Kamis, Februari 25, 2010

Sebuah prasangka dangkal

Kisah ini di kutip dari buku nafas arrahman anugrah bagi para kekasih Allah dan orang-orang yang mencintai mereka karangan sayyid isma’il al-Ghurbani al-Hasani. Penerbit Pustaka Hidayat

Rasulullah saw. Bersabda “Pada suatu ketika, Bani Israa’il berkumpul sambil menceritakan Juraij dan ibadahnya. Disana ada seoran PSK (pelacur) dengan dandanannya. PSK itu berkata.’Seandainya kalian mau, aku adapat mengujinya.’ Lalu, ia pergi menemui Juraij untuk menggodanya.

Akan tetapi, Juraij tidak meliriknya dan tidak tergoda dengan rayuannya. Karena meresa tidak berhasil, ia mendatangi seorang pengembala yang suka beristirahat di dekat pertapaan Juraij. Ia menyerahkan dirinya kepada si pengembala dan akhirnya ia digauli oleh si pengembala itu.

Kemudian, PSK itu hamil. Seteleh melahirkan, ia berkata kepada Banu Israail. ‘Bayi ini adalah anak Juraij. ‘Karena percaya dengan omongannya, Bani Israail pergi menemui Juraij, menyuruhnya turun dari pertapaannya. Mereka menghancurkan pertapaannya dan memukulinya. Juraij bertaya. ‘Ada apa ini? Mereka menjawab, ‘Engkau telah berzina dengan pelacur ini sehingga ia melahirkan anakmu. ‘Juraij berkata, ‘Dimana sekarang anak itu?’ Mereka bawa anak tersebut ke hadapan Juraij.

Setelah di hadapannya, Juraij berkata, Izinkan aku shalat! Juraij pun shalat. Setelah selesai, ia menghampiri anak itu lalu perutnya ia tepuk, kemudian berkata, ‘Nak, siapakah bapakmu?’ Dengan izin Allah anak itu menjawab, ‘Sipengembala.’ Mendengar ucapan anak itu, Bani Israil menghadap kepada Juraij kemudian menciumi dan mengusapnya untuk meminta barakahnya.

Kemudian mereka berkata, ‘Tempat ibadahmu akan kami bangun lagi dengan bahan emas. ‘Juraij berkata, ‘Tidak perlu, bangun saja dari tanah seperti semua!’ Mereka kerjakan pembangunan itu seperti yang di pinta Juraij,” Hal 102

***

Sering kita mendapatkan berita yang hampir setiap hari tentang banyak hal. Aneka jenis berita dan juga model yang saling berlomba masuk lewat mata, pendengaran kita. Diantaranya banyak yang menayangkan beberapa kejadian yang kadang kala itu belum terbukti kebenarannya.

Dalam ruang lingkup apapun sering kita begitu percaya dan menjadikannya buar bibir di setiap moment kita bertemu. Kasus teranyar adalah ketika seorang Da'i melaksanakan bagian yang Allah izinkan dalam menjalankan kehidupan, maka ketika itu terjadi banyak berita yang menghujat atau mempertanyakan.

Kadang kita juga pernah merencakan sebuah skenario baik secara segaja atau keisengan untuk melaukan sedikit kejahatan membuat makar. Atau apalah namanya untuk menjatuhkan teman sekantor lewat gosip atau mengorek aibnya dan menjualnya kepada teman yang lain untuk menjauh. Atau teman sekelas di sekolah, di kuliah yang mempunyai prestasi maka kita dengan tanpa tendeng aling-aling memberikan sedikit berita yang tidak selayaknya itu keluar. Atau teman sepengajian dalam majlis taklim dan hampir di setiap perkumpulan yang ada fenomena ini terus berlangsung dari dulu sampai sekarang.

Metode yang paling jahat adalah berpura baik dan juga simpati yang mempunyai niat untuk mengetahui kekurangan saudara kita atau rahasia kehidupan mereka untuk di sampaikan kepada orang lain. Atau kita menyarakan sebuah cara atau metode, atau yang lainnya yang dimana ilmu kita tentang itu masih sedikit dan kadang kala itu telah melanggar prinsip-prinsip keyakinan dan syariat.

Ketika ia terjerumus maka dengan cepat berita itu menjadi konsumsi bersama dan menuduhnya berbuat ini dan itu tanpa kita pernah mengkonfirmasi tentang hal tersebut apakah benar atau tidak. Banyak kisah mereka yang berada di jalan kebaikan mendapatkan fitnah yang berhembus di orang-orang yang menaruh hormat kepadanya.

Sungguh sesuatu yang Allah amat marah ketika kita tidak mampu menyaring sebuah berita yang kita bicarakan dan malah menyebarkan atau membuat suatu fitnah. Allah dalam salah satunya firmannya "Fitnah itu lebih kejam dari Pembunuhan". Efek yang diakibatkan adalah bukan kehancuran dirinya semata baik harga diri, keluarga, kehidupan dan juga ajarannya. Namun yang lebih menggenaskan adalah kita telah memadamkan perjuangan mereka menegakkan satu keyakinan kebenaran firman Allah swt dan membuktikan iman mereka.

Untuk saudaraku yang masih berjuang di jalan yang kita yakini itu adalah bentuk penyampaian kebenaran walau itu pahit mari kita jaga diri. Dan untuk kita yang masih bersekutu dengan syaitan yang mencari kesalahan orang lain dan juga menjerumuskan orang lain ke jalan kesesatan dari agama yang lurus maka tunggulah masanya. Karna Allah Maha Mengetahui dan Maha Pendengar.

Untuk sahabatku yang Allah uji keimanannya dalam perjuangan kebaikan, salam
Sebuah kertas putih yang diibaratkan mereka yang bergerak dalam kebaikan dan memperjuangkan iman mereka di ranah realitas
Kemudian karena keafaan dan kekhilafan mereka, kita hanya bisa melihat titik hitam dan menyatakan dan menyampaikan kesalahan mereka kepada orang lain dan kebaikan mereka yang terdahulu seperti lenyap, nauuzubillahi minzalik

Tidak ada komentar: