Minggu, November 14, 2010

Menulislah Anda akan bahagia

Lembaran itu masih putih tanpa garis pembatas kanan, kiri, atas dan bawah. Ia hadir bernama bawaan Document1, begitulah ia selalu hadir kala membuka document baru. Namun sebagian telah berganti nama, seperti kata orang minang “ketek banamo, gadang bagala”. Ketika ia kecil bernama Document1 dan setelah besar dengan tambahan catatan dari Anda sebagai penulis maka ia menjadi bagala yang menjadi berbagai macam nama, seperti judul tulisan kali ini, Menulislah Anda akan bahagia.

Menulis adalah kegiatan penyatuan berbagai prespektif dan keilmuan. Ketika menulis seorang Penulis menghadirkan berbagai lintasan pemikiran, adukan emosi yang bergerak antara marah, sedih, kecewa, senang, bahagia, dorongan jiwa yang bergelora untuk mendapatkan kepuasan bathin.

Lintasan pemikiran yang terus bergerak dari berbagai persoalan yang lahir menjadi ide, pemikiran terkadang akan hilang seiring datangnya respon baru dalam pikiran. Teramat sering ketika ada ide dan pemikiran dan tidak dituliskan ia menguap seperti air mendidih dan sulit untuk di tangkap. Hal ini telah pernah diingatkan oleh sahabat nabi Ali bin Abi Thalib “Ikatlah ilmu dengan menuliskannya”.

Dalam berbagai kesempatan ide itu datang begitu saja ketika sedang rileks atau membaca. Pengalaman pribadi hal ini sering mengasyikkan kalau dituliskan secepatnya, namun jika tidak maka ia pergi tanpa mau kembali. Untuk mengatasi hal ini sering menggunakan catatan kecil di lembar kertas kecil atau dalam sms. Namun terkadang malah di kertas terbuang.
Ketika tulisan berawal dari sebuah ide, maka ia membutuhkan penjabaran yang berhubungan dengan ide. Jabaran ini di dapat dari berbagai macam informasi terkait. Hal ini seperti sel otak kita yang mempunyai hubungan-hubungan satu sama lain yang terus berkomunikasi untuk memanggil penggalan informasi yang pernah tersimpan. Cara kerja ini yang sering digunakan menulis dengan menggunakan peta pikiran (mind mapping) yang ditemukan oleh Tony Buzan.

Pemikiran yang dituliskan akan mendatangkan sebuah kepuasaan hal ini seperti apa yang disampaikan Dr. Tawfik A. Al-Kusayer bahwa salah satu aspek membuat orang bahagia adalah akal yang mendorong seseorang untuk merenung dan berfikir. Dari beberapa pemikiranlah kita mendaptkan banyak kemudahan dan kebahagiaan.

Kemudian dalam menulis juga membutuhkan sebuah sentuhan emosi, ada kisah yang mampu menguras air mata pembacanya dengan kisah sedih yang memilikan. Membuat seseorang tertawa lepas dengan anekdot yang dituliskan. Membuat seseorang merasa mendapatkan inspirasi dari sebuah tulisan.

Dalam menulis letupan emosi adalah bahan bakar kedua setelah ada ide dan pemikiran. Namun bagi sebahagian ada yang membutuhkan dorongan emosi. Kemampuan meramu emosi berwujud dalam kata-kata yang di tambah dengan ide dan pemikiran menjadikan tulisan mampu menyentuh sisi emosional pembaca.

Ketika kita membaca sebuah tulisan tentang sebuah pencapaian prestasi anak Indonesia yang mendapat penghargaan maka kita akan merasa senang, karena ia bagian dari generasi terbaik bangsa Indonesia.

Disamping lutupan emosi menulis membutuhkan ruh atau jiwa. Tidak sedikit yang akan kecewa dan tidak mau lagi menulis ketika menulis menjadi sebuah motivasi untuk mendapatkan penghargaan berupa juara menulis artikel. Atau berhenti menulis ketika ada orang yang memberikan tanggapan yang tidak sesuai yang diinginkan. Ada beberapa tahapan untuk mendapatkan ruh dalam menulis. Hal ini berangkat dari niat awal menulis. Pertanyaan awal untuk menulis adalah untuk apa saya menulis? Pertanyaan ini membutuhkan jawaban yang jujur dari diri sendiri. Tulislah jawaban-jawaban tersebut untuk pertama sekali tanpa harus di edit. Setalah kita menuliskan jawaban maka kita akan mendapatkan poin-poin utama kenapa kita menulis. Poin-poin inilah yang menjadikan bagian tidak terpisahkan dari tujuan untuk apa kita hidup.

4 Tips untuk menjadikan menulis adalah aktivitas membahagiakan

Pertama. Buatlah afirmasi sebelum menulis, seperti, Senangnya hatiku dengan menuliskan apa yang ada dalam pikiranku. Atau “Menulis adalah kesenangan yang tak tergantikan’ dan berbagai bentuk afirmasi lainnya sesuai dengan bahasa yang enak dan renyah.

Kedua. Buatlah simbol-simbol yang membuat Anda happy, seperti smile dengan warna kesukaan Anda. Hal ini bermanfaat untuk menjaga mood menulis dan menyelesaikan tulisan.

Ketiga. Putarlah musik kesukaan Anda. Hal ini membantu dalam mengurangi gangguan suara yang menghilangkan focus dalam menulis. Beberapa saran untuk dapat masuk dalam kondisi Alpha putarlah lagu Mozart, Bethoven, Yanny dan Kitaro.

Keempat. Tulislah semuanya dahulu, baru kemudian edit. Terkadang rasa kesal, bosan atau tidak tahu apa yang akan ditulis datang menghampiri Anda. Maka tulislah rasa bosan itu datang untuk menyelesaikan tulisan ini, dan kok madeg ya menuliskan ide dikepala.

Semoga tulisan singkat ini bermanfaat dan menambah kebahagian Anda. Tulisan ini lahir dari kemandegan menyelesaikan bab dari buku Sang Pemenang Pembelajar dan mempersiapkan slide mengisi Pelatihan Kepemimpinan Siswa di Pesantren AlHira di Air Hangat Kab. Tanah Datar Sumatera Barat 20 November 2010.

Tidak ada komentar: