Kamis, Januari 07, 2010

Think to be


Apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau berfikir? Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang-binatang itu) (Q.S 25:44)
Berfikir adalah sebuah pembedaan antara manusia dengan makhluk lainnya. Dalam sejarah peradaban besar ada pemikiran-pemikiran besar yang melatar belakanginya. Penciptaan berbagai bentuk ornament, gedung, system kemasyarakatan membutuhkan gerak fikir.
Apakah berfikir hanya milik mereka yang terlahir sebagai seorang jenius, berpendidikan dan juga mempunyai status social. Ternyata tidak, setiap kita terlahir dengan kamampuan berfikir yang di dukung oleh 2 belahan otak, kiri dan kanan yang sama-sama mempunyai peranan serupa setiap orang. Inilah potensi yang kadang tidak dimanfaatkan.
Albert Einstein sebagai seorang yang jenius baru memanfaatkan sebagian kapasitas otaknya. Thomas Alfa Edison, Ibnu Sina, Al farabi, Al Kindi, Ibnu Batuta, Al Jabar, dan beberapa mereka yang ilmuan masih sedikit menggunakan kekuatan fikiran.
Kenapa mereka bida dan mampu untuk menjadi atau berfikir menjadi (think to be). Bukan mereka berfikir mereka telah jadi (being). Ketika telah berfikir jadi (being) maka terjadi stagnasi dalam beberapa pengambilan keputusan dan bersikap.
Sering dan juga kita mengeluarkan pernyataan “itu kan seperti dulu”, “ya udah seperti kemaren aja” “penyelaian pake cara lama aja”, “ngapain susah-susah sih pake gaya lama”. Dan masih banyak ungkapan-ungkapan yang di berikan untuk menyelesaikan persolan yang muncul dengan gaya lama. Pada sesungguhnya membutuhkan pendekatan baru untuk menyelesaikannya.
Untuk tidak terjebak dengan gaya berfikir lama dan telah nyaman dalam berfikir jadi (being) ada beberapa metode berfikir sebagai atribut bahwa kita berfikir untuk menjadi. beberapa metode berfikir tersebut berupa:
Berfikir konvensional. Berfikir dengan menerapkan logika sesuatu di akibatkan oleh sesuatu yang pasti. Contohnya. Kebusukan sebuah buah diakibatkan oleh ulat. Pemikiran ini adalah pemikiran sederhana.
Berfikir divergen. Berfikir dengan menerapkan membuka alternative dari berbagi sebab dari akibat sesuatu. Dalam kebusukan buah dapat di kembangkan dikarenakan oleh: system pengaturan suhu peyimpanan, pemilahan buah masak dengan buah belum masak, pola pengangkutan, pertisida yang digunakan dalam pemupukan, pola pupuk dan tanah tempat tumbuh. Berfikir divergen membuat semua kemungkinan.
Berfikir kreatif. Metode yang diterapkan menggunakan gabungan beberapa metode lama menjadi satu atau melahirkan metode baru dari perbaikan dari metode lama. Seperti membuat buah-buahan tidak busuk dengan menerapkan metode penaburan herbasida atau pegangkutan model baru. Berfikir kreatif memberikan ruang melakukan sesuatu dengan cara baru.
Befikir analitis. Berfikir dengan melakukan skema yang terstruktur dan sistematis untuk menguji sesuatu. Berfikir ini menuntut disiplin dalam menetapkan variable-variable yang menjadi landasan uji. Menganalisa aksi dan reaksi dan mengeluarkan hasil yang bisa di pertanggungjawabkan.
Beberapa metode berfikir dapat di terapkan dengan berbagai persoalan dan penempatan di berbagai bidang kehidupan. Berfikir menjadi (think to be) adalah bergerak maju (aktif) dan berfikir jadi (being) adalah gerak pasif (statis).
PIM, 21 Muharram 1431 H, 7 Januari 2010 M, at 06.35 WIB
Tulisan ini di sponsori oleh:
CARE 100: Kerjasama Baitul Muslimin MUZAKKI dengan PT. MYANS INSANI SEJAHTERA dan Univ. Kehidupan IN-E-CHA.

Tidak ada komentar: