajatkan?

Tangga nada La

Memasuki harmoni nada kehidupan tangga nada Lapangkanlah hati dan pikiran. Ketika hati dan pikiran sempit menjadikan alternatif-alternatif berlalu begitu saja. Dengan kondisi hati yang lapang memberikan ruang untuk melihat banyak hal sekaligus. Kelapangan hati menjadikan jiwa tenang untuk memakimalkan fasilitas yang ada.

Lapangnya pikiran menjadikan sesuatu menjadi lebih bermanfaat dan maksimal dalam menggunakan fasilitas yang ada. Lapangnya pikiran menjadikan masukan, masukan berharga seperti advis/saran, motivasi dari orang yang kita cintai atau orang lain menjadi penguat mewujudkan do’a yang kita panjatkan.

Akan berbeda ketika hati dan pikiran sempit. Ia menjadikan segala sesuatu seakan menyiksa dan memperkeruh keadaan. Pikiran sempit menciptakan kepicikan melihat saran dan masukan dari orang lain. Sempitnya hari menjadikan kegelisahan tak menentu dan berhujung kepada depresi.

Sudahkah kita lapangkan pikiran dan hati menyusun harmoni nada kehidupan?

Tangga nada Si

Sebuah kalimat adalah gabungan dari huruf-huruf yang saling menguatkan. Dimulai dari huruf k dan tambah dengan a,l,i,m,a dan t yang menjadi kalimat. Begitu juga dengan mewujudkan harmoni nada kehidupan bahwa membutuhkan sinergi dan kerjasama banyak orang.

Beragam aktivitas adalah hasil dari kerjasama indah dan mempesona. Ketika menulis sinergi sepuluh jari yang masing-masing memiliki peran berbeda, ada ibu jari yang selalu memencet spasi untuk memisahkan kata demi kata. Ada telunjuk kiri untuk memencet huruf u, y dan jari-jari yang lain.

Jangan biarkan hidup menyendiri untuk mewujudkan do’a yang kita panjatkan. Lewat orang lainlah banyak aktivitas terwujud. Sudahkah kita bersinergi mewujudkan do’a-do’a kita?

Tangga nada do

Dalam kehidupan kita telah banyak menerima kebaikan demi kebaikan. Kebaikan matahari yang menjadi pertanda siang menyinari lewat gerakan pagi, siang dan sore hari. Kala pagi menghasilkan pemandangan indah dan sore juga pemandangan indah yang diburu oleh banyak orang.

Mewujudkan do’a-do’a membutuhkan kemauan untuk berbagi yakni Donasi. Berikanlah sesuatu kepada orang lain. Ketika kita mempunyai waktu maka berbagilah untuk sekedar mendengarkan keluhan orang lain. Ketika kita mempunyai materi sisihkanlah untuk membantu saudara yang sedang kesusahan.

Untuk kita yang mempunyai ilmu maka bagikanlah, karena ilmu yang dipendam sendiri tidak pernah akan berkembang. Berdonasi lewat waktu yang kita punya, uang, ilmu, kesempatan menjadikan harmoni nada kehidupan yang indah dan membahagiakan.

Dalam kehidupan mari kita gubah lagu bernama Do, re, mi, fa, so, la, si, do untuk hidup penuh makna dan berkah. Karena hidup cuma sekali, hiduplah yang berarti.

Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita dalam Harmoni nada kehidupan di negri ini.

Belajar dari Sebatang Padi

Hamparan hijau kebiru-biruan membentang indah menyejukkan mata. Seakan mata tidak dapat dipejamkan karena takut ketika dipejamkan maka keindahan itu berlalu. warna kehijauan itu bergerak perlahan kala hembusan angin membelai lembut. Satu dua burung nampak terbang rendah seakan ikut menikmati keindahan hamparan hijau nan kebiruan. Inilah hamparan pemandangan sawah kala padi berbaris rapi mewartakan keindahan mereka satu persatu kepada mata yang memandang.

Di sela tanaman padi yang berbaris rapi terlihat seorang petani dengan cangkul mengayun perlahan membuat aliran air. Telah tiba masanya untuk pengeringan sawah karena beberapa hari lagi padi akan mengeluarkan buah di ujung tangkai yang bergerak menari bak kelompok penari ballet.

Sebatang padi yang tumbuh bersama batang-batang lainnya seakan bercerita dan berkisah tentang beberapa hal. Cerita ini selalu hadir ketika bertemu dalam setiap kesempatan melihat hamparan hijau nan indah. Kisah ini semoga bisa menjadi pembelajaran dalam mengarungi kehidupan yang selalu tidak lepas dari berbagai kesulitan dan derita.

Hiduplah menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.

Hijaunya dedaunan padi merupakan persiapan matang untuk menghasilkan beberapa biji bernama padi. Ada rangkaian proses yang panjang untuk dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Sebelum menghasilkan sesuatu bermanfaat, rangkaian pekerjaan tersebut terus memberikan manfaat, apakah untuk memberikan semangat bagi petani untuk terus bersyukur dan memberikan perhatian. Memberikan manfaat pemandangan indah bagi orang yang melihat. Memberikan rumah bagi beberapa hewan untuk dapat tumbuh berkembang.

Hiduplah dan jangan merasa tinggi.

Beras yang berasal dari bernas padi tidak akan mengadahkan diri menyombongkan diri kepada siapapun. Dengan bernas yang terus bertambah ia selalu mampu proposional memperlihatkan keunggulannya. Tidak tertunduk rendah diri, namun mampu menempatkan secara baik. Lewat penempatan proposional inilah diketahui bahwa padi telah memasuki masa pemanenan.

Hiduplah untuk memberikan yang terbaik.

Pada awalnya sebatang padi tumbuh bersama di sebuah tempat pembibitan. Kemudian mesti berpisah dengan teman-teman sepermainan dalam petakan ketempat yang asing dan jauh. Perpindahan inilah yang menjadi cambuk untuk tetap tumbuh dan berkembang menghasilkan yang terbaik. Lewat akar menghunjam ke dalam bumi mengurai mineral dan nutrisi bagi keberlangsungan batang, daun dan buah.

Tetap tumbuh kembali, mesti di babat.

Selama akar masih berada dalam tanah, dan batang masih ada maka tumbuh adalah sebuah kemestian dalam hidup. Terkadang mesti tidak mempunyai daun kala kerbau memakan daun yang menghijau. Namun lihatlah esok hari, daun-daun baru kembali tumbuh dan berkembang menyongsong matahari terbit. Bagitupun kala telah di panen oleh petani, kami akan tetap tumbuh dan berbuah kembali dengan hasil yang tidak kalah mengecewakan.

Mampu menyembunyikan sesuatu yang belum saatnya di keluarkan.

Buah yang belum masanya keluar disembunyikan dalam perut batang. Ia mesti berada dalam rahim perut batang menunggu saat yang tepat untuk keluar menjadi buah padi. Janganlah terlalu mudah terbuai oleh popularitas dan juga pujian dan decak kagum terhadap proses yang sedang berlangsung. Belajar dari akar yang akan tetap setia berada dalam tanah tanpa ingin dapat pujian, namun cukuplah hijaunya daun dan kuatnya batang menjadi bukti.

Hiduplah Fleksibel mengikuti dinamika kehidupan tanpa kehilangan prinsip.

Belaian angin yang selalu datang menyapa, kadangkala rintik hujan yang lebat membasahi daun. Terkadang direndam banjir. Namun tetaplah pada pendirian dimana prinsip-prinsip tidak terlepas dari kehidupan. Bergeraklah seiring belaian angin pagi dan sore untuk memperindah dan menguatkan batang kehidupan, namun jangan tercerabut dari akar yang kokoh di dalam tanah.

Hiduplah untuk dapat memberikan rumah bagi yang lain.

Tidak selamanya hidup bisa berdiri sendiri. Belalang, burung, sipasin, capung dan berbagai jenis binatang lain hidup berdampingan selama belum merusak. Ada bagian-bagian yang tidak selamanya milik bagi petani. Hidup berdampingan secara baik memberikan keuntungan timbal balik yang sangat menguntungkan.

Perlahan hamparan hijau kebiru-biruan berlalu dalam perjalanan yang telah menyapa dengan beberapa pembelajaran. Terima kasih kepada petani yang selalu disapa senyum indahnya tarian sang padi dan ia bercerita banyak hal tentang kebaikan dalam hidup. Lewat hijauan inilah sebagian masyarakat dapat mengganjal perut apakah mulai dari presiden menjaga citra sampai pemulung memunggut citra.

Semoga sebatang padi masih suka memberi pembelajaran berarti untuk kita yang terkadang lupa pada diri.

Menulislah Anda akan Kaya

Judul diatas adalah bentuk provokasi bagi siapapun yang ingin masuk dunia merangkai aksara. Tulisan ini lanjutan dari tulisan sebelumnya menulislah anda akan bahagia. Menulis adalah aktivitas kesenangan dan bentuk menggapai kebahagian.

Dari selembar kertas putih menciptakan banyak kreasi dan inovasi. Mulai dari tulisan indah bernama puisi, pantun, pepatah. Tulisan berbentuk informasi, bernama koran, majalah. Tulisan berbentuk karya utuh berupa buku, artikel, skripsi, tesis dan desertasi.

Menulis sebagai kegiatan menyatukan prespektif, pemikiran, cara pandang yang satu sama lainnya terkadang saling bertentangan. Dengan menulislah banyak hal yang sebelumnya bertentangan dapat menyatu dan haromoni, namun tidak sedikit juga yang mulanya harmoni malah menjadi bermusuhan dan terukir menjadi abadi lewat tulisan.

Menarik apa yang pernah saya dengar dan juga anda barangkali, apa yang didapat dari dunia merangkai aksara. “Tidak kenyang perut anda dibuatnya”. Inilah beberapa pernyataan yang pernah saya dapatkan ketika asik dalam dunia merangkai aksara yang saya persiapkan untuk beberapa naskah buku terutama “Menjadi Sang Pemenang Pembelajar” dan “The Islamic Casflow Quadrant” serta “1/2 + 1/2 =tak terhingga, dialetika 1001 cinta” sebagai hadiah pernikahan nanti. Dan beberapa kumpulan tulisan hikmah di www.facebook.com/sang.pemenang.pembelajar.

Namun bagi saya menyusun kata adalah sebuah kekayaan yang melampaui sepiring nasi yang mampu mengenyangkan perut sekali makan, bahkan bisa mengenyangkan banyak orang yang menderita kelaparan.

Menulis adalah rangkaian proses mendapatkan kekayaan sekaligus kebahagian. Proses ini ditopong dengan kekayaan yang tidak dapat dimiliki oleh siapapun kala ia tidak meninggalkan rekam jejak karya tulisan. Ali bin Abi Thalib menyampaikan bahwa ilmu akan menjaga orang yang berilmu, sedangkan kekayaan harta benda menjadikan orang tawanannya.

Bagaimana kita mengenal Tan Malaka dengan karyanya tulisannya Madilog, Gerpoleg, dari penjara ke penjara, kalau ia tidak mempunyai kekayaan bernama pemikiran. Bagaimana kita mengenal Buya HAMKA dengan Tafsir Al Azhar yang diselesaikan dalam penjara, kalau ia tidak mempunyai kekayaan dalam bidang ilmu keagamaan dan sastra. Bagaimana kita mengenal Mohammad Hatta kalau ia tidak mempunyai kekayaan dalam bidang pemikiran ekonomi kerakyatan. Bagaimana kita tidak mengenal Hitler, Samuel Hantington, Jefri Lang, Hasan Al Bana, Dr. Yusuf Qardhawi, dan sederet nama-nama lainnya yang hadir tetap hidup dalam karya-karya mereka.

Kekayaan yang didatangkan oleh kemampuan merangkai aksara;

Kekayaan ilmu dan hikmah.

Inilah kekayaan yang datang dari sebagai efek pasti dari merangkai aksara. Menulis menjadikan seseorang mampu dan mau untuk terus belajar sepanjang hayat. Kekayaan ilmulah seseorang berada dalam status sosial yang lebih baik. Lewat menulis bisa mengenali diri dan mempunyai ilmu tentang diri sendiri. Lewat menulislah bisa mendapatkan hikmah yang banyak.

Inilah kekayaan yang belum didapatkan oleh yang mempunyai kekayaan materi semata.

Kekayaan Jiwa dan hati.

Berbagai pembelajaran hadir untuk menjadikan jiwa yang kuat lewat rangkaian aksara. Menulis membentuk jiwa kaya dengan berbagai pembelajaran, informasi dari rangkaian peristiwa demi peristiwa yang pernah terjadi. Menulis menjadikan hati lebih peka dan sensitif tentang berbagai hal. Menjadikan diri lebih mampu menghargai kehidupan, keberagaman dan penerimaan.

Penulis mampu menampung banyak permasalahan untuk dapat di urai menjadi sebuah solusi dan juga pedoman. Kemampuan ini ditopang oleh kekayaan jiwa dan hati yang tidak banyak dimiliki oleh para pejabat tinggi yang telah miskin jiwa dan hati karena tidak mampu mengenali diri lewat tulisan.

Kekayaan kebaikan yang kekal

Menulis adalah investasi abadi. Hal ini berlandaskan kepada Hadist Nabi Muhammad Saw tentang tiga amal yang tidak putus ketika seseorang telah meninggal. Menulis adalah bagian dari memberikan ilmu yang bermanfaat. Ia lebih kekal dari pada sebuah ucapan.

Ketika belum mempunyai kekayaan harta dan materi, dan juga anak yang soleh maka peluang terbesar adalah menuliskan ilmu yang bermanfaat. Inilah peluang terbaik yang tidak membutuhkan banyak pengorbanan, namun membutuhkan kemauan yang menggelora.

Kekayaan jaringan dan pertemanan

Menulis menciptakan jaringan dan pertemanan baru yang lebih baik. Lewat tulisanlah orang lain mengenal Anda. Berapa banyak pertemenan baik itu di kompasiana, facebook, twitter, blog yang terhubung lewat aneka tulisan. Lewat tulisanlah kita dikenal oleh berbagai kalangan dan profesi. Lewat tulisanlah kita di kenal di saentero bumi.

Pengalaman saya pribadi belum banyak bertemu secara langsung dengan banyak orang. Namun lewat rangkaian tulisanlah bertemu banyak pemikiran dan mendapatkan jaringan. Dengan banyak jaringan dan pertemanan rezki itu datang tanpa henti.

Kekayaan materi

Tidak dapat disangkal bahwa dalam dunia tulis menulis mendatangkan kekayaan materi. Lewat buku mendapatkan royalti. Lewat pelatihan mendapatkan honorium. Lewat memberikan motivasi mendapatkan gaji yang terkadang melampaui gaji Pegawai Negri. Lewat tulisanlah berbagai bisnis tumbuh berkembang, dunia pendidikan, penelitian terlahir dari karya tulis menulis.

Menulislah maka kekayaan itu akan datang sendirinya. Sudahkah Anda menulis hari ini?

Sabtu, Maret 19, 2011

Rumah cinta

Tulisan ini bagian dari aksara cinta #R. Dan sebelumnya telah dahulu Dorongan Cinta, Manajemen Cinta, dan Kecelakaan Cinta yang hadir sebagai rangkaian serial.

Tulisan ini terinpirasi dari pernyataan kanjeng Nabi Bahwa rumahku adalah surga(kebahagian) ku. Menelisik rumah kanjeng Nabi Muhammad Saw yang bersebelahan dengan masjid tidaklah berbentuk rumah indah dengan dekorasi minimalis, taman yang indah, lukisan mahal, perabotan yang cantik dan unik. Bukanlah rumah bercatkan aneka warna dengan dekorasi mahal, rumah yang sangat sederhana. Berselimut dengan kain cinta yang ketika dingin tidak mampu menghadirkan hangat.

Rumah adalah tempat berlabuh dari anggota yang berlayar dalam kehidupan. Ada yang membawa kabar berita indah dan bahagia. Terkadang membawa berita yang tidak sedap dan cerita kecewa. Dalam rumah berlindung banyak penghuni. Ada rumah yang hanya dihunyi oleh sepasang kakek dan nenek yang telah ditinggal oleh anak yang membangun rumah bagi keluarga. Ada rumah yang mesti dihuni oleh beberapa keluarga, anak menantu berbagi dalam ruang yang terbatas.

Di jalan Raden Saleh Cikini, terdapat sebuah rumah dibawah jembatan. Sebuah rumah yang menghadirkan kehagatan sebuah keluarga. Ada kedamaian disana, ada banyak canda dan tawa bersama berbagi lewat aneka tambang sampah yang hanyut di kali. Namun tidak jauh masih dalam komplek Cikini berjejar rumah bagus dengan berbagai ornamen ratusan juta. Namun apa disangka untuk bertamu mesti disapa dulu oleh penjaga berkaki empat.

Rumah cinta mampu memberikan kehangatan emosi bagi jiwa penghuni yang tersapu dinginnya kehidupan diluar. Rumah cinta mampu memberi terapi untuk jiwa yang terkadang tersakiti oleh duri-duri kehidupan. Rumah cinta mampu memberikan kedamaian bagi jiwa yang gundah gulana ketika diombang ambing oleh aneka persoalan kehidupan.

Pertanda bahwa rumah cinta itu ada cukup dengan hal sederhana untuk mengetahuinya saja. Perasaan tenang dan damai kala berada di dalam rumah. Memungkiri perasaan menandakan adanya masalah dalam jiwa. Barangkali kita pernah bertamu kesebuah rumah dan mendapatkan sesuatu yang menjadi ingatan kuat. Ada ketentraman kala bertemu dengan penghuni rumah, ada keakraban kala berbincang dengan penghuni rumah, ada keharmonisan kala bercengkrama dengan penghuni rumah. Ungkapan demi ungkapan keluar dari penghuni rumah cinta bak nyanyian melodi, ada tutur kata santun dan sopan. Inilah pertanda bahwa rumah itu adalah rumah cinta.

Namun, disatu ketika ada rasa gundah dan gelisah kala bertamu di rumah tanpa cinta. Indahnya rumah, bagusnya perabot dan lukisan yang mahal tidak mampu mendustai kata hati dan perasaan bahwa rumah ini gersang dari sentuhan cinta penghuninya. Tiada terasa ungkapan tutur kata sopan apalagi santun, tiada mengena obrolan yang lebih banyak caci maki dan umpatan marah dan kecewa. Tidak menyentuh jiwa karena banyak keasingan antara penghuni rumah.

Menelisik menghadirkan rumah cinta yang menentramkan ada beberapa hal yang menjadi budaya. Hal ini selama pengalaman penulis bertamu dan juga menikmati rumah-rumah cinta, baik dalam perjalanan Menapak Nusantara, maupun sekedar bertamu biasa. Inilah beberapa aktivitas rumah cinta:

1. Ada senyum yang menjadi penghias bibir antara penghuni rumah cinta. Jarang terdengar ungkapan dan ucapan kotor, kasar, jorok apalagi caci maki dan sumpah serapah. Rumah ini menghadirkan rasa dihargai oleh sesama penghuni. Senyum ini hadir kala semua penghuni rumah akan berangkat keluar. Ada kecup mesra seorang istri kepada suami, seorang ibu kepada anak dan juga sebaliknya.

2. Ada kebersamaan di meja makan. Kala siang masing-masing anggota rumah cinta beraktivitas diluar. Namun ketika pagi atau malam hari ada ruang untuk saling berinteraksi dan bercengkrama. Lewat cinta ibu menambah nikmatnya makanan yang sederhana namun menggugah selera.

3. Ada kebersamaan dalam ibadah. Begitu indah terasa kala seorang ayah menjadi imam solat, ada ibu yang mampu mendengarkan dan mengajarkan kitab suci. Rumah inilah melahirkan kesejukan dan kedamaian. Di beberapa rumah cinta yang pernah ada dan disinggahi selalu ada moment bersama dalam ibadah. Di daerah Lombok Timur di tempat seorang sahabat, air mata ini menetes kala seorang ayah dengan tabah dan telaten mengajarkan anak membaca Alqur’an, dimana teringat kala Ayah dan Ibu dulu mengajarkan membaca Alqur’an.

4. Ada aturan bersama yang saling menguatkan. Dimana sesama anggota rumah memiliki kesepakatan yang mengatur beberapa hal, apakah tentang pembagian kerja bersama, atau beberapa aturan tentang memanfaatkan televisi. Aturan ini bukan berlaku dari atas ke bawah, namun muncul dari bawah keatas.

5. Ada suasana pembelajaran dan pertumbuhan. Suasana pembelajaran terlihat dari berbagai aktivitas belajar mengajar yang berlangsung dengan bentuk membantu anak, atau menceritakan sesuatu kisah atau pengalaman. Rumah cinta memiliki ruang untuk dapat menumpahkan kreativitas penghuni, apakah papan putih untuk mencoret-coret, kertas gambar dan juga deretan buku atau majalah yang dikonsumsi bersama. Rumah cinta ini selalu menghadirkan sebuah kebiasaan unik untuk berbelanja buku dan majalah atau koran sebagai penambah pembelajaran.

6. Ada kebiasaan unik. Kebiasaan ini lahir sebagai bentuk kekhasan rumah cinta. Keunikan ini lahir dari interaksi demi interaksi penghuni yang selalu memberi dan menerima. Mengingat hal keunikan ini, terdapat rumah cinta dimana perempuannya hanya satu yakni ibu, sedangkan penghuni lainnya adalah laki-laki yang berjumlah 11 orang. Sebagian telah merantau dan membina rumah tangga. Namun ketika moment pertemuan yang menjadi koki andalan adalah anak-anak.

Ketika belum ada rice milling, maka padi mesti ditumbuk dengan lesung, maka salah satu anak mempunyai tugas untuk menumbuk padi, ada yang bertugas dan mahir untuk memasak, ada yang bertugas dan ahli mencari kayu bakar. Dan masing-masing bekerja dalam satu kerjasama yang indah.

Rumah cinta itu tetap menjadi inspirasi dan kenangan indah bagi kami sekeluarga. Terima kasih kakek, nenek, ayah, ibu, paman dimana kita tetap berinteraksi dalam rumah cinta walau hanya sekali setahun dalam jumpa keluarga besar. Rumah cinta itu berada di Bukik Cakua, Jorong Katinggian, Nagari Sarilamak, 50 Kota Sumatera Barat berada di tepi bukit yang sampai hari ini belum menikmati penerangan dari PLN. Namun disana di Rumah Cinta kami tumbuh bersama.

Paceklik ide menulisa

Terkadang seperti cuaca di Indonesia ada masa hujan dan juga kemarau. Hal ini juga berlaku dalam tulis menulis, dimana terdapat musim tulisan lagi berbuah banyak, baik dari pribadi maupun kelompok. Banyaknya tulisan juga dipengaruhi oleh kondisi sosial politik. Pengaruh media arus utama turut mempengaruhi dinamika tulisan. Namun seiring berlalunya moment sosial politik yang hot, menjadikan tulisan satu persatu gugur dengan bergugurnya para penulis.

Memang amat mengesalkan ketika berada dalam paceklik ide menulis. Seakan seperti sawah yang membutuhkan air untuk sedikit membasahi agar tanaman padi bisa tetap tumbuh. Dalam satu minggu ini tidak ada tulisan mendarat di Kompasiana maupun di blog. Namun ketika kekesalan itu datang ada dua pilihan. Pertama apakah akan tetap berada dalam kekesalan atau kedua. Menjadikan kekesalan sebagai bahan tulisan.

Menulis dengan makanan utama adalah membaca, dengan lauk pauknya adalah analisa dan sedangkan air minumnya adalah diskusi. Dan nikmatnya menulis kalau berada di rumah makan padang atau kafe yang menghadirkan rasa berbeda kala makan di warteg atau kedai kecil tepi rel. Sebuah tulisan lahir dari kemampuan untuk menikmati suasana dan juga makanan yang tersedia.

Menulis ketika paceklik ide memberikan rasa berbeda dan kenikmatan tertentu. Untuk beberapa yang telah mendarah daging paceklik ide adalah nutrisi untuk menulis. Namun bagi pemula ini adalah moment ujian apakah akan tetap menulis atau malah berhenti menulis untuk selamanya.

Kemudian bagaimana mesti keluar dari paceklik menulis. Ada beberapa tips untuk dapat bertahan di kemarau ide menulis.

Pertama. Milikilah sebuah serial tulisan. Hal ini menjadikan musim kemaru menulis mempunyai stok tulisan. Tulisan ini adalah stok dari serial tulisan tentang dunia tulis menulis dan aneka ragam aksesoris dunia tulis menulis.

Kedua. Membaca kembali tulisan terdahulu. Manfaat membaca ulang tulisan terdahulu adalah melihat kembali beberapa tulisan yang terkadang butuh tambahan catatan, atau penambahan prespektif. Disisi lain manfaat membaca ulang beberapa tulisan yakni membuat sebuah kombinasi tulisan dari sisi yang berbeda.

Ketiga. Mengurai emosi dengan mendatangi tempat-tempat indah dalam hidup. Dengan mendatangi tempat-tempat ini menjadikan banyak kenangan untuk ditulis ulang. Tulisan ini lahir dari tempat kenangan salah satu dari Rumah Cinta. Tempat ini berada di Jorong Bingkudu Nagari Canduang Koto Laweh Kec. Canduang Kab. Agam Sumatera Barat dan berada di Dada Gunung Merapi. Kenangan indah ini bernama “Nagari Di atas Bawah”.

Racikan Bumbu menulis

Dunia menyusun aksara dan merangkai kata membius banyak kalangan, dari pekerja dalam dunia aksara dan informasi yakni wartawan, dari orang biasa yang sekarang disebut jurnalis masyarakat mampu menekuni menyusun akasara dan merangkai kata.

Ada karya indah bernama puisi, dengan kata yang padat berisi dan seksi. Ada karya ilmiah bernama paper, skripsi, tesis dan jurnal dengan kata yang membuat kepala padat dalam mencerna. Ada karya inspiratif bernama cerita, pengalaman dengan kata mengalir indah seperti air sungai yang mengalir. Ada karya sampah dengan kata yang tidak memenuhi etika dan standar moral dan berbagai label karya yang hadir dari menyusun aksara dan merangkai kata.

Bagi pemula akan melalui sebuah goncangan kala memulai menyusun aksara dan merangkai kata. Ia berbeda dengan mengumbar kata demi kata yang keluar dari lidah berumah gigi kuat sebagai singgasana. Namun masih ada celah para penulis berkata. Susunlah aksara dan rangkailah kata seperti berbicara. Goncangan ini memberikan sensasi berupa, rasa percaya diri belum mampu menghasilkan rangkaian aksara indah menari gemulai. Rasa takut karena belum mau di komentari, dikritisi kala merangkai kata laksana ombak besar yang selalu datang menghampiri pasir. Rasa senang masih mau menikmati hasil racikan bumbu angka dan aksara dengan tertawa sendiri atau sering menghasilkan hujan lokal di bukit pipi.

Itu semua berlalu ketika dua dan tiga langkah berikutnya telah tegap berdiri dan akan berlari, seperti anak kecil belajar berjalan dan ia tidak takut untuk berlari. Terkadang mesti kaki dilumuri obat pembunuh kuman dan sepotong perban. Namun ia tetap akan berdiri dan berlari, ada kesenangan, kebahagian, kepuasan apalagi di semangi oleh orang tersayang yang selalu memberi cinta kasih tiada bertepi.

Menulis seperti membuat sebuah bumbu masakan. Mencampur berbagai jenis tumbuhan, ada aroma pedas, wangi, lengit dan pahit. Mengulek dan mencampur kemudian mesti dipanasi baru menjadi sebuah masakan enak tersaji di lidah yang selalu tidak menolak kala di beri. Menulis mempunyai resep yang diramu dari berbagai bumbu-bumbu yang berasal dari olahan dapur sendiri dan dibagi-bagi untuk coba di cicipi semoga lidah tidak mendustai.

Merasakan, Meresapi, Melihat, Mendengar

Merangkai aksara dan menyusun kata memiliki bumbu rasa. Dimana ia akan memberikan rasa, mulai dari pahit, manis, asin, sepet, pahit, kelat. Merasakan ada sesuatu yang terasa apakah itu pahit kala di caci maki, manis kala dipuji, kelat kala di khianati, sepet kala dibelakangi, kelat kala dipreteli. Merangkai aksara mesti merasakan berbagai hal yang terjadi. Dari merasakan lahirlah tulisan tentang resep makanan dan minuman sehat, mewah dan unik.

Berbagai kejadian terbentang lewat saluran informasi. Ada berita yang membuat derai air mata karena sedih dan empati. Ada tawa dan karena berita humor dan bahagia. Ada berita yang melahirkan kemarahan kala melihat kejanggalan perilaku pemimpin. Meresapi seperti air yang mengalir di punggung bukit membentuk kanal-kanal kecil.

Merasakan dan meresapi di bantu oleh kemampuan melihat dan mendengar maka lahirlah tulisan sayur asam. Kala mendengar lebih banyak dari pada melihat ia kekurangan garam. Kelebihan melihat dari pada mendengar maka ia kelebihan garam.

Elaborasi.

Rangkaian aksara dan susunan kata adalah hasil elaborasi yang lahir dari guncangan emosi, ledakan pemikiran dan dorongan nurani. Disinilah bagaimana masakan tulisan lewat bumbu-bumbu mampu mengurai air mata siapapun seperti air terjun setelah hujan. Disinilah lahir ledakan pemikiran baru menggerakkan orang untuk berbuat sesuatu sampai dengan memberikan uang dalam saku dan bank yang masih dalam deposito. Disinilah tulisan menjadikan seseorang menciptakan sejarah dan membelokkan sejarah kala racikan masakan tulisan mendorong nuraninya berkata.

Narasikan.

Mengalirlah sebagai mana air mengalir, dari mata air di pengunungan mengalir diantara sela-sela dedaunan kering. Kemudian membentuk kanal-kanal kecil berserta beberapa ekor ikan kecil yang terus berkejaran menuju hilir. Dengan terus mengalir terkadang mesti jatuh ke dalam juram tinggi dan menghasilkan cekukan dan pemandangan indah bernama air terjun. Memang mendebarkan mesti jatuh dari tempat ketinggian dan menghempas di bebatuan cadas, namun tidak menyusahkan malah menjadi keasyikan menciptakan pelangi kala diterpa sinar mentari pagi dan sore hari. Tetap dan terus mengalir menuju perkampungan bertemu dengan aneka sampah dan kotoran dari hasil sisa kehidupan manusia kurang pengajaran dari iman yang bertanda menjaga kebersihan. Dilautan bertemu saudara berbeda suku, namun tetap berpadu walau tidak bersatu.

Urutkan.

Ada yang mampu memberikan urutan seperti abjat A sampai Z, atau mengurutkan melahirkan teka teki yang sulit terjawab. Berbagai kejadian yang dirangkum dalam kalimat membutuhkan sebuah urutan peristiwa. Inilah kekuatan reportase kejadian. Ketika salah urutkan maka keseleo jadi pilihan dan sakit di bawa berjalan di sela-sela mata yang mulai lelah terpejam karena melotot komputer seharian nangkring di kompasiana kesayangan.

Lihat dari sisi berbeda.

Jangan lihat jeleknya bentuk lengkuas kala masih berbaju tanah. Namun lihatlah aroma tercipta kala ia berendam dalam air santan kelapa. Melihat dari sisi berbeda akan suatu peritiwa memberikan kekayaan tersendiri dari sudut pandang yang acap kali dan mesti berbeda. Siapa mampu melihat dari banyak sisi berbeda maka ia mampu membuat banyak kata dengan tanpa mau orang jeda membaca apa saja yang tertera. Karena ia membuka sisi berbeda dari sebuah peristiwa.

Imbuhkan sesuatu pernyataan.

Imbuhan ini yang menambah enaknya masakan kata dengan daun salam banyak guna dan manfaat yang masih dicari para peneliti utama. Pernyataan ini dapat di berikan di awal kala menulis aksara dari tokoh idola atau penggalan kata yang sesuai dengan tema masakan kata berbumbu aksara. Atau menjadi menu penutup sebelum pergi menutup kata-kata.

Sematkanlah sedikit bumbu rahasia.

Disinilah bagian sedikit yang kita punya dan orang lain berhak tahu sedikit pula. Maaf ini rahasia dapur kita.

Liriklah masakan tetanga

dengan racikan bumbu aksara yang melahirkan masakan berbeda. Tidak ada salahnya melirik tanpa mesti bertanya. Atau mungkin dengan sedikit cara, pujilah masakannya maka bumbunya akan terasa, atau kritiklah maka semua akan tahu bagaimana mengalah masakan dari berbagai bumbu kata. Dan terbaik adalah cantumkan resep dari tetangga menguatkan kenikmatan masakan dari bumbu kata-kata sendiri maka sang tetanga akan sengan hati, percayalah.

Amati sekali lagi

Sudahkah kita mencicipi sedikit dari rasa masakan kata dan bubu aksara. Barangkali masih terasa kurang garam dari melihat berita atau kelebihan garam mendegar informasi yang tidak terpuji. Karena kala telah terhidang di hadapan pembaca maka ia menjadi berita, informasi dan juga tambahan bumbu masakan kata-kata yang dihidangkan kembali. Apalagi penikmat warga kompasiana.

Hadiah

Berilah hadiah kepada diri sendiri kala telah selesai meracik bumbu aksara menjadi masakan kata-kata yang menjadikan orang tersenyum bahagia. Atau hadikanlah kepada orang yang mencintai dan menyanyangi dengan sepenuh hati.

Semoga racikan dari masakan aksara ini menjadikan makanan yang selalu digemari dan juga enak dinikmati, mana tahu telah dikibuli dengan narasi dan aroma ungkapan menggugah perut lapar karena nasi belum menghampiri menyapa lambung yang terus berteriak, namun mata tak mau berhenti mempelototi tulisan ini. Terima kasih

Dahsyatnya kaki lima

Kenapa anda takut berbisnis? barangkali pertanyaan tersebut pernah terlontar dari teman-teman yang menawarkan ikut dalam berbisnis. Ada banyak jawaban yang keluar diantaranya. Ketakutan gagal, belum mempunyai kemampuan untuk berbisnis dan saya orangnya tidak berbakat, tidak seperti orang minang dan juga bugis/ makassar.

Rasulullah dalam sebuah hadist menyampaikan bahwa sembilan dari pintu rizki adalah perdagangan. Sering memulai bisnis kebanyakan mentok di modal. Sebenarnya tidak, sering memulai bisnis dari persepsi dan ide.

Persepsi adalah cara pandang kita terhadap sesuatu. Seperti ketika membeli sayuran di tukang sayur keliling. Persepsi pembeli adalah sayuran ini bagus dan masih segar dengan harga sekian dan itu mesti di dapat dari menawar kepada pedagang. Sedangkan pedagang berpesepsi jika pembeli ini tertarik dan dijual dengan harga sekian maka saya mendapatkan keuntungan sekian rupiah, kemudian menawarkan kembali dagangan yang lain. Berbeda lagi dengan penanam sayur dimana ia melihat bagusnya tumbuh sayuran akan membuat panen lebih banyak dan uangpun akan masuk kekantong.

Bisnis kaki lima adalah bisnis yang menarik sekaligus dahsyat. Pembelajaran bagaimana menawarkan, menjajakan, bertahan dan juga melakukan analisa pasar. Dalam beberapa majalah tentang bisnis banyak mengupas bisnis kaki lima yang hanya membutuhkan modal sedikit. Dari pengalaman saya berbisnis kaki lima, ada yang tidak usah memiliki modal besar berbentuk uang. Hanya membutuhkan keberanian untuk menawarkan kepada konsumen dan siapapun orangnya.

Beberapa hal utama pembelajaran dari pedagang kaki lima:

1. Keberanian. Inilah kaki pertama, bagaimana berani untuk melanggar pakem-pakem bisnis yang telah mapan. Menawarkan barang dangangan. Berani bermain dengan aturan, dimana tidak boleh berdagang maka ia mampu berdagang. Untuk memulai usaha di kaki lima adalah keberanian untuk mencoba, selama ini kita hanya menjadi konsumen dan memulailah menjadi distributor

2. Keuletan. Bertahan dengan perputaran usaha yang terkadang surut dan terkadang naik. Berbisnis kaki lima membutuhkan keuletan. Ketika cuaca tidak mendukung maka mesti cepat untuk menyelamatkan barang dagangan. Inilah pembelajaran ketika saya berdagang kaki lima dan sekarang masih sekali-kali menjadi pebisnis kaki lima, yakni menjual Rendang Telor “SEHAT-I” dan kerupuk kamang di Universitas Indonesia atau Istora Senayan dengan tema “Sepeda untuk Bisnis”

3. Kejelian. Berdagang kaki lima mesti melihat peluang demi peluang. Banyak ragam usaha berada dalam pasar atau di tempat keramaian. Lihat peluang usaha yang sedang naik daun, atau sedikit pesaing.

4. Kebersamaan. Perjuangan berbisnis di kaki lima membutuhkan kebersamaan antara pedagang. Lawan utama pedagang kaki lima adalah tramtib, keamanan dan juga premanisme. Dibutuhkan rasa senasib dan sepenanggungan untuk tetap bisa berbisnis.

5.Kekuatan. Inilah pilar terakhir ketika mencoba bisnis di kaki lima. Mesti mempunyai kekuatan pemikiran untuk mengembangkan usaha, kekuatan emosi untuk bertahan dan kekuatan otot jika suatu saat diperlukan dalam hal-hal tertentu.

Bagi yang akan memulai sebuah bisnis besar, ada banyak pembelajaran terbaik ketika mencoba berbisnis di kaki lima. Dengan tidak menafikan bahwa berbisnis online itu tetap memiliki kurikulum untuk pengusaha. Temukan saya hari minggu esok menjadi pebisnis kaki lima di Universitas Indonesia.

Semoga bermanfaat bagi anda yang ingin memulai berbisnis. Ingin berbisnis silahkan kontak saya.

SEHAT-I

Seekor kupu-kupu terlahir indah mempesona. Bermula dari sebuah siklus yang saling terkait satu sama lain. Dimulai dari fase ulat yang memakan banyak dedaunan dan juga beraneka bunga. Kemudian mengalami masa metamorfosis bernama kepompong. Dalam masa kepompong terjadi sebuah dinamika dinamis menuju sebuah bentuk keberartian. Diakhir masa menjadi kupu-kupu muda yang membutuhkan sebuah perjuangan untuk dapat mengepakkan sayab dan mengitari taman penuh bunga yang indah.

Begitu juga dengan tumbuhnya sebuah pohon yang mesti mengalami masa memasuki lumpur untuk dapat menumbuhkan akar pertama yang akan menghunjam kedalam tanah. Melahirkan dua daun kecil yang menyeruak melawan gravitasi mengejar matahari terbit. Tumbuh dan berkembang yang kemudian menjadi pohon yang berbunga indah dan berbuah manis.

Dalam sebuah fase membangun usaha juga terdapat masa-masa yang membutuhkan perhatian. Ketika satu fase terlalaikan maka fase selanjutnya akan terganggu pertumbuhannya. Untuk menjadikan sebuah usaha bukan sekedar mengerjar laba, namun banyak sisi lain yang mampu menjadi pilar terbaik untuk bertahan hidup dalam kerjasama kehidupan.

SEHAT-I sebagai sebuah identitas merek/brand lahir untuk menjadi sebuah pilar kokoh yang tumbuh dan berkembang kedepan, semoga, amien. Maka dengan menumbuhkembangkan usaha dibawah SEHAT-I inilah jarang untuk dapat berbagi dengan temann-teman kompasiana.

Pilar SEHAT-I merupakan akronim dari Sharing (berbagi), Enpowering (permberdayaan), Healty (Kesehatan), Amanah (akuntabilitas & transparansi), Tawakkal (Kepasrahaan) dan Ihsan (penyempurnaan berkelanjutan.

Sharing (berbagi) adalah pilar pertama usaha yang berpijakan kepada, berbagi pasar untuk produk-produk di bawah label SEHAT-I grub. Kemudian berbagi keuntungan, alhamdulillah ini telah menjadi kebijakan manajemen untuk menyisihkan 2,5% dari setiap transaksi untuk dijadikan modal ventura zakat bagi yang mau berusaha dan tidak memiliki modal kapital. Pada tahap selanjutnya akan dijadikan modal ventura untuk para pengusaha muda yang memiliki semangat untuk berzakat.

Enpowering (pembedayaan) adalah pilar dinama setiap mitra usaha, re-seller, mitra produksi merupakan usaha menumbuhkembangkan usaha mikro dan kecil. Pemberdayaan ini meliputi aspek teknis produksi, pemasaran dan juga keuangan yang ditopang dari modal ventura zakat dari berbagai unit usaha. Untuk tahap awal masih pada produk Rendang Telur SEHAT-I dan SEHAT-I Karupuak kamang.

Healty (kesehatan) adalah pilar dimana standar kesehatan produk menjadi sebuah identitas produk. Kesehatan ini memiliki 4 pilar bagi mitra usaha, re-seller, mitra produksi, sumber daya manusia. Pertama adalah kesehatan aqidah. Dimana setiap gerak langkah dalam hidup adalah bentuk pengabdian kepada Sang Pencipta. Kedua kesehatan ekonomi finansial dengan indikator adalah telepas dari jeritan rentenir dan juga kredit tanpa akaq syariah. Ketiga adalah kesehatan jasmani yang diopang oleh menjadi bagian grub SEHAT-I di penjualan beberapa produk herba, berupa madu dan propolis dan terakhir adalah kesehatan sosial masyarakat, dimana usaha ini bukan sebuah beban namun menjadi solusi bersama.

Amanah (akuntabilatas & transparansi) adalah pilar yang terlahir dari sifat shiddiq yang terimplentasi dalam sistem usaha berbasis bagi hasil, baik bagi karyawan, pemilik modal dan juga pengelola. Amanah ini menciptakan usaha yang sehat dan tidak ada saling menzhalami satu sama lain.

Tawakkal (kepasrahaan) pilar ini menjadikan setiap gerak usaha memaksimalkan ikhtiar manusiawi dan kemudian menyerahkan hasil terbaik menurut kehendak Sang Pencipta. Kepasrahan ini melahirkan sikap bisnis yang berada dalam koridor syariah.

Ihsan (Penyempurnaan berkelanjutan) adalah pilar terakhir yang memberikan sikap terus melakukan perbaikan demi perbaikan lewat saran dan kritik dari pelanggan, stake holder dan mitra usaha. Ihsan melahirkan sebuah siklus tanpa henti untuk memberikan yang terbaik.

Inilah landasan usaha dibawah mereka SEHAT-I, berupa: Rendang Telur, Daging, Runtiah, Karupuak Kamang, dan kuliner lainnya. Begitu juga dalam bisnis jaringan dan kemitraan dengan aliansi strategis dimana mengacu kepada SEHAT-I (Sharing, Empowering, Healthy, Amanah, Tawakkal, Ihsan).

Terima kasih kepada Pelanggan kami, mitra usaha, re-seller dan juga keluarga atas do’a, dorongan dan komitmen mewujudkan sesuatu yang bermanfaat bagi sesama dan menjadi amal karya prestatis produktif di hadapan Yang Maha Pengasih langi Maha Penyayang, amieen.

Bersahabat dengan ketakutan

Kisah ini adalah kisah populer dalam beberapa buku motivasi, juga para sering disampaikan oleh para trainer dalam ruang training. Kisah ini adalah kisah seseorang diminta menyebrangi selembar papan dari tepi jurang ke tepi jurang yang lainnya. Tiupan angin yang menyapa sekan memberikan dorongan yang terasa menjatuhkan. Gerak gerik pohon seakan menjadi sapaan bahwa menyebrangi hal tersebut merupakan kesia-siaan, lebih baik jangan dilakukan.

Muncul sebuah sikap mental keragu-raguan, apakah bisa menyebrangi tau tidak. Namun keputusan itu akan berbeda ketika di seberang jurang terdapat orang yang dicintai. Seekor ular kobra sedang bergerak untuk mematuk. Tindakan apa yang akan diambil. Dari berbagai jawaban maka sikap dan keputusan yang diambil adalah melewati selembar papan di jurang untuk menyelamatkan orang yang dicintai.

Dalam berbisnis, maupun kehidupan apapun kita akan berhadapan dan selalu bertemu dengan ketakutan. Takut adalah sesuatu alamiah. Rasa takut adalah bagian tiada terpisah dari hidup. Berbagai bisnis lahir dari sebuah rasa takut. Takut tidak sehat melahirkan bisnis rumah sakit, dokter, perawat, obat-obatan, herbal dan juga klinik-klinik untuk orang tidak diserang rasa takut bernama sakit.

Berbisnis adalah sebuah sikap mental yang bersahabat dengan rasa takut. Ketika rasa takut hadir maka sikap kita adalah. Pertama. Kenali rasa takut. Seperti. Ketika saya menjual produk saya maka rasa takut saya adalah penolakan. Rasa takut saya adalah tidak ada yang membeli. Kejujuran ini merupakan modal utama untuk bersahabat dengan ketakutan. Kedua. Menyatakan rasa takut. Hal ini berguna untuk menjelaskan secara rinci tentang yang kita takuti. Ibara meminum air kita mengenal apakah air yang kita tidak inginkan adalah air got, sungai atau air minuman yang mempunyai pewarna. Begitu juga dengan ketakutan yang kita hadapi. Sering terlontar kata saya takut untuk berbisnis. Pada tahap ini kita telah mengunci seluruh pintu masuk untuk berusaha. Maka langkah selanjutnya adalah melihat sisi lain dari rasa takut. seperti ketika saya mencoba menawarkan produk ini maka saya mendapatkan teman baru, kenalan baru. Sikap ini bermanfaat untuk melakukan keseimbangan mental untuk tetap optimis.

Banyak rasa takut berawal dari sebuah imajinasi yang berkelebat yang menjadi sugesti. Ada sedikit hal yang sering membuat orang takut adalah kata jangan. Hampir setiap orang tua sering menyatakan kepada anaknya jangan ini, jangan itu. Hal ini membentuk cara pikir dihantui ketakutan untuk berbuat sesuatu hal.

Kemudian bagaimana bisa bersahabat dengan rasa takut dan menjadikan sebuah kekuatan untuk menjadi pebisnis handal dan sukses.

Pertama. Ketakutan adalah senjata terbaik untuk melindungi diri dari tindakan bodoh. Tindakan bodoh adalah tindakan yang diambil dimana tindakan tersebut membawa keburukan dalam kehidupan. Tindakan bodoh adalah tindakan yang tidak diambil dimana tindakan tersebut membawa kepada kebaikan dalam hidup.

Kedua. Ketakutan adalah penyeimbang kehidupan dari keberanian yang tidak proporsional. Sering kali keberanian yang tidak pada tempatnya membawa kepada berbagai problematika yang membut benang kusut tambah kusut.

Ketiga. Ketakutan adalah peluru untuk menciptakan banyak ide, produk dan jasa. Seperti ketakutan tidak mempunyai rumah dan tempat tinggal, maka muncullah ide untuk membuat rumah dengan model A, B dan C.

Keempat. Ketakutan terbesar dalam hidup adalah menjadi pribadi yang tidak bermanfaat. Lahir dan besar hanya membawa kemudaratan. Membiarkan diri berada dalam kungkungan keburukan dan hidup menjadi penyesalan banyak orang.

Bersahabat dengan rasa takut menjadikan berbisnis lebih bermakna, bermanfaat. Semoga bermanfaat.

Nikamati rasa takut tidak mencoba kuliner Rendang Telur SEHAT-I dari payakumbuh Sumatera Barat, yang tidak menemani makan siang, malam Anda.