Kamis, September 15, 2011

Mahasiswa entrepreneur, sarjana mandiri

Muhammad Yunus

Kemandirian bangsa adalah sebuah keniscayaan untuk dapat mengatur nasib sendiri. Kemandirian ini tidak hanya atas kemandirian politik, hukum namun juga kemandirian ekonomi. Mc Celland menyatakan bahwa suatu bangsa mandiri ketika warganya lebih 2% adalah pengusaha. Untuk Indonesia pengusaha masih di bawah 1% dari jumlah penduduk Indonesia.

Kemandirian bangsa dalam ekonomi memberikan kepercayaan diri bangsa meningkat. Dimana mampu berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dalam pergaulan Intenasional. Kemandirian bangsa Indonsia dapat dilakukan dalam salah satu penguatan dalam wirausaha mahasiswa.

Gerakan wirausaha yang dicanangkan oleh pemerintah tahun 2010 yang kemudian di konkritkan dalam program kerja Mentri Pemuda dan Olah Raga. Dimana dimulai gerakan wirausaha memasuki tahapan pada tingkat kebijakan di bawah kementrian. Kebijakan ini memberikan atsmosfir bagus dalam memajukan wirausaha.

Namun, membentuk wirausaha membutuhkan jangka waktu yang tidak pendek dan dukungan penuh dalam berbagai bidang terkait. Dari beberapa penelitian hal yang sering menjadi kendala adalah permodalan untuk pengusaha pemula dan juga bantuan modal murah dan mudah untuk diakses oleh para pengusaha.

Dalam beberapa pendekatan berbeda untuk menghasilkan entrepreneur dapat dilakukan. Salah satunya adalah menjadikan Perguruan tinggi sebgai tempat incubator penghasil pengusaha. Pada tulisan ini akan menekankan aspek kewirausahaan oleh mahasiswa dalam ranah perguruan tinggi.

Entrepreneur adalah mereka yang memiliki semangat, kehendak yang kuat dan antusiasme yang tinggi untuk menciptakan nilai lebih. Siklus emosional, semangat untuk mandiri terpatri dalam jiwa pemuda dan pemudi dan mereka berada di perguruan tinggi.

Periodesasi perkuliahan mahasiswa dibagi menjadi empat tahun dengan 8 semester. Pendekatna ini sebenarnya telah dilakukan oleh Purdi E Chandra dengan mendirikan University Entreprenuer. Mahasiswa adalah mereka yang mau menjadi pengusaha. Seorang mahasiswa akan dikatan dikatan telah menyelesaikan perkuliahan apa bila telah memulai usaha.

Dalam pendektan perguruan tinggi ini dapat menggunakan beberapa pendekatan untuk menciptakakn mahasiswa wirausaha. Pendekatan yang lazim dilakukan adalah mendirkan Koperasi Mahasiswa atau KOPMA yang mewadahi semangat aplikasi wirausaha mahasiswa. Dalam segi kurikulum beberapa kampus telah memasukkan mata kuliah kewirausahaan sebanyak 3 SKS.

Pendekatan dalam tahap mahasiswa entrepreneur mengikuti siklus empat tahap dalam delapan semester. Dimana tahap ini dibagi menjadi
  1. Tahap pengenalan kewirausahaan, pelatihan kewirausahaan, seminar dan pengenalan kewirausahaan pendekatan mata kuliah di laksanakan pada semester pertama atau kedua.  Tahap pengenalan ini mahasiswa diperkenalkan dengan para pengusaha. Semster kedua mereka telah memulai melakukan kegiatan wirausaha secara berkelompok. Sumber pendanaan digunakan pinjaman dari pihak universitas bekerjasama dengan pihak kementrian atau perbankan.
  2. Tahap tumbuh. Ini pendekatan digunakan pada tahun ke dua atau semester 3 dan 4 perkuliahan. Grup usaha yang dibiayi oleh pihak universitas mulai tumbuh dan berkembang. Pendekatan yang digunakan adalah pemdampingan dan supervisi. Pendampingan ini ingkut dalam bentuk penguatan skill dan pengetahuan usaha. 
  3. Tahap berkembang. Masa ini adalah masa penguatan mahasiswa, dimana usaha mulai berkembang, membuka cabang, menambah kapasitas usaha dan penguatan manajemen. Modal awal yang disuntikkan oleh universitas telah dikembalikan untuk menguatkan kembali tahap awal generasi selanjutnya. Para senior yang telah masuk tahap berkembang mempunyai kewajiban untuk melakukan supervisi kepada adek mahasiswa semester awal. 
  4. Tahap mandiri. Ini adalah tahun terakhir mahasiswa entrepreneur untuk lepas dari incubator bisnis perguruan tinggi. Pendekatan yang digunakan adalah apresiasi dan mendorong untuk bisa mandiri di luar.
Pendekatan tahap demi tahap ditopang oleh system budaya perguruan tinggi. Bagaimana pendeketan dalam mekanisme structural dapat dilakukan menggunakan membentuk biro atau bidang yang menangi hal entrepreneur, kerjasama kelembagaan.
Apek pendukung dan penghalang

Mengembangkan mahasiswa entrepreneur dalam lingkungan perguruan tinggi memiliki aspek pendukung utama.
  1. Kurikulum. 
  2. Kebijakan pihak perguruan tinggi. 
  3. Budaya akademik kampus. 
  4. Resiko yang kecil. 
  5. Sumber daya yang terkelola
Disamping hal tersebut juga terdapat sumber daya penghalang:
  1. Sistem perkuliahan.  
  2. Alokasi waktu. 
  3. Kebijakan dan budaya akademik 
  4. Sumber daya yang terbatas
Penutup

Terwujudkan 10% mahasiswa wirausaha dari jumlah mahasiswa adalah sebuah keniscayaan untuk dapat menjadikan Indonesia sebagai bangsa Mandiri dan merdeka. Apakah Anda sebagai mahasiswa akan ikut atau hanya menjadi penonton. Sedangkan bagi Dosen dan pemangku kebijakan pada tingkat perguruan tinggi ini adalah keharusan dan juga pusat keunggulan.

Tulisan hasil diskusi dwi mingguan di Jurnal Postulate Universitas Azzahra.

Anda ingin Mandiri sambil Kuliah? Mau Sehat dan mendapatkan Pendapatan Tambahan Jutaan? Klik Disini

Tidak ada komentar: