Senin, April 05, 2010

Transaksi cinta

Kita sering melihat berbagai persoalan-persoalan muncul dari diamika kehidupan keluarga. Tidak sedikit pertengkaran muncul terutama suami istri. Pertengkaran ini sering di picu oleh hal di permukaan sepele dan persoalan sehari-hari berupa hal amat sederhana. Persoalan ini sebenarnya muncul dari sebuah prinsip-prinsip nilai yang melatarbelaki seseorang melihat segala sesuatu. Lebih umum di sebut dengan paradigm yang dipengaruhi oleh pendidikan orang tua, jenjang pendidikan yang ditempuh sampai jenjang perguruan tinggi. Kemudian komunitas bekerja.

Namun bagi sebagian yang melakukan taaruf atau telah mengenal satu sama lain. Mengambil keputusan melanjutkan kejenjang pernikahan adalah yang terbaik. Ada suatu fenomena dalam tahap ini selubung-selubung kebiasaan. Bagi yang pernah berpacaran banyak hal yang amat romantic dan segala semuanya bagus.Namun ketika telah menikah semuanya seakan terjadi perubahan yang perlahan Nampak kepermurkaan adalah sisi lain dari seseorang yang telah menjadi pasangan.

Dalam masa rentang kehidupan ada sebuah transaksi-transaksi yang dilakukan terhadap pilihan-pilihan. Transaksi ini beranalogikan sebuah jual beli yang dilandasi atas keinginan, kesenangan dan juga kebutuhan. Seringkali transaksi terjadi atas dasar kesenangan dan sensasi sesaat. Inilah yang sering melandasi transaksi dalam cinta. 

Sensani rasa kagum akan bentuk dan juga rupa. Sensasi rasa yang entah tidak bisa didefenisikan dan ia hanya sekelebat. Sensani dasar fitrah instingtif untuk dekat dengan orang yang gagah dan berpunya.
Jarang kita mengenal bahwa transaksi itu berdasarkan kebutuhan dasar kita sebagai manusia. Kebutuhan ini menggunakan pendekatan terminology Murtadha Mutahari yang membagi manusia menjadi tiga, Annas, Basyar dan Insan.

Transaksi Annas adalah sebuah transaksi cinta berlandaskan kepada fenomena orang banyak dan mengikuti sebuah budaya yang berkembang. Hal ini berada pada kaidah budaya dimana kita dibesarkan. Apakah jawa, sunda, batak, minang kabau, aceh dan lainnya. Transaksi ini berdasarkan kebutuhan social kemasyarakatan dimana kita diakui bagian dari sebuah bagian masyarkat tempat kita terlahir.

Transaksi Basyar adalah transaksi yang lebih pada pemenuhan aspek biologis. Dorongan fitrah instingtif adalah dorongan untuk melanjutkan generasi dan memuaskan dorongan syahwat. Dorongan ini menjadikan bencana ketika tidak mengikuti sebuah aturan agama. Hal ini sering memunculkan sebuah penyimpangan seperti pembunuhan anak dalam kandungan. Cinta sesama jenis baik perempuan dengan perempuan (lesbian) maupun cinta laki-laki terhadap laki-laki (gay). Bencana ini telah banyak menyebabkan berbagai kasus kehancuran sebuah peradaban.

Transaksi Insan adalah sebuah transaksi cinta berlandaskan sisi fitri manusia yang perpeduan unsur ilahiyyah berupa ‘ruh’. Inilah transaksi cinta kefitrahan dasar manusia. Melahirkan pengorbanan dan juga membawa kepada pencapain-pencapaian tertinggi dalam rentang sejarah manusia besar.

Transaksi dalam cinta meliputi

Transaksi spiritual. Transaksi ini adalah sebuah transaksi yang memberikan banyak keuntungan. Sebuah transaksi yang menjadikan sebuah cinta bermakna. Sebagaimana di jelaskan oleh hadist rasulullah untuk mendapatkan manisnya iman seseorang mencintai

Transaksi intelektual. Dalam cinta yang bersemi diantara dua orang atau lebih perkembangan intelektual memperkaya transaksi untuk menumbuhkan sebuah kekuatan untuk saling menguatkan. Kekuatan intelektual memberikan peningkatan dalam memahami perkembangan pasangan dan juga perkembangan keluarga. Hal ini mendukung perkembangan dan pertumbuhan keluarga. Bertambahnya anggota keluarga membutuhkan kekuatan intelektual.

Transaksi emosional. Disinilah kedawasaan untuk mengetahui bagaimana dinamika emosi pasangan. Transaksi emosional memberikan nuansa berbeda satu sama lain diantara pasangan.

Pengetahuan transaksi emosional membawa kepada hubungan yang lebih mengerti kapan mesti mengerti dan dimengerti. Kesadaran ini memberikan pasangan yang serasi seperti kaki kanan dan kiri yang berjalan seriring berdua.

Tidak ada komentar: