Sabtu, Oktober 09, 2010

Pengeluaran itu pasti, pemasukan itu relatif

Aktivitas kehidupan menuntut sebuah pengorbanan pertukaran sesuatu hasrat dan keinginan. Pengorbanan pertukaran sesuatu dengan kebutuhan. Berbagai kebutuhan mendasar seperti makan, minum, sandang dan pangan menuntut pengorbanan banyak hal. Pertukaran tersebut melibatkan emosi dan juga perasaan. Terkadang terdapat pertukaran antara kebutuhan dengan keinginanan. Pertukaran ini tidak hanya menggunakan rasionalitas secara penuh. Kecendrungan pengeluaran menggunakan aspek emosi. Marketing in Venus dan Mars membahas lebih lanjut bagaimana sebuah pengeluaran sering menggugah sisi emosional wanita.
Transaksi ekonomi membutuhkan pertukaran. Pada awalnya pertukaran melibatkan barter. Dan dalam pertukaran itu membutuhkan alat tukar, bernama uang dalam arti fisikli. Dalam sejarah peradaban manusia bermacam-macam alat tukar, mulai dari kertas, emas, perak, dan terakhir adalah sebuah gesekan kartu.
Namun terdapat alat tukar yang lain selain uang, yakni ucapakan terima kasih dan keinginan untuk minta tolong. Alat tukar ini semakin memudar dalam rentang kehidupan yang di ukur dari segi kekuatan materi. 
Semenjak kita bangun pagi, mengambil air wudhu’ solat, menggosok gigi, odol yang kita gunakan adalah sebuah pengeluaran. Menggunakan gundar gigi adalah pengeluaran. Air yang kita gunakan apakah sumur kita sendiri adalah pengeluaran. Kenapa ? Karna odol, gundar gigi, air yang kita pakai sebahagian mesti kita beli dan menggunakannya secara bertahap.
Dari akativitas pagi hari sampai kita tidur kembali maka kita akan dilingkupi dengan pengeluaran yang pasti. Makan minum, berjalan, bekerja dan juga berkreasi.
Pertanyaan lebih lanjut bagaimana mengelola pengeluaran seefektif dan seefisein mungkin yang sesuai dengan kebutuhan standar tujuan kehidupan. Kadangkala kita terjebak dengan sebuah arus konsumerisme yang telah masuk di sudut-sudut kehidupan. Perilaku ini ditopang oleh berbagai metode dan cara pemasaran, iklan di media cetak, elektronik, kemudahan mendapatkan barang hanya dengan sekali gesek. Perilaku ini membuat sebuah penggelembungan pengeluaran.
Memetakan pengeluaran menggunakan beberapa criteria dan juga efek yang ditimbulakan. Kriteria pengeluaran diantaranya:
1.       Kewajiban, adalah dana yang wajib di keluarkan berupa tagihan listrik, telpon, cicilan rumah, kartu kredit.
2.       Kebutuhan, melibuti biaya makan, minum, pendidikan
3.       Keinginan, daftar keinginan yang merupakan hasrat akan sesuatu barang atau bepergian tanpa itu semua tidak akan berpengaruh apa-apa.
4.       Kesenangan
Dari criteria sederhana setiap pengeluaran menjadi kewajiban, kebutuhan atau keinginan, kesengan dengan membuat sebuah frekuensi belanja dengan mencatat pengeluran dalam seminggu. Kemudian kita mempertanyakan apabila hal ini saya tidak lakukan atau gunakan membuat keberlangsungan hidup terganggu. Bisa di siasati atau di gunakan metode tertentu
Hal sederhana ini sering kita abaikan. Untuk sarapan pagi apakah dengan sarapan dirumah atau memberli ke tukang bubur ayam? Bagi yang mengerti tentang criteria maka akan lebih baik makan di rumah buatan istri atau ibu sendiri. Hal ini lebih baik dari -sisi pengeluaran bisa dihemat sekian ribu, dan membahagian orang yang kita cintai dari pada makan membeli bubur ayam di luar.
Pengeluaran mengikuti hukum kebijakan pareto yakni 20 : 80. Pengeluaran kita 80 % hanya di dominasi oleh 20 % aktivitas kita dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa perilaku pengluaran tidak rasional dan cendrung irasional. Hal ini sering dimanfaatkan oleh mara marketer yang menggunakan sisi emosi, ketakutan, kesenangan dan juga kelangakaan terhadap suatu produk.
Seringkali pengeluaran secara emosional berdampak luar biasa bagi pengeluaran secara keseluruhan. Kemudian ada beberapa pengeluaran kecil namun hampir setiap hari yang mempengaruhi pengeluaran.
Contoh paling kecil adalah membeli rokok, pengeluaran yang hanya masuk pada criteria kesenangan namun menghabiskan banyak pengeluaran untuk kesengan sesaat. 1.000-15.000 dihabiskan setiap hari untuk kesengan. Berbanding terbalik untuk membayar kewajiban atau bersedekah untuk membantu sesama.
Sudahkah kita belajar bahwa pengeluarkan itu pasti dan menjadikan kita orang kaya raya yang mempunyai kebebasan finansial atau miskin papa? Pilihan itu di kebiasaan pengeluaran kita.
Salam dari kami
Sang Pemenang Pembelajar

Dapatkan cara mengelola keuangan atau finansial ANDA di sini:

Tidak ada komentar: