Minggu, November 13, 2011

Membedah iklan I Hate Slow Smartfren

Pengguna internet berkoneksi lemah, lemot akan mengalami peningkatan adrenalin untuk marah, kecewa terhadap penyedia layanan internet. Koneksi yang lemot mengakibatkan tingkat kenyamanan untuk terkoneksi terganggu. Bagi sebagian pengguna termasuk saya juga mengalami problem ini, paling mengganggu adalah tulisan yang hendak di publish atau artikel untuk jurnal terhambat untuk di selesaikan tepat waktu. Berbagai macam gundah gulana, geraman dan juga amarah yang terkadang mengena yang tidak sepantasnya.


Akumulasi pengalaman dalam menggunakan beberapa koneksi internet lemot, lemah yang disediakan oleh beberapa operator, baik berbentuk GSM maupun CDMA. Meberikan inspirasi bagi pembuatan iklan mengena pengguna internet.  sebuah iklan dari provider yakni smartfren dengan tema I Hate Slow. Iklan yang mampu menjangkau permasalahan yang sering dialami oleh pengguna internet. Mengemas secara apik bagaimana sebuah permasalahan yang sering muncul. Kemudian melahirkan solusi untuk dapat mengakses internet secara cepat.

Iklan adalah alat eksekusi bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan produk atau jasa kepada konsumen. Iklan menjadi bagian tidak terpisahkan dalam bagian marketing. Sebuah iklan sukses ketika mampu menjawab kebutuhan konsumen, keinginan konsumen dan juga harapan konsumen. Melihat iklan smartfren dalam kacamata marketing menggunakan pendekatan Segmentasi, Targetting dan Positioning (STP) yang di populerkan oleh Hermawan Kartawijaya.

Segmentasi

Segmentasi merupakan pemilahan konsumen berdasarkan umur, demografi, pekerjaan, kebiasaan, pendapatan dan beberapa kriteria yang disusun. Dalam kasus iklan I hate slow smarfren pemilihan segmentasi adalah orang yang mempunyai kebiasaan menggunakan jaringan internet yang bermasalah dengan kartu provider GSM dan CDM.

Dalam iklan tersebut proses seseorang yang sedang melakukan pekerjaan dengan menggunakan internet diperlihatkan frustasi tentang lambatnya koneksi. Seorang pekerja mencoba mencari sinyal, dan beberapa orang lainnya yang sampai menghempaskan laptop. orang yang melakukan ini adalah perwakilan dari segmentasi dari iklan.

Targetting.

Dengan segmentasi dari iklan telah di tetapkan maka target yang dituju telah dapat ditentukan. Target in mengacu pada siapa yang akan dituju oleh iklan. Identifikasi berdasarkan segmentasi mempermudah menentukan target sasaran dari iklan. Dalam iklan I hate slow target yang dituju adalah pengguna intenet yang mengalami permasalahan lelet dan lemotnya koneksi internet.

Positioning.

Iklan produk atau jasa di posisikan dalam pemikiran konsumen yang mampu memenuhi kebutuhan, atau menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh konsumen. Dari iklan I hate slow mampu meletakkan posisi modem smarfren sebagai solusi berinternet ria.

Salah satu kunci sukses iklan ini adalah kemampuan melakukan penyesuaian daya beli konsumen. Rata-rata harga modem beberapa povider berada pada kisaran 400.000-800.000 rupiah. Namun smartfren menempatkan harga di bawah 200.000. Penempatan harga juga menggunakan psikologi harga dengan menurunkan harga sebesar Rp. 1000,-.

Dari iklan sukses mempengaruhi saya untuk membeli modem smartfren dan mencoba menjajal I hate slow. Sekaligus bahasan studi kasus dalam mata kuliah Marketing untuk meningkatkan Skill dan Pengetahuan mahasiswa membuat iklan.

***
Mau Bisnis online beromzet jutaan? Mau Sehat dan mendapatkan Pendapatan Tambahan Jutaan? Klik Disini

Tidak ada komentar: