Selasa, Desember 22, 2009

BERKUBANG DOSA KEMBALI


Tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka, malah mereka berbuat kezaliman di bumi tanpa (alasan) yang benar. wahai manusia! sesungguhnya kezalimanmu bahayanya akan menimpa dirimu sendiri: itu hanya kenikmatan hidup duniawi, selanjutnya kepada kamilah kembalimu, kelak akan kami kabarkan kepadamu apa yang telah telah kamu kerjakan (Q.S Yunus:23) 
Bencana tetap menyisakan orang-orang yang tinggal dengan segenap dinamika. Kesempatan untuk menata diri sesuai dengan syariat Islam dengan memenuhi tuntunan Allah dengan Al-quran dan Rasul dengan Sunnah. Bagi mereka yang menjadi korban semoga menjadi yang terbaik di sisi Rabb (Q.S Alfajri 29-31). 
Namun dari pengalaman penulis di wilayah bencana semua Allah perlihatkan di depan mata penulis bagaimana sebuah kezaliman merajalela dan perangai manusia. Gambaran ini Allah gambarkan di Q.S al-a’raf ayat 179 lebih hina dari binatang ternak. 
Ketika gempa mengguncang di petang hari rabu dan itu menjelang magrib. Dari beberapa cerita yang kudapati bahwa bumi seolah menjadi sebuah akrobat yang kita tidak mampu untuk berdiri atau pun berbaring. pilihan-pilihan berkecamuk di depan kepanikan, bagi yang mencintai dunia, dunia itu telah berguncang menghancurkan segala isinya. mencintai rumah, rumah hancur berantakan, mencintai harta, harta tidak membawa apa-apa malah menyusahkan. Mencintai anak dan keturunan, malah membawa kepayahan dan juga menjadi fitnah. 
Magrib menyapa masyarakat yang di cekam ketakutan akan banyak hal. Hanya satu kata kita mesti kembalikan semuanya Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Namun adakah masyarakat melakukan solat magrib dan melakukan solat sunnah taubah dan solat sunat tolak bala? Isya datang menuntun sang hamba untuk berpasrah diri kepada Allah akan segala kejadian di alam adalah kehendaknya. 
Dari cerita yang penulis dapat di lapangan bahwa sedikit masyarakat yang kembali ke rumah Allah untuk beribadah dan bermunajat kepadanya mohon ampun. Senin, 5 Oktober 2009 Hari pertama kegiatan “Anugrah dibalik bencana” di laksanakan di Kec.Lubuak Aluang, Nagari Lubuak Aluang, di sebuah mesjid Raya. Kegiatan di mulai dengan trauma healing dan juga dengan pengaturan saf para ibu-ibu. Yang menjadikan kesedihan terdalam penulis adalah hilangnya masyarakat untuk melaksanakan solat zuhur berjamaah dari lebih kurang 75 orang tinggal 4 orang saja yang solat berjamaah.  Kemanakah mereka?
Mesjid hanya di gunakan untuk kegiatan solat jum’at semata.???



Tidak ada komentar: