Rabu, Desember 07, 2011

Kerikil Rel Kereta Api Bersaksi


Beberapa kereta api lewat membawa penumpang penuh sesak. Ada anak muda yang senang berada di atas atap kereta setiap pagi, karena tidak ada tempat yang sepi selain di atas atap kereta. Ada orang tua dengan barang dagangan yang masih segar diambil dari kebun saban hari. Ada gadis berwajah seri karena hari ini mulai menjadi sekretari. Kami masih tetap menjadi saksi, bagaimana mereka datang menghampiri kami setiap hari.

Hari masih pagi, dimana matahari belum melihatkan keseluruhan paparan cahaya. Karena ia masih bersembunyi di balik beberapa gedung pencakar langit. Cahaya memerah karena awan dan kabut bersatu menutupi elok cahaya pagi. Kami masih tetap menjadi bagian penerima kebaikan cahaya matahari, tiada kata untuk memaki. Walau kadang-kadang kami mesti disiram oleh hujan kala matahari shif berganti.

Beberapa orang bergegas dan memilih untuk berlari. Karena kereta api telah memasuki stasiun untuk menjemput penumpang yang telah rapi. Karena hari ini mesti menyiapkan materi untuk proyek perbaikan transportasi yang melelahkan hati. Namun kami masih tetap tersusun rapi, untuk membantu kereta datang sesuai dengan keputusan penguasa kereta api.

Terkadang juga kami melihat para masinis menurunkan penumpang yang sudah sampai di statiun ini, karena tidak membeli karcis untuk pergi. Namun kami tidak pernah keluar dari pekerjaan ini, karena kami terus memberi.

Telah lama berselang penumpang berlalu lalang, datang dan pergi, dari pagi sampai malam hari yang sepi. Tidak sedikit yang mengeluh tentang apa yang tidak berkenan di hati. Namun bagaimanapun ia tetap menjadi pilihan yang pasti untuk tidak di ganti dengan kendaraan lain setiap hari. Namun kami tetap berada disini dan tidak datang silih berganti untuk mengistirahatkan diri.

Namun, kami tetap setia sampai tidak ada kereta datang dan pergi. Tetap bersama berkumpul dari pagi hingga pagi. Kadang kala sesekali beberapa teman kami pergi tidak tahu pergi kemana. Karena ada tangan kecil membawa pergi. Kebersamaan kami tiada kata untuk mencipta konflik berarti.

Gesekan demi gesekan akan terus menerpa kami ketika kereta api datang silih berganti. Tiada kami berteriak untuk saling menyakiti. Kami hanya bergerak perlahan dan menahan beban yang sampai ribuan ton memberati. Tidak ada unjuk rasa yang mesti kami datangi. Tidak ada pengaduan pelecehan kepada polisi. Tidak ada keluhan untuk mentri walau kami tidak pernah di sapa lagi.

Kami akan terus menanti setiap kereta api yang membawa banyak cerita anak negri. Karena kami hanya tahu satu kata yakni mengabdi supaya kerta api tidak jatuh yang membuat bapak menteri capek hati.

***
Mau Sehat dan mendapatkan Pendapatan Tambahan Jutaan? Klik Disini

Tidak ada komentar: