Rabu, Desember 30, 2009

Sarjana Survival


Bang berapa harga bukunya? Tanya seorang anak kecil seusia anak taman kanak-kanak, terhadap seorang pedagang menggambar, berhitung dan mewarnai buku keliling. Sang abang menjawab Rp.2000 dek. Mang tidak bisa kurang lagi Bang? Nga’ dek. Ya udah aku mau yang membaca dan berhitung dengan gambar Ben 10.

Itulah sekelumit cerita pedagang buku dengan anak kecil Tk di sebuah Tk di Daerah Kramat Sentiong. Yap aku berpindah tangan hari ini diriku bersama uang 500 kuning. Uang logam yang mempunyai berat dan mampu untuk membuat orang sakit ketika ditimpuk.

Dulu pada penerbitan tahun 1991 beredar kabar tentang keunggulan logomku dan masyarakat berlomba untuk menjadikan diriku cincin dan aneka perhiasan. Namun hari ini tidak lagi. Dibalik kaca jendela sebuah Taman Kanak-Kanak tertera tanggal 8 Desember 2009

Abang penjual buku adalah potret mereka yang mencoba bertahan hidup di Jakarta dengan segenap suka ria, duka lara. Ketegaran dan juga kemauan keras untuk bertahan hidup di metropolitan adalah tekad yang kuat. Cerita punya kabar sang Abang adalah lulusan sebuah universitas ternama.

Bebekal sebuah keinginan kuat untuk menjadi pengusaha sukses dan tidak mau menjadi karyawan hal ini dilakoni. 500 perak adalah keuntungan sang Abang dari 1000 rupiah perbuku yang dibeli oleh konsumen, semoga cita-cita yang disampaikan tuk abang. Dengan beberapa puluh ribu hari ini bisa untuk membeli beras dan merental warnet untuk mengirim beberapa tulisan.

Tidak ada komentar: