Jumat, Februari 26, 2010

Tindakan Anda Apa?

Kemacetan itu mengular dan menumpuk di satu titik pertigaan. Telah panjang antrian mobil dan motor yang saling hendak mendahului. Merasa paling pantas di depan walau sering datang paling kemudian menyalib dengan tanpa malu akan etika perjalanan.

Macet dan kemacetan yang menumpahkan dan menguras energi, emosi amarah, kesal, jengkel dan air muka yang tidak sedap dipandang satu sama lainnya. Masing pasang tampang dan wajah garang dengan ingin menyampaikan saya yang mesti didahulukan.

Dalam nuansa kemacetan yang kadang sering kita dapatkan terutama di daerah Kota metripolitan seperti Jakarta, Bandung, Medan, Makassar, Surabaya, Jogja dan juga kota yang tidak mengalami perbaikan etika dan sistem pengguna jalan raya.

Barangkali kita akan menghadapi dengan beberapa pilihan sadar dan hampir selalu begitu.

1. Meganggap udah biasa macet terjadi. Cukup kita tunggu saja ada pak polisi, atau pak ogah yang minta duit untuk mengurai kemacetan. Karna sudah terbiasa dan membiasakan diri hanya melihat di balik kaca mobil atau menyeruak ke depan dan tanpa peduli yang penting lewat saja, bagaiman nanti bukan urasan kita.

2. Tetap menyesak kedepan dan ngotot untuk bisa lewat terlebih dahulu. Tidak mau peduli dengan gas yang di tarik dan di tekan kencang-kencang di timpali bunyi klakson yang bernyanyi menaikkan kadar marah di hati yang terpantul lewat asap motor mobil. Orang belakang kena tidak mau peduli. Orang lain tidak penting, peduli Apa

3. Bersabar dengan coba menahan diri untuk tidak menyesak lebih. Befikir di dalam hati dan tidak mau keluar barang sebentar. Hanya memadang dengan sekali-kali memberikan argumentasi yang di perbincangkan dengan teman boncengan atau keluarga dalam mobil. Merasa bahwa dengan menunggu sudah cukup menyelesaikan masalah yang ada.

4. Turun dan mencari masalah kenapa bisa terjadi. Menguruai dasar permasalahan. Menggkoordinir orang dan menahan laju kendaraan. Mempersilahkan satu-satu dengan metode buka tutup. Mengalah kan kepentingan diri sesaat untuk ikut terlibat mengurai kemacetan dan mencari kenapa bisa begini dan begitu. Setelah selesai maka melanjutkan perjalanan.

5. Terlibat dalam menyelesaikan masalah dan berfikir bagaimana macet ini tidak terulang kembali dengan mempelajari kenapa dan bagaimana menggerakkan orang lain untuk bisa sama-sama beretika dan berpeduli. Memecahkan masalah yang bagi orang adalah hal biasa, dan tidak mau tahu mengapa.

***

Dari lima tindakan diatas yang diambil oleh kita dalam berbagai suasana, apakah itu di jalanan, di kantor, di perusahaan, pemerintahan, perpolitikan, rumah tangga, bermasyarakat. Maka tindakan Anda mecerminkan karakter dasar kita.

Untuk pertama, adalah mereka yang tidak mau peduli dengan persoalan. Malah tidak merasakan dan menyadari adanya persoalan. Menghadapi orang seperti ini membutuhkan pendidikan kesadaran lewat rangkaia yang panjang.

Untuk kedua, adalah mereka yang mau menang sendiri, yang mengetahui bagaimana kebutuhannya terpenuhi. Tidak mau tahu atau peduli bahwa perbuatannya banyak merugikan orang lain. Inilah karakter bangsa tak bermartabat.

Hanya mampu tahu mendapatkan dan tidak tahu berbagi. Ketika ada orag yang tampil menyelesaikan masalah mereka paling dulu mesti di layani, di perhatikan. Kalau tidak mereka akan bernyanyi dalam berdemo, melakukan sumpah serapah dan tak jarang melakukan tindakan merusak.

Menghadapi orang ini bertegaslah dengan hukuman dan juga beri harap yang mereka mau patuh barang sesaat.

Untuk ketiga, adalah orang yang mengerti pemasalahan, namun masih ragu untuk terlibat. Melihat dan membeperhatikan dengan cemas-cemas harap. Tidak berani mengambil tindakan dan juga memberikan manfaat. Jurus terbaik adalah wait and see.

Menghadapi mereka berilah pujian atas kesadaran mereka dan ajak dengan cara beri pekerjaan yang bisa mereka garap.

Untuk Keempat, adalah mereka yang berkarakter sebagai pemimpin. Pemimpin yang mempunyai visi kesadaran dan kemauan untuk bertindak. Karakter mereka adalah panutan. Maka berhdapan dengan mereka bantulah dengan bertanya apa yang anda harapkan dari saya

Untuk kelima, adalah mereka berkarater keteladanan. Ikutilah mereka anda akan mendapatkan bimbingan dan banyak pencerahan dan juga kebemaknaan. Mereka adalah orang-orang yang telah mampu hidup di antara harapan-harapan orang lain dan membawa mereka menjadi manusia seutuhnya atau memanusiakan manusia.

Demi Masa. Sesungguhnya Manusia dalam keadaan merugi. Kecuali orang yang mempunyai keyakinan bersama, mempunyai karya prestasi, karya produktif dan mereka mampu bekerjasama dalam kebenaran dan konsisten di dalamnya. diterjemahkan ulang dari surat an-Nashr 1-3.

Sesungguhnya berserta kesusahan ada kemudahan. Dan maka sesungguhnya beserta kesusahan ada kemudahan. Apabila telah selesai mengerjakan pekejaan satu maka kerjakanlah pekerjaan yang lain sungguh-sungguh, kepada tuhanmulah berharap. (Q.S Alam Nasyrah 5-8)

Maka janganlah mencari kemudahan karna besertanya ada kesusahan.

Tindakan Apa yang akan Anda Lakukan?

2 komentar:

Pen Lab mengatakan...

selama masih ada keinginan untuk memikirkan hidup orang lain menjadi lebih baik, berarti kita masih layak untuk hidup
nice post

Pen Lab mengatakan...

jika boleh saran bg, lebih baik verifikasi kata untuk orang2 yang berkomentar dihilangkan saja.

hal tersebut membuat orang agak malas berkomentar...

just my opinion