Minggu, Januari 10, 2010

Potret Manusia dalam Alquran


Insana (manusia dengan baris nun fathah)
Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan. (Q.S Yunus:12)
Sifat dasar manusia adalah mudah lupa terhadap pertolongan siapapun ketika terjadi bencana. Ketika telah selesai maka akan kembali kepada kebiasaan lama. Bencana silih berganti datang, ketika bencana datang semua ingat Allah dan berdo’a, namun setelah bantuan datang dan juga kehidupan mulai baik. Maka kebiasaan dan budaya yang membangkan akan ajaran dan ketetapan tetap di lestarikan dan dibudayakan.
Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat (nikmat) dari Kami, kemudian rahmat itu Kami cabut daripadanya, pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih. (Q.S huud :9)
Banyak yang menangis ketika di tinggal orang yang cintai. Banyak yang mengumpat ketika kehilangan sesuatu. Banyak yang melakukan bunuh diri ketika rahmat kelapangan hidup di cabut. Ini adalah sifat dasar manusia. Dan kadang-kadang kita tidak memaksimalkan apa yang ada, namun baru menyesali ketika telah tiada.
Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). (Q.S Ibrahim: 34),
Dalam melaksanakan tugas kemanusiaan, setiap orang telah diberikan instrument untuk memenuhi kebutuhan, keinginan dan juga imajinasi manusia. Semua itu terdiri dari pikiran, rasa, dan segenap system dalam tubuh manusia. Namun dalam melaksanakan tugas kemanusian, sebahagian menjadikan perbuatan membuat kerusakan lewat kebijakan, keputusan, keberpihakan. Kasus pembobolan century dan orang yang terlibat adalah perilaku menzhalimi dalam kebijakan, keputusan, keberpihakan.
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. (Q.S Al Hijr: 26),
Pernyataan ini membantah teori Darwin tentang asal manusia dari kera. Membutuhkan kajian yang ilmiah untuk membuktikan bahwa manusia (adam) dibuat dari tanah liat kering. Ada suatu proses yang mesti dibuktikan oleh kita yang menyakini adalah sebuah kebenaran.
Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata. (Q.S An nahl: 4),
Setelah nabi Adam, proses manusia dimulai dari bertemunya sel sperma dengan ovum. Sperma yang pertama dan terkuatlah yang menjadi pemenang dan berhak melanjutkan proses terciptanya manusia dalam raham sang wanita. Proses biologi ini membutuhkan 4 bulan 10 hari untuk ruh siap ditempatkan. Sembilan bulan berlalu lahirlah sang pemenang. Hidup dalam kehidupan dunia dengan segala dinamika dan juga cerita.
Ada satu hal yang menjadikan manusia pemenang ini adalah pembantah yang nyata. Beberapa banyak yang tidak tunduk dengan kebenaran-kebenaran yang disampaikan oleh para nabi, kitab suci dan juga mereka yang menemukan kebenaran-kebenaran. Ego sang pemenang dan merasa semua adalah hasil jerih payah sendiri.
Kembali melihat asal kejadian, maka semua itu tidak ada daya upaya kita untuk tidak tunduk dengan sebuah proses yang dirancang Rabbul ‘alamin dan kita diberikan kekuatan untuk berkreasi dalam menentukan pilihan. Hanya dari pertemuan sperma dengan ovum, maka jadilah kita dengan kukuatan ruh dari Allah.
Dan Dialah Allah yang telah menghidupkan kamu, kemudian mematikan kamu, kemudian menghidupkan kamu (lagi), sesungguhnya manusia itu, benar-benar sangat mengingkari nikmat. (Q.S Al Hajj: 66),
Terdapat tiga proses manusia dalam ayat ini. Pertama, Hidup, proses ini bermula dari rahim, terlahir dan menjadi manusia seutuhnya. Ada dua unsur dalam tubuh manusia, unsur biologis yang berasal dari sperma dan ovum. Unsur non biologis yakni ruh dari Allah Swt. Kedua unsur inilah yang menjadikan kita sebagai manusia menjadi hidup dan berkarya. Ketika kedua unsur ini berpisah maka masuklah kita pada tahap kedua, yakni mati. Mati adalah proses berpisahnya ruh dengan jasad biologis. Tidak ada lagi nafas yang naik turun.
Mati menyisakan tubuh yang tidak mempunyai daya upaya lagi. Terbujur kaku di pembaringan atau di mana ia berpisah, bisa di lauatan lepas, dalam danau, tergeletak di jalanan, terbakar dan sebagainya. Permisahan ini menyakitkan hal ini dimanakan dengan sakaratul maut.
Ketika mati maka ada bagian yang masih hidup yakni unsur biologis dari beberapa organ tubuh. Organ tubuh ini bisa didonorkan untuk orang yang membutuhkan. Secara biologis kita masih hidup ketika telah ditempatkan pada orang yang masih hidup dan mampu memberikan pasolan nutrisi untuk kehidupan secara biologis organ kita.
Inilah tahap ketiga. Maka kita dihidupkan oleh Allah kembali. Beberapa tafsir menyatakan inilah penghidapan manusia di akhirat nanti. Namun ada hal lain dalam Allah menghidupkan kembali manusia di dunia lewat organ biologis yang diberikan dan juga penggalan kehidupan seperti “kisah, cerita, memori” yang terpendam dalam ingatan keluarga dan orang lain. Hidup dalam pikiran yang tertuang dalam tulisan, pemikiran dan jejak perjuangan. Inilah kerja para pahlawan dan pemikir intelektual. Mereka hidup setelah meraka mati. Wallahu’alam bishsawab
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.(Q.S Al Mu’minun 12).
Makanan yang kita makan mengandung unsur mineral essensial, vitamin, gizi dan zat yang lainnya. Tubuh membutuhkan mineral untuk memperbaiki kerusakan jaringan tubuh dari tingkat alam sel. Makanan yang kita makan menjadikan kualitas diri kita dan juga pelanjut generasi manusia, agama.
Sudah saatnya kita memperhatikan apa yang masuk dalam perut kita. Bagus tidaknya kita adalah dari bagus tidaknya apa yang kita makan. “You are what you eat”. Begitu pepatah inggris.
Tulisan ini disponsori oleh:
Rumah Sehat & Apotik Herba Syifaau Mumtaz untuk program CARE 100 bekerjasama dengan Baitul Muslimin MUZAKKI dan Univ. Kehidupan IN-E-CHA.

Tidak ada komentar: