Selasa, Desember 15, 2009

Cinta Kehidupan: Indahnya Cinta sang deDaunan

Bismillahirrahmanirrahiim (dengan menyebut nama Allah yang mempunyai sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Inilah sebuah deklarasi Cinta. Tidak ada ungkapan, deklarasi yang setiap saat, moment, kegiatan yang mencirikan ibadah mengucapkan deklarasi ini.

Mentari menyeruak di balik awan-awan bergumpal kecil di ucuk timur. Iringan kokok ayam menambah semerbak pagi itu di sebuah hutan kecil di tepi kali ciliwung. Dengan sedikit malu sang daun muda menyeruak kedepan diantara teman-temannya yang telah dulu merasakan indahnya mentari pagi.

Daun bagian dari sistem pohon mempunyai tugas memasak bahan mentah dari akar menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk keberlangsungan ekosistem pohon, sebagai bukti cinta bagi komunitas pohon. Daun juga memberikan kontribusi yang tidak pernah berhenti ketika disinari sinar matahari. Oksigen adalah hasil cinta daun bagi makhluk hidup untuk keberlangsungan kehidupan. Daun muda mendapatkan cinta dari saudara daun yang lebih muda untuk dapat menikmati udara dan menjulang diantara saudara-saudaranya yang lain. Daun muda mendapatkan cinta dari angin yang memberikan hembusan persahabatan. sinar mentari pun menyinari dengan penuh kehangatan. Begitu banyak cinta yang di dapat sang daun muda. Dan ia pun membalas cinta dengan belajar menjadi daun dewasa dan memberikan pandangan yang elok bagi mata karna perbedaan warna.

Daun dalam rentang hidup yang singkat memberikan sebuah kontibusi prestatif profesional. Mulai tumbuh sebagai pucuk, kemudian menjadi dewasa dengan kemampuan masksimal. Memasuki masa tua dengan bentuk yang berubah dan memposisikan diri di belakang menopang yang muda dan dewasa. Memasuki masa purna bakti menjadi daun gugur ke tanah. proses menjadi berarti dan produkrif belum berhenti terdapat suatu fase untuk membantu proses bagian lain. Daun tua mengikuti alur untuk menjadi pupuk guna membantu keberlangsungan kehidupan eko sistem pohon dan hutan.

indah dipandang mata banyaknya dedaunan yang berwarna warni. Meliuk menari di goyang hembusan angin, siraman cahaya mentari sambil mendengar orkestra nyanyian burung-burung. Ada satu hal yang kita jarang mensyukuri akan kontibusi dedaunan untuk kehidupan. Tangan jahil kita sering mengutil, mengambil daun pohon, daun pohon bunga di pinggir jalan tanpa sengaja atau bahkan merusaknya.

Senin, 26 oktober 2009

Tidak ada komentar: