Jumat, Januari 22, 2010

Kencing di Genangan


Kemaren diakhir siang menjelang sore, dikala hujan rintik-rintik membasahi kawasan Blok M seorang anak dengan tanpa malu terkencing di dekat genangan, bukan satu namun dua orang yang secara bergantian dan itupun kakak beradik. Di sebelah mobil terdapat orang tua mereka yang menunggu hujan reda.
Kencing adalah kebutuhan alamiah bioloigis kita sebagai manuasia. Kencing adalah prsoses pembuangan dari sisa system metabolism tubuh. Tanpa kencing maka tubuh akan menyimpan banyak penyakit. Dalam ilmu kesehatan hebal, kencing merupakan bagian dari detoksifikasi, proses membuang racun dari tubuh.
Kencing secara etik dan juga moral memiliki tata cara, tata tempat dan juga hal-hal yang menyangkut didalamnya. Kencing sembarangan bukan hanya persoalan pada saat kencing semata. Namun menyangkut beberapa hal mendasar dalam kehidupan seorang yang berhubungan dengan orang lain dan lingkungan.
Kencing sembarangan secara moral telah menyalahi moral untuk tidak membuang kotoran sembarang tempat. Kencing sembarangan secara etis dan etik tidak memenuhi unsur estetika dan etis. Dalam prespektif kesehatan maka kencing sembarangan adalah cara menebar penyakit.
Kencing secara sudut pandang agama merupakan pengingkaran kaidah agama tentang standar kencing sembarangan. Kencing dalam sudut pandang agama memiliki standar perbuatan yang baik dan tidak baik. Kita melihat bukan dari sisi hukum namun beberapa tolak ukur lainnya.
Kencing sembarangan tentang apa yang di lakukan oleh 2 orang anak kecil. Pada saat itu adalah memprsentasikan banyak pendidikan orang tua, pola asuh orang tua, standar etik dan etis, moral, estetika dan juga agama yang sang anak belajar tentang semua itu.
Ketika bukan hanya 2 anak yang melakukan kencing sembarangan maka negeri ini akan banyak perilaku yang membuang kotoran baik kotoran dari perilaku maupun kotoran benda dilingkungan yang mereka merasa tidak apa-apa.
Wajar maka banjir,kerusuhan social, kekacauan masyarakat, korupsi dan kolusi kerusakan lingkungan oleh pembuangan limbah sembarangan, buang sampah sembarangan, membuang kotoran perilaku dalam keputusan mulai dari tingkatan premerintahan level pusat sampai level rt dan rw.
Pada kalangan intelektual, agamawan, politisi kebiasaan ini hanya hanya sebuah pandangan yang tak menarik, namun inilah fakta anak bangsa dan juga watak bangsa kita yang kencing sembarangan dan tidak mau peduli dengan efek dan ruang lingkup dari perbuatan tersebut. Bagaimana menurut Anda?

Tidak ada komentar: