Kamis, Februari 25, 2010

Pandu Pembaca Komik Bola

Sebuah tendangan yang keras melengkung menuju sebuah sudut jauh. Meleset kencang dengan bola berputar-putar. Sedetik kemudian penjaga gawang hanya mampu terpaku dan kemudian meloncat menepis bola yang telah dulu lewat di ujung jari tengah sang kipper yang hanya 0,5 cm.

Bola meleset masuk ke dalam gawang, sorak penonton membahana di seluruh stadion. Tepuk tangan, genderang bertalu-talu, dan juga sorak sorai para pendukung. Gol yang indah dan cantik di akhir menit terakhir yang memberikan kemenangan pertama bagi sebuah klub yang selama ini hanya pecundang saja.

Begitu asyik ia melihat eksprsi garis-garis yang menggambarkan tahapan bola masuk kedalam gawang dengan 8 gambar yang saling berkaitan dan disisi dengan teriakan dan juga ekspresi wajah dari permainan garis.

Kemudian ia tersenyum ketika tahu bahwa ia menyukai sebuah kemenangan dari akhir episode pertandingan. Kemudian ia melihat keluar di pintu kereta api yang sedang melaju dari Bogor menuju Statsiun Citayem.

Pandu itulah namaku ia memperkenalkan diri di sela asik membaca komik ketika ia di sapa dan ditanya. Dengan pakaian seragam anak sekolahan yang terbalik warna dengan bendera Indonesia. Masih sekolah di kelas 3 sebuah SD di daerah bogor.

Telah menjadi penumpang setia kereta api semenjak kelas 1 SD. Kemudian bisa mandiri utuk berangkat sendiri ketika telah kelas dua dan sampai saat ini. Dengan kereta api Jakarta Kota-Bogor ia selalu menjajali perjalanan setiap hari dengan tempat favorit yakni pintu kereta api kelas ekonomi sambil melambaikan tanggan ke dedaunan yang bergerak tersapu angin kereta api

Dengan tenang lembar demi lembar komik bola itu ia baca dengan sekali-kali raut ketegangan hadir menghampiri. Raut ceria ketika cerita sang idola bergerak dalam goresan pegarang menggambarkan kegembiraan. Sedih ketika sang idola mengalami permasalan.

Namun, apakah akan kita dapati di kereta api kelas ekonomi pandu-pandu lain membaca kisah para nabi, kisah para sahabat, kisah para pejuang islam, kisah para pemimpin islam, kisah-kisah yang menguatkan mereka dan memperkenalkan mereka dengan indahnya Islam.

Dengan ekspresi senang, sedih, pengen berjuang seperti para ulama, ilmuan islam lewat komik-komik yang kita belikan dan mereka dengan senang hati menceritakan, membaca dan membagikan bagi teman-temannya di sekolah.

Pandu terima kasih telah mau berbagi cerita di kereta api ekonomi sambil kita di sapa oleh angin yang berhembus lembut menembus ruang dalam hati, oh generasi islam masa kini, apakah seperti ini ummat nabi Muhammad Saw.

Serial tulisan Jakarta Kota-Bogor

Salam sang pemenang pembelajar

Tidak ada komentar: