Selasa, Januari 25, 2011

Bias-bias menjadi sang pemenang pembelajar

Terkadang kita berada dalam gundah gulana, kesal, marah dan tidak berdaya. Persoalan demi persoalan hadir menyapa dan terus mengikuti kemana pergi. Kondisi ini memberikan dampak kepada penurunan kinerja, hubungan baik nan harmonis dengan keluarga apakah istri, suami, anak atau saudara. Terjebak dalam perilaku destruktif seperti menunda pekerjaan, malas-malasan dan juga mencari pembenaran atas pekerjaan untuk tidak maksimal.

Seperti malam yang hadir sebagai bentuk pembenahan atas kelelahan dalam hidup. Begitu juga kondisi jiwa dalam tekanan, stress dan juga tidak berdaya. Ini adalah momentum untuk menciptakan kesadaran baru tentang arti hidup, tujuan hidup dengan melihat secara detail dan menyeluruh semua lanskap kehidupan yang telah dilalui.

Terdapat beberapa hal perlu dilakukan untuk tetap menikmati kehidupan dan mendapatkan kebahagiaan yang melahirkan diri sang pemenang dan pembelajar.

Pertama. Melihat kembali impian-impian atau do’a-do’a kita kepada Allah Swt. Apakah do’a kita merupakan sesuai dengan ridhoNya. Terkadang kita keluar jalur dari harapan kita. Ketika melenceng maka pada saat itu teguran itu datang dengan bentuk tekanan, berada dalam kondisi lelah. Disinilah perlu istighfar dalam merancang do’a-do’a yang tidak relevan dengan kehendak Allah Swt. Dimana do’a melenceng dari kaidah Islam.

Kedua. Melihat kembali penjabaran dari do’a kita berupa desain atau langkah-langkah yang kita susun. Ketika berada di awal tahun kita mencoba untuk mendisain pada bulan itu melaksanakan itu dan berbagai keinginan lainnya. Barangkali ada desain kita yang terjebak oleh penyakit tamak, sombong dan tidak mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Ketiga. Menganalisa apa yang menjadi daya dorong kita untuk beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Apakah berbisnis sekadar mendapatkan keuntungan semata? Bekerja sekedar mendapatkan gaji semata dan pujian? Belajar hanya sekedar mendapatkan angka-angka dan nilai kemudian ijazah? Spirit atau daya dorong membutuhkan gerak harmonis dengan tujuan hidup berupa Allah sebagai pusat hidup. Ketika yang memotivasi diri adalah ridho Allah swt, keuntungan kerugian, gaji, pujian dan popularitas adalah efek dan bukan tujuan.

Keempat. Memperhatikan dari waktu kewaktu tentang hal-hal yang kita kerjakan dalam hidup. Apakah setiap gerak aktivitas berupa transaksi bisnis, bekerja belajar merupakan bagian dari do’a kita, daya dorong kita dan desain kehidupan kita. SEcara sederhana seperti keinginan membuat sebuah tulisan, namun kita tidak menyentuh keybord atu tidak menggoreskan huruf dalam lembaran kertas. Inilah sering yang menjadikan kemandekan, kekosongan dan kekecewaan dalam melaksanakan banyak aktivitas.

Kelima. Mengevaluasi sejauh mana kita telah berbagi dalam kehidupan. Sering kita memperhatikan bahwa dalam beberapa status facebook, tulisan atau apapun dalam kehidupan berupa keluhan dan keluhan. Ketika kita berbagi sesuatu yang negatif maka alam akan menghimpun hal yang negatif. Sedangkan ketika kita berbagi hal yang positif maka alam menyiapkan banyak hal yang positif. Seperti ketika kita berbagi kalimat indahnya bunga yang mekar di taman maka alam memberikan respon penglihatan bahwa bunga itu indah dan sedap dipandang mata. Begitu juga sebeliknya ketika kita mengatakan bahwa bunga itu jelek maka kita akan mendapatkan banyak kejelekan di bunga tersebut.

Mari kita selaraskan kehidupan dimulai dari Dreaming kita berupa doa kepada Allah, Desain kehidupan kita, Drive atau daya dorong dalam kehidupan dan apa yang kita kerjakan dalam kehidupan serta apa yang kita bagikan untuk sesama.

Semoga bermanfaat, amieen

Nikmati Rendang Telur SEHAT-I, dengan cita rasa Gurih, Crispy, Renyah dan Sehat-i sebagai teman makan Anda beserta keluarga dan orang yang dicintai

1 komentar:

Anonim mengatakan...

just asking, doa yg menyimpang dari kaidah islam itu seperti apa ya? bukankah kita sebagai muslim yang bertakwa, dan selalu berdoa berarti kita tahu mana yang kaidah islam atau bukan?