Senin, April 05, 2010

ABC CINTA

Allah sebagai sumber cinta. 

Inilah makna syahadat dalam cinta. Segala sesuatu bersumber dari Allah dan kemudian kembali kepada Allah swt. Seperti tawaf yang berputar pada satu titik ketika melakukan tawaf di ka’bah. Mencintai apapun yang berada dekat dengan diri, maupun benda mesti berpusat pada kecintaan kepada Allah.

Ketika pusat orbit tidak Allah maka seseorang mencintai benda atau orang ia akan berputar di seketar benda tersebut dan akan mengalami benturan-benturan dengan orbit alam semesta. Atau akan mengalami benturan-benturan dengan benda, orang yang mengorbit dengan benda atau orang lain.

Inilah sumber kekacauan pertama dalam mencintai apapun di kehidupan dunia. Dimulai dari satu bagian terkecil kemudian diikuti oleh yang lain. Ketika seseorang mencintai benda maka benda tidak mempunyai orbit kecuali ia tunduk dengan sunnatullah kebendaan. Maka pada saat ia mengorbitkan diriya kepada benda ia akan mengikuti hukum benda dan tertutup untuk mengikuti orbit. Kesadaran cintanya hanya mempunyai siklus kecil.

Ketika ia mencintai orang, maka ia akan mengorbitkan dirinya beserta orang yang dicintai. Orang yang dicintai mempunyai orbit yang tidak berpusat pada Allah, maka ia akan di bawa kemana orang yang mencintainya. Inilah kenapa banyak alasan seseorang berbuat sesuatu apakah itu baik, buruk. Ketika orang berbuat sesuatu karna benda dan orang lain dan bukan karena Allah menjadikannya dirinya adalah hamba dari benda dan juga orang. Inilah syirik dalam cinta.

Kesadaran Allah sebagai sumber cinta, mencintai benda dan juga orang memberikan sebuah kesamaan derajat kita dengan benda yang ada dan juga orang yang kita cintai. Mengorbit bersama kepada pusat utama cinta yakni Allah. Kesadaran ini memberikan sebuah kekuatan maha dahsyat untuk melakukan banyak karya-karya dalam kehidupan.

Kesadaran ini akan menghantarkan kita bertemu banyak orang, benda yang sama-sama mengorbit kepada Allah Swt dalam bentuk pemujian dan juga penyerahan diri.

Berkaya sebagai bukti cinta.

Ketika Allah sebagai sumber cinta. Kita mempunyai sumberdaya yang amat melimpah untuk melakukan perbutan, kegiatan yang tidak berlandaskan benda, orang yang berada di sekitar kita.

Karya-karya besar dari para orang-orang terbaik, para rasul, nabi, sahabat dan juga mereka yang membuat sejarah dalam kehidupan di berbagai bidang, ilmuan, negarawan, ekonom, dan berbagai aktivitas kehidupan yang dijalani memberikan karya kehidupan yang di kenang oleh banyak orang.

Hal ini disebabkan karna ia tidak mengorbit kepada benda atau orang dengan orbit kecil. Ia bisa bersama-sama mengorbit dengan orang atau benda apapun. Ketika bersamaan dengan satu benda ia akan mudah untuk mempelajarinya, memahaminya dan juga berpisah.

Pada tataran mengorbit dan membentuk karya ia akan bertemu dengan karya-karya lain dan itu adalah bukti dari mendekatkan diri kepada Allah sebagai orbit cinta.

Karya-karya yang lahir tidak menjadikan karya tersebut sebagai orbit. Karna karya tersebut tetap bersama-sama dengan dirinya mengorbit dalam cinta Allah swt. Ketika karya satu telah selesai maka ia akan berkarya lagi dengan karya yang lain.

Cerdas sebagai cara cinta.

Mengetahui dan mempunyai kesadaran cinta Allah sebagai sumber datang dan kembali. Berkarya sebagai bukti cinta untuk mendekatkan diri. Maka membutuhkan sebuah metode dan cara yang berbeda dengan hanya mencintai benda atau orang dan mengorbit disana denga orbit yang kecil dan tidak stabil.

Mencintai Allah sebagai sumber dan berkarya membutuhkan kecerdasan. Kecerdasan menghantarkan seseorang untuk mempelajari bagaimana benda itu bergerak, orang itu berbuat, untuk apa benda itu ada, orang itu ada dan berbagai pertanyaan lainnya mengemuka. Pertanyaan itu membutuhkan jawaban dan juga analisa-analisa terstruktur untuk mencari sebuah jawaban.

Dalam berkarya membutuhkan ilmu pengetahuan, ketrampilan yang memadai tentang menciptakan sebuah karya, Kemampuan membuat banyak karya dan maha karya hanya bisa dilakukan oleh yang mempunyai sumber dan akhir cinta kepada Allah Swt.

Akan berbeda dengan mereka yang mencintai benda atau orang dan mengorbit dalam cinta kepada benda dan orang. Mereka akan tertutup oleh orbit mereka sendiri dan berputar di tempat yang kecil.
Inilah bagian terkecil dari wujud kata Bismillahirrahmanirrahiim yang selalu kita ucapkan ketika melakukan segala sesuatu dalam berbagai kegiatan kehidupan kita. Menjadikan Allah sebagai Sumber dan Tujuan cinta yang melahirkan karya dengan cara cerdas.

Sudah benarkah ABC Cinta Anda?

Semoga bermanfaat, sertial tulisan dari buku ½ + ½ = tak terhingga ‘dialektika 1001 Cinta’

Tidak ada komentar: