Sabtu, Februari 06, 2010

1 % vision 99% action

Ketika kita menggunakan komputer, laptop atau hp untuk berbagi kabar, mencek status, menulis sesuatu di dinding facebook. Atau kita kita menggunakan kendaraan bermotor, atau kita menggunakan peneran dari lampu yang di aliri oleh sentruman listrik dari PLN. Banyak benda-benda yang kita gunakan sehari-hari yang kadang terbiasa. Namun bagaimana ia bukan hal yang biasa-biasa saja.

Solat subuh yang kita kerjakan secara berjamaah pagi ini dengan keluarga atau di mesjid. Membaca firman-firman Allah dan mentadabburnya. Dan seluruh aspek kehidupan kita ada gerak yang terkadang telah menjadi biasa.

Hampir dalam setiap ibadah yang kita lakukan ada satu syarat mutlak yang harus dimiliki pada tahap wal yakni vision (niat/tujuan) dan dikuti oleh langkah-langkah selanjutnya bertahab dan berkesinambungan.

Lampu pijar adalah hasil buah karya Thomas Alfa Edison dan juga hasil penelitiannya adalah wujud dari sebuah vision (niat). Sachiro morata pemilik perusahaan honda berasal dari sebuah visi sederhana dan melakukan langkah-langkah kecil yang jatuh bangun.

Ibnu Sina, Alfarabi, Alkindi, Imam syafii, Imam maliki, hambali, Ali Syariariati, Bung karno, bung hatta, Muhammad Natsir, Buya Hamka, Tan malaka dan sederet nama-nama yang ada di khazanah kehidupan ini adalah orang yang memulai dari hal sederhana bernama vision (niat/tujuan)

Bagaimana sebuah visi bisa menggugah. Tidak menjadi sebuah ungkapan yang tidak bermakna atau hanya menghabiskan energi dan juga daya waktu yang kita punya. Sering kita telah bervison kuat namun kandas dan kandas. Ada beberapa disiplin dasar sebuah vision:

Pertama ia adalah sebuah kesadaran untuk berbuat. dalam ibadah kita melakukan atas kesadaran untuk melakukan. Hal inilah yang menjadikan pembeda utama antara yang memiliki visi beribadah dengan orang yang asal ibadah.

Kedua, sebuah rumusan tujuan. Dalam vision ibadah kita di minta untuk mengucapkan niat kita. Ketika kita solat subuh berjamaah maka kita mengucapkan "aku hendak solat subuh 2 rakaat berimam lillahi ta'ala".

Ketiga, pengulangan. sebuah visi membutuhkan pengulan setiap hari yang akan menjadi panduan terus menerus. Ketika kita masuk dalam sebuah perusahaan maka kita akan mendapati pernyataan visi dan misi di letakkan di depan koridor perusahaan untuk selalu di baca oleh siapapu. Inilah kekuatan afirmasi yang dalam ibadah kita diajarkan berulang-ulang.

Keempat, menyandarkan kepada sebuah kekuatan besar, dalam konteks berkeyakinan adalah sang maha kuasa Allah swt.

Setelah kita mempunyai sebuah kesadaran, rumusan vision, pengulangan dan juga sandaran untuk mewujudkannya maka kita akan masuk pada kegiatan kecil yang berkesinambungan.

Tulisan ini akan menggunakan sebuah kerangka dasar 1% dan 99% action di dalam sebuah term Allah sebagai sebuah vision dan 99% action adalah asmaul husna (gerak langkah kontinum dan kontiniutas). Alasan menggunakan ini adalah sebuah perjanjian kita dalam membaca alfatihah bahwa kita berkomitmen untuk menyembah Allah secara total dan juga berkomitmen meminta kepadanya secara total.

Disiplin langkah kontinum dan kontiniutas dalam gerak action menghindarkan kita dari keterasingan dengan diri sendiri. Dari beberapa buku-buku tentang visi, action dan juga terdapat sebuah genre yang mengarahkan bahwa ada tabir yang sengaja di buat untuk terlupakan aspek transendent dalam setiap langkah action.

selamat menikmati tulisan berkala ini semoga bisa bermanfaat yang akan hadir insya Allah di waktu pagi menjelang menyapa kita, mohon saran dan kritk dari teman semua. Salam "AKU ORANG TERBIASA...."

Tidak ada komentar: