Kamis, Februari 25, 2010

Haruskah aku tunduk?

Sebuah pengalaman yang amat mengesankan bagaiman mesti mengambil kepusan di antra tarik menarik prinsip tauhid dengan menyelesaikan kewajiban hutang piutang yang pernah saya alami sendiri. Semoga tulisan ini menjadi iktibar bagi kita yang menyatakan diri seorang mukmin yang bersaudara.

Kegiatan pertama bernama Cek Kesehatan 2009 yang mempunyai tagline “Sayang diri, sesame dan masa depan anak bangsa” dimulai sebelum ramadhan sebagai sebuah kegiatan event yang menggabungkan sebuah seminar gratis dengan tema “Totalitas Kesehatan Dalam Islam” yang bertopang kedalam empat pilar kesehatan utama. Pertama kesehatan Aqidah Spiritual, Kedua kesehatan Ekonomi Finansial, Ketiga Kesehatan Fisik dan Keempat Kesehatan Sosial Budaya. Kegiatan ini diikuti dengan cek kesehatan berupa gula darah, asam urat dan kolesterol + general chek up iridiologi.

Perjalanan ini adalah gerakan yang banyak menghabiskan energy karna di gawangi sendiri dan sekali-kali dibantu oleh beberapa saudara yang tidak focus membangun sebauh usaha. Maka menjadi sebuah keunikan ketika seminar kita adalah pembaca alquran, kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi dengan 65 slide yang menghabiskan waktu 2,5 jam kemudian dilanjutkan dengan cek kesehatan. Sebuah totalitas action yang memberikan banyak pembelajaran yang luar biasa.

Dengan dana awal 450.000 dan pinjaman dari beberapa rekan dan saudara sendiri maka di mulailah perjalanan untuk berangkat kejogja untuk membeli program iridiologi seharga Rp. 3.500.000,- yang waktu itu di bayar secara bertahap sejumlah Rp. 2.000.000,- dan sisanya nanti setelah kegiatan berjalan.

Itulah komitmen yang diucapkan tanpa sebuah perjanjian diatas kertas. Bertemu dengan beliau mengajarkan sebuah trust yang berlandaskan perjanjian yang di catat oleh malaikat dan Allah sebagai saksinya.

Seiring perjalanan kegiatan secara perlahan berjalan dengan dinamika yang amat dinamis, berfikir berbuat dan mengeksekusi dari belanja bahan obat-obatan dengan system bagi hasil, secara perlahan belanja sendiri. Bergerak dengan kecepatan tinggi dengan personel yang tidak tetap. Disatu sisi mesti mempersiapkan materi seminar dan juga makalah yang akan di bagikan untuk peserta, mengelola keuangan, melakukan transaksi dan juga lobi untuk tempat-tempat kegiatan.

Kegiatan awal berlangsung di Yayasan Irtiqo kebajikan dengan mengambil setting memberikan pemahaman kepada anak yatim tentang kesahatan dan juga bagian dari misi dari cek kesehatan 2009. Kemudian berlanjut di Daerah pasar minggu dengan bekerjasama dengan Mesjid Alfurqan dan di lanjutkan di beberapa kota di sumatera barat. Hal ini diambil untuk dapat meminta restu dari orang tua dan juga sawon sebelum ramadhan.

Untuk bulan ramadhan mengambil kegiatan di Jakarta degan judul Ramadhan mubarakah dengan mengambil setting buka bersama dengan anak yatim. Kegiatan ini berjalan di beberapa tempat.
Kemudian musibah bencana gempa sumatera barat datang pada tanggal 30 September 2009. Maka di ambil keputusan untuk ikut langsung menjadi relawan dengan membawa bendera ‘Anugrah di balik bencana’ dengan membawa semua obat-obatan yang ada yang sebagian besar merupakan masih dalam bentuk uang pinjaman bagi hasil.

Komitmen dengan team yang di tinggal di daerah Jakarta adalah semua ini yang milik kegiatan cek kesehatan 2009 diinfakkan di daerah bencana dan sisanya tolong carikan dana sumbangan untuk operasional kegiatan.

Setelah melakukan kegiatan beberapa hari di daerah bencana kemudian balik kejakarta dengan kebesaran Allah bisa sampai kembali kejakarta-terima kasih kepada bapak yang mau memberikan uang rp. 400.000 untuk membelikan tiket mandala-yang sebelumnya telah dipesan pada jam 8.00 malam pada ektra fligh namun di print pada penerbangan sore jam 6.00.

Sesampai di Jakarta di daerah poltangan dengan memakan es buah maka uang yang tesisa adalah 1.500,- dan dengan harapan bahwa ada dana yang di dapat oleh team sebagai pembayar beberapa obat yang masih berhutang kepada supplier.

Bagaikan kilat dan petir yang diiringi hujan lebat di tengah panasnya mentari bahwa dana itu ada namun telah diserahkan kepada pihak lain dengan alasan yang dalam tulisan ini tidak akan diungkapkan. Karna cukuplah sebagai pembelajaran dan juga menjadi sebuah sumber kekuatan untuk memilih dan memilah team berdasarkan kesatuan misi dan visi yang berlandaskan persaudaraan seiman dan seaqidah.

Maka dengan keadaan yang secara financial tidak memiliki dana untuk bergerak lagi, maka ditemuilah satu persatu supplier obat-obatan untuk meminta tangguh pembayaran. Karna bagi saya hutang adala hutang yang harus di bayar di dunia dan sampai akhirat nanti.

Maka cap orang gagal adalah sebuah resiko yang mesti di tanggung, maka sindiran, pandangan remeh dan juga teman-teman lainnya datang silih berganti. Menyalahkan dan mengeluarkan perkataan yang tidak menghibur hati adalah menu harian, kalau kamu ikutin dulu maka tidak akan jadi begini dan begitu.

Sebuah makanan untuk diri. Dengan kondisi di kejar kewajiban beberapa musibah datang silih berganti, kehilangan HP, kamera digital di tempat acara anugrah di balik bencara dan lain sebagainya melengkapi pembentukan karakter diri untuk berani dan bertanggungjawab atas ucapan dan perbuatan.

Maka ketika itu yang terpenting adalah tetap memiliki kegiatan positif dengan mencoba menulis beberapa catatan harian yang pernah ada di www.muhamadyunus.blogspot.com merupakan realitas yang penulis alami sendiri dan juga bagaimana teman-teman lainnya yang mesti memulai usaha dari minus bukan nol.

Persoalan daya dorong financial adalah yang daya dorong yang kuat dalam sebuah usaha. Disinilah pertarungan itu tarik menarik. Apakah mengambil pinjaman dengan mengorbankan nilai tauhid untuk menyelesaikan kewajiban atau tidak sama sekali dengan resiko kewajiban yang telah jatuh tempo tidak bisa di bayar.

Maka secara manusiawi maka saya mencoba untuk meminjam koperasi sejumlah uang dua juta rupiah untuk setengahnya untuk bayar kewajiban dan setengahnya untuk modal kegiatan lagi. Namun Alhamdulillah tidak direalisasikan karna tidak ada jaminan untuk meminjam dana dua juta.

Berbagai alternative lain di coba maka Alhamdulillah tidak masuk dalam kubangan ribawi dan sampai saat ini. Maka tulisan tentang “The Islamic Cashflow Quadrant” adalah sebuah keinginan dari penulis untuk menjadikan harta bukan ‘Tuhan’ yang takut untuk diinfakkan bagi kepentingan lebih tinggi yakni keyakinan akidah dan sinergi dalam kebaikan dan ketaqwaan. Karna pada dasarnya asset apapun itu adalah milik Allah swt.

Kemudian dari kegiatan Cek kesehatan itu lahirlah lembaga-lembaga bernama “Baitul Muslimin MUZAKKI” sebagai sebuah lembaga berbasis mesjid bisa memproteksi asnaf delapan di setiap mesjid dimanapun dan kapanpun. Mesjid mampu menjadi sebuah kekuatan pengembangan bisnis terpadu yang terbebas dari system dan debu-debu ribawi yang telah menyentuh daur uang mesjid dan jamaah yang dengan senang hati berinfak dari usaha yang dibiayai oleh rentenir atau bank konvensional.

Untuk menyediakan SDM maka di bentuklah Universitas Kehidupan Insani Enterpreneurship Charity sebagai lembaga yang membentuk pejuang ekonomi Islam dan mereka adalah Anak Yatim piatau yang tidak hanya menjadi pebisnis handal namun juga adalah para muezzin, imam solat dan juga kader ummat yang mengerti kepada siapa mesti berpihak.

Dari kegiatan cek kesehatan 2009 maka lahirlah Rumah Sehat dan Apotik Herba Syifaau Mumtaz yang insya Allah menggunakan metode waralaba bagi hasil. Karna setiap usaha merupakan bagian tidak terpisahkan dari kegiatan pengembangan sebuah rule model tersistem integrad yang saling kuat menguatkan.

Ketika Baitul Muslimin MUZAKKI berada maka unit usaha akan berjalan sebagai penopang keuangan dengan system charity dari penjualan produk yang kemudian mendukung pelatihan-pelatihan terpadu Universitas Kehidupan Insani Entrepreneurship Chariaty.

Maka untuk semua itu pada saat ini kami melaksanakan kegiatan CERDAS SEHAT-I sebagai sebuah daya dobrak untuk dapat menyampaikan sebuah system yang mampu menjadikan kita bisa kaffah dalam berIslam, karna tabungan kita yang masih di bank konvensional masih di pergunakan untuk usaha yang tidak tahu apakah halal atau haram sedangkan tetangga kita masih menjerit karena ia tidak mempunyai modal untuk usaha dan mesti terjebak dengan retenir.

Kita masih bisa menyekolahkan anak kita, namun ktika itu anak yatim piatu mengis tersedu karna tidak mendapatkan akses untuk pendidikan. Ketika ummat ini terbelenggu dalam ribawi maka ia tidak akan mampu untuk menyediakan waktu untuk belajar tentang agamanya. Karna mesti berusaha siang dan malam untuk dapat bertahan hidup.

Maka dengan ini maka lahirlah beberapa tulisan yang telah terpublis sebelumnya sebagai sebuah bentuk zakat intelektual kami untuk ummat yang tidak lagi menjadikan al-quran sebagai sebuah system yang terintegrasi, tidak menjadikan mesjid sebagai sebuah pusat peradaban dan tidak lagi bersinergi untuk berbuat kebaikan dan juga ketakwaan. Malah dengan senang hati bersinergi berbuat dosa dan maksiat.

Dari kami yang mencoba untuk berbuat walau hari ini baru sedikit karunia Allah yang mampu kami syukuri karna udara, bumi, air, api, otak dan aqal, hati dan semua yang ada dalam diri ini bukanlah hak kita untuk mengklain inilah punya kita, namun kepunyaan Allah azza wajalla.

Terima kasih kepada mereka yang telah membantu dengan do’a semoga Allah membalasi dengan balasan yang lebih berharga dari dunia dan segala isinya. Untuk mereka yang telah memberikan sisi gelap kehidupan semoga Allah memamaafkan dan terima kasih telah memberikan sesuatu yang telah Allah telah persiapkan yang lebih baik.

Dan terima kasih kepada teman-teman facebook semuanya yang selalu memberikan kritik, sanggahan, dan juga komentar serta motivasi dan tak lupa juga beberapa catatan khususnya, dan sebagai akhir tulisan ini adalah bahwa.

Ketika kita telah mengetahui satu ayat dari firman Allah maka pada saat itu kita masih tidak mau mengikatuinya maka kita adalah “Mengkhianati Perjanjian Kita Sendiri” di dalam solat-solat yang kita lakukan setiap saat. “Sesungguhnya solatku, dan kehidupanku, hidup dan matiku untuk Allah swt” dan Kepadamu kami menyembah dan kepadamu kami minta tolong.

Hantaran maaf kepada rekan-rekan yang merasa terzhalimi dengan ketelambatan pembayaran kewajiban semoga Allah mengganti dengan yang lebih baik. Bagi kami kewajiban tetap kewajiban yang mesti di pertanggungjawabkan sampai mati dan akhirat nanti.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita.

Tidak ada komentar: