Kamis, Desember 24, 2009

Kereta api gelap gulita



Perjalanan cari statisun cikini ke bogor malam itu tanggal 5 desember 2009 jam 18.50 menggunakan kereta api ekonomi dengan empat orang, Penulis, ramadhon, andi dan bang ade. Kereta api ekonomi dengan biaya Rp. 2000,00 memberikan kemurahan biaya transportasi bagi yang mempunyai penghasilan yang pas-pasan dan mempunyai rumah nan jauh di pinggiran kota. Gelap gulita itulah nuansa yang kami dapati dalam perjalanan ke bogor.
Perjalan ini adalah sebuah proses pengembangan silaturrahmi kebeberapa teman-teman HMI cilosari yang melaksanakan Latihan Kader I. Komisariat yang melaksanakan LK I adalah AlTRI dan Universitas Islam Jakarta. Mempunyai jadwal yang sama, namun pada tempat yang bebeda.
Perjalanan menggunakan kereta api ekonomi pada sore hari dalam keadaan gelap gulita dan tidak mendapatkan tempat duduk adalah sebuah petaka. Petaka pertama adalah tidak hidupnya lampu kereta api yang mempunyai dua rangkaian dengan 8 gerbong yang gelap keseluruhannya. Jadilah sebuah perjalanan penuh dengan cahaya gelap. Gelap gulita di dalam kereta api memberikan potensi maksimal untuk para pencuri dan pencopet untuk melakukan aksi mereka. Bagi penumpang yang didera kelelahan adalah sasaran empuk, disamping penumpang yang lumayan padat dan juga kegelapan menjadikan keleluasaan bagi pelaku kejahatan untuk berbuat. Petaka kedua, adalah tidak adanya tempat duduk untuk yang naik pada stasiun-stasiun pertengahan dan barangkali juga-hampir dapat dipastikan-berangkat dari stasiun kota pun tidak akan mendapatkan tempat duduk. Petaka ketiga, adalah heningnya suasana dengan senyabnya suara penumpang. Hanya bebepa orang yang melakukan obran dan itupun dibantu oleh alat komunikasi yakni HP atau bagi mereka yang lagi berselancar di dunia maya.
Gelap pun adalah peluang pasar. Bagi pedangang gelab gulita tetap adalah peluang untuk menciptakan transaksi. Menjual lampu senter dan juga korek api yang mempunyai senter. Dan beberapa produk lainnya yang menggunakan lampu senter di jual. Inilah moment terbaik menjual semua jenis penerangan ketika kereta api di selimuti gelap gulita. Namun bagi pedagang lain gelap bukan persoalan untuk menawarkan barang dagangan baik berupa air minum maupun buah-buahan. Pada malam itu buah-buah yang lagi banyak adalah salak. Dengan harga yang bervariasi mulai dari Rp. 5000 sampai 4 Rp. 5000,00.
Tiba di stasiun bogor jam telah menunjukkan 20.00 lewat beberapa menit. Udara dingin khas bogor menyapa kulit yang terbiasa dengan udara Jakarta yang panas. Dalam perjalanan ini tidak terjadi parkir sebentar untuk mempersilahkan kereta api yang lebih mahal beli karcisnya untuk dahuluan. Faktor adalah kecepatan dan service yang didapatkan lebih dari kereta api ekonomi Kota-Bogor. Kereta api Ekonomi adalah ekonomi kelas bawah, murah meriah dengan fasilitas meriah nan murah.
Cilosari, 7 Desember 2009, jam 18.55 WIB.

Tidak ada komentar: