Kamis, Februari 25, 2010

oom, oom, oom

Siang itu di hari jum'at yang lalu, terik matahari menerpa seluruh langit jakarta dan tanah abang. Terang benderangnya memberikan kehidupan untuk mereka yang berusaha dan berikhtiar menjemput rezki yang telah di sediakan.

Jum'at sebagai sebuah ibadah muktamar besar dalam islam. Ibadah jum'at tidak hanya sebuah ritual kosong dan juga kegiatan tafakur terdengkur di sela istirahat karna capek menjemput rizki.

Seperti biasa di awal prosesi jum'at ada laporan-laporan dari pengurus takmir mesjid tentang uang kas mesjid, yang terdiri dari uang masuk dari jum'at kemarin sampai dengan jum'at sekarang. Uang keluar dan juga sisa Kas sampai saat ini.

Tujuh ratus dua puluh dua juta rupiah lebih (722 juta) itulah penyampaian tertulis yang dibacakan oleh takmir mesjid. Ada sesuatu yang lain yang menjadi kebiasaan pada mesjid jami' almakmur tanah abang. Pemabacaan infak dari Si Anu, Si Ono dan si lainnya dengan jumlah 50 ribu, seratus ribu dari toko ini dan toko itu.

Pesan adalah mohon minta alfatihah dan do'a kesembuhan dan berbagai niat lainnya. Sebuah kekuatan filontropi yang di acungi. Kemudian takmir memberikan beberapa pengumuman tambahan untuk kegiatan majlis taklim dan bedah buku dan kegiatan lainnya.

Di pimpin oleh seorang khatib yang telah menyampaikan wasiat bertaqwa (bertanggungjawab) terhadap Allah dan hiduplah dalam islam dan kemudian baru mati (Q.S Ali Imran 101) dan juga nasehat-nasehat kebaikan lainnya.

Di akhir ruku dan sujud yang ikuti oleh ratusan orang di muktamar besar ummat islam kita mengucapkan Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh kekanan dan kekiri. Kemudian dengan istigfar, tahmid, tasbih dan takbir berpacu memenuhi ruang mesjid yang kemudian di tutup dengan rangkaian do'a "Rabbana atina fiddunya hasanah wafil akhirati hasanah waqina azabannar" Yaa Allah berilah kami dalam kehidupan dunia kebahagian dan juga di akhirat dan jauhkanlah kami dari azab api neraka. Itulah lantunan akhir dari do'a-do'a kita.

"Kami" meminta kepada Allah datangkanlah uang 50.000, untuk bisa hasanah (bahagia melihat, memegang, membelanjakan) di dunia kehidupan dan juga nanti di akhirat (hari esok untuk tidak lagi meminta di hari jum'at) dan dengan uang itu maka kami terjauh dari kemeralatan, terjauh dari tidak punya pendidikan, keterasingan dan ketermarjinalan.

Itulah do'a-do'a mereka di penghujung prosesi muktamar jum'atan. Oom, oom, ooom dengan suara lirih ia memberikan Anjungan Tunai Mangkok (ATM) kehadapan orang-orang yang telah selasai dari muktamar besar Ummat Islam dari bocah kecil berusia tidak kurang dari 5 tahun.

Ia mengacungkan ATM ke kita yang sedang asik membuang polusi asap ke udara, mengotori jiwa yang telah kita bersihkan dengan doa "atina fiddunya hasanah" dan juga mengotori cinta kita sesama yang bersyahadat bahwa tiada tuhan selain Allah.

Untuk mu yang telah ajarkan aku akan sebuah makna akan syahadat kehidupan dalam bait-bait do'a dan makna rukuk dan sujud.

Tidak ada komentar: