Kamis, Februari 25, 2010

Azan Nyanyian Revolusi

Orang yang menaklukkan orang lain adalah hebat, orang yang menaklukkan dirinya sendiri adalah orang yang berkuatan dahsyat. Dr. Lyndon

Orang yang mampu menaklukan dirinya untuk Rabbnya adalah berhak menjadi khalifah Allah yang malaikat pantas untuk sujud penghormatan kepada dirinya. Muhammad Yunus

Seorang mahasiswa luar negri yang mengikuti program pertukaran pelajar di sebuah kampus hidup bersama dengan masyarakat setempat. Dalam keluarga itu terdapat seorang nenek, pasangan suami istri dan 3 orang anak yang paling kecil telah sekolah setingkat junior hight scool dan di yang ikut dalam keluarga tersbut.

Ada satu hal yang menjadi perhatian dari seorang nenek yang telah selalu bangun ketika pagi. Memperhatikan sang mahasiswa yang pagi-pagi telah bangun mengambil air dan membasuh bagian anggota tubuhnya.

Kemudian ia bergerak seperti gerakan yoga yang pernah beberapa kali ditonton di televise namun ini berbeda. Ia menggerakkan tangan keatas kemudian ia membungkukkan badan dan kemudian mencium lantai dan menggerakkan kepala kesamping kiri dan samping kanan. Dan sebelum melakukan hal tersebut ia dengan suara yang sedikit di tahan mengeluarkan gumaman yang asing ditelinga.
Begitu sang nenek memperhatikan sang mahasiswa. Kemudian di suatu kala nenek memberanikan diri untuk bertanya. apa yang engkau lakukan terutama ketika pagi telah ke kemar mandi? kemudian berdiri dan mengeluarkan suara seperti nyanyian yang selalu berulang-ulang. Setelah itu kemudian menggerakkan tangan seperti mengambil nafas dan berdiri tegap dengan tangan di atas dada, kemudia menaikkan tangan ke telinga dan menundukkan badan dan seterusnya sampai melihat kekiri dan kekanan. Pada prosesi terakhir kau menadahkan tangan seperti apa yang kami lakukan setiap hari minggu di gereja dengan sedikit perbedaan.
Kontan sang mahasiswa terkejut. Kemudian ia menjelaskan bahwa ketika ia mengambil air itu adalah wudhu yang membersihkan anggota tubuh dari najis dan hadast yang seluruh organ tubuh dalam ritmenya kesehatian mesti bersih.
Suara yang dikumandangkan adalah azan sebagai sebuah tanda bagi kami untuk melakukan solat. Sama seperti yang dilakukan oleh gereja dengan dentangan lonceng sebagai pertanda bahwa itu adalah sign untuk melakukan kegiatan ibadah di gereja.
Kemudian nenek memberikan sebuah pandangan bahwa seseorang yang mampu di pagi hari secara konsisten untuk menaklukkan dirinya adalah ia yang mampu menaklukan orang lain.
Azan yang disyariatkan untuk memanggil azan memiliki kalimat agung dan tayyib. Pada komposisinya adalah sebuah pernyataan diri tidak berarti apa-apa dengan menyatakan Allah maha akbar (besar, kuat, menguasai) ada peleburan diri yang kuat dengan mengucapkan Allahuakbar yang penegasan dua kali.
Kemudian kalimat pernyataan yang berbunyi “Asyhaduallaailahaillallah” sebuah afirmasi dan penegasan bahwa ada pengakuan bahwa “Aku” sebagai pribadi yang memiliki kesadaran diri akan siapa “Aku’ kemudian memberikan pernyataan kesaksian. Kata syahada adalah pernyataan yang jelas dan lugas dan membutuhkan sebuah persaksian yang menyaksikan pernyataan tersebut. Kemudian diriningi dengan apa yang menjadi kesadaran akan diri menyaksikan bahwa tiada tuhan selain Allah. Quraish Shibab menjelaskan bahwa ada peniadaan segala sesuatu yang apapun yang menyatakan tinggal Aku yang berkesadaran telah meniadakan apapun dan kemudian baru melanjutkan pengakuan Allah sebagai sebuah entitas.
Kemudian kesadaran diri memberikan pernyataan bahwa Muhammad adalah utusan. Utusan yang dipercaya oleh yang memberikan amanah untuk menyampaikan.
Setelah kesadaran akan diri dan juga persaksian tiada ketergantungan kecuali Allah dan mempercayai utusannya maka datang sebuah ajakan untuk melakukan sebuah penyerahan diri. Kegiatan pengakuan yang menggunakan ketundukan dengan gerakan yang saling menguatkan antara ucapan dan perbuatan. Kombinasi sempurna antara ucapan dengan perbuatan. Hayya adalah panggilan yang terbaik dalam khazanah bahasa arab. Penggunaan “Yaa’ dalam panggilan seperti Yaa Abi digunakan pada tataran komunikasi biasa dan digunakan hampir kesemua orang. Namun Hayya adalah panggilan kejiwaan yang menggerakkan unsur biologis dalam tubuh.
Panggilan selanjutnya adalah Hayya ‘alalfalaah. Ketika telah melaksankan solat yang berlandaskan kesadaran maka kita mendapatkan sebuah kualitas sang pemenang. Kualias sang pemenang adalah mereka yang mampu dan bisa menghadirkan kesadaran diri dan kemudian melakukan apa yang mereka ucap dalam gerak solat yang dilakukan.
Kombinasi harmoni dan saling melengkapi antara kesadaran diri dengan gerakan solat menjadikan peningkatan kualitas diri yang menjelma menjadi ajakan menjadi sang pemenang.
Kemudian kita menyatakan sebuah penegasan akhir bahwa Allah adalah tempat kita bersandar. Seorang pemenang membutuhkan mentor yang selalu memberikan arahan dan juga tempat berkonsultasi tentang kebijakan yang akan diambil. Pada akhir kalimat azan adalah Laailahaillallaah merupakan pernyataan akhir bahwa semua itu tidak ada apapun yang kesadaran diri yang mampu menggendalikan, menekan, memberikan arahan dan juga petunjuk kecuali Allah.
Suara nyanyian revolusi itu tetap akan berkumandang 5 kali sehari yang memanggil kita yang mempunyai kesadaran diri dan memiliki kualitas ucap dan perbuatan yang menjadikan kita sang pemenang. Ketergantungan dengan kekuatan besar yang menjadikan ia secara langsung adalah orang besar.
Masihkah kita menyia-nyiakan panggilan revolusi ?
Diselesaikan di cilosari tanggal 17 Februari 2010 jam 22:02

Tidak ada komentar: