Sabtu, Maret 06, 2010

Guru kehidupan


“Demi waktu yang bergerak maju (masa), Kita adalah manusia-manusia  merugi, terkalahkan, terpinggirkan, terbodohkan, terbelakang, termajinalkan, tersingkirkan. Kecuali mereka yang mempunyai keyakinan hidup, keyakinan diri, keyakinan bersama (iman) dan mampu melakukan perbuatan prestasi-produktif, perbaikan, pengabdian, pemberdayaan (amal soleh). Saling memberikan pembelajaran tentang kebenaran dalam bertindak di jalan kesabaran untuk menuai hasil kelak”. Diterjemah ulang dari surat Al-Ashr: 1-3
Semilir angin yang datang silih berganti membawa udara sejuk dari perbukitan yang masih asri. Memasuki lubang pori pori dan masuk kedalam tulang yang menopang tubuh. Inilah rasa nikmatnya suasana di perkampungan badog.
Ketika alam bertasbih dengan bunyi berbagai bintang malam yang memberikan harmonisasi irama dan suara, saling bersahutan satu sama lain tanpa ada yang merusak suara yang lain. Mengucap puji dan syukur kehadirat ilahi yang telah memberikan kehidupan.
Suara derasnya airdari sebuah sungai yang mengalir menuju kebawah. Melewati batu-batu yang kokoh dan lumut yang selalu menempel untuk makan ikan-ikan yang berenang di derasnya sang air. Deburan-deburan bergantian dan berhormoni dengan bunyi binatang malam yang sekali-kali terdengar suara berbeda dan itu bukan suara alam.
Berkenalan dengan beliau adalah Allah telah rencakan, seorang bapak yang telah menjadi contoh terbaik untuk membuat sebuah kawasan terpadu pengelolaan bisnis pembudidayaan lele. Lele bernama sangkuriang. Sosok beliau telah di kupas oleh kompas pada tanggal 29 Desember 2009 yang tertempel di dinding saungnya.
Secangkir teh yang disuguhkan menemani obrolan seorang pembelajar belajar kepada guru kehidupan akan banyak hal tentang kebijaksanaan hidup, kearifan hidup, keteladanan, kerja cerdas, kerja ikhlas, pemberdayaan, pemanfaatan, berbagi pengetahuan.
Kesedihan mendalam bagi bapak nasarudin adalah melihat pegangguran, baik yang terdidik maupun tidak terdidik. Kota adalah tempat tujuan bagi pegangguran untuk mencari sesuap nasi dan juga beberapa batang rokok dan juga sebuah ajang mencari ketenaran.
Menjadi gembel adalah pilihan dengan kemampuan yang tidak sesuai dengan kebutuhan dunia kerja yang makin kompetitif dan membutuhkan skill yang tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan. Beliau pernah menjadi pegangguran dua tahun dengan pekerjaan yang tidak jelas. Merasa sedih dengan apa yang mau di makan besok.
Solat malam atau tahajjud adalah tempat pendekatan bagi dirinya. Ada kegelisahan ketika berada di luar kota tidak bisa lagi untuk bercengkrama dengan Allah karna menginap di hotel yang di kelola oleh non muslim.
Cerita mengalir sebagaimana mengalirnya air di sungai yang sekali-kali di timpali oleh berbagai pengalaman. Ada satu kepuasaan ketika murid sukses itulah sang guru. Bukan senang mendapatkan bayaran maka puas, ketika bayaran tinggi maka ia akan puas, namun ketika bayaran rendah maka ia akan meggerutu.
Bertemu dengan beliau adalah anugrah dan karunia, mengenal pribadi yang mempunyai tekad membuka lapangan usaha bagi mereka yang meganggur. Beternak lele adalah sebuah usaha yang menjanjikan secara financial.
Mengajarkan beternak “lele sangkuriang” untuk menjadikan sebuah kekuatan entrepreneurship yang berbasiskan keharmonisan alam, memelihara tumbuhan, dan juga menjaga lingkungan.
Terima kasih Bapak telah engkau ajarkan sebuah pemebalajaran kehidupan yang mampu berbuat untuk negri ini dan untuk ummat ini.
Desa Gadog, 19 Rabiul Awal 1431 H/ 05 Maret 2010 di kala malam masih bersahabat dengan dingin yang mencengkram tubuh-tubuh insane 02.30 WIB

Tidak ada komentar: