Selasa, November 01, 2011

7 alasan ke jogja

Pada taggal 28 Oktober 2011 hari pertama pemberangkatan ke jogjakarta. Berangkat dari kampus Universitas Azzahra sesudah sholat jumat. Menggunakan mobil sewaan berupa bus pariwisata ukuran 3/4 yang membawa rombongan team marketing PMB 2011.

Peserta jalan-jalan kejogja adalah seluruh team termasuk membawa istri, suami dan anak bagi yang telah memiliki. Bagi yang belum maka hukumnya tidak boleh membawa pasangan. Ke jogja adalah hadiah terakhir setelah usai penerimaan mahasiswa baru Universitas Azzahra.

Ke jogja memiliki beberapa alasan dibalik pergi happy ending sebuah team (walau ada sisi yang aneh) dalam hal ini terdapat 7 alasan untuk ikut ke jogja.
  1. Menemui penulis buku dari profesi penarik becak di jogjakarta. Kenapa alasan ini menjadi pertama adalah. Bagaimana seseorang dari profesi yang jauh dari dunia tulis menulis mampu melahirkan sebuah karya buku. isi buku ini berasal dari perenungan akan kehidupan sehari-hari penuh arti dan pembelajaran. Namun dalam realisasinya tidak jadi bertemu dan membeli bukunyapun tidak sempat. Nanti di beli di toko buku Gramedia saja semoga ada
  2. Menemui penerbit buku. Sebelumnya telah mengirim naskah buku untuk diterbitkan. namun belum juga ada jawaban. Kata teman yang menjadi penulis dua sebaiknya datang ke penerbit mana tahu ada sesuatu yang mampu menggerakkan naskah tersebut naik jadi buku. Namun hal ini juga tidak terlaksana, karena waktu yang tersedia di hari minggu pagi mesti balik cepat ke Jakarta.
  3. Silaturahmi dengan Kam Imam dan Bang Sahlan. Teman sejawat dari banyuwangi dulu ketika menapak nusantara. namun sayang sekali tidak bertemu dan smspun tidak berbalas. 
  4. Mengembalikan buku yang pernah di pinjam dulu serang sahabat di wisama nusantara. Namun sayang sekali nomor HPnya tidak aktif dan tidak dapat dihubungi.
  5. Mengunjungi pengelolahan sampah berbasis Bank. Sebuah gerakan kemasyarakatan yang dilakukan oleh seorang Dosen melihat penumpukan sampah setelah bencana banjir lahar dingin. Kemudian ia mendirikan Bank Sampah dengan sistem bagi hasil dari penjualan. Melakukan pemberdayaan masyarakat dengan menjadi nasabah. Masyarakat membuka rekening dengan menyetorkan sampah kepada Bank. Namun sayang sekali hal ini belum kesampaian.
  6. Makan gudeg. Makanan khas jogja dengan bahan utama adalah nangka yang dimasak dan di peram beberapa hari (semoga tidak salah). Rasanya gudek dimakan di angkringan sambil bercerita tentang banyak hal. Ini adalah riil pariwisata budaya atau kultural. Makan gudeg sambil duduk di tratoar beralaskan tikar adalah sensai tersendiri ketika ke jogja.
  7. Naik becak. Ya jogja adalah kota yang ramah terahadap sektor ekonomi masyarakat lapis bawah dalam struktur ekonomi. Untuk Jakarta kita tidak menemukan lagi becak, kecuali di beberapa tempat di daerah ciputat dekat UIN Syarif Hidayatullah. Untuk yang satu ini naik becak kesampaian ketika malam mencari tiket untuk balik ke Jakarta menggunakan Becak Motor.
Inilah sekelumit catatan perjalanan ke Jogja karta bersama rombongan team Marketing Universita Azzahra. Karena Catatan lainnya akan menyusul dalam judul "Pengabdian hidup bersama Becak Motor" "Sisi lain abdi dalem" dan "Pantai Padangtritis yang menderita"  dan ulasan terakhir "Suka duku di Jogjakarta"

***
Ingin Jalan-jalan ke liling Indonseia? dan Mau Sehat dan mendapatkan Pendapatan Tambahan Jutaan? Klik Disini

Tidak ada komentar: