Jumat, Juni 17, 2011

Memimpin Diri


Oleh: Muhammad Yunus

Setiap langkah kaki yang diayunkan. Setiap nafas yang berhembus. Setiap detak jantung yang berdetak. Setiap lintasan pikiran yang bergerak. Setiap gejolak rasa yang mengharu. Setiap kata uang terucap. Tiap setuatu dalam diri kita membutuhkan sebuah keputusan, arahan, kendali, perhatian. Seperti ayunan langkah kaki yang membawa kita kemana kehendak, maka ia membutuhkan arahan tujuan yang akan dicapai. Ketika berangkat pergi kerja. Maka kaki ia akan mengayun melangkah menuju halte, menaiki kendaraan, turun dan berjalan.

Bagaimana kecepatan langkah yang diayunkan. Bagaimana gaya berjalan dan sepatu yang mana digunakan. Dalam setiap bagian terkecil dalam aktivitas kehidupan kita membutuhkan sebuah keputusan, arahan, kendali, perhatian. Aktivitas-aktivitas tersebut telah menjadi sebuah kebiasaan dalam kehidupan kita. Setiap langkah adalah hasil dari keputusan. Namun akan menjadi berbeda ketika menghadapi beberapa permasalahan besar dalam kehidupan. Seperti memilih kuliah, kerja atau wirausaha, menikah dengan siapa dan keluar dari tempat kerja.

Semua peran-peran tersebut membutuhkan kepemimpinan diri. Perjalanan kehidupan harus mengambil keputusan demi keputusan. Setiap keputusan membutuhkan arahan untuk mencapai tujuan. Membutuhkan kendali dan perhatian untuk hidup lebih bahagia dan bermakna.

Mencapai pada kemampuan memimpin diri sendiri Richard W. James menyatakan ada tiga hal dasar untuk mencapai personal leadership.

Pertama. Memiliki prinsip (principle-centered)

Prinsip adalah sebuah konsepsi nilai-nilai yang melekat dalam kehidupan diri. Prinsip menentukan sikap dalam menyikapi persoalan yang hadir setiap saat. Ketika tidak memiliki prinsip maka seseorang akan mudah diombang ambing oleh respond an stimulus yang hadir setiap saat. Seperti penggunaan HP sebagai komunikasi. Ketika prinsip sesorang HP sebagai alat penunjang pekerjaan, maka ia akan menggunakan HP dengan spesifikasi memudahkan pekerjaan. Namun berbeda ketika prinsip hidupnya adalah gaya dan model, maka penggunaan HP akan mengikuti perkembangan yang ada.

Dalam dunia kerja, prinsip ini akan membedakan seseorang karyawan dengan karyawan lainnya. Umpama si Boy berprinsip bahwa kerja adalah memberikan terbaik sesuai dengan kemampuan. Maka ia bekerja dengan etos kerja bagus, kinerja yang bagus dan kemauan untuk belajar dan mengembangkan diri. Namun Si Man berprinsip bahwa kerja adalah mendapatkan upah. Maka bekerja ia akan melihat berapa besar upah atau gaji yang ia dapat. Kinerja berdasarkan bonus dan penghargaan.

Dan prinsip adalah panduan utama dalam memimpin diri sendiri.

Kedua. Memiliki sikap (attitude-driven)

Sikap lahir dari prinsip yang diyakini. Dengan contoh penggunaan HP diatas, maka sikap seorang yang menjadikan HP sebagai penunjang pekerjaan akan berbeda ketika sikap yang menjadikan HP sebagai gaya hidup. Sikap adalah bentuk luar dari prinsip hidup. Sikap positif lahir dari prinsip hidup yang positif dan sikap negative lahir dari prinsip negative. Dalam pergaulan sikap menentukan seseorang diterima atau di tolak oleh sebuah komunitas tertentu.

Dalam studi terbaru kesuksesan seseorang ditentukan oleh 80% sikap hidupnya. Namun kita jarang untuk menelisik sikap-sikap ketika merespon sesuatu. Umpama dalam hal sampah, kita yang memiliki prinsip bahwa kebersihan adalah baik, maka tidak akan membuang sampah sembarangan, walau sampah tisu yang digunakan diatas angkot.

Ketiga. Memiliki komitmen untuk melaksanakan (practice-commited)

Setelah mengetahui prinsip hidup dan melahirkan sikap demi sikap yang terus menerus. Maka langkah terakhir adalah komitmen untuk melakanakan prinsip hidup. Komitmen adalah bagian untuk membentuk sebuah perilaku. Dalam memaksimalkan prinsip baru untuk memimpin maka dibutuhkan komitmen pelaksanaan. Seumpama ketika kita berprinsip bahwa hidup mesti disiplin sebagai prinsip baru. Maka dibutuhkan komitmen untuk datang tepat waktu. Komitmen untuk mengerjakan pekerjaan tepat waktu. Tidak menunda-nunda pekerjaan.
Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan mempertanggungjawabkan kepemimpinan (H Riwayat Bukhari Muslim) Maka memimpin diri sendiri adalah hal utama sebelum memimpin ke luar diri sendiri. Semoga  bermanfaat untuk hidup lebih berbahagia dan bermakna.

1 komentar:

aditya miracle mengatakan...

hhaha,
postingan blog saya kalah banyak pak.