Selasa, April 13, 2010

Ketika Kantuk Datang


Ketika mengantuk menyerang siapapun dengan tanda adalah menguap. Kantuk juga sering melanda pada jam yang produktif. Sering kita menguap pada jam-jam delapan sampai jam makan siang. Ketika mata mengantuk semua serasa ingin dihentikan dan membiarkan mata terlelap.
Apa daya tanggungjawab pekerjaan masih perlu diselesaikan dan dituntuskan. Kepala dengan instrument otak kiri dan otak kanan masih berfikir bagaimana caranya program Masjid Coorperation dan Masjid Brotherhood terealisasi. Program ini menjadi pilot projek untuk pencapaian sebuah dasar penciptaan sebuah siklus ekonomi berbasis mesjid.
Dalam serangan ngantuk maka pertanyaan adalah bagaimana dan mengapa ia datang? Maka solusi bagaimana bisa direalisasi dalam action untuk bagaimana bisa, bisa, bisa dan bisa. Disinilah sebuah action planning untuk menjadikan ngantuk menghindar dan tertidur.
Kelelahan adalah fitrah yang melenakan dan membuat berhenti. ketika berhenti maka semua akan berhenti. Sedangkan pemberhentian itu hanya ada di garis finish dan kita adalah sang pemenang. Memenangi pertandingan dengan diri sendiri adalah sebuah awal untuk memenangi sebuah kompetisi yang ketat.
Dalam bedah buku dengan judul Menjadi Bangsa Pintar yang saya hadiri dengan pembedah utama adalah marwah daud Ibrahim. Buku yang dibedah adalah menjadi bangsa pintar.
Persoalan utama bangsa Indonesia adalah persoalan mentalitas. Ketika mentalitas ini lebih kepada hal yang bersumber dari ketidakbenaran maka seluruh aspek kehidupan akan masuk kepada ketidakbenaran. Ketidakbenaran di tangan seorang yang mempunyai wewenang dalam urusan manusia banyak akan membawa kepada kehancuran.
Ketika ketidakbenaran berada dalam diri seseorang maka ada rasa kantuk untuk memberitahu bahwa seseorang di serang kantuk ketidakbenaran yang ia akan membawa kedalam mimpi-mimpi yang indah.
Apakah kita sering di serang kantuk-kantuk?

Tidak ada komentar: