Sabtu, Januari 23, 2010

Kompetensi cinta


Kedipan mata, gerak bibir, gerak tangan dan tangisan ketika BAK dan juga BAB. Kemudian meningkat mengeluarkan suara, merangkak, bergumam, sering perjalanan kita mampu untuk mengenal orang, ungkapan, symbol, makna, rasa, etika dalam kompetensi cinta.
Tumbuh dan berkembang menjadi lebih matang-seperti buah yang mulai dari bunga, putik buah, buah muda, matang-untuk menujukkan kompetensi. Setiap tahap memberikan tahapan-tahapan yang berbeda dan juga perlakuan berbeda.
Kompetensi merupakan “kemampuan” atau “kapasitas” yang didapat diartikan oleh masing-masing orang (Parulina Hutapea, 2008). Dalam siklus kompetensi apakah kita kompeten atau berkapasitas dalam realitas cinta?
Ketika kita masih bayi dan balita kompetensi cinta kita berada pada tahap unconscious incompetence, dimana kesadaran kompetensi cinta kita tidak menyadari dan tidak mengetahui bagaimana berkapasitas. Kita tidak mampu tidak menyadari bahwa kita tidak mampu dan tetap melakukan kedipan mata, gerakan tangan dan tangisan serta dengkuran yang orang tua mengharapkan lebih dari itu. Sering orang tua mengajak anaknya bercanda dan bercerita apabila ia besar.
Ketika umur berambah dan kemampuan meningkat maka kompetensi cinta kita meningkat pada conscious incompetence. Menyadari bahwa kita ketika bocah tidak mempunyai kemampuan merealisasikan aktivitas mencintai. Orang tua atau orang dewasa megajari symbol, makna, perbuatan, perlakuan bagaimana mencintai, orang tua, saudara, binatang, sungai, udara dan segenap benda yang ada. Pada tahapan ini adalah pemaksimalan kompetensi bagi anak dengan stimulus yang ada.
Masuk pada umur remaja dan pra dewasa. Perkembangan kompetensi cinta berkembang pesat. Mengetahui bagaimana dan mengapa merealisasikan kompetensi cinta. Memiliki kemampuan melakukan sesuatu dengan tingkat kehati-hatian tinggi. Melihat, mempelajari, memaknai dan mengenal bagaimana dan mengapa. Penerapan ini tercermin dalam gerak laku, perbuatan dan pikiran. Tahapan ini bernama conscious competence.
Kompetensi cinta memasuki wilayah dewasa. Dapat mewujudkan kemampuan cinta dengan keilmuan, skill dan sikap, segala perbuatan seakan berjalan otomatis. Pada tahap unconscious competence ini seseorang telah menempatkan peran-peran cinta dalam berbagai kehidupan. Cinta kepada sang khalik bergerak seiring dengan cinta terhadap anak. Cinta kepada sang bunda dan ayahanda seiring dan bergerak sejalan dengan cinta terhadap istri dan mertua.
Kompetensi cinta bergerak seiring dengan waktu dan stimulus dari luar diri (external support) dan diolah oleh kemampuan internal diri (internal support) atau motiv, persepsi dan cara pandang.
Kompetensi cinta adalah gambaran tentang apa yang harus diketahui atau dilakukan seseorang agar dapat melaksanakan cinta dengan baik. (Miller, Rankin and Neathey) dengan sedikit perubahan defenisi. Kompetensi ini memiliki kaki kanan pada hard skill (technical) dan kaki kiri soft skill (perilaku) yang bergerak dinamis untuk mencapai kedewasaan kompetensi cinta.
Hal yang sederhana yang perlu kita bertanya pada tahapan mana kompetensi cinta kita? Dan apakah tidak pincang yang mesti berjalan dengan satu kaki cinta?

Tidak ada komentar: