Minggu, November 20, 2011

Bacalah kisahku untuk dan darimu kami berasal

Di pagi minggu yang masih menyisakan mendung di atas langit Jakarta. Bertumpuk-tumpuk awan hitam berjajar rapi menutupi langit cerah bersinar mentari pagi. Berbagai aktivits kehidupan terus berjalan, seakan tidak terganggu oleh mendungnya langit yang siap menurunkan beribu-ribu peluru air. Apakah serbuan peluru tersebut akan mengalahkan kembali kedigdayaan kota metropolitan Jakarta. 
Kemampuan serangan beribu butir peluru air akan melumpuhkan semua aktivitas manusia metropolitan. Semuanya sempurna berkat dukungan pasti para sahabat setia yang hadir di setiap sudut jakarta dan barang kali Indonesia.

Malam kemarin, serangan hujan di gelora bung karno  menjadikan suasana sedikit dingin atas panasnya atsmosfir pendukung Indoensia melawan vietnam. Diantara sela sorak dan dukungan para pendukung Indonesia kami berada dan tidak jauh dari mereka. Diluar sana juga teman-teman tetap hadir di jalanan memenuhi halam gelora bung karno. Kedatangan pasukan hujan adalah perpaduan dua kekuatan untuk melumpuhkan jakarta nan makin tidak mengenal kami.

Hujan adalah sesuatu yang kami tunggu, sesuatu yang membawa kami berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Tiada tempat yang lebih baik kecuali mengikuti pejalanan panjang bersama kawanan air hujan di selokan, kali dan terus ke laut. Terkadang teman lain memiliki cerita berbeda. Diantara kami mereka lebih berharga dan juga di buru oleh para kolektor. Namun tidak sedikit diantara kami menjadi pelaut yang menyelami samudra. Menemani teman-teman hiu, ikan karang, dan juga penyu yang sekali-kali menyangka kami adalah ikan kesukaan mereka.

Namun dalam perjalan sahabat-sahabat kami, juga mengisahkan banyak cerita dan nostalgia. Namun banyak cerita yang lebih menyedihkan, memilukan, mengenaskan. Di daerah Bandung kami menjadi kambing hitam untuk kehilangan nyawa, menjadi berita yang menyesakkan dada. Namun apa boleh dikata karena kami adalah fakta dan realita yang mempunyai kekuatan dari pembiaran dan ketidaksadaran Anda.

Dibeberapa daerah kami juga menjadi sumber tawuran dan polemik yang tidak berkesudahan. Menjadi penyebab seseorang mau untuk melakukan penghilangan kemanusiaan, pengusiran dan juga perampokan lahan sekedar untuk menempatkan kami sementara waktu, walau diembel sebagai tempat terakhir untuk beristirahat lama.

Sebagian ceria sahabat malah membanggakan dan membahagian serta mempermudah jalan bagi kesuksesan banyak orang. Kisah ini bisa dilihat dari berbagai penelitian yang melahirkan para sarjana. Melahirkan para penulis yang mengulas kami dari berbagai sisi, apakah sumber, pengelolaan dan juga manfaat. Menarik cerita ketika kami menjadi sebuah gerakan bersama untuk menyangi diri mereka sendiri. Namun bagaimanpun cerita kami akana tetap sama dengan sedikit kombinasi dari sisi narasi, cara pandang dan kepentingan siapa yang membutuhkan kami.

Kisah sukses mereka yang mengenal kami dan akrab sekali, telah melanglang buana hampir ke beberapa negara. Dengan penuh semangat dan juga apresiasi mereka menjadi pahlawan lingkungan. Tersemat banyak piagam, diulas dalam berita dan juga di kupas menjadi sebuah panduan untuk menjadikan kami lebih baik dan berharga. Diantara keberhasilan yang membanggakan adalah kami telah memiliki bank sendiri. Berbagai bentuk pengelolaan bank telah menginspirasi banyak kalangan.
Namun, di langit yang masih mendung kami tetap akan mengembara diantara lika-liku Jakarta dan seluruh kota di Indonesia. Karena kami adalah bagian tidak terpisahkan dari manusia.

Catatan yang terinspirasi oleh sepotong kayu yang mengalir di sungai ciliwung tanpa pernah di tanya bersumber dari mana dan hendak kemana. Karena ia hanya sampah kecil dari kerumunan kawanan sampah yang siap melumpuhkan Jakarta bersama pasukan air dari langit khatulistiwa.

***
Ingin membuah sampah penyakit dalam tubuh Anda? Mau Sehat dan mendapatkan Pendapatan Tambahan Jutaan? Klik Disini

Tidak ada komentar: