Senin, Desember 28, 2009

Cinta Solat bagi Ahli Solat



Gerakan ku indah dan merupakan maha karya kareografer yang dikuti oleh ratusan milyar orang, dan selalu diulang dan tidak  menimbulkan kebosanan.  Berdiri dengan tegap menghadap dengan ketundukan terhadap yang maha melihat. Kokoh bak pohon besar tumbuh diantara pepohonan. Berani karna berdiri hanya untuk yang maha mendengar, bukan untuk siapa-siapa. Ketika datang komando maka dengan sigap membungkukkan badan dengan sudut kemiringan 90’. Kepatuhan mutlak kepada yang maha agung. Sikap ini tidak berlaku bagi manusia, siapapun dia, apakah seorang presiden, mentri, gubernur dan kepala kampong atau ulama. Tidak ada yang boleh menirukan gerakan ini untuk sebuah penghormatan.
Meletakkan kening, hidung sejajar dengan telapak tangan dan juga kaki berpijak inilah bentuk ketundukan hakiki. Dalam cara pandang mereka ini adalah sebuah lelucon, kenapa mesti mencium lantai untuk sebuah penghormatan. Ciuman inilah yang membedakan mereka yang mampu mengendalikan diri dan juga mengenal dengan pasti siapa mereka. Pengabdi raja diraja dan utusan khusus sang Maha penguasa di kerajaan bumi.
Gerakan ku hanya sederhana. Dengan instrumen gerakan yang terbagi kedalam 17 rakaat, pertama adalah terdiri dari berdiri kokoh dengan 17 kali  berdiri tegak awal, 17 kali rukuk, bergunsi sebagai  meluruskan tulang punggung, 17 kali i’tidal, 34 kali sujud yang membuat aliran darah memenuhi kebutuhan nutrisi otak. 17 kali duduk dua sujud. 17 kali sujud terakhir. 5 kali meneguhkan kesaksian. 17 kali menyatakan keteguhan memegang prinsip. Itulah diriku yang secara pandangan orang biasa adalah sebuah kesusahan. memberikan kepayahan dan juga memberatkan. Namun bagi mereka yang telah mendapatkan cinta diatas cinta sang maha cinta dengan senang hati mereka terus memperbanyak dan memperbanyak.
Aku dijemput dengan moment kecintaan tingkat tinggi sebagai mana musa pernah bertemu denganNya[i], namun musa masih cemburu karna moment tersebut. Sebuah penjemputan yang agung bagi mereka menyukai keagungan. Penjemputan yang indah bagi mereka yang menyukai keindahan.
Ketika mentari belum menyinari cintanya kebumi, aku telah memanggil mereka untuk berkhidmat bersamaku. Mengucapan untaian-untaian kata-kata cinta. Melakukan ketundukan cinta. Meratapi kelemahan diri di hamparan sujud-sujud cinta. Berpacu untuk mendapatkan sebuah kebersamaan dan juga menggerakkan tubuh yang telah lama berbaring sewaktu mati sementara.
Siang dikala kesibukan dan masa untuk beristirahat, kutemui mereka melakukan sedang melakukan gerakan untuk membuat seluruh oktivitas tubuh kembali seimbang. Metabolisme tubuh normal, ketegangan emosional stabil dan energy kembali. Dan menjelang waktu ashar adalah waktu rawan untuk melanjutkan atau menuntaskan pekerjaan. Diantara inilah kami menjumpai ahli solat untuk membuat diri mereka kembali menjadi bersih.
Dipergantian siang menjelang malam, kami berjumpa dan bercengkrama lagi untuk membersihkan dan memberi energy untuk menghadapi malam. Malam sebelum ditutup dengan aktivitas rangkaian gerakan ini menjadi pelenturan dan perbaikan konstruksi system dalam tubuh.
Gerakan cinta ini menyapa setiap orang yang mau untuk menjadikan dirinya bagian dari akrobatik cinta dalam kesatuan yang menyeluruh. Dari mereka yang tidak merasakan dan merealisasikan cinta solat maka out put solat tidak bekerja maksimal. Bak seorang kekasih, kecemburuan dan juga ketidakpercayaan memberikan ketidaksempurnaan cinta.
Diselesaikan pada ashar menjelang magrib di mesjid cilosari 12 Desember 2009 at 16.00 WIB


[i] Q.S Alisra:1

Tidak ada komentar: