Selasa, November 22, 2011

I Love Monday, Karena Kerja adalah Prestasi

Perasaan senang dan bahagia ketika liburan datang. Liburan menjadi obat atas kepenatan bekerja. Liburan menjadi pelipur lara atas kesedihan di tempat kerja. Liburan adalah tempat sementara waktu untuk keluar dari berbagai kegiatan rutinitas, beban kerja dan tekanan.

Dalam disiplin ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia liburan adalah bagian dari peningkatan kinerja. Ketika perusahaan tidak memberikan waktu liburan, cuti maka perusahaan akan mendapatkan sanksi. Namun kerugian yang lebih besar bagi perusahaan adalah menurunnya produktifitas kerja dan memburuknya kinerja diakibatkan oleh burn out (stress berat).

Problematika penurunan produktifitas kerja memiliki dua prespektif yang saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam prespektif manajemen penurunan produktifitas disebabkan lebih banyak tidak berkembangnya keahlian. Perbaikan alat bantu kerja dan juga dukungan pimpinan. Kajian tentang produktifitas kerja dikaji dalam bahasan perilaku organisasi. Stephen Robin memberikan prespektif terbaru tentang produktifitas kerja di dukung oleh budaya organisasi. Dimana budaya organisasi membentuk nilai-nilai yang diyakini bersama. Menciptkan tradisi-tradisi terendiri baik berupa perayaan, sistem penghargaan. Budaya organisasi juga menentukan bagaimana kepemimpinan di tempat kerja.
Menjadikan bekerja sebagai sebuah kesenangan adalah tantangan tersendiri baik bagi pihak perusahaan, maupun pekerja. Fenomena yang tampil dan tampak dalam dunia berkerja adalah I Hate Monday (saya bence hari senin). Dimana hari senin adalah hari dimulainya berbagai hal yang sangat memberatkan, penuh tekanan dan juga stress yang menghadang.

Namun, bagaimana bekerja menjadi sebuah kesenangan dan juga menjadi tempat liburan yang menyenangkan?. Beberapa langkah sederhana dapat memandu menjadikan pekerjaan menjadi sebuah kesenangan dan liburan yang menghadirkan kebahagiaan.
  1. Lihatlah secara terbalik. Bagaimana perasaan ketika tidak memiliki pekerjaan. Bagaimana kusutnya pemikiran dan kalut ketika masih menganggur. Menjadi pegangguran melahirkan rasa diri tidak berguna, beban dan tidak memiliki prestasi.
  2. Menelisik niat dalam bekerja. Sering kali terjadi konflik niat dalam hati. Hal ini sering mudah dilihat dalam suasana kerja. Ketika seseorang memiliki niat dominan untuk mendapatkan pujian, maka pekerjaan akan bagus di depan atasan atau pimpinan. Ketika seseoran memiliki niat dominan untuk mendapatkan kekuasaan maka ia mengerjakan pekerjaan yang dapat membuatnya berkuasa. Ciri khas ini adalah kurang menghargai bawahan. Kembali mengurai niat dalam bekerja dan menyatukan niat dengan tugas dan peran di luar pekerjaan. Hal ini menyatukan kepingan niat-niat untuk satu tujuan.
  3. Memperbaiki pola kerja. Sering muculnya stress kerja dan burn out diakibatkan oleh pola kerja. Telaah bagaimana kita mengerjakan suatu pekerjaan, ditinjau dari kekuataan, peluang untuk lebih baik, hambatan dan kelemahan pola kerja. Mintalah pandangan rekan kerja untuk melihat pola kerja, apakah efektif dan efisiesn.
  4. Memperbaiki sikap. Ketika pola kerja telah efektif dan efisien maka penghambat utama untuk memiliki prestasi ditempat kerja adalah sikap (attitude). Sikap ini tercermin dalam membina komunikasi antara bagian, atasan dan bawahan. Apakah komunikasi yang digunakan lebih banyak menjelekkan, menghina atau meremehkan kontribusi siapapun ditempat kerja. Banyak penyebab orang gagal dan stres dalam pekerjaan diakibatkan oleh sikap yang tidak tepat. Untuk sekedar memberikan pujian dan sebuah senyuman pun sulit untuk di dapat.
  5. Menambah pengetahuan dan skill. Hal ini dilakukan dengan mengikuti beberapa pelatihan singkat, seminar atau pendidikan. Mengikuti pelatihan dan seminar bagian dari rencana pengembangan karir dan tujuan hidup.
  6. Berbagi pengalaman dan pengetahuan. Tiada salahnya untuk membagikan pengalaman dan pengetahuan untuk parner kerja atau bawahan. Kemauan untuk berbagi ini menjadikan sebuah nilai tambah untuk menguatkan peran kepemimpinan.
  7. Tuntaskanlah apa yang telah menjadi kewajiban. Seringkali penyebab stress kerja adalah ketidak tuntasan dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Hal sederhana seperti mengirim email, membuat laporan dan menyusun rencana kerja mingguan kerjakanlah sesegera mungkin. Karena ketika mencoba untuk menunda maka pekerjaan lainnya siap membuat stress dan kebahagian kerja akan pudar.
  8. Perluaslah ruang lingkup pergaualan. Ketersediaan media sosial adalah bagian tidak terpisahkan sebagai instrumen untuk memperbanyak teman dan sahabat. Telusurilah teman-teman baru untuk mendapatkan banyak hal untuk membantu pekerjaan.
  9. Olahlah kejelekan sebuah pekerjaan, teman kerja, atasan dan teman anda menjadi pembelajaran. Jangan diumbar dan disiberakan. Perbuatan ini mengindikasikan bahwa mentalitas bekerja tidak baik.
Bagaimanapun kondisi pekerjaan yang akan datang esok akan menjadi bagian partikel yang menjadikan hidup penuh dengan kebahagian yang berakumulasi menjadi prestasi yang membanggakan.

*** 
Bosan menjadi pegawai? Mau Sehat dan mendapatkan Pendapatan Tambahan Jutaan? Klik Disini

Tidak ada komentar: