Rabu, Maret 10, 2010

Menjadi Pengukir Sejarah

Disampaikan pada Latihan Kader I HMI ABA Cabang Jakarta Pusat Utara, Jum’at 19 Rabiul awal 1431 H/ 5 Maret 2010 jam 09.00

"Kulihat dan kuperhatikan Ummat Islam seperti malam yang gelap gulita dikarena buta oleh cahaya dunia. Maka ku letakkan satu cahaya bintang dari ayat alquran untuk dapat melihat bintang-bintang kebaikan dari ribuan cahaya bintang dari ayat alquran lainnya. Yang memberikan cahaya indah mempesona jiwa dan akal budi dengan sinar lembut yang menentramkan".

Muhammad yunus,

Sekelumit tentang kesejarahan

Sejarah dalam kamus oxford learner’s pocket Dictionary berarti story is description of past or imaginary event, news report, sedangkan history is study of past event, 2 description of past event. Dapat di artikan sejarah adalah sebuah cerita di masa lalu atau sebuah laporan yang kita baca, analisa, dengar.
Story adalah sebuah cerita sedangkan history adalah sebuah cerita yang tinggi karna history adalah high story. Cerita pencapaian tertinggi dari masa lalu.

Inilah yang kita pelajari dari sejarah apakah sejarah bangsa, agama, penakluk, penemu, ilmuan dan segala hal yang namanya tentang masa lalu. Dalam mempelajari sejarah kita akan bertemu dengan ornament-ornamen yang menjadi cirri khas sebuah pencapaian sejarah. Kemerdekaan Indonesia bisa di lihat dari tulisan, analisa orang, cerita, bukti-bukti gedung dan sebagainya.

Maka menjadi pertanyaan adalah bagaimana mereka mampu menciptakan cerita yang kita bahas hari ini dan apa yang menjadikan kita mua membedah menganalisa dan mengkuti jejak mereka ?. Pada materi ini kita bukan sekedar hanya mengenal siapa sosok Prof. Lafran Pane dan kawan-kawan sebagai orang yang meletakkan Himpunan Mahasiswa Islam di Jogjakarta pada tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H atau 5 Februari 1947.

Dalam tulisan ini kita akan membahas persoalan setting kesadaran lafran pane dan kawan-kawan akan persoalan-persolan ummat islam di segmentasi mahasiswa yang akan menempati posisi tengah dalam sebuah struktur masyarakat.

Menarik membahas bagaimana masyarak ummat islam ketika masih baru menyelesaikan sebuah himpitan penjajahan baik system ekonomi, budaya, agama, pendidikan. Masyarakat colonial adalah masyarakat yang mempunyai mentalitas budak atau mentalitas di suruh dan penakut.

Masyarakat memeliki tradisi terjajah. Tradisi adalah keseluruhan benda material dan gagasan yang bersal dari masa lalu namun masih ada sampai saat ini. Sedangkan menurut Edwar SHIC tradisi (warisan) adalah segala sesuatu yang di wariskan dari masa lalu ke masa kini.

Mentalitas terjajah ini masih bersarang di setiap ruang dan dimensi di anak bangsa atau anak ummat islam. Mengikuti pola dan system yang masih merupakan produk penjajahan. Mentalitas penjajah adalah orang yang ingin menguasai dan tidak mau memberdayakan. Mentalitas terjajah adalah tidak mempunyai keberanian menyatakan pendatat secara elegan. Mentalitas terjajah adalah mentalitas yang mencari rasa aman dan tidak mau mengambil resiko.

Contoh sederhatan adalah orang yang mentalitas terjajah adalah mereka yang menunggu untuk di perintah mengerjakan yang telah menjadi tangungjawabnya. Bagi Anda mahasiswa membaca, berdiskusi dan menganilasa bacaan, menulis baru mau melakukan karena di perintah oleh dosen dan di iming-iming oleh penambahan nilai untuk mendapatkan nilai A. Inilah mentalitas terjajah yang di wariskan secara baik tersistem dalam budaya kita.

Mari kita berfikir sejarah sejenak

…Berfikir sejarah, dalam bentuk-bentuknya yang paling dalam, bukanlah suatu proses alami dan bukan pula sesuatu yang muncul begitu saja dari perkembagan kejiwaan. Mampu berfikir sejarah, menurut saya mengharuskan kita berpikir dengan cara yang bertentangan dengan cara kita berpikir sehari-hari selama ini, dan inilah salah satu sebab mengapa jauh lebih mudah menghapal nama-nama, tanggal-tanggal, dan kejadian-kejadian, daripada mengubah struktur dasar cara berpikir kita yang kita gunakan untuk memahami makna masa lalu (Sam Winebur, berfikir historis, memetakan masa depan, mengajarkan masa lalu)

Maka pada makalah ini kita sedikit sekali menyinggung bagaimana fase-fase HMI dalam dinamika perubahan ummat islam dan bangsa Indonsia. Saya menyarankan anda untuk membaca dan mencari beberapa buku sejarah tentang HMI.

Siapakah yang melakukan perubahan sejarah? Sejarah dibentuk oleh mereka yang mempunyai kesadaran. Kesadaran ini terlahir oleh tiga pendekatan. Pertama. Kesadaran materiasle. Karl Max dengan dialektika materialesme memberikan sebuah bentangan perbedaan materi sebagai sebuah tolak ukur perubahan yang di kenal dengan teori perbedaan kelas. Kedua Kesadaran immaterial. Hal ini berangkat dengan dengan dialektika idealism. Bahwa ada tatatan yang tidak ideal dalam konsepsi fakta dan kondisi kekinian. Ketiga adalah kesadaran transcendent dimana kesadaran yang dibentuk oleh agama. Islam adalah sebuah kesadaran transcendent yang melahirkan sejerah yang amat mencegangkan.

Setting kesejarahan HMI dalam dinamika keummatan.

Yang menjadi kesadaran cultural Himpunan Mahasiswa Islam lahir adalah:

Pertama. Situasi Negara Indonesia yang masih labil dengan penyerangan kembali oleh Belanda yang ingin menjajah bangsa Indonsia. Struktur system pemerintahan yang belum stabil, perpolitikan yang berkecamuk dengan berbagai aliran ideology berkembang pesat. Masyarakat mudah di bawa oleh sebuah gelombang massa dengan kekuatan ketokohan seseorang. Inilah fakta sejarah masyarakat kita yang baru terlepas dari Tuan penjajah dan belajar menjadi tuan sendiri di tanah sendiri.

Keterbatasan mentalitas, ilmu pengetahuan, dan perangkat lainnya. Seperti seorang anak yang mendapatkan uang banyak dan begong sendiri untuk diapakan karna biasa mendapatkan uang sedikit.
Kedua. Kondisi ummat Islam Indonesia yang masih berpolemik dan bercampur keyakinan dengan ajaran budha dan hindu. Beredarnya mitos-mitos yang menyesatkan dan tidak memberikan sebuah gugahan kesadaran untuk berbuat. Ummat islam memiliki mitos-mitos yang sampai sekarang masih berlangsung seperti sedekah bumi, sedekah laut, kalau begini kamu akan begini. Mitos ini berlawanan dengan spirit Islam dan spirit Alquran yang membentuk masyarakat berperadaban tinggi.

Mitos ini segaja di pelihara oleh penjajah belanda, ketika ini tidak di pelihara maka ummat islam akan bangkit sesuai dengan kefaktaan sejarah ummat islam itu sendiri. Ummat yang mempunyai peradaban yang tinggi yang di topang oleh ilmu pengetahuan yang tinggi. Budaya ini masih berlangsung sampai sekarang seperti halaqah-halaqah zikir yang menjadi penenang ummat yang gelisah karena himpitan system yang tidak sesuai dengan kefitrahan kemanusiaan itu sendiri.

Sekilas tentang lafran Pane

Lafran pane di lahirkan di spirok, Sumatera Utara. Merupakan seorang perantauan yang melanjutkan kuliah si di Sekolah Tinggi Islam. Sosok beliau adalah pribadi yang unik dan pemikir yang memilih jalan menyepi. Salah satu kebiasaan beliau yang sampai meninggal adalah tidur cepat dan malam bangun untuk melaksanakan solat malam dan membaca alquran. Fakta ini jarang di ungkap dalam sejarah dan materi sejarah yang disampaikan. Fakta ini di dapat dari cerita langsung Prof. Agussalim sitompul ketika memberikan materi sejarah di LK II HMI Cabang padang ketika penulsi menjadi team pengelola.
Kesolehan beliaulah yang mampu mendirikan Himpunan Mahasiswa Islam di persaingan ideology komunisme, ideology westernisasi dan lainnya.

Maka tujuan HMI secara ruh adalah menjadikan Islam sebagai sebauh dasar perjuagan untuk menghantarkan ummat islam pada tempat yang semestinya bukan ummat yang terbelakang oleh kungkungan mitos, kebodohan, keterbelakangan pemikiran.

Lafran Pane adalah sosok yang mempunyai kualitas rendah hati dan pemikir brilian yang mampu membuat sebuah sejarah yang ikut menentukan ummat Islam dan Indonesia dalam satu prespektif terintegrasi dalam tubuh Himpunan Mahasiswa Islam. hal ini di buktikan ketika setelah menjadi ketua Umum pertama HMI ia tidak menjabat sebagai ketua Umum yang kedua kalinya dan malah menjadi ketua I di bawah ketua Umum yang terpilih.

HMI ketika saat berdiri

Pada tanggal 14 rabiul awal 1366 H bertepatan tanggal 5 februari 1947 Lafran Pane dan kawan-kawan telah menyusun Anggaran Dasar (AD). Pendirian HMI mengambil jam mata kuliah. Kuliah yang disampaikan oleh Bapak Husein Yahya ketika memberikan kuliah tafsir. Maka Himpunan Mahasiswa Islam resmi berdiri di Jl. Setyodiningratan no. 5.

Tujuan Himpunan Mahasiswa Islam pada saat berdiri

Pertama. Mempertahankan dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia
Kedua. Menegakkan dan mengembangkan ajaran agama Islam.
Susunan pengurus pertama HMI
Ketua : Lafran Pane
Wakil ketua : Asmin Nasution
Penulis I : Anton Timur Jailani
PEnulis II : Karnoto Zarkasyi
Bendahara I : Dahlan Hussin
Bendahara II : Maisaroh Hilal
Anggota : Suwali, Yusri Ghazali dan Mansyur

HMI kekinian dan sayap ummat yang patah

Himpunan Mahasiswa Islam hari ini tidaklah organisasi yang disegani. Prof. Agus salim sitompul merumuskan dalam 44 indikator kemunduran HMI. Menelisik lebih lanjut ada dua factor HMI menjadi sayap ummat yang patah.

Pertama. Hilangnya ruh islam yang termaktup dalam tujuan HMI “Bernafaskan Islam” Islam baik dalam sisi ritual ibadah tidak menjadi perhatian anak HMI lagi. Inilah dasar utama yang telah lama segaja di ciptakan dalam tubuh cultural HMI. Maka dengan ini saya nyatakan kepada Anda yang akan berkiprah di HMI nantinya, ketika Anda tidak solat maka pada jangan pernah mengaku anak HMI. Ketika anda di minta menjadi muezzin atau imam solat maka jangan pernah anda mengatakan saya HMI.

Ketika anda tidak bisa membaca alquran dengan tajwid yang benar maka jangan mengaku dan bangga Anda anak Himpunan Mahasiswa Islam. Karna Himpunan Mahasiswa Islam di ciptakan sebagai anak ummat yang membimbing ummat menuju Kuntum Khairah Ummah dalam konteks Negara Indonesia.
Kedua. Hancurnya dinamika intelektual aktivis Himpunan Mahasiswa Islam. Maka jangan heran ketika mencari kajian maka jangan cari di Himpunan Mahasiswa Islam hari ini. Kekuatan pemahaman akademik yang tidak mempuni menjadikan kader seperti “orang-orang” disawah. Yang mudah di kendalikan oleh siapapun.

Kemampuan intelektual di bentuk dan terbentuk dari kemauan untuk menguasai bidang ilmu yang menjadi basic perkuliahan yang dipilih di pandukan dengan belajar terus menurus dalam kajian terstruktur dan tersistem.

Maka profile kader Himpunan Mahasiswa Islam adalah mereka yang soleh secara ritual dan soleh secara intelektual.

HMI esok di jantung ummat

HMI dalam gerak kesejarahan merupakan anak sejarah, the sick man from jogja. HMI dilahirkan 2 tahun sesudah merdeka. DIkala terjadi kesenjangan sejarah, perbedaan yang mencolok antara kaum terdidik dengan masyarakat. PErbedaan antara kaum santri dengan kaum terpelajar di satu sisi.
Pada usianya yang ke 63 dan adalah yang mulai uzur bila menggunakan usia manusia. HMi terus mengalami kematangan .

Alhm Dahlan Ranuwiharjo berharap HMI selalu menjadi the real young man, not the old man. Dalam anggaran dasar HMI bermisikan keummatan, kebangsaan berperan sebagai organisasi mahasiswa, berfungsi perjuangan dan bekomitmen idependen. Inilah rumusan dasar HMI selalu menjadi tobe atau.
Bagaimana HMI menjadi besar untuk beberapa tahun kedepan. Meminjam istilah marwah daud Ibrahim dalam bukunya MHMHD terdapat sebuah siklus peradaban atau organisasi untuk selalu bergerak maju dan juga mundur. Islam dengan kejayaan masa rasul dan bebrapa abad kemudian tenggelam dan kembali bangkit. Dan itu telah 14 abad yang lalu dan sekarang di prediksi bangkit.

Himpunan Mahasiswa Islam dengan kadernya hari ini adalah Kader Soleh ritual, Soleh intelektual.
Penutup

Jangan pernah Anda tidak mengukir di lembaran sejarah ummat Islam dan bangsa Indonesia yang akan di bicarakan, di seminarkan, di perbincangkan, di teliti, ditelaah, di tuliskan sebagai orang yang mampu menciptakan sejarah keIslaman dalam kontek ke Himpunan Mahasiswa Islam dalam rentang waktu mulai hari ini ketika kita bertemu.

Salam sang pemenang pembelajar

Tidak ada komentar: