Kamis, Desember 24, 2009

Kereta api mogok




Jam menunjukkan 10 30 menit pada jam yang tergantung di stasiun cikini. Telah 30 menit berlalu kereta api yang ditunggu pun tidak datang. Pakuan lewat dengan kecepatan penuh yang tidak mau berhenti untuk menaikkan penumpang yang hanya membayar Rp. 1000 untuk jurusan dekat dari stasiun Cikini-Stasiun Jakarta Kota , murah meriah dan hanya di dapat di kereta api Indonesia. Menurut penulis yang telah terbiasa memanfaatkan transportasi murah nan meriah ini.
Beberapa kereta api jurusan jauh tetap lewat yang menaikkan penumpang dari stasiun gambir menuju seluruh kota di Jawa tengah, Joyjakarta dan jug Jawa Timur, kalau sampai bali entah kapan? Kemudian lewatlah ketera api dengan tariff sekali jalan Rp. 5500,00 jauh maupun dekat. Penumpangnya berjubel, dan penuh. Kenapa ini bisa terjadi, apakah tidak berjalan hari ini kereta api ekonomi langganan saya dan banyak pertanyaan lain yang muncul.
Salah satu penumpang menyapa dan menyuruh untuk naik. Naik aja nga di periksa kok. Kontan aja kaki ini naik karna telah kesal dengan penungguan lebih dari 30 menit. Cerita punya cerita kereta api ekonomi 2 buah mogok di pasar minggu dikarenakan rusak. Sejauh ini penulis hanya bisa diam sambil menikmati ademnya udara kereta api ekonomi AC. Dan ternyata benar tidak ada pemeriksaan karna penumpang lebih banyak adalah mereka penumpang ekonomi biasa.
Satu hal yang tetap menarik dari kebiasaan penumpang kereta api ekonomi adalah bergelantungan di pintuk masuk dan keluar. Pada gerbong kereta api ekonomi hanya terdapat 4 pintu keluar masuk dan itu hanya 2 sisi yang dapat dimanfaatkan untuk turun naik. Berbeda dengan kereta api ekonomi AC yang mempunyai 8 pintu keluar masuk dengan 4 pada masing-masing sisi. Hal ini memudahkan untuk masuk dan keluar penumpang.
Kereta api untuk ekonomi adalah kereta api keluaran tahun 60 dan 70 an. Model yang telah lama ketinggalan dan juga telah sering penyesuaian umur ekonomis. Untuk kereta api ekonomi AC adalah kereta api bekas dalam hal ini masih berkualitas karna jarang mogok di jalanan. Kereta api ini adalah kereta api yang telah habis masa operasionalnya di Negara asal apakah dari Jepang atau cina, barangkali dari jepang karna menggunakan bahasa kanji. Inilah nasib bangsa besar dengan penduduk namun tidak besar dalam sikap dan kemapuan intelektual untuk menciptakan kereta api dari dapur teknologi sendiri.
Dalam perbaikan beberapa kerata api lebih sering mengandalkan kanibalisasi terhadap suatu suku cadang dengan suku cadang yang lain. Dalam hal ini amat membahayakan penumpang dan juga kesalamatan perusahaan dalam citra penumpang.
Kereta api sebagai sarana tranportasi public sering mengalami mogok dalam hal subsidi. Pemerintah lebih senang mensubsidi garuda Indonesia dengan dana yang besar dan merapitulasi bank-bank yang rusak dari pada kebutuhan masyarakat banyak.
Dan satu yang hari ini masih ada terjadi adalah terjadinya kebocoran-kebocoran yang diakibatkan oleh tikus-tikus kereta api yang memakan bagian-bagian kereta api. Mulai dari karcis, perbaikan, pembayaran tagihan listrik dan aspek perkeretaapian.
 Maka wajar keterlambatan dan ketidak tepatan waktu kereta api ekonomi dan Indonesia sebuah ketidakwajaran yang wajar. Kereta api tut-tut, tut-tut tetap bagian buntut dari kebijakan mentri transportasi kabiner Indonesia bersatu jilid 2.

Tidak ada komentar: