Sabtu, Desember 19, 2009

IMAN UTOPIA


Dalam salah satu hadist qudsi dikisahkan ketika Allah SWT memerintahkan kepada malaikat untuk mengazab suatu kaum, malaikat berkata ‘Ya Allah, dinegiri itu ada seoragn hamba yagn selalu beribadah dan orang soleh (rajulun ‘abidin shali)” Tapi kata Allah “Muailah azabnya dari dia”
Rangkaian bencana alam 2005 Tsunami di aceh, nias, yang terbaru jawa barat dan sumatera barat. Rangkaian bencana ekonomi, resesi ekoomi dunia 1997, 2009 dan juga kasus penggelapan dana nasabah. Kasus teranyar adalah korupsi bank century yang menyeret beberapa orang pelaku yang adalah orang-orang pengambl kebjakan di Inonesia. Rangkaian bencana dalam bidang hukum dengan munculnya konspirasi untuk menurunkan antasari azhar dan kriminalisasi KPK dengan judul buaya vs cicak.
Rangkaian bencana social dengan penindasan orang kecil dalam pencurian,
Berbagai kajian dan juga omongan dalam diskusi dan praktek keagamaan. Banyak sudah ayat dan hadist serta penerjemahan tentang persoalan keagamaan. Alquran di cetak setiap saat dengan jumlah yang banyak dan tidak sedikit yang menjadi ulama berada dalam deretan ahli ibadah, namun di dekatnya lah negri itu hancur?
Iman sebagai sebuhkonsepsi doctrinal mengalami kecacatan implementatif. Eksekusi yang menyimpang dan juga pembengkokan tujuan. Iman yang dibahas dalam taklim-taklim baik di mesjid di kalangan masyarakat biasa atau mereka yang pemangku kepentingan seantaro negri hanya menguap.
Begitu banyak mereka yang mengaku beriman dan menjadi pengambilan keputusan dalam berbagai lini kehidupan. Contoh sederhana adalah merka yang telah mampu menyelesaikan rukun islam kelima adalah dalang kerusakan dalam bidang ekonomi social.
Disebuah komplek terdapat mesjid indah dan dengan keuangan sampai 90 juta rupiah, yang dikelola oleh beberapa orang takmir mesjid yang rata-rata adalah pak haji dan orang berpengaruh. Disampingnya terdapat masyarakat miskin dan terjebak rentenir dalam usaha. Pasar-pasar yang di sana tempat sujud dan rukuk para pedagang, berinfak untuk mesjid dari pola perdagangan yang dibantu oleh system riba dan rentenir. Mesjid mempunyai kas besar dari sumbangan jamaahnya. Namun disisi lain mesjid dan yang menyatakan beriman tidak mampu membebaskan jamaahnya dari sebuah dosa ekonomi.
Realitas keimanan
Bagaimana bentuk realitas iman itu? Dan bagaimana merealisasikanya? Ada dua contoh sederhana yang. Pertama. Tentang sisa aktivitas kita berupa sampah apakah kita membuang sembarangan dan tidak peduli dengan kebersihan lingkungan. Aktivitas ini bagian terkecil dari sekian banyak aktivitas kehidupan harian. Singpura memberikan kewajiban bagi perokok untuk merokok di tempat merokok dan mendenda bagi yang membuang sampah tidak pada tempatnya. Kedua. Dalam bermualah dan berbagai kegiatan kita apakah telah meng-aulia-kan sesama muslim?
Sudahkah kita beriman dalam bentuk realitas?

Tidak ada komentar: