Sabtu, Februari 06, 2010

Menulislah

Menulis adalah merangkai huruf menjadi kata. Merangkai kata menjadi kalimat. Merangkai kalimat menjadi paragraph. Merangkai paragraph menjadi tulisan. Merangkai tulisan menjadi makna. Muhammad Yunus.

Mengapa kita merasa sulit untuk menuangkan kata-kata dalam tulisan? Merasa ada satu beban yang memberatkan ketika hendak menulis. Namun bagi orang lain adalah sebuah yang mengasikkan dan juga malah menjadi sebuah hobi.

Menelisik sejarah waktu kecil, kita telah terbiasa menulis di dinding-dinding rumah, dinding sekolahan atau dinding lainnya dilengkapi dengan gambar-gambar yang indah dan lucu. Namun kita tidak di support oleh lingkungan, maka ketika itu kemarahan orang terdekat ayah atau ibu kepada kita yang telah mencoret di dinding. Ini merupakan salah satu penyebab blog mental dan psikologis kita yang menghambat untuk menulis.

Alqur’an sebagai sebuah kekuatan landasan motivsi azali telah menukilkan dalam “Nun wal qalami wama yasturuun”. Yang artinya Nuun. Dan kalam (pena) dan apa yang mereka tulis. Inilah motivasi dari al Qur’an. Kemudian dalam surat Al Alaq ayat 5 “Allazi ‘allama bil qalam. ‘Allamal insana ma lam ya’lam”
Bagaimana memulai untuk menulis dan menjadikan ia sebuah kebiasaan positif? Banyak cara untuk memulai menulis. Dalam tulisan kali ini kita akan menggunakan sebuah akronim MENULISLAH

Merasakan ada sesuatu yang menggelisahkan, merisaukan, menjadikan kita tidak nyaman. Contoh sederhana adalah tentang banjir, pengemis, sawah dan persoalan social. Hal ini adalah modal pertama dalam menulis.

Elaborasilah sesuatu itu tentang apa dia dan bagaimana. Munculkan pertanyaan-pertanyaan tentang keresahan, kegelisahan tersebut dengan apa, bagaimana ini, bagaimana jika, mengapa, siapa penyebabnya atau sederet pertanyaan lainnya.

Narasikanlah bagaimana ia bisa hadir di dalam fikiran anda. Biarkan ia mengalir sendiri, jangan pernah untuk membendungnya dengan persoalan salah ketik, ide yang melompat-lompat, atau kesalahan ejaan. Dalam pengalaman saya menulis kebanyakan idenya tidak nyambung dan terkadang nyelenah sampai kemana-mana. Ketika menyeleneh itu dan tidak nyambung tetap saya tuliskan. Sebagian tulisan saya berasal dari cengkraman kuat di kepala yang menghentak hendak keluar. Maka pada saat itu maka dituliskanlah apa yang ada di kepala bagaimana rasanya ia mendenyut-denyut.

Uraikanlah dengan bahasa yang mudah. Jangan terobsesi dengan menggunakan kata ilmiah popular atau menggunakan kata ilmiah akademik yang mesti buka kamus popular dulu. Dan juga sering terjadi adalah ingin mempunyai tulisan penuh makna seperti puisi, filosofi. Mulailah dengan hal yang sederhana saja. Banjir besar itu di mulai dari kumpulan air kecil yang berjumlah jutaan atau milyaran tetes yang bergabung menjadi satu. Begitu juga menulis adalah kalimat-kalimat pendek yang berkumpul menjadi tulisan.

Lihatlah hal-hal yang berhubungan dengan sesuatu yang kita tuliskan. Apakah sesuatu itu ada hubungan dengan pendidikan, kebiasaan, kebijakan pemerintah, atau juga dengan hal-hal yang lain. Seperti ban bocor hubungannya dengan jembatan layang dan hubungannya dengan kualitas jalan atau hubungan dengan pola pengolahan aspal yang dijadikan bahan jalan.

Isilah dengan pendapat-pendapat mereka tentang sesuat itu. Hal ini membantu kita untuk menjadi sedikit bermartabat dalam tulisan kita. Kutipan-kutipan ini membantu kita untuk memberikan sistematika atau juga penguatan dari argumentasi kita.

Latihlah ia secara berulang-ulang. Helvy Tiana rosa mengatakan menulis itu 10% bakat dan 90% adalah kemauan dan latihan. Catatan harian adalah hal yang terbaik untuk memulai sebuah tulisan, atau barang kali catatan di facebook atau postingan kita. Apa yang anda fikirkan? Adalah stimulus pertanyaan terbaik facebook yang belum pernah ada pada aplikasi lainnya. Ketika pertanyaan itu ada maka tulislah dan selalu dan selalu. Seperti matahari yang selalu bersinar terang walau malam menggantikannya di sisi lain.

Aktivlah membaca dan berdiskusi untuk menguatkan dan mempertajam analisa tulisan. Bergabunglah dengan beberapa orang yang mempunyai minat bersama untuk menulis, dan berdiskusi. Hal ini bisa dilakukan di milis atau grub-grub di Facebook di forum diskusi yang di bawakan.

Hadiahkalah untuk diri kita sesuatu setelah menyelesaikan sebuah tulisan. Hal sederhana adalah “tangan terima kasih telah menuliskan hasil olahan rasa, jiwa dan otak saya di sebuah lembaran kertas” dan berbagai sugesti positif lainnya. Atau barangkali kita memberikan hadiah tertentu untuk sebuah tulisan yang kita selesaikan.

Sebagai kata penutup dari tulisan ini saya comot perkataan Jendral Polsi Drs. Sutanto dalam kata sambutan Koloni Keadilan (kumpulan Analisa di Majalah FORUM). “Menulis adalah proses imajinatif dan kontemplatif. Bukan sekedar gagasan reaktif yang meranggas dan menjalar jadi kata-kata. Dengan demikian, setiap kata yang di tuturkan memiliki getaran serta memencarkan percikan pemikiran dan perenungan yang dalam”.

Ucapkanlah dan tuliskanlah di tempat yang sering kita lihat apakah di cermin, di dekat tempat tidur dengan bentuk yang indah “AKU ORANG TERBIASA MENULIS” “MENULIS ITU IBADAH”, Selamat menulis dengan kata-kata yang melahirkan sejuta makna bagi kehidupan yang berlaju duka dan nestapa makna.

*Catatan akhir, selalu bawalah kertas dan juga sebuah pena untuk mencatata ide-ide yang keluar.

Diselesaikan di PIM Jl. Lombok 36, Menteng Jakarta di sela-sela chat dan chek status Facebook.

Tidak ada komentar: