Kamis, Januari 07, 2010

ATAP KERETA API


Pagi begerak menuju siang. para pekerja sibuk dengan ayunan langkah yang dipercepat untuk sampai di stasiun. Membeli tiket untuk berangkat hari ini biasa di lakukan didong. Maklum untuk berangkat dengan kendaraan bermotor menghabiskan banyak energi. khususnya energi uang untuk beli bensin, energi uang untuk beli air minum, dan energi tenaga untuk membawa sepeda motor di macetnya Jakarta, energi emosi yang terkuras di macetnya jalanan.
Belum tahu bulan ini kehabisan energi, maka bulan depan mesti menambal  pengeluaran bulan ini. Untuk kebocoran bulan ini saja belum ada tambalannya. Begitulah sekelebat pikiran didong. Sambil menunggu kembalian uang 10.000,00 terakhir sebelum gajian 5 hari lagi. transportasi sekali pergi dengan kereta api Cuma 1.000 rupiah dan pulang juga 1.000,- lumayan untuk transportasi selesai deh. Urusan makan dan cemilan udah tersedia dirumah. Nanti barangkali di depan kantor ada gorengan 500an dan minta aja di badung traktir kita.
Namun di stasiun kepulan asap rokok berterbangan bak pesawat tempur yang sibuk menyiapkan target sasaran tempat pasukan musuh. Rudal nikotin dan tembakan tar akan mengenai sasaran yang bersembunyi dalam lubang-lubang tank yang berjarak dari gua besar yang masih terkatub. Sebuah rudal nikotin menusuk masuk sebuah tanker hidung. Pada saat itu maka pasukan otak melakukan reaksi perlawanan. Kayaknya kita diserang musuh duluan. 
Siapkan meriam dan peluru nuklir yang telah kita beli kemarin dari pasar persenjataan. Maka pada saat itu sebuah peluru nuklir menyelip indah di lubang meriam. secerumput kemudian rudal nikotin dan tembakan tar dari peluru nuklir melesit ke arena pertempuran dan menyerang pertahanan dan lubang persembunyian para musuh. Pikiranku berseliweran melihat enaknya mereka memuntahkan rudal nikotin dan tembakan tar ke semua arah sesuai dengan hembusan angin yang bergerak sepoi-sepoi.
Terdengar suara operator kereta api memberitahukan bahwa sebentar lagi akan lewat kereta api yang tidak berhenti di stasiun ini. Pakuan ekspress, dimana dibutuhkan uang yang banyak untuk dapat ikut di dalamnya. 
Pakuan ekspress memberikan layanan kecepatan ektra dari kereta api lainnya, ketika lewat kereta api lain mesti istirahat dulu di beberapa stasiun, ada di stasiun depok, pasar minggu, dan nanti di stasiun manggarai. Kereta api yang ku tunggu masih berada di stasiun Universitas Indonsia. Kampus tempat mereka yang mempunyai kecerdasan melebihi kita-kita kata teman kita tempo kemaren dan juga tak lupa kelebihan uang. Karna beberapa tahun terakhir ada jalan baru masuk UI yakni punya uang banyak. he he he.

Tidak ada komentar: