Selasa, Januari 05, 2010

Kecil, Kalah dan Gagal

Kecil adalah modal untuk menjadi besar. Kumpulan debu-debu kecil membentuk sebuah onggokan tanah. Kadangkala kita berfikir bahwa mesti mempunyai banyak modal dahulu. Pengalaman saya mengajarkan bahwa dengan uang Rp. 450.000,00 bisa memulai sebuah usaha. Dan dari sejarah pengalaman tanpa uang pun bisa melakukan usaha. Ini adalah sejarah pribadi ketika terjadi “tsunami Financial”.

Hard Cash tidak ada maka pinjaman barang untuk di perdagangkan adalah mutlak dilakukan. Pembayaran di lakukan setelah barang terjual dan kemudian belajar membeli sedikit demi sedikit untuk penguatan modal. Pinjaman barang dagangan itu hanya Rp. 50.000,00 saja.

Kalah adalah modal untuk menjadi menang. Kekalahan adalah hal yang menyakitkan, kalah sering mendapatkan cacian dan makian. Sedang sang pemenang adalah orang mendapatkan pujian dan juga apresiasi. Kalah merupakan modal utama untuk meneliti sisi kekurangan diri dari berbagai aspek.

Dalam pengalaman “tsunami financial” sisi kekurangan adalah control terhadap lalu lintas keuangan yang tidak tersistem dan mempunyai pola yang terstruktur. Akhirnya pengalaman kalah ini menghasilkan sebuah pola bernama “Keajaiban angka 8” yang merupakan inspirasi dari Q.S at-Taubah ayat 60.

Gagal adalah modal untuk menjadi sukses. Ketika kita belajar merangkak dan kemudian berjalan, ada proses jatuh bangun, kemudian berdiri dan kemudian jatuh lagi. Jatuh dan berdiri lagi. Setiap kita jatuh gagal kita mesti berdiri untuk bergerak kembali. Thomas Alfa Edison penemu lampu pijar mengomentari kegagalannya sebagai sebuah cara baru untuk menemukan kegagalan. Kesuksesan Thomas alfa Edison dengan ribuan hak paten.

Sejarah gagal banyak dialami oleh mereka yang sukses. Mengutip perkataan Confisius,” Bahwa kemenangan kita yang paling besar bukanlah karena kita tidak pernah jatuh, melainkan kerena kita bangkit setiap kali jatuh”. Andrias Harefa menyatkan “Kegagalan itu penting. Dengan kegagalan banyak memberikan pelajaran untuk bangkit. Kegagalam yang lipat ganda akan mendatangkan kesuksesan yang luar biasa”.

Tulisan ini adalah bagian dari buku The Islamic Cashflow Quadrant.

Tidak ada komentar: