Senin, Agustus 04, 2008

Solusi Lapar tengah malam

Siapa tidak pernah untuk keluyuran tengah malam. Dengan berbagai keperluan, dari sekedar ganti suasana. Sekedar mencari hiburan gemerlap malam. Dan banyak alas an untuk keluyuran malam. Salah satunya adalah untuk mengisi perut yang lapar. Namun bagi saya sering untuk mendinginkan kepala yang lagi pusing buat tugas. Hal ini terjadi ketika masih di bangku perkuliahan. Tengah malam dimana perut sedang tidak mau kompromi kalau lagi buat tugas atau menyelesaikan sebuah makalah. Karna sering disebut dengan system SKS (Sistem Kebut Semalam). Ini juga berlaku apabila akan melaksanakan ujian tengah semester atau akhir semester, sambil membuat catatan kaki untuk ujian besok.

Beberapa jajanan yang mengganjal perut yang tidak mau kompromi di saat lagi begadang. Dimulai dari santapan yang paling murah meriah yakni mie instant sampai gering emperan sesuai dengan jumlah angka uang sesudah potong transportasi untuk ke kampus besok. Sialnya kalo lagi apes ya di tahan aja. Permasalahan tadi sore makan atau tidak adalah cerita lain. Karna seringkali siklus makan tidak tepat waktu atau indisiplin. Kadang-kadang dirangkap jadi malam saja.

Barangkali sekedar mengisi perut yang kosong dengan mie adalah alternative yang amat sering dilakukan. Di hitung dari biaya yang dikeluarkan untuk membuat sebuah mie instant yang sedap dengan sedikit kreatifitas lebih murah dari pada sebuah nasi goreng abang-abagn atau sebuah nasi goreng tenda.

Pengalaman saya sebagai seorang mahasiswa permasalahan lapar tengah malam lebih sering di siasati dengan berkompromi dengan snak yang setia menemani secangkir kopi pahit. Atau hanya sebuah mie instan. Kenapa mie instant sebuah jawaban yang di balut dengan retorika ilmiah sering muncul. Jawaban itu adalah sebuah efisiensi perlu di terapkan untuk dapat survive dalam anggaran. Efektif karna baik untuk menyelesaikan lapar tengah malam.

Mengenai permasalahan apakah itu baik buat pencernaan atau tidak. Baru belakangan di ketahui, bahwa sering memakan mie instant mengakibatkan berkumpulnya bumbu-bmbu penyedap di dinding usus. Yang pada akhirnya membentuk divertikulata. Divertikulata adalah sebuah penyakit pada usus. Dimana usus mengalami peradangan dan pembengkatan terutama di usus besar (Tn. Hj. Ismail dalam naskah ujian INTIBAH HPA). Belum lagi di sisi kerja usus yang tidak berhenti barang sesaat. Akibat lebih lanjut adalah permasalahan sembelit yang akhirnya memicu autointoksikasi (tubuh sebagai sumber penyakit). Sudah jatuh tertimba tangga pula. Hal ini dibuktikan oleh satu kajian ‘autopsy’ mendapati antara 10 hingga 15 pound sisa makanan melekat pada lipatan-lipatan usus kecil dan besar manusia dewasa yang mana ia merupakan penyebab munculnya banyak penyakit yang bersifat kronik. Hal ini di dukung sebuah hadist rasullah yang menyatakan bahwa sumber penyakit adalah perut.

Efek sementara yang di rasakan adalah besok badan tidak akan fit untuk melakukan aktifitas. Makin lama menimbulkan sebuah keasikan untuk selalu menikmati santapan murah meriah. Akan berbeda jika lagi kirirman datang. Maka lapar tengah malam lebih bergizi dan berprotein karna sering di Bantu dengan jus buah-buahan. Rokok adalah teman setia menemani kegiatan makan jajanan malam. Seiring waktu penyelesaian tugas malam jajanan penyumbat perut lapar adalah sebuah keharusan.

Seiring laparnya perut ikut menggerakkan roda ekonomi Usaha Kecil Menengah yang bagian rezki berada di gelapnya malam, maupun usaha yang berskala besar. Seiring waktu kesadaran kita untuk tetap menjaga pola makan untuk sebuah investasi kesehatan.

Tidak ada komentar: