Rabu, April 14, 2010

Cilosari sehat dan elok


Cilosari Sehat nan Elok[1]
Cilosari sebagai sebuah komunitas dan di huni oleh beberapa keluarga dalam hal ini komisariat. Masing masing keluarga memiliki beberapa anggota yang menjadi TPRT (Team Pengelola Rumah Tangga Komisariat) dan juga beberapa pengunjung yang tidak tetap. Pengunjung ini adalah anggota komisariat. Cilosari mempunyai RT tersendiri yakni RT....dan berada di RW 8

Memilah, Memisahkan dan Mendaur Ulang Sampah


Sampah adalah akhir dari akhitivas yang tidak mempunyai nilai. Sampah bagi sebagaian orang adalah tidak bermanfaat, merusak keindahan dan menjijikkan. Sedangkan bagi orang lain adalah tambang emas dan sumber nafkah yang sangat menguntungkan. Pengelolaan sampah yang komprehensif memberikan kontribusi yang bermanfaat dan menghasilkan dan menunjukkan kualitas personal maupun komunul dalam suatu kawasan. Pengelolaan sampah tidak membutuhkan dana besar. Dengan sedikit kreatifitas dan pemanfaat sisa-sisa dari barang tertuntu dapat menghasilkan kemanfaatan yang lebih baik.
Produksi sampah dan jenis sampah:
1.       Sampah organik, berasal dari dedaunan pohon dan bunga kamboja, ditambah dengan sampah dari sisa makanan. Hal ini bisa dilakukan pengomposan dengan pendekatan pencacahan menggunakan mesin. Untuk program P2KP dan PNPM Mandiri.
2.       Sampah Plastik, berasal dari kantong makanan penghuni cilosari, sisa dari sampo dan juga botol air minum dalam kemasan
3.       Sampah kertas, berasal dari koran, kerta A4, buku dan beberapa bungkus makanan ringan
4.       Sampah B3, berasal dari perabotan yang pecah, beberapa jenis minuman, botol, battrei. Sampah ini membutuhkan penangan khusus.
Realitas penangan sampah
Pertama, Menumpuk sampah di belakang tanpa pemilahan sama sekali. Seluruh sampah berbaur dan becampur. Petugas kebersihan hanya memungut dan membuang di depan. Bagi penghuni kecendrungan adalah membuang sampah di depan kamar sendiri.
Kedua, Membiarkan sampah berterbaran di manapn. Hal ini sampah berhubungan dengan puntung rokok dan juga abu rokok.
Penangan sampah sebaiknya
1.       Sosialisasi dengan pendekatan, Pertama: himbauan dari 3 pengurus HMI cabang yang berada di ciloari dikuatkan oleh pihak Yayasan Cilosari 17. dengan bahan terlampir
2.       Pemisahan sampah dengan empat kategori: Sampah organik, Sampah Plastik, Sampah Kertas, Sampah B3. Membutuhkan 4 tong sampah yang berbeda warna. Warna Hijau untuk organik, Biru untuk kertas, Kuning untuk Plastik dan Merah untuk sampah B3
3.       Pengelolaan sampah organik untuk keperluan taman hidup cilosari. Hal ini membutuhkan tambahan beban kerja bagi petugas kebersihan dan tambahan beberapa alat sederhatan.

Mencuci Pakaian & Menjemur Pakaian


Aktivitas mencuci anggota cilosari secara intensitas lebih banyak pada hari sabtu dan juga hari minggu. Aktivitas ini mempunyai siklus. Pertama, Pencuci merendam pakaian di dalam ember dan meletakkan di tempat wuduk. Sering pakaian menumpuk dan hal ini mengganggu kelancaran aktivitas orang berwuduk. Kedua, Bertumpuknya mencuci karna hal ini kesamaan waktu mencuci beberapa orang. Ketiga, Penggunaan air yang tidak proporsional dan profesional. Dari beberapa kali pengamatan penggunaan air dengan kran yang telah di buka menghasilkan air yang besar dan pakaian di cuci langsung. Keempat, Penjemuran, Penghuni cilosari memanfaatkan depan komisariat sebagai tempat penjemuran. Hal ini jemuran di bagian belakang tidak memadai. Jemuran belakang tidak mengakomodir jemuran yang menggunakan hanger. Tempat jemuran yang sekaligus tempat pembuangan sampah akhir bagi cilosari. Tempat jemuran di tumbuhi oleh tumpuhan pengganggu yang kebanyakan adalah hama, kemudian tempat jemuran tidak memiliki atap apabila terjadi hujan maka pakaian penghuni akan basah dan terbuang kebawah. Hal ini jemuran mesti di cuci kembali.
Akibat yang ditimbulkan dari siklus mencuci dan menjemur pakaian tersebut diantaranya:
1.       Penumpukan rendaman cucian dan kadang kala telah menimbulkan bau yang tidak sedap.
2.       Pemborosan penggunaan air untuk pembilasan rendaman pakaian.
3.       Penggunaan energi listrik yang boros, disebabkan menghidupkan pompa air selama proses pencucian.
4.       Pembuangan sampah sisa dari pencucian berupa bungkus deterjen yang langsung di buang di sebelah tempat berwudu’
Solusi Mencuci dan menjemur lebih baik
Efisiensi dan efektivitas kerja didukung oleh metode dan standar kerja. Solusi ini mengikuti perubahan metode yang dibantu dengan alat yang repsentatif berupa mesin cuci. Pengelolaan mesin cuci memiliki sistem kerja dan operator mandiri dengan standar penggunanaan, berupa:
1.       Tiap anggota cilosari yang ingin memanfaatkan mesin cuci ini membayar biaya invesatasi Rp. 50.000,00 untuk keanggotaan 1 tahun. Hal ini untuk meringankan biaya pembelian mesin cuci.
2.       Membayar biaya perawatan dan upah operator pencuci sebesar Rp. 15.000,00, hal ini untuk mengantisipasi kerusakan dan perbaikan berkala serta gaji operator sebesar 75 % dari upah masuk.
3.       Memperkerjakan operator khusus untuk  dengan sistem bagi hasil dan dapat menerima cucian dari luar.
4.       Ikut membantu program Pengembangan Pengemis kerjasama Baitul Muslimin dengan HMI Komisariat ABA, HMI Komisariat FE, FISIP Universitas Terbuka, HMI Komisariat Publisistik Thawalib  Dari ngemis ke Pengusaha” sebesar 10% dari pendapatan cucian.
5.       Waktu operasional cucian jam 05.00-10.00 pagi.
Dengan tersistem cara mencuci dengan mesin cuci, maka out put yang diharapkan berupa:
1.       Penghematan pemakaian air. Disebabkan terjadwalnya kegiatan menyuci.
2.       Pemusatan penjemuran. Hasil pencucian hanya menunggu kering lebih kurang ½-1 jam. Hal ini menghilangkan jemuran didepan komisariat.
3.       Penghematan energi listrik.
4.       Pengolahan sampah yang lebih sistematis.

Tempat berwudu’ dan Wc bagi jamaah perempuan


Wanita dalam islam menempati tempat yang mulia. Wanita dianjurkan untuk tidak memperlihatkan auratnya selain kepada muhrim dan suaminya yang sah. Berwudhu adalah sebua sarat sah solat. Pada cilosari tempat berwudu’ tersentralisasi pada satu tempat. Terdapat satu tempat WC yang rusak pada sisi sebelah kanan dengan 2 kamar. Kondisinya adalah: kerusakan pada bak mandi, sistem sanitasi air yang tidak jalan, tidak adanya air bersih masuk kesana.
Jamaah perempuan pada mesjid cilosari berwudu’ di depan, dan apabila ke toilet maka bergantian dengan jamaah laki-laki.
Solusi untuk aksi
Skenario Pertama, Mengaktifkan kembali  WC sebelah kanan sebagai tempat berwudu’ perempuan. Membutuhkan perbaikan berupa: suplai air, perbaikan bak mandi, closet, penambahan pintu.
Skenario Kedua, Membagi WC yang ada dengan menjadikan 2 pintu. Sisi depan dengan mengorbankan satu kamar mandi. Menjadikan sebagai tempat wanita. Sisi belakang sebagai tempat WC bagi laki-laki. Untuk mendukung ini dibutuhkan bak penampung air berkapasitas 500 liter untuk mengantisipasi penggunaan pompa air yang tidak semestinya.
Penutup
Demikianlah surat terbuka ini kami sampaikan. terima kasih


[1] Oleh: Komunitas Tentara Langit, Koord. Muhammad Yunus ‘Yusuf,’ bekerjasama dengan HMI Komisariat ABA, HMI Komisariat Publistik Thawalib, HMI Komisariat FE UT, dan HMI Komisariat Fisip UT

Tidak ada komentar: