Kamis, Mei 12, 2011

Stasiun Pasar Minggu-Tebet

Seperti menjadi kebiasaan baru dalam kehidupan yang terus berputar. Di sela-sela kegiatan harian yang mulai memadat dan membutuhkan seni dan ilmu pengelolaan yang saling bersinergi. Dengan bergabung sebagai team Marketing Universitas Azzahra, kemudian memegang beberapa mata kuliah dan juga melanjutkan studi Magister Ekonomi Syariah membutuhkan waktu dengan berbagai aktivitas lainnya. Ada beberapa kegiatan baru yang mesti di kelola secara bijak di batas waktu yang hampir sama bagi siapapun.
Perjalanan dari rumah di kampung jawa dilalui dengan olahraga berjalan kaki. Menikmati udara pagi yang memberikan energy untuk berkarya. Ada pucuk daun baru tumbuh dibeberapa pohon bunga tetangga. Terdapat sebuah bunga baru yang muncul di ujung dahan. Seekor kupu-kupu beterbangan dengan sayap yang indah membelah udara pagi yang lembab. Masing-masing hidup saling melengkapi dan berbagi ruang kehidupan.
Spirit pagi memberikan nuansa berbeda dengan kita membuka mata, telinga, hati untuk menyerap kebaikan demi kebaikan. Inilah energi pembekal untuk beraktivitas dikampus nanti. Nuansa rumah berhubungan dengan kondisi emosional dan psikologis. Ketika emosional rumah bersambung dengan nuansa alam pagi melipat gandakan energy untuk berbuat yang terbaik.
Dahlan Iskan dalam sebuah catatannya di koran Indopos melakukan perubahan untuk berangkat ke kantor. Biasanya berangkat dari rumah menggunakan mobil, namun ia melakukan perubahan dengan berjalan kaki. Dari catatan tersebut ia telah mampu memperbaiki kualitas kesehatan dan juga lebih disiplin untuk berangkat lebih pagi. Disamping hal tersebut ia bisa menikmati pemandangan berbeda dari pada menggunakan mobil. Pemandangan tersebut adalah melihat dari sisi berbeda ketika berada diatas mobil hanya melihat berbagai kemacetan yang membuat hidup crowded dan meningkatkan stress. Sedangkan ketika berjalan kaki maka banyak hal yang dapat dinikmati.
Pilihan menggunakan moda transporasi mempengaruhi kebiasaan yang membentuk perilaku. Belajar dari komunitas bike to work yang menjadikan bersepeda ke tempat kerja memberikan kebiasaan untuk mencintai diri sendiri sekaligus mencintai lingkungan. Perilaku positif ini memberikan banyak manfaat, mulai dari kesehatan, lingkungan dan otomatis penghematan.
Dalam perjalanan dari rumah ke kampus banyak moda transpotasi yang dapat digunakan. Pertama, menggunakan ojek dari rumah ke stasiun pasar minggu, kemudian melanjutkan dengan kereta api. Setelah menggunakan kereta api pilihan selanjutnya adalah angkot atau ojek. Kedua, ojek dari rumah ke pasar minggu. Melanjutkan perjalanan dengan mobil M-16 jurusan Pasar minggu kampong melayu. Ketiga, Berjalan kaki dari rumah kestasiun pasar minggu dengan jarak + 800 m. Perjalanan dilanjuntkan dengan menggunakan kereta api ekonomi atau ekonomi AC. Turun di stasiun Tebet dan melanjutkan dengan berjalan kaki dari stasiun tebet ke kampus Universitas Azzahra yang berjarak + 500 m.
Pilihan pertama tidak memberikan dampak kesehatan. Dimana tubuh tidak banyak bergerak dan juga menjadikan biaya transportasi membengkak. Pilihan kedua lebih memberatkan biaya transportasi dan juga menjadi perilaku tidak sehat. Sedangkan pilihan ketiga, memberikan dampak yang sangat luar biasa. Pertama, menjadikan tubuh lebih sehat dengan berjalan kaki lebih 1 km setiap hari. Dalam anjuran kesehatan minimal berjalan kaki berjarak 3 km. Kalaupun tidak penuh 1/3 nya telah terselesaikan. Perjalanan ini akan menjadikan sirkulasi darah lancar, jantung semakin sehat dan semua toksidpun dibawa keluar oleh keringat yang mengucur. Kedua, menghemat dari sisi pengeluaran transportasi. Ketika memilih menggunakan alternative pertama maka biaya yang mesti dikeluarkan adalah Rp. 8.000,- sekali jalan. Untuk pilihan ketiga akan mengeluarkan biaya Rp. 1.000,- untuk karcis kereta api ekonomi jurusan Pasar minggu ke Jakartakota, terjadi penghematan sebesar Rp.7.000. Ketiga, Menciptakan diri lebih disiplin untuk berangkat kerja. Bangun lebih awal dan mempersiapkan segala sesuatu sebelum istirahat malam. Keempat, mendapatkan beberapa sumber inspirasi berupa catatan-catatan yang bermanfaat dan bisa dipublikasi sebagai bentuk berbagi.
Disisi lain dalam catatan ini ada beberapa hal catatan tentang moda transportasi bernama kereta api. Ya menikmati kereta api pagi adalah sebuah keniscayaan untuk berebut tempat berdiri dan bukan tempat duduk. Frekuensi kereta api yang tidak stabil dan ketersediaan yang kurang memadai mengakibatkan padatnya penumpang setiap pagi untuk berangkat kerja dan sore ketika pulang dari pekerjaan. Pilihan untuk tidak terlambat adalah memadatkan diri dalam gerbong kereta api atau naik ke atas atap yang memberikan ruang untuk penumpang.
Pilihan terakhir ini menjadi kebiasaan baru untuk naik keatap kereta api dengan resiko yang dengan senang hati telah menanti. Dalam perjalanan dari stasiun pasar minggu baru ke stasiun tebet dilihat dari sisi lain memberikan beberapa hal sebagai pembelajaran hidup:
Pertama, Hidup mesti tetap berjuang. Berjuang untuk sampai di tempat kerja tepat waktu. Walau mesti berada di atas atap kereta api dengan segala resiko menanti. Sebuah perjuangan akan melahirkan resiko-resiko yang menjadi pendamping dari sebuah perjuangan. Namun bagi petinggi yang pekerjan membuat undang-undang mengeluarkan denda bagi penumpang yang berada di atas atap kereta api. Semestinya pihak pengelola kereta api yang didenda dengan pelayanan yang tidak manusiawi bagi pelanggan.
Kedua, Hidup mesti berbagi. Dalam perjalanan tercipta banyak hal yang saling melengkapi. Berbagi ruang untuk mereka yang datang kemudian dengan memberikan ruang berdiri walau sangat sempit. Berbagi canda tawa sesama penumpang, hal ini terjadi dari beberapa kelompok yang memiliki tempat tujuan sama.
Ketiga. Hidup mesti saling menolong. Untuk dapat naik kea tap kereta api membutuhkan bantuan orang yang telah berada diatas untuk dapat memegang tangan kita yang baru naik.
Semoga catatan ini bermanfaat bagi kita semua dan terkhusus bagi yang belum menikmati sensasi dan keindahan diatas atap kereta api kami sarankan untuk mencoba dan teramat khusus bagi pengambil kebijakan transportasi di Negeri ini, Menteri PErhubungan beserta Dirjen Perhubungan darat, Direktur Kereta APi Indonesia dan undangan juga untuk Presiden Indonesia Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, Bagaimana menurut Anda?

1 komentar:

Subejo Paijo mengatakan...

wah..., kagum dengan keputusan berganti ke transportasi dengan kereta listrik. Dulu saya tiap hari menggunakan kereta listrik dari pasar minggu ke sawah besar. Sekarang sudah tidak pernah lagi. Disamping luar biasa berjubel, harus extra waspada terhadap ancaman copet. Ada kesan sepertinya perumka kurang serius mengurus bisnis kereta listrik. Seharusnya disamping bisa diusahakan supaya lebih nyaman, juga bisa ditingkatkan pendapatan perumka jika dikelola secara lebih serius.