Rabu, Desember 23, 2009

MENGELOLA CASH OUT FLOW[i]




Ketika berjalan-jalan dalam rangka windows shopping di sebuah supermarket atau tempat belanja hypermarket. Di atas jejeran pakaian di letakkan sebuah tawaran diskon 50% dan tambahan untuk kartu membership. Pada saat itu ada hasrat untuk membeli dan bajunya hanya tinggal satu dan itu merupakan warna kesukaan. Apa yang akan kita lakukan. Pertama apakah kita membelinya dengan uang cash atau dengan uang elektronik? Kedua. Hanya memandangi dan berkata beberapa baju di lemari masih ada yang belum dipakai?
Di sebuah bus seorang pengamen bernyanyi dengan suara yang baik dan menyanyikan lagu kesukaan. Apakah tindakan yang anda lakukan? Mengeluarkan beberapa uang receh atau ribuan untuk pengamen atau tidak mengeluarkan dan hanya memberikan seulas senyum dan angkat tangan?
Tiba-tiba beberapa orang teman menghubungi bahwa hari minggu ini kita ada kegiatan kumpul dan berencana berlibur ke daerah ragunan. Dengan rayuan bahwa seorang teman akan mentraktir makan karna ada syukuran kecil? Apakah anda mengiyakan tawaran? Atau mengatakan maaf saya tidak bisa ikut?
Apabila menerima uang receh pecahan Rp. 100, Rp. 200, Rp. 500, atau Rp. 1000, apa tindakan anda? Apakah mengumpulkan dalam suatu tempat? Atau membelanjakannya beberapa cemilan atau gula-gula? Atau meberikannya kepada pengemis atau pengamen di atas bus atau kereta api?
Apapun keputusan anda adalah pencerminan perilaku dan kebiasaan-kebiasaan yang menjadikan anda berada pada kelompok tertentu.
Pada pertanyaan pertama, ketika memilih untuk membeli. Dapat dikategorikan mempunyai kebiasaan pengeluaran impulsive dan mudah dipengaruhi keadaan. Tindakan belanja tidak rasional. Pengelolaan cash out flow masuk pada kolom keinginan keinginan dan kesenangan. Apabila kita membeli dengan uang elektrnik maka diri kita terjebak sebuah resiko maut financial.
Pada pertanyaan kedua, pilihan memberi pengamen adalah pilihan berdasarkan keinginan dan rasa kasihan.
Pada pertanyaan ketiga, pilihan ketiga apabila memilih membelanjakan maka uang recehan maka kita lebih memilih tidak perhatian tentang hasrat menjelaskan kebutuhan dan keinginan. Dan apabila pilihan mengumpulkan uang recehan dalam satu tempat maka hal ini ada satu kebiasaan yang mengarah pada pengelolaan keuangan yang lebih baik.
Sebuah hukum dalam pengelolaan bahwa Pengeluaran itu Pasti. Mulai dari aktivitas bangun tidur, melakukan bersih-bersih dan seluruh aktivitas harian. Menggosok gigi adalah sebuah pengeluaran pakah kita termasuk menggosok gigi berdasarkan kebutuhan, keinginan atau sebuah kesenangan. Dalam kajian kali ini kita akan memetakan beberapa hal mendasar dalam pengelolaan cash out flow di pandang dari sisi Islamic Cashflow Quadrant. Prinsip dasar cash flow mengikuti 2 hukum neraca pribadi pertama menjadikan peningkatan pada sisi asset (pahala). Kedua, menjadikan peningkatan pada sisi dosa (lialibilatas) Hukum ini akan tarik menarik. Apabila sisi asset (pahala) meningkat maka menambah asset dan sekaligus mengurangi liabilitas dengan kebiasaan cash out flow. Namun apabila kebiasaan pegeluaran cash out flow meningkatkan pada sisi liabilitas (dosa) dan menurunkan asset (pahala).
Pengelolaan cash out flow untuk kepribadian mengikuti tiga pintu utama. Pintu petama Pengeluaran berdasarkan kebutuhan.  Pintu Kedua pengeluaran berdasarkan keinginan. Ketiga pengeluaran berdasarkan kesenangan.
 Defenisi kebutuhan adalah sesuatu yang memang benar-benar Anda butuhkan dan apabila tidak diterlaksana maka resiko yang ditanggung adalah mati, sakit yang lebih parah, kehilangan sesuatu yang berharga, timbulnya resiko lebih besar, PHK atau kehilangan peluang yang lebih besar. Sedangkan keinginan adalah dorongan sesaat yang muncul oleh rangsangan eksternal. Rangsangan ekternal ini di timbulkan oleh promo diskon, tawaran dari pramuniaga (salesman). Iklan atau hanya keinginan yang amat mendadak. Sedangkan untuk kesenangan adalah sesuatu pelampiasan emosi bahagia, atas mendapati sesuatu atau takut tidak merasa bahagia atau dikucilkan pada beberapa kasus. Kesenangan di dasari kepada sebuah fantasi dan imajinasi.
Bagaimana mengetahui bahwa pengeluaran kita merupakan sesuatu yang membangun asset (pahala) dan juga berlandaskan kebutuhan.
Langkah pertama yang kita lakukan. Mendefenisikan peran-peran diri dan beserta tanggung jawab. Secara sederhana peran-peran kita terdiri dari: sebagai pribadi, anak, ayah, ibu, karyawan, keluarga besar, mahasiswa, relawan. Dengan mendefenisikan peran-peran kita maka kita bisa menilai bentuk pengeluaran yang merupakan kebutuhan, keinginan atau sebuah kesenangan.
Langkah selanjutnya, adalah melihat rekam jejak pengeluaran berdasarkan peran-peran diri kita dalam kehidupan. Hal sederhana adalah mencatat beberapa pengeluaran dalam seminggu dan menjadikanya menganalisa untuk menentukan peran diri kita yang menggunakannya. Contoh: Makan siang di sebuah restoran bersama teman sekantor sebagai makan siang biasa. Pada saat itu anda mentraktir karna kepengin saja. Maka makan adalah kebutuhan yang semestinya mempertimbangkan standar kebutuhan dan sedikit mengurangi keinginan dan juga kesenangan. Hal ini bisa diganti dengan membawa bekal dari rumah dengan menu yang sedikit special dan membawa lebih untuk memberikannya kepada teman sekantor dan itu lebih baik. Baik bagi kebutuhan, baik bagi peran anda dirumah dan juga bagi teman sekantor.
Langkah selanjutnya, belajar berpuasa dalam financial. Hal ini dimulai dengan merencanakan apa yang akan dibeli berdasarkan kebutuhan. Untuk tahap awal mulailah dengan hitungan besar atau kisaran pengeluran. Pada satuan waktu seminggu mencoba untuk melakukan evaluasi.
Langkah setelah melakukan evaluasi adalah memberikan hadiah kecil atas perncapaian prestasi dan sedikit hukuman yang mendidik untuk keteledoran. Hal ini memberikan sebuah dukungan bagi diri untuk memulai kebiasaan baru. Jangan lupa untuk minta dukungan orang-orang terdekat untuk mendukung perubahan.


Beberap diagram ini akan membatu kita memahami tentang cash out flow

Pemasukan

Pengeluaran
Cash out folw

Pahala (Asset)
Dosa (Liabilitas)
 






Hati-hati dengan pencuri kecil yang mempengaruhi cash out flow anda. Hal ini berhubungan dengan kebiasaan kecil dan amat sederhana. Diantaranya:
1.       Membiarkan koin-koin bertebaran dimana-mana atau memberikan dan memasukkan dalam kotak amal. Sebaiknya dikumpulkan diberikan kepada program yang lebih menjaga keberlangsungan amal dalam bentuk pemasukan sepanjang masa
2.       Membeli hal-hal remeh yang bersifat kecil dan itu terus menerus dilakukan. Secara sederhana lebih baik membeli gula sekilo untuk beberapa hari kebutuhan dari pada membeli seperempat kilo.
3.       Membeli untuk keperluan sebulan, Dalam hal ini menghindari pembelian kecil yang tidak terkontrol.
4.       Apabila sesuatu alat elektrinik apabila tidak memberikan sesuatu manfaat yang besar, maka tundalah untuk membelinya.
5.       Usahakan membeli perabotan dengan skema syariah. Dan menggunakan uang muka yang besar, dan jangan mudah terkecoh dengan bahasa “Tanpa uang muka dengan cicilan menarik”
6.       Jangan pernah terlibat dalam pertempuran kecanggihan dan kelengkapan keperluan rumah tangga dengan tetangga.
Pesan terakhir: Ketika kita tidak memenage cash out flow dengan sebaik-baiknya bersiaplah masuk dalam kubangan kuburan keburukan financial. Salam pengusaha mati masuk surga.


[i] Disampakan pada kajian Rutin The Islamic Cash flow, kamis tangga; 10 desember 2009, by Muhammad Yunus ‘Yusuf’

Tidak ada komentar: