Minggu, Maret 20, 2011

Belajar dari Sebatang Padi

Hamparan hijau kebiru-biruan membentang indah menyejukkan mata. Seakan mata tidak dapat dipejamkan karena takut ketika dipejamkan maka keindahan itu berlalu. warna kehijauan itu bergerak perlahan kala hembusan angin membelai lembut. Satu dua burung nampak terbang rendah seakan ikut menikmati keindahan hamparan hijau nan kebiruan. Inilah hamparan pemandangan sawah kala padi berbaris rapi mewartakan keindahan mereka satu persatu kepada mata yang memandang.

Di sela tanaman padi yang berbaris rapi terlihat seorang petani dengan cangkul mengayun perlahan membuat aliran air. Telah tiba masanya untuk pengeringan sawah karena beberapa hari lagi padi akan mengeluarkan buah di ujung tangkai yang bergerak menari bak kelompok penari ballet.

Sebatang padi yang tumbuh bersama batang-batang lainnya seakan bercerita dan berkisah tentang beberapa hal. Cerita ini selalu hadir ketika bertemu dalam setiap kesempatan melihat hamparan hijau nan indah. Kisah ini semoga bisa menjadi pembelajaran dalam mengarungi kehidupan yang selalu tidak lepas dari berbagai kesulitan dan derita.

Hiduplah menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.

Hijaunya dedaunan padi merupakan persiapan matang untuk menghasilkan beberapa biji bernama padi. Ada rangkaian proses yang panjang untuk dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Sebelum menghasilkan sesuatu bermanfaat, rangkaian pekerjaan tersebut terus memberikan manfaat, apakah untuk memberikan semangat bagi petani untuk terus bersyukur dan memberikan perhatian. Memberikan manfaat pemandangan indah bagi orang yang melihat. Memberikan rumah bagi beberapa hewan untuk dapat tumbuh berkembang.

Hiduplah dan jangan merasa tinggi.

Beras yang berasal dari bernas padi tidak akan mengadahkan diri menyombongkan diri kepada siapapun. Dengan bernas yang terus bertambah ia selalu mampu proposional memperlihatkan keunggulannya. Tidak tertunduk rendah diri, namun mampu menempatkan secara baik. Lewat penempatan proposional inilah diketahui bahwa padi telah memasuki masa pemanenan.

Hiduplah untuk memberikan yang terbaik.

Pada awalnya sebatang padi tumbuh bersama di sebuah tempat pembibitan. Kemudian mesti berpisah dengan teman-teman sepermainan dalam petakan ketempat yang asing dan jauh. Perpindahan inilah yang menjadi cambuk untuk tetap tumbuh dan berkembang menghasilkan yang terbaik. Lewat akar menghunjam ke dalam bumi mengurai mineral dan nutrisi bagi keberlangsungan batang, daun dan buah.

Tetap tumbuh kembali, mesti di babat.

Selama akar masih berada dalam tanah, dan batang masih ada maka tumbuh adalah sebuah kemestian dalam hidup. Terkadang mesti tidak mempunyai daun kala kerbau memakan daun yang menghijau. Namun lihatlah esok hari, daun-daun baru kembali tumbuh dan berkembang menyongsong matahari terbit. Bagitupun kala telah di panen oleh petani, kami akan tetap tumbuh dan berbuah kembali dengan hasil yang tidak kalah mengecewakan.

Mampu menyembunyikan sesuatu yang belum saatnya di keluarkan.

Buah yang belum masanya keluar disembunyikan dalam perut batang. Ia mesti berada dalam rahim perut batang menunggu saat yang tepat untuk keluar menjadi buah padi. Janganlah terlalu mudah terbuai oleh popularitas dan juga pujian dan decak kagum terhadap proses yang sedang berlangsung. Belajar dari akar yang akan tetap setia berada dalam tanah tanpa ingin dapat pujian, namun cukuplah hijaunya daun dan kuatnya batang menjadi bukti.

Hiduplah Fleksibel mengikuti dinamika kehidupan tanpa kehilangan prinsip.

Belaian angin yang selalu datang menyapa, kadangkala rintik hujan yang lebat membasahi daun. Terkadang direndam banjir. Namun tetaplah pada pendirian dimana prinsip-prinsip tidak terlepas dari kehidupan. Bergeraklah seiring belaian angin pagi dan sore untuk memperindah dan menguatkan batang kehidupan, namun jangan tercerabut dari akar yang kokoh di dalam tanah.

Hiduplah untuk dapat memberikan rumah bagi yang lain.

Tidak selamanya hidup bisa berdiri sendiri. Belalang, burung, sipasin, capung dan berbagai jenis binatang lain hidup berdampingan selama belum merusak. Ada bagian-bagian yang tidak selamanya milik bagi petani. Hidup berdampingan secara baik memberikan keuntungan timbal balik yang sangat menguntungkan.

Perlahan hamparan hijau kebiru-biruan berlalu dalam perjalanan yang telah menyapa dengan beberapa pembelajaran. Terima kasih kepada petani yang selalu disapa senyum indahnya tarian sang padi dan ia bercerita banyak hal tentang kebaikan dalam hidup. Lewat hijauan inilah sebagian masyarakat dapat mengganjal perut apakah mulai dari presiden menjaga citra sampai pemulung memunggut citra.

Semoga sebatang padi masih suka memberi pembelajaran berarti untuk kita yang terkadang lupa pada diri.

Tidak ada komentar: