Jumat, Desember 17, 2010

Rumus Sukses

Semoga tulisan sederhana ini bermanfaat bagi kita semua:

Sukses = Do’a + Berbagi + Kerja Cerdas + Kerja Sama

Sukses dimulai dari do’a yang kita ucapkan, harapkan setiap saat dan waktu. Berdo’a memberikan energi dari Allah Swt untuk hambanya. Hadist Rasulullah menyatakan bahwa do’a adalah senjata kaum muslim. Mari kita berdo’a untuk kesuksesan dunia akhirat.

Mari capai kesuksesan dengan berbagi bagi sesama. Dengan menyisihkan sebagian keuntungan bagi kaum yang kurang beruntung. Membantu dengan ilmu, usaha, dan juga apa yang bisa kita bantu sesama. Tiada yang miskin dengan berbagi.

Kerja Cerdas. Setiap usaha membutuhkan perbaikan demi perbaikan untuk hasil yang lebih baik. Bagaimana melayani pelanggan, pengembangan usaha, peningkatan pendapatan dan juga ilmu lainnya untuk peningkatan usaha.

Kerja sama. Untuk sukses dalam kehidupan setelah kita berdoa, berbagi dengan sesama. Bekerja cerdas maka kerjasama mutlak. Dengan kerjasama banyak hal yang bisa dimaksimalkan dan menghasilkan karya-karya terbaik

Kamis, November 18, 2010

Harmoni nada kehidupan

Musik adalah bahasa universal. Mampu menghubungkan banyak perbedaan yang dilatar belakangi oleh suku, budaya, ras, pendidikan dan warna kulit. Dalam alunan musik yang kita dengar dan nikmati terdapat nada-nada yang saling bersinergi satu sama lain. Masing-masing nada memiliki keunikan yang mengisi ruang keunikan nada lain.

Mendengarkan musik kala menulis adalah bagian yang dapat mengalirkan kata-kata lebih baik. Lewat gesekan biola, piano, gitar, drum dari musik kitaro kita akan dibawa ke suasana penuh cinta dan harmoni. Lain lagi ketika masuk dalam harmoni nada mozard dan bethoveen yang menghadirkan sensasi berbeda. Tiap-tiap kita memiliki musik pilihan sesuai dengan karakter dan tempat dibesarkan.
Untuk Indonesia, khazanah musik bertebaran pada setiap suku dan etnis. Untuk suku Minangkabau yang terkenal dengan Saluang. Berasal dari sebuah bambu dengan empat lubang pengatur nada. Dengan teknik peniupan yang berbeda dari seruling ia mampu mengeluarkan bunyi dari ritme sedih sampai rimte cepat. Mungkin kita ingat kala bencana 30 September 2009 di sumatera barat. Salah satu stasiun berita nasional yakni Metro Tv menjadikan sebuah lagu saluang sebagia ilustrasi dalam memberikan laporan tentang bencana gempa Sumatera Barat.

Menciptakan harmoni nada dalam kehidupan untuk dapat melahirkan lagu yang indah adalah sebuah kebutuhan. Kala tidak tercipta harmoni maka kehidupan akan bergerak kaku dan keras. Kehidupan menjadi gersang, kering dan melelahkan. Untuk dapat menciptakan harmoni nada kehidupan terdapat beberapa tangga nada dasar yang kita susun menjadi:

Tangga nada Do

Inilah awal menyusun nada kehidupan bernama Do’a. Do’a adalah bentuk harapan dalam menjalankan berbagai aktivitas kehidupan. Dari untaian do’a kita menyusun langkah-langkah dalam kehidupan. Lewat do’alah kita melukiskan visi hidup, lewat do’a kita menata harapan-harapan ke depan. Lewat rangkaian tangga nada do’a-do’a tercipta harmoni saling menguatkan, memberikan perhatian, membantu sesama dengan untaian harapan.

Lewat nada do’a nabi Yunus diampuni oleh Allah Swt atas kekhilafan meninggalkan ummat yang menjadi tanggungjawab membawa kepada kebenaran. Lewat nada do’a nabi Adam meminta ampunan atas kekhilafan melanggar perintah Allah untuk menjauh dari pohon khuldi.

Lewat nada do’a Ibu dan Ayah yang terus berdendang setiap saat dan waktu tertentu kita mampu menjalani kehidupan dengan segala macam problematika dan permasalahan yang selalu mengiringi. Lewat do’a Ibu mampu menembus langit yang menjadikan Malin Kundang menjadi batu ketika ia durhaka kepada ibunya sendiri. Lewat do’a anak seorang ibu dan ayah mampu mengubah batu keras menjadi permata, pekerjaan berat terasa ringan.

Lewat do’a satu demi satu harapan itu terealisasi. Sudahkan kita berdo’a dan mendo’akan untuk kebaikan orang yang kita cintai hari ini?

Tangga nada Re

Dari harapan lewat do’a yang telah disampaikan, maka selanjutnya menciptakan harmoni nada kehidupan adalah Rencanakan aktivitas kegiatan untuk mewujudkan do’a. Lewat rangkaian aktivitaslah do’a-do’a mendapatkan wujud rupa. Tanpa aktivitas sebuah do’a ada harapan yang terus menggantung di langit dan tidak pernah membumi.

Seperti do’a menjadi penulis hebat, tanpa ada rencana aktivitas menulis maka tidak akan terwujud menjadi penulis hebat. Atau seperti do’a mendapatkan usaha yang baik, tanpa pernah merencakan aktivitas mencari jenis usaha apa yang sesuai dengan kebutuhan banyak orang.

Satu do’a membutuhkan banyak rangkaian aktivitas kegiataan. Seperti do’a terbesit dalam hati untuk menulis satu tulisan hari ini yang dipasang tadi pagi. Aktivitas selanjutnya adalah membaca bahan yang tersedia dalam hati, pikiran, koran, buku. Kemudian menganalisa dan baru kemudian menulis dengan menyusun satu persatu huruf yang menjadi kata. Lewat rangkaian kata menjadi kalimat. Kalimat demi kalimat terciptalah paragrah dan menjadi sebuah tulisan.

Sudahkah kita rencanakan aktivitas dari do’a-do’a kita mulai hari ini?

Tangga nada Mi

Kala aktivitas mewujudkan do’a terkadang kita mengalami pasang surut. Dengan tantangan yang terkadang diluar rencana yang telah disusun, suasana down, kecewa, sedih adalah hal yang tidak dapat dihindari. Disinilah peranan tangga nada Milikilah motivasi mengambil peranan. Motivasi menjadi daya ungkit untuk dapat kembali pasang naik dalam melakukan rangkaian aktivitas mewujudkan do’a.
Memiliki motivasi dapat berasal dari aspek dalam diri sendiri dan dari luar diri. Kekautan motivasi terbaik adalah dalam diri sendiri. Daya dobrak motivasi melekat dengan unsur spiritual, emosional dan intelektual.

Unsur spiritual menjadikan motivasi memiliki kelekatan terhadap aktualisasi kebahagiaan kala melakukan aktivitas rutinitas mewujudkan do’a. Unsur emosional menjadikan motivasi memiliki rasa senang dalam melakukan berbagai aktivitas dan unsur intelektual memberikan alasan logis dan masuk akal.
Sudahkan miliki motivasi yang menguatkan menyusun harmoni nada kehidupan?

Tangga nada Fa

Ketika motivasi telah melekat dalam aktivitas dan menjadi oase di padang pasir kekeringan, maka selanjutnya dalam mewujudkan harmoni nada kehidupan adalah fasilitas. Mengenali beragam fasilitas yang dapat membantu semua rencana aktiviatas.

Seperti do’a untuk menulis sebuah tulisan, maka kita membutuhkan fasilitas bernama pensil, pulpen dan secarik kertas. Atau barangkali kita membutuhkan komputer atau laptop yang tersambung langsung dengan dunia maya. Mengenali fasilitas dapat dilihat dari aspek efektifitas dan efisiensi penggunaan. Ketika tidak ada aliran listrik untuk menghidupkan laptop maka fasilitas kertas dan pulpen telah dapt menjadi fasilitas untuk menulis.

Dalam sejarah telah terbukti bahwa bukan kelimpahan fasilitas orang dapat mewujudkan do’a. Namun memaksimalkan fasilitas yang ada dan menciptkan fasilitaslah yang mampu mewujudkan do’a dalam aktivitas yang berat.

Sudahkah kita memanfaatkan fasilitas yang ada dalam diri dan di sekeliling kita dengan maksimal?

Tangga nada So

Inilah ruang spiritual untuk mewujudkan harmoni kehidupan. Rasulullah Saw mengalami guncangan hebat dengan meninggalnya istri tercinta Khadijah dan kakek yang menjadi pembela kala menyebarkan Islam di tanah Makkah.

Peristiwa ini bernama dengan Isra’ dan mi’raj. Peristiwa besar menjemput ibadah solat. Kala hidup kehilangan harmoni maka lihatlah kembali solat-solat yang kita kerjakan. Apakah telah sesuai dengan rukun dan syarat atau barangkali sering tercecer dalam kehidupan.

Mari kita lihat kembali solat-solat kita apakah telah harmoni sesuai dengan waktu yang indah penempatannya dalam ritme kehidupan kita melakukan aktivitas do’a yang kita munajatkan?

Tangga nada La

Memasuki harmoni nada kehidupan tangga nada Lapangkanlah hati dan pikiran. Ketika hati dan pikiran sempit menjadikan alternatif-alternatif berlalu begitu saja. Dengan kondisi hati yang lapang memberikan ruang untuk melihat banyak hal sekaligus. Kelapangan hati menjadikan jiwa tenang untuk memakimalkan fasilitas yang ada.

Lapangnya pikiran menjadikan sesuatu menjadi lebih bermanfaat dan maksimal dalam menggunakan fasilitas yang ada. Lapangnya pikiran menjadikan masukan, masukan berharga seperti advis/saran, motivasi dari orang yang kita cintai atau orang lain menjadi penguat mewujudkan do’a yang kita panjatkan.

Akan berbeda ketika hati dan pikiran sempit. Ia menjadikan segala sesuatu seakan menyiksa dan memperkeruh keadaan. Pikiran sempit menciptakan kepicikan melihat saran dan masukan dari orang lain. Sempitnya hari menjadikan kegelisahan tak menentu dan berhujung kepada depresi.
Sudahkah kita lapangkan pikiran dan hati menyusun harmoni nada kehidupan?

Tangga nada Si

Sebuah kalimat adalah gabungan dari huruf-huruf yang saling menguatkan. Dimulai dari huruf k dan tambah dengan a,l,i,m,a dan t yang menjadi kalimat. Begitu juga dengan mewujudkan harmoni nada kehidupan bahwa membutuhkan sinergi dan kerjasama banyak orang.

Beragam aktivitas adalah hasil dari kerjasama indah dan mempesona. Ketika menulis sinergi sepuluh jari yang masing-masing memiliki peran berbeda, ada ibu jari yang selalu memencet spasi untuk memisahkan kata demi kata. Ada telunjuk kiri untuk memencet huruf u, y dan jari-jari yang lain.
Jangan biarkan hidup menyendiri untuk mewujudkan do’a yang kita panjatkan. Lewat orang lainlah banyak aktivitas terwujud.  Sudahkah kita bersinergi mewujudkan do’a-do’a kita?

Tangga nada do

Dalam kehidupan kita telah banyak menerima kebaikan demi kebaikan. Kebaikan matahari yang menjadi pertanda siang menyinari lewat gerakan pagi, siang dan sore hari. Kala pagi menghasilkan pemandangan indah dan sore juga pemandangan indah yang diburu oleh banyak orang.

Mewujudkan do’a-do’a membutuhkan kemauan untuk berbagi yakni Donasi. Berikanlah sesuatu kepada orang lain. Ketika kita mempunyai waktu maka berbagilah untuk sekedar mendengarkan keluhan orang lain. Ketika kita mempunyai materi sisihkanlah untuk membantu saudara yang sedang kesusahan.
Untuk kita yang mempunyai ilmu maka bagikanlah, karena ilmu yang dipendam sendiri tidak pernah akan berkembang. Berdonasi lewat waktu yang kita punya, uang, ilmu, kesempatan menjadikan harmoni nada kehidupan yang indah dan membahagiakan.

Dalam kehidupan mari kita gubah lagu bernama Do, re, mi, fa, so, la, si, do untuk hidup penuh makna dan berkah. Karena hidup cuma sekali, hiduplah yang berarti.

Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita dalam Harmoni nada kehidupan di negri ini.

Rabu, November 17, 2010

Interaksi penghuni Kompasiana

Semoga ulasan tulisan ini hanya memberi sesuatu yang sedikit berbeda untuk kita penghuni rumah sehat kompasiana. Banyak hal terjadi dalam langgam tulisan dari kompasianer, hal ini dibuktikan dengan pertumbuhan anggota yang terus bertambah. Pertumbuhan ini membawa para kompasianer untuk menunjukkan karakteristik pribadi lewat rangkaian kalimat yang tersusun menjadi tulisan.

Tulisan-tulisan menjadi sebuah cerminan bagi penulis sendiri, maupun bagi orang lain. Seperti cermin terkadang ada yang dengan kejujuran ia dapat memantulkan apa adanya, namun tidak sedikit yang mencoba untuk menyangkal apa yang dipantulkan oleh cermin.

Tulisan tetap memberikan terapi terbaik untuk gejolak jiwa, mengobati luka sosial, merangkai silaturrahmi dengan sesama dan tidak sedikit berjumpa menjadi sebuah buah karya bersama. Kompasiana adalah sebuah ekologi penulis. Dimana kompasiana hidup para penulis yang terus berinteraksi satu sama lain dengan saling berbagai informasi, inspirasi, kebermanfaatan dan juga motivasi.

Menelisik penghuni kompasiana, termasuk penulis dapat dikategorikan dengan KOMPASIANA. Hal ini mencoba memaparkan karakteristik sebagai bentuk untuk mengenal diri sendiri dan juga kompasianer untuk dapat kebermanfaatan yang makin baik.

Dimulai dengan huruf #K yang dapat diartikan dengan:

1. Kredibilitas. Tulisan-tulisan para penghuni kompasianer memiliki kredibilitas yang didukung oleh kemauan untuk mempertanggungjawabkan tulisan. Bentuk pertanggungjawaban ini adalah menyampaikan sumber foto, referensi, link. Kredibilitas tulisan menjadikan seorang kompasianer mendapatkan apresiasi dari kompasianer lainnya.

Untuk mendukung sebuah kredibilitas tulisan dan penulis pihak admin menetapkan tata tertip sebagai aturan dasar untuk para penghuni rumah sehat kompasiana. Sebuah tata tertip ketika telah menjadi sebuah budaya bersama maka melahirkan kredibilitas bersama.

Namun tidak sedikit yang melanggar hal dasar kredibilitas dalam sebuah tulisan dengan melakukan plagiator murni dengan hanya menggunakan Ctrl  C dan Ctrl V dari berbagai blog orang lain dan tidak dari blog sendiri. Hal ini mengakibatkan memberikan satu titik diatas kertas putih yang terus dijaga oleh penghuni lain.

2. Kritikus. Banyak tulisan lahir sebagai bentuk auto kritik terhadap berbagai permasalahan yang hadir di publik. Kisah ketua DPR RI sampai yang terbaru, Menteri Infokom dan tidak lupa gegap gempita kedatangan Presiden America Barrack Obama dengan segala pro dan kontra.

Tulisan lahir dari sebuah analisa mendalam dan ditunjang dengan kredibilitas mendatangkan sebuah kritikan yang cerdas dan memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi. Namun tidak sedikit yang melakukan kritik yang dapat memperkeruh keadaan.

Untuk huruf #O dapat diartkan sebagai

3. Objektif. Dalam tulisan yang terus melakukan penelahaan secara seksama dan di dukung dengan dialektika logika mendapatkan sikap objektif dalam melakukan kritik terhadap sesuatu. Objektifitas dibutuhkan untuk tidak melakukan kesalahan fatal seperti fitnah dan pencemaran nama baik atau institusi tanpa didukung oleh fakta dan data yang dapat di pertanggungjawabkan.

4. Obrolan. Berbagai penulis dalam berbagai ragam tulisan menjadikan tulisan seperti sebuah obrolan yang mampu menyentil siapapun. Dan terkadang mampu memerahkan kuping bagi yang tersinggung akan obrolan yang menjadi sebuah tulisan.

Media obrolan bagi kompasioner berada pada bagian komentar. Balas berbalas komentar menciptkan obrolan yang renyah dan terkadang menambah serunya sebuah tulisan.
sedangkan untuk huruf #M

5. Mengasyikkan. Beberapa tulisan para kompasianer memberikan sesuatu yang di tunggu-tunggu oleh kompasianer lainnya. Ada yang membuat tulisan serial yang menjadikan penghuni rumah sehat kompasiana terus menerus penasaran. Banyak hal yang mengasyikkan untuk tetap berada dalam rumah ini, dan masing-masing mempunyai pengalaman tersendiri.

6. Menggairahkan. Pada mula bergabung dengan kompasiana pada bulan November 2009 dan mencoba memposting beberapa tulisan yang sebelumnya pernah ditulis di blog pribadi. Mendapatkan tanggapan dan juga sejauh mana tulisan kita dibaca orang lain mendatangkan gairah untuk terus berkarya. Namun beberapa bulan sempat tidak mengirimkan tulisan hal ini disebabkan oleh kegiatan “Menapak Nusantara”.

Mekanisme menjadikan menulis menggairahkan adalah pada atribut tulisan menjadi Headlines, Higthligh, Terpopuler dan tulisan terbaru yang dapat dibaca oleh teman-teman. Dan tidak lupa ada kompetisi penulisan untuk ulang tahun ke-2 kompasiana. Maka semakin menjadikan kompasianer bergairah untuk menulis dan terus menulis.

Untuk huruf #P bisa menjadi

7. Positif. Berbagai latar belakang penulis, dari wartawan, penulis buku, ibu rumah tangga, praktisi dalam bidang yang digeluti, mahasiswa, akademisi, PNS menjadikan sebuah bentuk hubungan positif satu sama lain. Ada ruang untuk berbagi dari sudut pandang berbeda. Baik sudut pandang latar belakang akademik, pengalaman, maupun prespektif.

Tidak sedikit yang pertama tidak bisa menulis dan menuangkan berbagai ide dalam pikiran, namun dengan membaca beberapa tulisan maka ia pun memulai mendaratkan tulisan dan terus dan terus. Barangkali dalam pendaratan pertama mengalami sedikit ketakutan akan tidak diterima oleh pembaca. Hal ini wajar dan itu sangat alamiah sekali.

Salah satu bentuk positif adalah memaksa untuk membaca sebelum menulis. Melakukan analisa sebelum merangkai kata demi kata menjadi sebuah tulisan.

8. Popularitas. Hal ini tidak bisa dinafikan sebagai natural effect penghuni kompasiana. Dengan tulisan-tulisan bernas dan cerdas serta bermanfaat dari kompasianer melahirkan popularitas tersendiri yang dapat mendatangkan pendapatan. Beberapa orang telah di pinang oleh penerbit untuk menerbitkat tulisan dalam bentuk buku.

untuk huruf #A yang terdapat tiga huruf berarti

9. Atraktif. Masing-masing penulis kompasianer memiliki karakteristik yang nampak dalam berbagai tulisan yang telah di publikasikan. Dalam pembahasan satu permasalahan dapat mendatangkan sisi pandang yang banyak. Masing-masing memberikan argumentasi. Inilah menjadikan tulisan-tulisan menjadi sebuah atraksi menarik untuk terlibat membahasnya.

10. Akrab. Dari motto kompasiana sebagai tempat berbagi. Menciptakan keakraban bagi para penghuni. Saling sapa lewat komentar, atau balas membalas tulisan. Suasan akrab berlanjut kepada pertemuan kopi darat antar penghuni kompasiana. Ada yang melakukan pertemuan sesama daerah regional yang diinisiasi oleh beberapa orang, juga diinisiasi oleh Admin seperti ulang tahun pertama dan kedua insyaa Allah 27 November 2010 nanti.

11. Akuntabilitas tulisan dan penulis. Hal ini terjaga dari kejujuran dalam memakai nama dan foto profil. Akuntabiltas berbanding lurus dengan kredibilitas.  Ketika sebuah tulisan menggunakan prinsip akuntabilitas maka ia memberikan kredibilitas bagi penulis. Hal ini tidak di dapat oleh plagiator yang mempunyai rumusan copypaste.

Untuk huruf #S diartikan dengan

12. Self-publish and marketing. Beberapa penulis menjadikan kompasiana sebagai tempat mempublikasikan diri lewat rangkaian tulisan-tulisan yang sekaligus memasarkan ide-ide bermanfaat. Dalam dunia tulis menulis sebuah tulisan adalah wakil mutlak seseorang memasarkan dirinya sendiri.

13. Sensitif. Lewat tulisan-tulisan kompasianer melahirkan sensitifitas kemanusiaan. Menggugah nurani dan kepeduliaan untuk sesama. Hal ini terpapar jelas lewat pemberitahuan tentang kondisi bencana dari yang berada dalam daerah bencana. Contoh kasus erupsi gunung merapi, sunami mentawai dan banjir bandang wasior.

Masing-masing melahirkan tulisan yang mampu meneteskan air mata keinsafan, air mata penyesalan dan juga air mata kebahagiaan. Lewat tulisan-tulisan lahirlah cerpen-cerpen pembangun jiwa, penguat motivasi dan menjaga sensitifitas kemanusian kompasianer.

untuk huruf #I dapat diartikan sebagai

14. Inovatif. Tulisan-tulisan lahir dari kreatifitas penulis dalam mengelola berbagai sumber daya yang ada. Masing-masing tulisan ada yang lahir diluar dasar keilmuan seseorang, seperti seorang dokter mampu menulis diluar keahlian kedokteran.

Beberapa tulisan mampu melahirkan inovasi-inovasi bagi orang lain setelah membaca dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Karya-karya inovasi ini kemudian di bagi lagi untuk menciptakan inovasi selanjutnya.

15. Indah. Lewat rangkaian kalimat terusun sebuah puisi, prosa, tulisan yang kita terhipnotis untuk selalu berada didalamnya. Inilah kepiawaian seni menulis yang lahir dari jam terbang dan dedikasi cinta dalam menulis. Lewat tulisan kompasianer mampu menjadikan keindahan jiwa lewat asahan-asahan lembut yang lahir dari jiwa yang selalu ingin berbagi dan terus berbagi.

Dan huruf terakhir #N adalah

16. Normatif. Hidup akan indah kala menjadikan norma-norma agama dan umum menjadi pegangan setiap kompasianer. Norma menciptakan sebuah nilai-nilai yang selalu menjaga setiap kompasianer terus berkarya.
Tulisan demi tulisan yang berpegang dalam nilai norma akan tetap memberikan kesejukan dan tetap langgeng. Berbeda dengan tulisan yang mengesampingkan nilai-nilai normatif, dengan sendirinya ia disingkirkan oleh kompasianer lainnya dalam pergaulan warga sosial dunia maya.

Semoga dalam ulang tahun ke-2 kompasiana menjadikan kita masyarakat santun, cerdas dan beradab. Terima kasih untuk semua teman-teman kompsianer. Terima kasih dan salam Sang Pemenang Pembelajar

Membaca memerdekakan diri

Sore yang telah menampakkan wajahnya. Matahari telah mulai enggan untuk menyinari bumi yang telah melahirkan banyak kisah dalam kehidupan. Kisah yang menyejarah bagi orang awam, pejabat, wakil rayat, pejuang martabat orang, penjual martabat orang yang bernama kita, anda dan saya. Berlipat-lipat koran memberitakan. Susul menyusul berita mempertontonkan akan aneka kejadian dari hal bencana, derita, karya prestasi dan juga sedikit kebanggaan anak nerti.

Masing masing membawa oleh-oleh diakhir kehidupan yang memenatkan bernama senang, bahagia, gembira, ria atau sedih, duka, kecewa, ajeg dan percampuran rasa. Inilah kehidupan yang selalu hadir dengan dinamika, ada yang masih bisa tertawa diatas kepedihan dan sedikit yang sedih diatas ketawa kebodohan membaca hamparan pembelajaran yang datang setiap saat. Seakan buta dan tidak melihat hamparan pembelajaran.

Telah banyak daya dorong untuk melakukan pembelajaran dengan membaca. Dimulai dari dorong paling indah bernama firman Allah Swt (Q.S Al’alaq 1-5). Ia menjadi perlambang pembelajaran dengan melakukan pembacaan tentang apa yang tecipta. Membaca yang dimulai dari apa yang ada dalam diri kemudian menjurus kepada apa yang ada di bumi.

Kemudian dalam pepatah lebih konkrit disampaikan dalam tutur orang Minangkabau “alam takambang manjadi guru”. Bagaimana alam bergejolak, bergerak memperlihatkan bahwa ia ada menjadi guru untuk dibaca dan ditelaah menciptakan kemerdekaan dari belenggu ketidaktahuan dan keabaian.

Berbagai fenomena kehidupan, bencana yang datang silih berganti menghampiri, kehancuran moral dan perilaku yang seakan tidak berhenti seperti ombak berlabuh kepantai. Seperti kasuh Gayus Tambunan, kriminalisasi KPK, Korupsi beberapa kepala daerah. Pertikaian masyarakat seperti di Tarakan, poso, sambas dan sederet pertistiwa yang semoga kita tidak amnesia dan terkena penyakit alzhaimer tentang dasar pembelajaran.

Membutuhkan sebuah lompatan besar untuk tidak terbelenggu dalam membaca apalagi terpenjara. Membaca untuk memerdekaan namun malah terjerembab dalam membelenggu nurani kemanusian, menumpulkan akal budi, membunuh sikap empati dan mengkebiri kedewasaan bersikap dan tidak memanusiakan manusia.
Lompatan ini mengacu pada rangkaian proses yang terus menerus tanpa henti, kecuali kematian. Ketika kematian datang ia akan menjadi pembelajaran untuk generasi mendatang.

Lahirnya para inspirator ummat manusia, para nabi dan rasul yang dibimbing dengan wahyu dan kemampuan membaca realitas dimana para nabi dan rasul di tugaskan. Muhammad Saw ditakdirkan lahir dalam dinamika kehidupan masyarakat kota, masyarakat berperadaban dengan syair-syair indah namun buruk dalam moral. Kejahatan kemanusiaan bernama perbudakan dan penistaan peran perempuan dalam beberapa lini kehidupan. Dengan sebuah lompatan besar membaca yang memerdekakan di topang oleh wahyu dimulai dengan Iqra mampu menghantarkan peradaban yang mencegangkan.

Para pemimpin besar dunia hadir dengan melakukan membaca memerdekakan diri. Membaca langgam kehidupan yang mampu menggerakkan orang lain untuk merdeka dan berjuang untuk memerdekaan orang lain dari belenggu kerusakan dan kehancuran.

Mahatma Ghandi, Dalai Lama, Nelson Mandela, Malcom X, Soekarno, Hatta, Syahril, Tan Malaka, Ki Hajar Dewantara, yang hadir memerdekakan diri lewat membaca lingkungan dimana mereka terlahir dan besar disana. Namun didalam membaca memerdekaan diri tidak sedikit yang menjadi lawan mereka membaca yang membelenggu. Telah banyak catatan sejarah perlawanan perjuangan mereka dari orang dekat, teman, kolega dan masyrakat yang bukan buta membaca.

Beberapa tahapan membaca yang melahirkan lompatan besar dan memerdekakan diri.

Pertama, membaca dengan hati nurani. Kepekaan akan realitas-realitas yang saling berkaitan dan berkulindan satu sama lain. Pertanyaan demi pertanyaan yang tidak hanya melihat apa yang nampak di permukaan semata, namun menukik kedalam dan mendasar. Mencari jawaban dengan mengaktifkan hati untuk menemukan jawaban akan persoalan, permasalahan yang terus melilit kehidupan. Adakah hati membaca ada permasalahan besar yang dihadapi yang merusak kemanusiaan, menghancurkan generasi.

Kedua, membaca dengan akal budi. Penalaran-penalaran yang sistematis dan terstruktur, lewat rangkaian dialektika logika. Tidak hanya sekedar membaca sepintas lalu yang lewat seperti iklan. Membaca dengan bertanya dengan kembali bertanya apakah hal ini menjadi penyebab utama persoalan-persoalan selalu datang ketika satu solusi telah ditemui. Bukan seperti jawaban membakar lumbung padi untuk memusnahkan tikus yang memakan padi.

Ketika, membaca dengan dorongan empati. Tidak berpegaruh apa-apa ketika angka-angka kematian, pengungsi, kehancuran ekonomi dari perilaku korupsi. Malah menjadi tumpul dan terbutakan oleh deratan angka dan aksara. Membaca yang menggerakkan rasa bahwa kita ada dan berada untuk berbuat sesuatu bermanfaat. Bukan membaca yang hanya merating dan mengkalkulasikan angka-angka.

Keempat, membaca dengan berbuat. Mahatma ghandi melakukan gerakan swadesi dengan menanggalkan pakaian kemewahan. Malcom X melakukan orasi dan memimpin gerakan besar dalam menyuarakan kesetaraan. Soekarno melakukan pembelaan dengan membuat pledoi ketika disidang pada pengadilan Belanda. Lewat rangkain perbuatan membaca hidup dan memerdekakan.

Membaca tidak hanya sekedar untuk melihat susunan aksara, namun menjadi sebuah kemedekaan jiwa supaya kita tidak Rabun Membaca, Buta Menulis, Budak Kebodohan dan Pesuruh Keterjajahan. Semoga bermanfaat.

Tulisan gagal, nutri penulis

Telah banyak kata bertali temali mencipta kalimat, paragraf dan buku. Ia lahir dari pergumulan pemikiran, emosi dan juga ruh sang penulis. Sebuah tulisan yang telah lahir selalu memberi sesuatu yang berbeda bagi penulis dan juga pembacanya. Rasa itu memiliki efek berantai, ada yang kecanduan untuk terus berkarya, namun tidak sedikit yang mesti berpuasa menulis untuk beberapa lama. Namun ketika ia masih bisa mendengar aksara yang diucapkan, melihat deretan huruf di sepanjang penglihatan maka ia akan kembali.

Menulis mengikuti suratan takdir kehidupan. Seperti kita berjalan dan mampu berlari kencang, dimana kita sering jatuh bangun. Tidak sedikit perban untuk menutup luka, teriakan histeris bunda dan juga sedikit omelan sebagai nasehat untuk berhati-hati. Dalam pelatihan berjalan dan berlari selalu ada orang yang memotivasi, menggerakkan, menatah dan mendo’akan supaya bisa berjalan. Tata tata tata, kalimat itulah yang sering meluncur untuk memotivasi bisa berjalan dan berlari. Begitu juga dalam dunia tulis menulis ia akan terbiasa berjalan meluncurkan rangkaian kata dan berlari menjemput kalimat.

Dari beberapa penelusuran pada catatan pribadi, baik pada buku waktu sekolah SD, kala masih di penjara suci/pesantren, waktu kuliah dan tulisan mengikuti berbagai lomba. Ada sesuatu yang menyenangkan dan membahagiakan. Kenapa? Dalam berbagai catatan ada coretan-coretan yang tidak tersampaikan pada sebuah penggalan bermanfaat. Ya itulah tulisan gagal untuk di publikasikan dan dibaca oleh orang lain. Dalam dunia web 2.0 tulisan dapat dipublikasikan di berbagai media, seperti blog, note di facebook, dan web pribadi. Barangkali lihatlah ketika kita pertama kali memposting tulisan, disana ada rasa kok tulisan saya begini ya?. Memang ada satu penyesalan yang menggugah untuk berbuat lebih baik.

Kemudian langkah apa yang mesti dilakukan melihat tulisan gagal agar menjadi nutrisi yang mampu menggenjot kembali gairah menulis? semoga beberapa tips ini bisa bermanfaat untuk menulis menciptakan kebahagiaan.

Pertama. Masuklah dalam kondisi emosi ketika itu. Hal ini membantu untuk menguatkan daya ingat dalam memahami aspek emosi. Disana ada rasa kecewa, sedih, jengkel, senang. Kondisi ini memberikan kesadaran emosional yang mampu menerima realitas kejadian tersebut. Ketika hal ini terwujud maka telah memasuki kedewasaan dan kematangan emosi.

Kedua. Melihat dari sisi berbeda. Kala tulisan yang tidak jadi atau dinyatakan gagal. Lihatlah dari cara berbeda, jika ketika itu masih berstatus pelajar yang membuat susahnya matematika dan bahasa inggris, maka dapat dituliskan bagaimana bisa mencintai pelajaran matematika dan bahasa inggris. Hal ini menjadikan tulisan gagal menutrisi penulis. Apalagi ini sangat bermanfaat ketika lagi kemarau ide untuk menulis.

Ketiga. Menambahkan beberapa informasi terkait tentang tulisan gagal tersebut. Seperti sebuah baju yang belum di beri aksesoris untuk terlihat lebih baik yang di sulam dari beberapa potongan kain perca yang nampak tidak bermanfaat. Barangkali bisa menjadi sebuha tulisan dengan merangkai menjadi “tulisan-tulisan gagal dan manfaatnya” atau “mengolah emosi ketika tulisan gagal sesuai niatan”

Dalam beberapa perbincangan dengan teman-teman, sering yang menjadikan seseorang merasa tulisan gagal adalah pada masa kompetisi. Ketika telah mencurahkan segala sesuatunya untuk melahirkan sebuah tulisan, ternyata tidak mendapatkan apa-apa, bahkan tulisan tersebut tidak dikembalikan oleh panitia.

Mengolah kegagalan dan merubahnya menjadi kesuksesan ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian, terutama dalam dunia penulis.

Pertama, menata ulang motivasi menulis. Pertanyaan ini bertumpu pada untuk apa saya menulis? Tulislah dari awal menulis dan apa yang didapat baik secara emosi, spiritual, material. Hal ini berguna untuk melihat kebelakang dengan kaca spion jika dianalogikan membawa mobil atau motor. Ketika telah menemukan motivasi awal maka kita akan menata ulang motivasi menulis yang lebih mampu menggugah dan melesatkan tulisan.

Kedua, milikilah komunitas penulis. Hidup bukan untuk dinikmati sendiri dan bersembunyi. Kita dibesarkan pada awalnya dalam komunitas keluarga kecil yang terdiri dari ayah, ibu dan kemudian berkembang menjadi keluarga besar dan komunitas lainnya. Ibarat pepatah, serigala tidak akan memakan domba, kecuali yang tercecer dari kawanan domba.

Ketiga, mempunyai teladan menulis. Hal ini membantu untuk melakukan pembelajaran bagaimana menulis. Telah banyak penulis-penulis hebat lahir dan meninggalkan jejak langkah mereka. Pilihlah beberapa orang guru dalam bidang menulis sebagai tutorial lewat tulisan mereka.

Keempat, milikilah kompetitor dan kritikus. Ketika ada kompetitor kita akan memiliki adrenalin lebih untuk terus memperbaiki tulisan-tulisan lewat perlombaan mendaratkan tulisan. Kompetitor adalah orang paling baik dalam memaksa kita memperbaiki tulisan. Seperti peperangan abadi antra coca cola dengan pepsi.

Kelima, milikilah media yang sehat untuk berkembang. Pemilihan ini sama dengan memilih tetangga untuk dapat saling membantu satu sama lain. Media yang baik ibarat udara yang bersih untuk dapat menyehatkan tubuh yang sakit. Media ibarat udara atau asupan gizi penyeimbang dan penambah nafsu untuk menulis lebih sehat. Dan pilihan menulis di Kompasiana adalah media sehat untuk terus tumbuh menjadi sehat dalam dunia literasi.

Semoga bermanfaat, tulisan singkat yang berawal dari membaca kembali beberapa tulisan di buku dan kertas yang berserakan yang masih berbentuk peta pikiran, gambar dan simbol. Mari menutrisi tulisan dengan membuka lembaran tulisan gagal.

Tags: nutrisi menulis, motivasi menulis, menulis

Minggu, November 14, 2010

Menulislah Anda akan bahagia

Lembaran itu masih putih tanpa garis pembatas kanan, kiri, atas dan bawah. Ia hadir bernama bawaan Document1, begitulah ia selalu hadir kala membuka document baru. Namun sebagian telah berganti nama, seperti kata orang minang “ketek banamo, gadang bagala”. Ketika ia kecil bernama Document1 dan setelah besar dengan tambahan catatan dari Anda sebagai penulis maka ia menjadi bagala yang menjadi berbagai macam nama, seperti judul tulisan kali ini, Menulislah Anda akan bahagia.

Menulis adalah kegiatan penyatuan berbagai prespektif dan keilmuan. Ketika menulis seorang Penulis menghadirkan berbagai lintasan pemikiran, adukan emosi yang bergerak antara marah, sedih, kecewa, senang, bahagia, dorongan jiwa yang bergelora untuk mendapatkan kepuasan bathin.

Lintasan pemikiran yang terus bergerak dari berbagai persoalan yang lahir menjadi ide, pemikiran terkadang akan hilang seiring datangnya respon baru dalam pikiran. Teramat sering ketika ada ide dan pemikiran dan tidak dituliskan ia menguap seperti air mendidih dan sulit untuk di tangkap. Hal ini telah pernah diingatkan oleh sahabat nabi Ali bin Abi Thalib “Ikatlah ilmu dengan menuliskannya”.

Dalam berbagai kesempatan ide itu datang begitu saja ketika sedang rileks atau membaca. Pengalaman pribadi hal ini sering mengasyikkan kalau dituliskan secepatnya, namun jika tidak maka ia pergi tanpa mau kembali. Untuk mengatasi hal ini sering menggunakan catatan kecil di lembar kertas kecil atau dalam sms. Namun terkadang malah di kertas terbuang.
Ketika tulisan berawal dari sebuah ide, maka ia membutuhkan penjabaran yang berhubungan dengan ide. Jabaran ini di dapat dari berbagai macam informasi terkait. Hal ini seperti sel otak kita yang mempunyai hubungan-hubungan satu sama lain yang terus berkomunikasi untuk memanggil penggalan informasi yang pernah tersimpan. Cara kerja ini yang sering digunakan menulis dengan menggunakan peta pikiran (mind mapping) yang ditemukan oleh Tony Buzan.

Pemikiran yang dituliskan akan mendatangkan sebuah kepuasaan hal ini seperti apa yang disampaikan Dr. Tawfik A. Al-Kusayer bahwa salah satu aspek membuat orang bahagia adalah akal yang mendorong seseorang untuk merenung dan berfikir. Dari beberapa pemikiranlah kita mendaptkan banyak kemudahan dan kebahagiaan.

Kemudian dalam menulis juga membutuhkan sebuah sentuhan emosi, ada kisah yang mampu menguras air mata pembacanya dengan kisah sedih yang memilikan. Membuat seseorang tertawa lepas dengan anekdot yang dituliskan. Membuat seseorang merasa mendapatkan inspirasi dari sebuah tulisan.

Dalam menulis letupan emosi adalah bahan bakar kedua setelah ada ide dan pemikiran. Namun bagi sebahagian ada yang membutuhkan dorongan emosi. Kemampuan meramu emosi berwujud dalam kata-kata yang di tambah dengan ide dan pemikiran menjadikan tulisan mampu menyentuh sisi emosional pembaca.

Ketika kita membaca sebuah tulisan tentang sebuah pencapaian prestasi anak Indonesia yang mendapat penghargaan maka kita akan merasa senang, karena ia bagian dari generasi terbaik bangsa Indonesia.

Disamping lutupan emosi menulis membutuhkan ruh atau jiwa. Tidak sedikit yang akan kecewa dan tidak mau lagi menulis ketika menulis menjadi sebuah motivasi untuk mendapatkan penghargaan berupa juara menulis artikel. Atau berhenti menulis ketika ada orang yang memberikan tanggapan yang tidak sesuai yang diinginkan. Ada beberapa tahapan untuk mendapatkan ruh dalam menulis. Hal ini berangkat dari niat awal menulis. Pertanyaan awal untuk menulis adalah untuk apa saya menulis? Pertanyaan ini membutuhkan jawaban yang jujur dari diri sendiri. Tulislah jawaban-jawaban tersebut untuk pertama sekali tanpa harus di edit. Setalah kita menuliskan jawaban maka kita akan mendapatkan poin-poin utama kenapa kita menulis. Poin-poin inilah yang menjadikan bagian tidak terpisahkan dari tujuan untuk apa kita hidup.

4 Tips untuk menjadikan menulis adalah aktivitas membahagiakan

Pertama. Buatlah afirmasi sebelum menulis, seperti, Senangnya hatiku dengan menuliskan apa yang ada dalam pikiranku. Atau “Menulis adalah kesenangan yang tak tergantikan’ dan berbagai bentuk afirmasi lainnya sesuai dengan bahasa yang enak dan renyah.

Kedua. Buatlah simbol-simbol yang membuat Anda happy, seperti smile dengan warna kesukaan Anda. Hal ini bermanfaat untuk menjaga mood menulis dan menyelesaikan tulisan.

Ketiga. Putarlah musik kesukaan Anda. Hal ini membantu dalam mengurangi gangguan suara yang menghilangkan focus dalam menulis. Beberapa saran untuk dapat masuk dalam kondisi Alpha putarlah lagu Mozart, Bethoven, Yanny dan Kitaro.

Keempat. Tulislah semuanya dahulu, baru kemudian edit. Terkadang rasa kesal, bosan atau tidak tahu apa yang akan ditulis datang menghampiri Anda. Maka tulislah rasa bosan itu datang untuk menyelesaikan tulisan ini, dan kok madeg ya menuliskan ide dikepala.

Semoga tulisan singkat ini bermanfaat dan menambah kebahagian Anda. Tulisan ini lahir dari kemandegan menyelesaikan bab dari buku Sang Pemenang Pembelajar dan mempersiapkan slide mengisi Pelatihan Kepemimpinan Siswa di Pesantren AlHira di Air Hangat Kab. Tanah Datar Sumatera Barat 20 November 2010.

Rabu, November 10, 2010

Penjajal berita baru

Koran, koran, koran, koran, koran mas pak beye nangis di barak pegungsi stunami mentawai, koran mas, koran mbak, pengungsi merapi membutuhkan kamar asmara untuk memenuhi kebutuhan biologis. Begitu ia menyapa setiap penumpang yang masih mampu menahan mata yang mulai mengatup akibat kelelahan.

Dengan topi berlogo sebuah koran nasional yang tebit seperti tabloid, ia berlalu lalang menelusuri gerbong kereta api yang mulai sesak di penuhi penumpang. Beberapa koran terbitan nasional, lokal melekat erat dalam genggaman. Deru mesin kereta api seakan berpacu dengan suaranya yang terus menawarkan koran hari ini ke penumpang.

Koran, koran, koran ia terus berdendang, seorang bapak meminta sebuah koran setelah tertarik degan penyampaian singkat sang penjajal berita baru. Berapa mas? seribu lima ratus pak. Setelah koran berpindah tangan ia kemudian melangkahkan kaki yang telah terlatih untuk bergerak diantara penumpang yang mulai banyak berdiri.

Hampir setip hari adalah sebuah perjuangan untuk menjajal kereta api Jakarta Kota-Bogor. Diantara banyak berita tentang musibah yang melanda Indonesia, ia teringat kampung halaman yang telah lama ditinggalkan. Merantau kejakarta adalah sebuah pilihan untuk dapat bertahan hidup.

Bencana gunung merapi di jogjakarta telah meluluhkan kampung halamannya. Namun sekarang hanya menjadi kenangan, karena keluarga dekatnya telah hijrah ke Jakarta ikut menjadi masyarakat urban Jakarta.

Pilihan hidup tidak seenak wartawan yang terus memburu berita baru untuk tenggat deadline sebelum cetak. Sedangkan Ia hanya mampu menjajal berita baru dari satu stasiun kestasiun lain, menyambungkan berita dari wartawan ke pembaca.

Di sela penantian kereta ekonomi selanjutnya ia mencoba membaca beberapa berita. Ada kejadian berita yang bikin ia geram dan berkata, Kok propinsinya kena bencana stunami ee malah gubernurnya keluar negri? Sama saja dengan anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang suka menghamburkan uang rakyat ke luar negri. Berita, berita…belum selesai ia membaca isi berita, petugas kereta api telah dahulu berciloteh bahwa kereta api menuju depok telah masuk stasiun cikini.

Terkadang hidup ini aneh, disatu sisi orang pada kesedihan namun disisi lain malah senang kemana-mana. Begitulah ia bergumam sambil menunggu kereta api yang mulai berhenti, karena tidak cepat maka ia akan ketinggalan dan tidak mendapatkan pelanggan hari ini.

Dengan cekatan ia melompat kedalam kereta api yang mulai melaju, karena jika ia terjatuh maka headline berita akan menuliskan “Penjajal berita baru mati terserempet kereta”. Karena tidak sedikit yang meregang nyawa dalam perjalanan kereta api Jakarta Kota-Bogor yang terus menjadi berita baru.
Koran, koran, koran mas, satu anak gadis kabur dari rumah beberapa hari yang lalu dan yang membawa kabur adalah teman di Facebook, ia menjajakan koran di antara kedipan mata ‘anak gerbong kereta’ yang berpacu menyapu sampah berserakan dalam gerbong kereta.

Allah ingin Anda kaya dan bahagia

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Q.S Al-Baqarah, 2: 261)

Dan carilah pada aa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan jangalah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Q.S Al-Qashash, 28:77)

Siapa yang tidak menginginkan kekayaan dan kebahagian. Hampir setiap hari kehidupan berlomba dari pagi sampai sore dan bahkan terkadang malam hari untuk mendapatkan kekayaan dan kebahagian. Berbagai cara telah lahir untuk mendapatkan kekayaan dan kebahagiaan. Setiap orang menginginkan kekayaan sekaligus kebahagian. Berbagai ikhtiar mulai yang mengikuti aturan agama dan norma sampai melanggar aturan untuk mendapatkan kekayaan dan membeli kebahagiaan.

Dengan kekayaan mampu mendatangkan berbagai kemudahan dan juga keinginan yang selama ini hanya menjadi angan-angan dan harapan semata. Kekayaan juga dapat mendatangkan kebahagiaan. Kekayaan menjadi sebuah daya dorong untuk mendapatkan berbagai keinginan yang tidak terbatas. Bagi sebahagian kekayaan menjadi sebuah simbolis kebahagian dan prestise.

Namun kekayaan dan kebahagian bukan hanya sesuatu yang menyangkut dengan materi semata. Banyak dipersepsikan bahwa kekayaan adalah pencapaian dalam bidang asset yang terlihat seperti rumah, mobil, tanah, saham dan perhiasan. Hal ini seiring dengan budaya matrealieme yang di pertontonkan berbagai media, sinetron, film, bacaan, pendidikan, pelatihan dan berbagai seminar.
Namun fakta menunjutkkan bahwa banyak yang mempunyai kekayaan, namun merasa masih miskin dan tidak bahagia. Tidak sedikit yang meninggalkan kekayaan materi dan memberikan untuk kegiatan amal dan membantu fakir miskin. Ketika memberikan dan membagikan kekayaan maka ia mendapatkan kekayaan yang sebenarnya yang selama ini hilang dari kehidupan.

Para sahabat Nabi Muhammad Saw seperi Abu Bakar Ra, Umar bin Khatab, Ustman bin Affan, 
Abdurrahman bin Auf dan beberapa orang sahabat anshar adalah orang yang mempunyai kekayaan materi dan sekaligus kekayaan ilmu dan jiwa. Ketika kaum muhajirin hijrah ke Madinah, dimana meninggalkan harta, kekayaan, istri, suami sebagai penopang kehidupan. Dalam hijrah hanya membawa keyakinan kepada Allah dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Penduduk madinah atau kaum anshar memberikan sebahagian asset kekayaan mereka kepada saudara muhajirin berupa, kebun kurma, rumah sebagai tempat tinggal, modal dan juga istri bagi mereka yang tidak membawa istri mereka. Kaum muslimin mampu menjadi pribadi-pribadi yang bahagia sekaligus mempunyai kekayaan materi, jiwa dan ilmu.

Keputusan dan tindakan apa yang Anda ambil?

Ketika kejadian ini hadir di hadapan anda dari berbagai realitas kehidupan dan membutukan sebuah keputusan untuk melakukan tindakan. Pilihan tindakan akan memberikan gambaran tentang indikator kekayaan yang dimiiki. Tindakan apa yang akan Anda lakukan?.

Pertama. Dengan pakaian lusuh dan kumal ia mengucapkan Assalamu’alaikum wr. wb di depan Anda ia mengadahkan tangan. Dengan wajah memelas ia meminta bantuan Anda. Ia bercerita bahwa ia tidak makan beberapa hari. Tubuhnya telah tua dan renta. Guratan keriput menghiasiwajahnya yang telah dimakan zaman. Barangkali anda berfikir kenapa ia berbuat sampai seperti ini, Apakah ia tidak mempunyai keluarga atau anak yang menjaganya sebagai bentuk bakti mereka. Berbagai fikiran Anda berkelabat. Hal apa yang akan anda lakukan?

Kedua. Seorang teman Anda datang dengan pembawaan kusut dan ia mengalami permasalahan dalam usahanya yang baru ia rintis. Dengan harapan usaha yang berkembang dan ia hendak melakukan tambahan modal ternyata ia di tipu oleh klien. Usaha yang ia rintis mesti gulung tikar dan meninggalkan hutang piutang yang jatuh tempo. Saran apa yang anda berikan dan lakukan?

Ketiga. Saudara Anda datang mengadakan berbagai problematika kehidupan kepada Anda. Tentang bagaimana ia menghadapi persoalan-demi persoalan yang ia terkadang tidak sanggup untuk menanggung. Sedangkan ia secara materi merupakan orang yang berkecukupan. Ia meminta pertimbangan Anda untuk memberikan jalan keluar. Ia mengharapkan bimbingan untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang di hadapinya?

Keempat. Anda mendapati seseorang yang melakukan perjalanan atau musafir kelana dan ia mengalami kehabisan bekal dan tidak memiliki tempat menginap untuk beberapa hari. Anda baru mengenalnya dan ia bukanlah siapa-siapa Anda. Ia meminta bantuan Anda untuk dapat membantu ia bisa kembali ke kampung halamannya. Tindakan apa yang akan Anda lakukan?

Berbagai bentuk permasalahan pernah hadir dalam kehidupan Anda. Atau barangkali Anda sendiri pernah merasakan dan mengalami sendiri. Dari berbagai contoh diatas membutuhkan bantuan yang satu sama lain berbeda dalam penangannya. Untuk dapat membantu menyelesaikan masalah tersebut membutuhkan uang, harta, ilmu dan juga hati. Uang atau kekayaan asset, ilmu pengetahuan atau keterampilan Anda adalah kekayaan yang berharga dalam kehidupan Anda. Dengan itu semua Anda mendapatkan banyak kemudahan dan juga kelimpahan materi, jaringan atau network.

Kekayaan memberikan banyak kemudahan. Yang selama ini mendapatkannya adalah sebuah kesulitan dengan kekayaan semua menjadi mudah. Seperti untuk bepergian ke luar pulau atau membeli sesuatu barang. Kekayaan memberikan banyak pilihan. Aneka pilihan hadir datang silih berganti tanpa pernah berhenti. Selama ini berbagai pilihan enggan datang dan tidak mungkin memilih pilihan karena disebabkan oleh ketiadaan kekayaan. Kekayaan memberikan banyak kesempatan. Kekayaan memberikan banyak peluang. Kekayaan memberikan banyak pemberian.

Berbeda banyak ketika Anda berada dalam situasi yang terbalik. Terbelenggu dengan kemiskinan yang memberikan sedikit kemudahan. Kemiskinan materi menjadikan berbagai hal terasa sulit untuk dapat di raih. Kemiskinan materi mengurangi kemampuan untuk menikmati kehidupan yang lebih layak. Mengakibatkan tidak bisa membantu mereka yang kesusahan kala bencana datang.

Kemiskinan ilmu memberikan kesempitan dalam berfikir. Kesusahan dalam menghadapi aneka permasalahan hidup. Kemiskinan ilmu menjadikan Anda tidak dapat melanjutkan pendidikan dan mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan intelektual Anda. Kemiskinan ilmu memberikan sedikit kesempatan untuk membantu orang yang kesusahan tentang sesuatu hal. Kemiskinan ilmu memberikan sedikit ruang untuk berbagi dan memberi ilmu yang bermanfaat.

Sedangkan kemiskinan jiwa mengakibatkan kehidupan sempit. Merasakan hidup adalah bentuk kesengsaraan, mengalami depresi, kehancuran rumah tangga, bunuh diri. Kemiskinan jiwa menjadikan hidup tidak memberikan apa-apa. Tidak bisa menjadikan sandaran bagi orang-orang yang dicintai, malah menjadi beban bagi orang lain. Hidup selalu berkeluh kesah, mengumpat dan tidak mampu melihat kebaikan alam dan kebaikan dalam diri sendiri.

Hanya orang yang mempunyai kekayaan mampu memberikan kebaikan. Sedangkan kemiskinan dapat mendatangkan kemudaratan apalagi sampai kepada kekufuran.

Islam sebagai agama memberikan pedoman terbaik dan terlengkap untuk mendapatkan kekayaan dan kebahagiaan. Motivasi ummatnya untuk mendapatkan kekayaan dan kebahagiaan sekaligus. Islam tidak mengajarkan untuk hidup dalam kemiskinan materi, ilmu dan jiwa dan tidak merasakan kebahagiaan.
Islam sebagai sebuah cara hidup terangkum dalam rukun Iman dan rukun Islam. Alqur’an sebagai pedoman lengkap tentang tata laksana nilai, metode, aplikasi untuk mendapatkan kekayaan dan kebahagiaan. Rasulullah sebagai contoh penerapan yang ditopang dengan sunnah perbuatan, ucapan dan persetujuan akan segala sesuatu untuk mendapatkan kekayaan dan kebahagian.

Kemerdekaan diri di lambangkan dengan syahadat. Dimana kita telah membebaskan diri dari ketergantungan terhadap apapun. Apakah itu terhadap benda, materi, orang lain. Dan menjadikan diri hamba Allah. Allah sebagai tempat bergantung, berharap dan memulangkan segala sesuatu.

Kemudian diikuti dengan pengabdian dan pemeliharaan diri dan jiwa lewat sholat. Dalam ibadah shalat membentuk pribadi yang tangguh, disiplin. Shalat membentuk kekayaan jiwa. Pribadi yang shalat adalah pribadi yang mampu mencapai kebahagiaan spiritual terlepas dari kemiskinan jiwa.

Zakat sebagai motivasi untuk mendapatkan kekayaan materi. Ibadah zakat memiliki dimensi kebahagiaan berbagi atas kekayaan materi. Zakat memberikan panduaan terbaik untuk mendapatkan kekayaan materi dan kekayaan jiwa sekaligus. Zakat mendorong untuk melakukan ekplorasi dan memaksimalkan semua instrumen kekayaan. Dengan pribadi yang tangguh dan disiplin dari ibadah kita dapat memaksimalkan menciptakan kekayaan.

Zakat memberikan sebuah daya dorong berbeda dengan dorongan dalam berbagai pencapaian materi lainnya. Dalam berbagai buku tentang mencapai kekayaan hanya memberikan panduan untuk mencapai kekayaan dengan menyampingkan daya dorong spiritual. Sedangkan zakat memiliki daya dorong spiritual religius, yang menghatarkan kekayaan dan kebahagian sekaligus.

Haji sebagai rukun Islam terakhir adalah ibadah yang menghadirkan kebahagiaan yang ditopang oleh kekayaan. Haji mendorong untuk memaksimalkan kekayaan untuk dapat menunaikan ibadah haji, meninggalkan kekayaan untuk orang yang ditinggalkan. Tiada kewajiban haji ketika meninggalkan kemiskinan orang yang ditinggalkan.

Tiga macam kekayaan

Kaya asset

Kekayaan asset adalah sebuah penciptaan kepemilikan harta benda, saham yang mendatangkan pendatapan. Asset adalalah kekayaan yang terus memberi nilai lebih dari kegiatan usaha dimana pemilik tidak ikut mengelola. Kekayaan asset melahirkan banyak peluang untuk berinvestasi kembali dalam asset.

Seperti seorang yang mempunyai asset peternanakan ia tidak mesti turun dalam pengelolaan peternakan cukup dengan meminta orang lain untuk mengelola dengan sistem bagi hasil. Atau seperti orang yang mempunyai kekayaan dalam bentuk saham dimana ia tidak ikut dalam pengelolaan perusahaan.

Dalam ayat dalam surat albaqarah ayat 261 Allah memberikan sebuah ilustrasi indah tentang bagaimana membangun kakayaan asset dapat tumbuh berkembang melebihi 700 kali lipat bahkan lebih. Ilustrasi yang digunakan adalah seperti sebuh biji yang tumbuh menjadi tujuh tangkai. Setiap tangkai menghasilkan seratus biji.

Menginvestasikan kekayaan harus mengikuti kaidah menciptakan pertumbuhan yang dapat membuka lapangan pekerjaan, menggerakkan ekonomi masyarakat. Daya dorong untuk menciptakan kekayaan asset adalah ibadah zakat. Dimana kekayaan asset mendatangkan kekayaan lainnya berlipat ganda.

Kaya ilmu

Iqra’ sebagai wahyu pertama adalah sebuah pemicu awal untuk melakukan riset, penelitian, pengumpulan data fakta, menganalisa, merumuskan dan mengambil kesimpulan tentang fenomena, kejadian. Dengan melakukan Iqra menciptakan berbagai bidang ilmu yang berguna untuk mendapatkan kebahagiaan.

Penciptaan karya-karya fenomenal lahir dari orang-orang yang mencintai ilmu. Bukhari Muslim sebagai pewari hadist adalah orang-orang yang sangat mencintai ilmu. Untuk menelusuri sebuah hadist ia melakukan perjalanan panjang dari satu negri kepada negri yang lain. Dengan kumpuan hadist shahih Bukhari Muslim kita mendapatkan manfaat yang sangat berharga dalam mengikuti sunnah Rasulullah.
Kekayaan ilmu memberikan kemudahan bagi banyak kesulitan hidup. Penciptaan bilangan nol oleh Alkhawarizmi menjadikan dasar untuk menghasilkan rumusan binari untuk ilmu sain dan elektronika. Ibnu sina yang dikenal dengan Avicena meletakkan dasar dari pengobatan modren. Thomas alfa edison yang menciptakan bola pijar dan berbagai ciptaan lainnya sampai 1000 lebih paten atas namanya. Bill gates yang menciptakan sistem windows untuk memudahkan pekerjaan dengan menggunakan sistem yang telah dikembangkan oleh Bill gates.

Kekayaan ilmu menghantarkan orang untuk mendapatkan kebahagiaan. Ketiadaan ilmu sering menjadikan orang tidak mendapatkan pengalaman baru, cara baru atau metode memahami sesuatu. Dengan ilmu banyak kemudahan dalam menjalankan kehidupan, mendapatkan kebahagian dan menciptakan kebahagian-kebahagian baru.

Kaya jiwa/hati

Kemampuan untuk memberikan kemudahan bagi orang lain. Dengan contoh kasus di atas Anda membutuhkan kekayaan jiwa untuk dapat memberikan tempat bagi gundah gelana saudara atau barangkali teman dan sahabat. Banyak orang yang Anda temukan dalam kehidupan. Kaya jiwa adalah sebuah proses tentang makna kehidupan. Banyak kisah orang yang disekitar kita yang mampu mendengarkan berbagai keluh kesah.

Kekayaan jiwa menghantarkan kemudahan dalam memahami pasang surut kehidupan. Ketika kita bertemu dan bercerita dengan orang yang mempunyai kekayaan jiwa.

Sebuah kisah yang sering dikutip dalam berbagai sesi pelatihan dan buku-buku pembangun jiwa dimana seorang pemuda yang mengadukan permasalahannya kepada seorang tua. Dengan tenang ia meminta pemuda untuk memasukkan garam dalam segelas air, dan kemudian memimunmnya. Kemudian pemuda itu mengatakan sangat pahit. Kemudian ia meminta menebarkan garam di sebuah telaga yang tidak jauh dari rumah pak tua. Kemudian pemuda disuruh untuk meminum sedikit air telaga yang telah diberikan segenggam garam. Ia mengatakan tidak merasakan pahit akibat asinnya garam.

Inilah kisah yang memberikan sebuah prespektif tentang kekayaan jiwa. Jiwa yang kaya mampu menampung banyak kepahitan dan menjadikan sebuah kenikmatan dan tidak mempengaruhi kemampuannya untuk menyegarkan orang yang minum dari kekayaan jiwanya.

Tiga Kebahagian

Dr. Tawfik A. Al- Kusayer dalam bukunya seni menikmati hidup memberikan tiga kebahagian yang dinamakan dengan segitiga kebahagian hidup. Kebahagian ini bertumpu pada tiga dimensi yang terdapat dalam kediriankita sebagai manusia.

Tubuh.

Tubuh manusia adalah sistem yang sangat komplit dan saling berkaitan satu dengan lainnya. Tubuh memiliki keunikan dan bahasa tersendiri untuk mendapatkan kebahagiaan. Satu bagian tubuh sakit akan mengakibatkan tubuh lainnya merasakan hal yang sama. Ketika salah satu anggota tubuh tidak sehat maka ia mengurangi kebahagiaan dalam hidup.

Tubuh mampu mendorong seseorang untuk memaksimal kan usaha melakukan mendapatkan kebahagian. Dengan kondisi tubuh yang sehat dan prima manusia dapat menikmati kebahagian. Sedangkan tubuh yang sakit dapat merenggut kebahagian Anda.

Ketika sakit kepala yang terus menerus menyebabkan hilangnya kebahagian melakukan perenungan dan memaksimalkan pemikiran untuk bekerja, beraktivitas, menikmati bersama keluarga. Sakit menjadikan aspek kebahagian berkurang. Tidak sedikit orang yang melakukan bunuh diri untuk menghilangkan rasa sakit yang terus mendera.

Tubuh sebagai tumpuan untuk mendapatkan kebahagiaan membutuhkan perlakuan dengan mengkonsumsi makanan sehat dan berimbang. Ketika perlakuan terhadap tubuh baik maka ia akan memberikan balasan berupa kenikmatan kesehatan.

Ruh (spritual)

Mendorong untuk menggapai ketinggian dan keluhuran, mencintai sifat-sifat keluruhan, kedermawaan, pengorbanan, keadiaan dan mencintai amal-amal kebaikan. Dorongan untuk keberartian seperti disampaikan oleh abraham maslow dengan 5 tingkatan motivasi orang mencapai sesuatu. Aktualisasi diri adalah dorongan dari sisi ruh atau spiritual.

Ketika kita membantu orang lain untuk meringankan beban atau kesulitan, seperti membantu korban bencana gempa, stunami, banjir maka dorongan itu adalah dorongan dari spiritual. Banyak kisah kita kenal dengan kepahlawanan yang tidak ingin mendapatkan penghargaan. Namun perjuangan mereka mampu memberikan kemerdekaan bagi bangsanya yang terjajah.

Dorongan spiritual inilah yang menjadikan orang bahagia ketika telah menyelesaikan pekerjaan. Ketika melihat bahwa usaha selama ini memberikan manfaat besar bagi orang lain dan alam sekitarnya maka ada sebuah kebahagiaan, inilah bentuk kebahagian dari dorongan ruh (spiritual).

Akal

Mendorong untuk merenung dan berpikir, menghasilkan berbagai pikiran yang dapat menghasilkan berbagai kebahagian. Dorongan akal memberikan kebahagian dengan melakukan kerja-kerja intelektual. Para ulama dan ilmuan mendapatkan dorongan kebahagian dengan memikirkan banyak hal. Ibnu sina dengan dorongan akal ia menjadi ilmuan multi disiplin ilmu, Ibnu Khaldun melahirkan karya Muqaddimah sebagai dorongan untuk mendapatkan kebahagiaan dalam cakupan bernerga.
Dimensi kebahagian dari sisi penggunaan akal melahirkan sikap optimis dalam menajalankan kehidupan. Melihat kehidupan adalah sebuah tempat terbaik untuk melakukan penggalian dan mencari hal-hal yang bermanfaat untuk kehidupan.

Ketika masih kecil, ada sebuah kebahagiaan ketika mendapatkan sesuatu yang baru. Ketika bermain tanah suara keceriaan dala derai tawa mengetahui tanah bisa menjadi becek dengan menambahkan air. Ada kebahagian ketika bisa membongkar mainan baru. Kebahagian ketika bisa bermain air dengan menepuk-nepuk permukaan air. Seiring berkembangnya usia penggunaan akal meningkat, berbagai pertanyaan muncul menggelitik kepenasaran.

Sering ayah, ibu atau orang dewasa lainnya tidak mampu menjawab pertanyaan yang terkadang nyeleneh dan usil. Namun ketika mendapatkan jawban maka ada sebuah kesenangan yang terpancar. Inilah dimensi kebahagian bersumber dari akal.

Ketika dimensi kebahagiaan: tubuh, ruh dan akal akan saling mempengaruhi dan menguatkan satu sama lain dengan menjaga keseimbangan masing-masing. Namun juga memberikan ketidakbahagiaan ketika salah satu tidak seimbang dan tidak berkembang.
***
Daftar Bacaan
Al-Qur’an Al kariim. Terjemahan Departemen Agama RI
A. Riawan Amin, The Celestial Management, Senayan Abadi Publishing, Jakarta, 2004
Anif Sirsaeba. Berani Kaya Berani Taqwa. Cet. ke 5 Jakarta Penerbit Republika 2007
Stephen Barnabas. Financial Self Concept.
Roger Hamilton. Your Life Your Legacy. Terjemahan PT. BPK Gunung Emas, 2008
Dr. Tawfik A. Al-Kusayer, Seni Menikmati Hidup. Tarbawi press, Jakarta, 2009
Dr. H. Briliantono M. Soenarwo, SpOT & KH. Muhammad Rusli Amin, MA, Sehat Tanpa Obat, Pustaka Almawardi , Jakarta, 2010

Menulis di Kompasiana kenapa tidak?

Mengenal kompasiana adalah sebuah anugrah. Sebagai media sosial tempat saling berbagi dan media berkomunikasi memiliki beberapa karakteristik yang tidak dimiliki oleh media blogging lainnya. Banyak yang sebelumnya telah memiliki blog sendiri seperti di worldpress, blogger, multiply. Atau yang memiliki halaman sendiri sebagai media untuk mempublikasikan tulisan.

Kompasiana memberikan lima hal kunci keistimewaan  bagi kompasianer untuk selalu terhubung dan berbagi. Dari dua hal tersebut menjadikan silaturahmi yang terus  terhubungan berkelanjutan. Hal ini tidak dimiliki secara keseluruhan oleh penyedia media sosiol lainnya dalam pergaulan dunia maya.
Kunci pertama adalah sebagai media untuk Menulis. Kompasiana memberikan ruang untuk kompasianer untuk menuliskan berbagai hal. Meliputi peristiwa yang terjadi pada kompasianer atau hasil dari pengamatan lapangan langsung yang disebut dengan reportase. Kejadian meletesnya gunung merapi, stunami di Mentawai menjadi bahan untuk berbagi bagi rekan-rekan kompasianer yang berada di sekitar gunung merapi dan stunami mentawai.

Kompasiana sebagai tempat mempublikasikan tulisan yang berhubungan dengan pengalaman penulis yang dilatarbelakangi oleh pendidikan, keahlian, pengalaman beragam. Dari pengalaman beragam mencitpkan kekayaan pembahasan tentang sesuatu. Kita ingat kasus pernyataan Marzuki Ali tentang bencana stunami Mentawai yang mengundang para kompasianer menuliskan kritikan, saran, dan juga harapan bagi pemimpin negeri ini.

Kemudahan dalam menulis di kompasiana semudah menulis di blog atau note facebook. Sebuah tulisan dapat ditambahkan gambar pendukung dan juga memasukkan link terkaid dengan tulisan.

Keistimewaan kompasiana adalah memberikan ruang bagi penulis kompasianer  untuk menjadi Headlines. Ada sebuah kompetisi sehat bagi anggota kompasiana untuk terus mengasah ilmu dan seni menulis. Disamping headlines terdapat rublik highlights bagi tulisan kompasianer yang bermutu dan tidak masuk dalam kriteria headlines. Inilah ruang kedua yang menjadikan sebuah tulisan kompasianer untuk dapat dibaca oleh banyak pengunjung. Kemudian terdapat ruang terakhir untuk publikasi tulisan hasil karya menulis kompasianer berupa tulisan terbaru yang akan terpajang selama tulisan terbaru belum masuk.

Kunci kedua adalah sebagai media Membaca. Kampasiana dengan anggota yang telah mencapai 47.000 kompasianer dan aktif sebanyak 30%. Sumber Admin kompasiana. Dengan jumlah metode penampilan tulisan headlines, highlights, tulisan terbaru, terpopuler, tertinggi, terbanyak, penulis tamu, dan blog jurnalis sekaligus dengan topikpilihan menjadikan pengunjung membaca tulisan-tulisan dari berbagai jendela yang tersedia. Dengan membaca menjadikan kompasianer mempunyai banyak bahan pendukung untuk menulis sebuah tulisan. Memperkaya prespektif tulisan, menguatkan fakta dan memberikan kedalaman tulisan.

Sebuah tulisan bagus dan mempunyai citarasa indah membutuhkan kemampuan untuk membaca berbagai literatur dan berbagai tulisan. Tidak ada tulisan terlahir dari sebuah kemampuan membaca rendah apalagi tidak membaca sama sekali. Dengan tersedianya bahan bacaan baik dari tulisan kompasianer atau dari kompas.com, google.com, yahoo.com, wikipedia.com, menjadikan kegiatan membaca menyenangkan disebabkan ketersediaan bahan bacaan mudah di dapat dan cepat.

Ketiga, kunci istimewa kompasiana adalah media analisa peristiwa. Penulis sering membaca beberapa tulisan-tulisan terdahulu dari beberapa kompasianer yang terkait dengan tulisan yang akan dipublish. Dengan membaca beberapa tulisan memberikan sebuah kerangka analisa dimanakah kita akan menempatkan tulisan, mengatur ritme tulisan dan sekaligus sasaran tulisan.

Sebuah tulisan memiliki sebuah alur yang lahir dari ilmu dan seni penulis merangkai aksara mengikuti kekuatan analisa penulis. Tulisan akan garing tanpa ada sebuah alat analisa. Ia akan menjadi sampah informasi yang membutuhkan sebuah daur ulang untuk menjadi berharga kembali.

Keempat, kunci keistimewaan kompasiana adalah tempat mengomentari tulisan. Setiap tulisan terbuka ruang untuk di komentari oleh pembaca. Sebuah tulisan ketika dikomentari menandakan sebuah apresiasi pembaca. Terdapat beberapa komentar yang terkadang memanaskan kuping, menyalut emosi dan membuat sebuah kejengkelan bagi penulis. Namun dibalik itu semua adalah bentuk penghargaan bahwa tulisan yang di publish diapresiasi oleh pembaca. Terkadang terasa sedih apabila tidak ada yang memberikan komentar atau memberikan nilai kala tulisan telah dipublish. Ada sebuah aturan tersendiri besangkutan dengan mengomentari tulisan. Pertama, berilah komentar sesuai dengan topik tulisan. 

Kedua, berilah penilaian objektif untuk tulisan yang dikomentari. Ketiga, berilah nilai untuk tulisan sesuai dengan kualitas tulisan. Keempat, komentari beberapa tulisan untuk mendapatkan komentar balasan.
Kelima, kunci keistimewaan kompasiana adalah terhubungnya kompasianer dengan kompasianer lainnya dalam jaringan pertemanan. Keterhubungan ini memberikan pemberitahuan bahwa teman telah mempubliskan tulisan terbaru.

Semoga dengan perubahan kompasiana dalam rangka ulang tahun ke-2 menjadikan rumah ini semakin sehat dan menyehatkan bangsa kita yang tersakiti oleh virus penyakit dari beberapa elit bangsa yang tidak terbiasa berkomentar santun dan cerdas.
Salam kompasiana.

Menghargai pahlawan dalam lembaran uang

Hampir setiap hari kita menggunakan uang sebagai alat transaksi. Mulai dari membeli rokok bagi perokok yang terkadang mesti meminta tolong kepada anak kecil atau anak sendiri. Sebagai tradisi yang tidak baik dalam sisi pembelajaran. Kemudian membeli keperluan masak memasak bagi ibu rumah tangga yang menjadi pahlawan bagi keluarga. Mulai dari minyak goreng yang melonjak naik, gula, sabun, ikan, cabe, susu dan sayur bayam, toge, wortel. Kenaikan ini tidak sebaik kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan di lantai Bursa Efek Jakarta yang mendatangkan keuntungan bagi pemilik saham. Sedangkan bagi ibu-ibu ini menjadi sebuah ketidakberuntungan karna Indeks Harga Sabun dan Gula naik maka jumlah pilihan terbatas.

Uang sebagai alat transaksi memiliki gambar dua sisi yang saling melengkapi. Setiap lembaran mempunyai karakteristik yang membawa sebuah stata sosial bagi pengguna uang terutama sebagai alat transaksi. Ketika uang lima ratus rupiah seri kertas yang bergambar rumah adat pada satu sisi dan orang utan pada sisi lain menciptakan sebuah lelucon. Pak Si Molek ada pak? tanya Melek kepada bapak molek. Moleknya tidak ada dirumah, katanya ia pergi kekebun untuk mengambil buah rambutan yang lagi berbuah. Kalau begitu pak, biar saya menyusul si molek mengambil buah rambutan”. Dengan sekali balik maka di dapatlah molek lagi duduk santai di atas dahan sambil bergelayutan. Lelucon ini sering diganti dengan nama teman.

Kembali dengan semangat dan spirit kepahlawanan yang telah memberikan sesuatu yang berharga bagi penerus untuk memelihara jerih payah pahlawan. Salah satunya adalah menjadikan gambar pahlawan pada lembaran uang yang kita gunakan sehari-hari.

Pada lembaran uang Rp. 1.000,00 kita akan bertemu dengan senyum Kapitan Pattimura . Sedangkan pada lembaran uang Rp. 2.ooo,00 kita akan disapa oleh Pangeran Antasari. Dan pada lembaran uang Rp. 5.000,00 kita bertemu dengan Tuanku Imam Bonjol, sedangkan pada uang Rp. 10.000,00 kita bisa berbincang Sultan Mahmud Badaruddin II. Ketika bertemu dengan uang Rp. 20.000,00 kita bertemu dengan pahlawan Oto Iskandar di Nata. Namun ketika kita bertemu dengan uang Rp. 50.000,00 kita bisa mempelajari perjuangn I Gusti Ngurah Rai. Untuk uang tertinggi adalah lembaran Rp. 100.000,00 bergambar DR. Ir. Soekarno dan DR. H Mohammad Hatta sebagai proklamator kemerdekaan.

Manfaat dari penggunaan gambar pahlawan dalam lembaran uang memberikan pembelajaran tentang sejarah kepahlawanan untuk anak bangsa. Dengan gambar pahlawan memunculkan pesan yang terus menerus untuk kita melahirkan sejarah kepahlawan sendiri. Mengutip perkataan Jhon F Kennedy “Jangan tanya apa yang negara berikan kepadamu, namun apa yang telah engkau berikan kepada negaramu”.

Namun dalam keseharian ada sebuah budaya yang telah mengakar untuk tidak menghargai lembaran-lembaran uang berupa. Pertama, meremas uang seperti bola, ini sering dilakukan oleh anak-anak yang tidak mendapatkan pembelajaran tentang menghargai selembar uang. Kedua. Menstaples uang, sering dilakukan oleh para pedagang yang takut kehilangan lembaran uang. Akibatnya adalah kerusakan uang dan bentuknya yang terkadang koyak, namun tidak jarang juga para teller bank melakukan hal yang sama. Ketiga, mencoret lembaran uang. Berbagai tulisan numpang di lembaran uang, ada yang membuat kalimat puisi, ungkapan hati, nomor HP dan tidak sedikit ungkapan caci maki.

Namun coba kita bertanya sejauh mana kita mengenal secara jauh tentang pahlawan yang selalu memberikan sapa ketika menggunakan uang untuk melakukan transaksi sehari-hari?
Bagaimana perjuangan Otto Iskandar Di Natta, Tuanku Imam Bonjol yang mesti di buang ke Makassar dan meninggal disana? dan Bagaimana perjuangan Pangeran Antasari dan pahlawan lainnya. Pertanyaan ini semoga menggugah kita untuk mempunyai spirit kepahlawanan yang dibutuhkan negeri ini keluar dari bencana kebejatan moral dan perilaku tidak berpihak kepada kebenaran.

Sudahkah kita bertransaksi dengan uang hari ini dengan senyum pahlawan yang telah mengukir sejarah kebaikan dan kita menghargai jasa mereka dengan hal sederhana tanpa merusak lembaran?
Selamat hari pahlawan nasional

Selasa, November 09, 2010

Dorongan cinta

Ketika kita pada pertama kali bertemu dengan benda bagus, benda yang unik, atau seseorang, dengan melihat sekilas saja ada satu ketertarikan. Ada yang melekat untuk dalam ingatan. Barangkali kita mengatakan wah bagusnya dan uniknya. Atau barangkali berucap wah keren banget itu orang atau wajahnya yang mendatangkan sesuatu ketenangan atau keteduhan. Maka pada saat itu kita teleh didorong oleh getara cinta.
Dorongan cinta mempunyai berbagai metode dan cara tersendiri. Terkadang sulit untuk dipahami oleh orang lain dan terkadang yang bersangkutan. Bagaimana Nabi Yusuf mampu menahan diri dari ajakan Zulaikha dalam melakukan perbuatan zina. Zulaikha didorong oleh dorongan cinta biologis atas ketampanan nabi Yusuf. Sedangkan nabi Yusuf menolok oleh dorongan cinta kepada Allah Swt yang menjadikan dorongan cinta biologisnya tunduk dalam aturan sang Pencipta.

Ada beberapa dorongan cinta yang selalu hadir dalam setiap gerak kehidupan:

Pertama, Dorongan cinta yang berasal dari sisi religius atau ruh. Dorongan ini memaparkan bagaimana kita melakukan semua kegiatan untuk mendapatkan kepuasan bathiniah dan juga kebahagiaan. Dorongan inilah yang melahirkan prestasi-prestasi besar yang lahir dari tokoh besar seperti Dalai lama, Nelson Mandela, Mahatma ghandi, Malcom X.

Banyak kisah kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Dari sebuah realiti show minta tolong di sebuah stasiun swasta memberikan bentuk dorongan cinta dari sisi religius. Ada nuansa tanpa pamrih untuk menolong sesama. Disinilah nilai-nilai kemanusian muncul menjadi kekuatan perubahan untuk dunia yang lebih tatanan dunia yang lebih baik.

Pada tahapan dorongan cinta ini terkadang bagi sebagian orang terasa berat untuk melakukan. terkadang dunia ini tidak mendapakan pujian, penghargaan dan tidak sedikit caci maki dan penolakan oleh banyak orang. Belajar dari kisah Mbah Marijdan yang mendedikasikan hidup sebagai juri kunci adalah bentuk dorongan cinta dari sisi religius yang melahirkan loyalitas dan komitmen sekaligus.

Lebih lanjut dorongan cinta ini adalah pada tahapan kepasrahan dan kepatuhan kepada Allah swt. Dimana setiap dorongan untuk mencintai apapun ditujukan untuk mendapatkan keridhoan. Inilah cinta para Nabi dan Rasul yang membawa ummat manusia ke jalan Allah. Pengabdian mereka tidak meminta balasan dari sisi manusia. Malah terkadang ummat sendiri melakukan kejahatan kepada Nabi dan Rasul.

Kisah Nabi Musa yang menghadapi Fir’aun untuk membebaskan dari kedurhakaan Fir’aun terhadap Allah pencipta langit dan bumi. Kisah Nabi Muhammad Saw yang mesti hijrah dari tanah kelahiran di Makkah untuk menegakkan kalimat tauid Laa ilaaha illallaah. Dan juga pengorbanan orang-orang yang kita kenal dengan kepahlawanan mereka dalam berbagai bidang kehidupan.

Dorongan cinta inilah yang menjadikan seorang ibu mampu membesarkan anak-anaknya, tanpa pernah untuk meminta kembali kasih sayang yang telah diberikan.  

Kedua, Dorongan cinta dari sisi biologis. Inilah sunnatullah untuk manusia dan hewan. Berlanjutnya regenerasi manusia didasarkan pada aspek biologis.

Ketika dorongan ini berdiri sendiri dan tidak dilandasi dengan sisi religius maka melahirkan berbagai sisi hewaniyyah dalam tindakan manusia. Inilah yang melahirkan perilaku kebebasan dalam seks. Dimana telah menciptakan berbagai permasalahan, penyakit HIV/AIDS. Memproduksi film dan tontonan yang hanya mengeluarkan dorongan untuk memuaskan dorongan birahi semata.

Namun jika dorongan ini berada pada tuntunan agama ia akan memberikan buah karya generasi-genersi terbaik. Tidak di dapati lagi pembuangan bayi di tong sampah. Mengikuti dorongan ini menciptakan banyak petaka bagi generasi yang mesti mati sebelum sempat menikmati udara bumi, yakni aborsi. Tidak sedikit yang mesti tidak dapat melanjutkan pendidikan karena mengikuti dorongan cinta biologis.

Ketika, adalah dorongan cinta dari sisi kepemilikan kebendaan. Dorongan ini melahirkan keinginan untuk memiliki benda yang dapat menjadi simbol kekayaan. Perlombaan yang menciptakan sebuah keserakahan. Terkadang terlihat amat menggelikan melihat seseorang yang mempunyai banyak kendaraan namun tidak bermanfaat dan hanya menjadi pajangan semata.

Dorongan ini menghasilkan dimensi perilaku penguasaan sumberdaya energi. Penguasaan ini telah melahirkan malapetaka dalam bidang energi, pengeksploitasian besar-besaran tanpa kemauan untuk memelihara.  
Keempat, dorongan cinta dari sisi popularitas. Dorongan inilah yang melahirkan berbagai event pencarian bakat, mulai dari indonesia idol yang mengadopsi american idol, Indonesia mencari bakat, AFI, dan berbagai bentuk kegiatan lainnya.

Dorongan ini juga menjangkiti para politisi untuk dapat dipilih oleh masyarakat. Nuansa ini dapat dilihat dengan berbagai pajangan poto dengan visi dan misi sang kandidat. Beratus juta dihamburkan untuk mengiklankan diri. Berharap dengan ini mendapatkan popularitas dan mendapatkan sejumlah suara untuk menjadi anggota dewan. Namun seiring waktu ternyata popularitas tidak berbanding dengan populisnya keputusan anggota dewan.

Sudahkah kita menimbang kembali dorongan cinta dalam ritme kehidupan yang terus berputar dalam siang dan malam untuk hidup yang lebih bermakna?