Selasa, April 13, 2010

Raun Sabalik


Catatan perjalanan, Rabu 29 oktober 2009
Dimulai dengan solat safar 2 rakaat di lanjutkan dengan solat duha 2 rakat pada jam 06.30 di rumah paman di daerah Pasar Minggu. Paman mempunyai niat untuk melihat tempat di pasar pagi kalibata dan motor tidak bisa digunakan hari tersebut.
Dalam perencanaan awal mau berangkat ke Sumatera Barat dengan 3 atau 4 hari perjalanan. Teman-teman tersebut berasal dari Aljazair. Mereka bertiga, hanya salah satu dari mereka bisa berbahasa inggris, sedangkan yang dua tidak mengerti sama sekali bahasa inggris. Dan salah satu hanya bisa berbahasa arab dan itu pun sering dengan penggunaan yang tidak saling mengerti. Dan ketika mereka berbicara dengan menggunakan bahasa perancis maka sayalah yang tidak mengerti kecuali kata mercy.
Namun mereka bisa berbahasa prancis. Hari selasa malam telah diambil kesepakatan untuk pergi ke sumatera barat. Tujuan adalah untuk melihat secara langsung bagaimana Sumatera barat porak poranda di guncang gempa. Namun terdapat perubahan mendadak ketika mereka ada harapan untuk balik ke Aljazair dengan qatar airline dengan tambahan biaya 56 dolllar. Syarat adalah menunggu, jika mereka di panggil maka mereka akan terbang. Jika tidak mesti menunggu penerbangan berikutnya pada hari yang berbeda.
Dengan ini berarti akad perjanjian kemarin gugur. Jadilah saya tidak jadi berangkat membawa tamu dari Al Jazair ke Sumatera barat. Rute yang ingin di tempuh adalah Hari Kamis, Daerah bencana Pariaman dan di lanjutkan di daerah Manunjau, bermalam di tepi danau maninjau.
Hari jumat dilanjutkan perjalanan ke daerah payakumbuh untuk melihat objek wisata air terjun dan lembah harau dan bertemu dengan family saya. Kemudian dilanjutkan dengan perjalanan menuju batu sangkar dan melihat kerajaan minangkabau dan dilanjutkan ke danau singkarak dan jika cukup waktu akan berangkat menuju danau kembar.
Pada hari sabtu sore telah tiba di daerah Padang dan menikmati malam di padang Hari minggu berangkat ke Jakarta dan melakukan kegiatan perjalanan ke Bogor. Namun itu semua buyar, mereka bersikeras untuk berangkat ke Aljazair. Dan pada saat itulah perpisahan.
Jadilah perjalanku mengikuti hari dan emosi yang tidak stabil. Ketika ia menyodorkan uang, dengan lembut saya bilang syukran, la (tidak), la (tidak), haza minalllah (ini dari Allah), La (la) syukran akhi....kemudian untuk beberapa saat saya duduk di terminal 2 beralaskan sebuah sendal untuk merenenung (karna malamnya minta sama Allah jika perjalanan itu baik maka berangkatkanlah kami, jika tidak maka batalkanlah ya Allah) doa itu terkabul.
Kemudian melanjutkan menaiki shuttle bus free for charge untuk ke terminal 1 C dan istirahat disana beberapa jam, sambil berfikir kira mau kemana ya?. Pada awalnya minta izin untuk berangkat ke Sumatera Barat, namun gagal.
Setelah fres melanjutkan perjalanan menuju Bogor dengan menaiki Damri, dengan harga tiket Rp. 30.000,-. Rencana ingin melanjutkan perjalanan ke Sukabumi, namun lihat nomor HP yang akan di hubungi tidak ada. Keputusan pun diambil sebelum perempatan ciawi. Dimana ada harimau ngamuk dengan memakan rumput.
Maka lintasan fikiran ini kenapa nga’ kebandung aja, ditimbang sana-sini dan ya udah ke Bandung aja. Tanya sana sini tentang bus yang mau berangkat ke Bandung. Jawabannya ya udah mas naik Bus ini ada. Naiklah bus jurusan Garut dengan syarat mesti turun di tol padalarang.
Dalam perjalanan hujan mengguyur bumi Kahuripan. Kondisi bus yang bocor pada kaca bagian kanan memaksa untuk pindah ke depan di bangku yang kosong. Hari menunjukkan jam 8.30, Tibalah kita di pemberhentian dan mesti menyambung bus lagi untuk sampai ke Bandung. Turun di tol padalaran, dengan perut yang sudah mestinya di isi. Maka sepotong roti dan segelas AMDK masuk dalam system pencernaan. Kemudian bus lewat dan kita  melanjutkan dengan bus MGI jurusan Sukabumi ke Bandung dengan ongkos Rp. 4.000,00. (murah banget)
Tulisan ini dibuat saya berada di Mesjid Jami’ Al-fatah, Jl. Raya Cibaduyut Dalam I no. 6. Telp.  022-5410954 untuk solat magrib dan isya.
Catatan pinggir: adakah bus yang konsisten mengingatkan penumpangnya untuk solat dan berhenti untuk melaksanakan ibadah solat 5 waktu??

Tidak ada komentar: