Kamis, Mei 19, 2011

Sarjana Entrepreneur

Ketika dinyatakan lulus sebagai sarjana, berbagai macam rasa datang menghampiri seorang yang telah menempuh pendidikan diperguruan tinggi. Wisuda adalah pengukuhan bagi seorang yang menerima gelar akademik. Mulai dari Sarjana Hukum, Sarjana Ekonomi, Sarjana Sastra, Sarjana Komputer, Sarjana Psikologi dan berbagai bentuk gelar lainnya.

Tantangan sarjana dalam dunia lapangan pekerjaan pada tahun terakhir berbeda dengan tantangan 10 tahun yang lalu. Sepuluh tahun yang lalu masih tersedia keseimbangan antara ketersediaan lapangan pekerjaan dengan jumlah lulusan perguruan tinggi. Namun sekarang kondisi telah terbalik, dimana tamatan sarjana mencapai ratusan ribu dan ketersediaan lapangan pekerjaan semakin sedikit.

Ketika penerimaan Pegawai negri sipil di sebuah departemen, untuk 1 posisi penerimaan diisi oleh 300 orang. Berbeda dengan dunia wirausaha atau enterpreneur. Dimana 100 peluang usaha hanya diambil oleh 1-10 saja. Kenapa hal ini bisa terjadi?

Menteri pemuda dan olahraga, serta menteri Koperasi dan UMKM mencanangkan sebuah spirit wirausaha muda. Berbagai pihak ikut berperan dalam mensukseskan gerakan ini. Termasuk salah satu perbankan BUMN yakni Bank Mandiri dengan kegiatan Usaha Muda Mandiri.

Ada sebuah selorohan dari beberapa teman ketika menjelang wisuda di Universitas Bung Hatta. Masing-masing mendapatkan sebuah gelar akademik yang disematkan dibelakang nama yaitu S.E atau sarjana ekonomi. Namun bukan itu persoalan yang mengemuka. Ada beberapa defenisi lain dari S.E
  1. Sarjana Eksekutif. Ini adalah sarjana yang memiliki kemampuan khusus dan menamatkan kuliah dengan cum laude. Diterima bekerja di perusahaan setelah wisuda.
  2. Sarjana Ekonomis. Menjadi sarjana melalui sebuah perjuangan panjang untuk mendapatkan gelar sarjana. Dengan nilai yang apa adanya. Untuk mengetuk pintu lamaran dengan IP standar pun tidak sampai.
  3. Sarjana Eceran. Seperti barang yang masuk dalam kategori mass produck. Sarjana tamatan ini menjadi bagian dari sebuah industri pendidikan yang berorientsi melahirkan sarjana dengan karakteristik produk massal.
  4. Sarjana Entrepreneur. Memiliki kemampuan untuk mandiri secara finansial. Memberikan nilai lebih dengan membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. Mereka yang memanfaatkan peluang yang ada di depan mata.
Paradigma pendidikan

Tidak bisa dipungkiri, rangkaian proses pendidikan mempengaruhi attitude (sikap) knowledge (pengetahuan) dan skill (keterampilan) sarjana yang dihasilkan oleh perguruan tinggi. Pembiasaan ini menciptakan apakah sarjana menaji sarjana yang siap kerja atau siap menjadi sarjana entrepreneur.

Dalam pendidikan perguruan tinggi sering disampaikan dan mahasiswa didorong untuk berfikir dengan melakukan berbagai tugas perkuliahan dengan mindset karyawan. Belajar dengan tekun, mendapatkan nilai bagus dari mata kuliah, secara otomatis mendapakan IPK yang tinggi. Paradigma ini selaras dengan motivasi mahasiswa untuk menjutkan ke perguruan tinggi sebagai calon karyawan.

Perguruan tinggi memberikan sebuah kebanggaan ketika lulusan mereka bekerja menjadi pegawai bank swasta, negeri dan tidak memiliki tempat untuk menjadi wirausaha atau sarjan entrepreneur.

Peluang Sarjana Entrepreneur

Dengan bergulirnya dorongan pemerintah, perkembangan teknologi informasi. Memberikan peluang besar untuk sarjana menjadi entrepreneur dengan disiplin keilmuan. Berbagai perguruan tinggi berlomba untuk menjadi kampus berhawa entrepreneur.

Berbagai skema dan program yang bergulir membantu memudahkan seorang sarjana menjadi entrepreneur. Dalam kurikulum perguruan tinggi telah dimasukkan mata kuliah kewirausahaan/entrepreneur. Namun disisi lain dukungan secara nyata berupa, aspek pembinaan, permodalan dan juga penguatan kelembagaan tidak maksimal dan cendrung diabaikan.

Banyak cara sebenarnya untuk menjadi sarjana entrepreneur yang dimulai semenjadi di bangku kuliah. Penerimaan mahasiswa baru adalah peluang pertama. Dimana anak-anak baru membutuhkan banyak kebutuhan, pengetahuan dan hal-hal yang berhubungan dengan perkuliahan. Bisnis yang dapat di ambil adalah pelatihan-pelatihan yang menunjang kesuksesan mahasiswa baru.

Pilihan selanjutnya adalah memulai menjual keahlian atau kebutuhan lain dengan berbagai bisnis yang berkembang.

Bersambung pada bagian kedua "mahasiswa entrepreneur, sarjana mandiri"

Tidak ada komentar: