Tampilkan postingan dengan label Sang Pemenang Pembelajar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sang Pemenang Pembelajar. Tampilkan semua postingan

Selasa, Oktober 11, 2016

Seruan Penyeru, Meneladani Kebaikan


Perbedaan pandangan tentang bagaimana menyelesaikan bangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia, antara Muhammad Hatta dengan Ir. Soekarno. Membentuk mata air keteladan sejuk dan menentramkan.

Berpegang teguh dengan prinsip keyakinan, Buya HAMKA memilih untuk mundur dari amanah sebagai Ketua MUI. Mengalirkan air kebaikan jernih dan bening akan keteladanan.

Menjaga dari kehancuran atas bangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Buya Muhammad Natsir menyatukan perbedaan dengan Mosi Integral dalam sidang pleno parlemen. Membagi air keteladanan negarawan.

Berderet keteladanan menyeru dalam keIndonesian majemuk. Tetap berdiri sebagai Bangsa bermartabat. H. Agus Salim dengan sandal kayu ‘tengkelek’ menyentak kesadaran dunia Negara Jajahan Kolonial Belanda telah merdeka. Menyampaikan air keteladanan sampai jauh di panggung multi Negara, Perserikan Bangsa Bangsa.

Sekarang, berIndonesia kita. Berpacu padu antara merawat Indonesia dan menghancurkannya. Narasi Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi Narkoba Korupsi Rasis Inlander.

Narkoba memutus generasi. Korupsi membunuh imun Negara. Rasis meluluh lantakkan kemajemukan sebagai sebuah takdir kehidupan. Inlander melumpuhkan jaringan darah Bangsa, dari kepala sampai ujung kaki.

Teladan telah diteladankan oleh peneladan tokoh bangsa. Seruan telah diserukan sampai tepat dihadapan mata lewat berbagai media, termasuk telpon pintar kita. Masanya kita tampil dengan mengambil peran disetiap tempat kita berkarya sebagai masyarakat Indonesia Merdeka, Berdaulat untuk kesejahteraan bersama.

Ibarat benih-benih yang tumbuh di persemaian, menyeruak ke angkasa tinggi. Berkehendak mengembalikan hijaunya hamparan yang telah lama rusak. Menyebabkan erosi berulang, banjir kenestapaan dan kehancuran pelosok di negri Indonesia.

Kita adalah generasi yang telah belajar dan terpejar untuk meneruskan keteladanan negarawan terdahulu. Hidup saat ini, untuk mempersipkan perlanjutan mewariskan Negara Kesatuan Republik Indonesia, bagi generasi 2 sampai 5 lapis kedepan.

Sebagai Negara Kedaulatan Republik Indonesia sekaligus Negara Kesejahteraan Republik Indonesia.

Kamis, Agustus 29, 2013

Menentukan Priotitas Tindakan, itu Perlu

Sebatang pohon tidak akan alfa untuk terus tumbuh menjulang dengan pucuk-pucuk baru setiap waktu. Dikedalam tanah ia juga mampu untuk terus menguatkan ujung-ujung akar menemukan berbagai mineral dan juga nutrisi untuk berkembangnya daun, dahan dan batang.

Sedangkan disisi lain ia juga mempeprsiapkan bekal untuk munculnya bunga dan buah. Menghimpun segala sumber daya dan mengelola menjadi sedemikian rupa bermanfaat dan tidak terbuang. Akar yang tumbuh menghunjam bumi ikut serta memberikan air kedalam tanah untuk makhluk hidup yang sangat membantu membentuk mineral tanah.

Dedaunan yang telah sampai waktunya berguguran dan melapuk untuk menambah humus tanah yang akan menjadi nutrisi untuk bakal tanaman lain atau batang yang masih membutuhkan. Ada sebuah siklus tindakan dari masing-masing unsur. Tidak ada saling menyalahkan dan juga merusak satu sama lain.

Begitu juga dengan hidup kita dengan berbagai anggota tubuh yang membutuhkan tindakan demi tindakan. Dalam manajemen waktu dan tindakan banyak dipaparkan oleh berbagai ahli dan juga para profesional manajemen untuk bagaimana mengatur waktu.

Pendekatan ini berbeda, hal ini merujuk berdasarkan fungsi dan peran anggota tubuh. Mulai dari ujung kepala sampai ke ujung kaki. Semua adalah bagian yang tidak terpisahkan untuk diperhatikan apa tindakan yang menjadi tanggungjawab mencapai tujuan hidup.

Kepala dengan sengenap pasukannya, mulai dari telinga, mata, mulut, otak, rambut. Semua membutuhkan prioritas tindakan untuk dapat berfungsi secara maksimal. Untuk rongga mulut ia membutuhkan pembersihan berkala dikala pagi maupun malam hari. Sebab bila tidak maka ia akan menjadi penyakit bernama bau mulut. Namun lebih jauh dari tindakan tersebut. Ia tentang berkata-kata dan mengunyah dan meminum.

Mesti ada prioritas bagi mulut untuk mengunyah makanan dan meminum minuman dengan standar yang halal dan baik. Ia tidak sekedar hanya mengunyah makanan asal semata. Karena lewat mulutlah makanan itu dikunyah dan dikecilkan, jasa gigi yang mampu menghancurkan berbagai bentuk makanan. Maka berikan priotitas bagi gigi dan lidah mengunyah makanan sehat dan halal. Mulut dan seluruh anggota lainnya menentukan tingkat kesehatan tubuh dan anggota lainnya. Semua penyakit berasal dari tindakan mulut menerima atau menolak makanan yang masuk.

Sedangkan untuk lidah, ia memiliki prioritas tindakan untuk memilah ucapan dan kata-kata yang terlontar keluar untuk berkomunikasi. Apakah ia berbuat diluar aturan kebaikan, moral dan juga nilai agama. Atau hanya bertindak tanpa ada prioritas pilihan kata demi kata. Mulut adalah senjada tindakan yang mampu menghantarkan banyak kebaikan dan tidak sedikit keburukan muncul dari mulut berkalang gigi yang rapi bersusun.

Kemudian tentang Telinga dan Mata. (bersambung)

Jumat, Juni 17, 2011

Memimpin Diri


Oleh: Muhammad Yunus

Setiap langkah kaki yang diayunkan. Setiap nafas yang berhembus. Setiap detak jantung yang berdetak. Setiap lintasan pikiran yang bergerak. Setiap gejolak rasa yang mengharu. Setiap kata uang terucap. Tiap setuatu dalam diri kita membutuhkan sebuah keputusan, arahan, kendali, perhatian. Seperti ayunan langkah kaki yang membawa kita kemana kehendak, maka ia membutuhkan arahan tujuan yang akan dicapai. Ketika berangkat pergi kerja. Maka kaki ia akan mengayun melangkah menuju halte, menaiki kendaraan, turun dan berjalan.

Bagaimana kecepatan langkah yang diayunkan. Bagaimana gaya berjalan dan sepatu yang mana digunakan. Dalam setiap bagian terkecil dalam aktivitas kehidupan kita membutuhkan sebuah keputusan, arahan, kendali, perhatian. Aktivitas-aktivitas tersebut telah menjadi sebuah kebiasaan dalam kehidupan kita. Setiap langkah adalah hasil dari keputusan. Namun akan menjadi berbeda ketika menghadapi beberapa permasalahan besar dalam kehidupan. Seperti memilih kuliah, kerja atau wirausaha, menikah dengan siapa dan keluar dari tempat kerja.

Semua peran-peran tersebut membutuhkan kepemimpinan diri. Perjalanan kehidupan harus mengambil keputusan demi keputusan. Setiap keputusan membutuhkan arahan untuk mencapai tujuan. Membutuhkan kendali dan perhatian untuk hidup lebih bahagia dan bermakna.

Mencapai pada kemampuan memimpin diri sendiri Richard W. James menyatakan ada tiga hal dasar untuk mencapai personal leadership.

Pertama. Memiliki prinsip (principle-centered)

Prinsip adalah sebuah konsepsi nilai-nilai yang melekat dalam kehidupan diri. Prinsip menentukan sikap dalam menyikapi persoalan yang hadir setiap saat. Ketika tidak memiliki prinsip maka seseorang akan mudah diombang ambing oleh respond an stimulus yang hadir setiap saat. Seperti penggunaan HP sebagai komunikasi. Ketika prinsip sesorang HP sebagai alat penunjang pekerjaan, maka ia akan menggunakan HP dengan spesifikasi memudahkan pekerjaan. Namun berbeda ketika prinsip hidupnya adalah gaya dan model, maka penggunaan HP akan mengikuti perkembangan yang ada.

Dalam dunia kerja, prinsip ini akan membedakan seseorang karyawan dengan karyawan lainnya. Umpama si Boy berprinsip bahwa kerja adalah memberikan terbaik sesuai dengan kemampuan. Maka ia bekerja dengan etos kerja bagus, kinerja yang bagus dan kemauan untuk belajar dan mengembangkan diri. Namun Si Man berprinsip bahwa kerja adalah mendapatkan upah. Maka bekerja ia akan melihat berapa besar upah atau gaji yang ia dapat. Kinerja berdasarkan bonus dan penghargaan.

Dan prinsip adalah panduan utama dalam memimpin diri sendiri.

Kedua. Memiliki sikap (attitude-driven)

Sikap lahir dari prinsip yang diyakini. Dengan contoh penggunaan HP diatas, maka sikap seorang yang menjadikan HP sebagai penunjang pekerjaan akan berbeda ketika sikap yang menjadikan HP sebagai gaya hidup. Sikap adalah bentuk luar dari prinsip hidup. Sikap positif lahir dari prinsip hidup yang positif dan sikap negative lahir dari prinsip negative. Dalam pergaulan sikap menentukan seseorang diterima atau di tolak oleh sebuah komunitas tertentu.

Dalam studi terbaru kesuksesan seseorang ditentukan oleh 80% sikap hidupnya. Namun kita jarang untuk menelisik sikap-sikap ketika merespon sesuatu. Umpama dalam hal sampah, kita yang memiliki prinsip bahwa kebersihan adalah baik, maka tidak akan membuang sampah sembarangan, walau sampah tisu yang digunakan diatas angkot.

Ketiga. Memiliki komitmen untuk melaksanakan (practice-commited)

Setelah mengetahui prinsip hidup dan melahirkan sikap demi sikap yang terus menerus. Maka langkah terakhir adalah komitmen untuk melakanakan prinsip hidup. Komitmen adalah bagian untuk membentuk sebuah perilaku. Dalam memaksimalkan prinsip baru untuk memimpin maka dibutuhkan komitmen pelaksanaan. Seumpama ketika kita berprinsip bahwa hidup mesti disiplin sebagai prinsip baru. Maka dibutuhkan komitmen untuk datang tepat waktu. Komitmen untuk mengerjakan pekerjaan tepat waktu. Tidak menunda-nunda pekerjaan.
Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan mempertanggungjawabkan kepemimpinan (H Riwayat Bukhari Muslim) Maka memimpin diri sendiri adalah hal utama sebelum memimpin ke luar diri sendiri. Semoga  bermanfaat untuk hidup lebih berbahagia dan bermakna.

Selasa, Januari 25, 2011

Bias-bias menjadi sang pemenang pembelajar

Terkadang kita berada dalam gundah gulana, kesal, marah dan tidak berdaya. Persoalan demi persoalan hadir menyapa dan terus mengikuti kemana pergi. Kondisi ini memberikan dampak kepada penurunan kinerja, hubungan baik nan harmonis dengan keluarga apakah istri, suami, anak atau saudara. Terjebak dalam perilaku destruktif seperti menunda pekerjaan, malas-malasan dan juga mencari pembenaran atas pekerjaan untuk tidak maksimal.

Seperti malam yang hadir sebagai bentuk pembenahan atas kelelahan dalam hidup. Begitu juga kondisi jiwa dalam tekanan, stress dan juga tidak berdaya. Ini adalah momentum untuk menciptakan kesadaran baru tentang arti hidup, tujuan hidup dengan melihat secara detail dan menyeluruh semua lanskap kehidupan yang telah dilalui.

Terdapat beberapa hal perlu dilakukan untuk tetap menikmati kehidupan dan mendapatkan kebahagiaan yang melahirkan diri sang pemenang dan pembelajar.

Pertama. Melihat kembali impian-impian atau do’a-do’a kita kepada Allah Swt. Apakah do’a kita merupakan sesuai dengan ridhoNya. Terkadang kita keluar jalur dari harapan kita. Ketika melenceng maka pada saat itu teguran itu datang dengan bentuk tekanan, berada dalam kondisi lelah. Disinilah perlu istighfar dalam merancang do’a-do’a yang tidak relevan dengan kehendak Allah Swt. Dimana do’a melenceng dari kaidah Islam.

Kedua. Melihat kembali penjabaran dari do’a kita berupa desain atau langkah-langkah yang kita susun. Ketika berada di awal tahun kita mencoba untuk mendisain pada bulan itu melaksanakan itu dan berbagai keinginan lainnya. Barangkali ada desain kita yang terjebak oleh penyakit tamak, sombong dan tidak mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Ketiga. Menganalisa apa yang menjadi daya dorong kita untuk beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Apakah berbisnis sekadar mendapatkan keuntungan semata? Bekerja sekedar mendapatkan gaji semata dan pujian? Belajar hanya sekedar mendapatkan angka-angka dan nilai kemudian ijazah? Spirit atau daya dorong membutuhkan gerak harmonis dengan tujuan hidup berupa Allah sebagai pusat hidup. Ketika yang memotivasi diri adalah ridho Allah swt, keuntungan kerugian, gaji, pujian dan popularitas adalah efek dan bukan tujuan.

Keempat. Memperhatikan dari waktu kewaktu tentang hal-hal yang kita kerjakan dalam hidup. Apakah setiap gerak aktivitas berupa transaksi bisnis, bekerja belajar merupakan bagian dari do’a kita, daya dorong kita dan desain kehidupan kita. SEcara sederhana seperti keinginan membuat sebuah tulisan, namun kita tidak menyentuh keybord atu tidak menggoreskan huruf dalam lembaran kertas. Inilah sering yang menjadikan kemandekan, kekosongan dan kekecewaan dalam melaksanakan banyak aktivitas.

Kelima. Mengevaluasi sejauh mana kita telah berbagi dalam kehidupan. Sering kita memperhatikan bahwa dalam beberapa status facebook, tulisan atau apapun dalam kehidupan berupa keluhan dan keluhan. Ketika kita berbagi sesuatu yang negatif maka alam akan menghimpun hal yang negatif. Sedangkan ketika kita berbagi hal yang positif maka alam menyiapkan banyak hal yang positif. Seperti ketika kita berbagi kalimat indahnya bunga yang mekar di taman maka alam memberikan respon penglihatan bahwa bunga itu indah dan sedap dipandang mata. Begitu juga sebeliknya ketika kita mengatakan bahwa bunga itu jelek maka kita akan mendapatkan banyak kejelekan di bunga tersebut.

Mari kita selaraskan kehidupan dimulai dari Dreaming kita berupa doa kepada Allah, Desain kehidupan kita, Drive atau daya dorong dalam kehidupan dan apa yang kita kerjakan dalam kehidupan serta apa yang kita bagikan untuk sesama.

Semoga bermanfaat, amieen

Nikmati Rendang Telur SEHAT-I, dengan cita rasa Gurih, Crispy, Renyah dan Sehat-i sebagai teman makan Anda beserta keluarga dan orang yang dicintai

Kamis, November 04, 2010

Kumpulan rangkaian hikmah bulan sept 2010

Sang Pemenang Pembelajar
Kumpulan postingan bulan September 2010

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah swt atas karunia keimanan dan kesehatan yang menghampar di setiap bentang kehidupan kita. Shalawat dan salam kepada Rasulullah yang senantiasa merindukan ummatnya untuk mengikuti sunnah kehidupan sesuai dengan pustaka kebaikan Alqur’an dan Sunnah.

Semoga kumpulan postingan ini bermanfaat dan dapat memberi inspirasi bagi kita semua. Ketika ia sebuah cahaya yang redup maka jadikanlah cahaya yang benderang. Ketika ia setitik air maka wujudkanlah menjadi setelaga.

Hidup itu indah kala sesuatu menjadi katalisator bagi yang lain, seperti angin menjadi katalisator terbangnya burung yang mencari makan. Seperti air yang menjadi katalisator bertelurnya ikan salmon.

Terima kasih kepada teman-teman yang selalu memberikan tanda suka kala postingan di wall Sang Pemenang Pembelajar dan juga yang membaca namun tidak terlacak. Atas kesediaannya merangkai persaudaraan saya aturkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Muhammad Yunus, S.E ‘Pemenang Pembelajar’
***

07 September 2010,

“Begitu Indah ia datang menyapa dan menuntun kita menjadi pribadi nan fitri, melalui Ramadhan tahun ini.

Kemenangan, kebahagiaan, Keselarasan menjadikan kita Sang Pemenang Pembelajar sejati”


08 September 2010,

“Diantara derai tawa yang menyenangkan terkadang masih terselip airmata kesedihan. Diantara baiknya percakapan masih terselip ungkapan menyakitkan. Diantara janji dan komitmen masih terdapat ketidakkonsistenan. Diantara kemenangan di hari fitri terdapat saling memaafkan”

 

Kemenangan diraih dari sebuah perjuangan dalam mengorbankan banyak hal dan juga mampu memberikan maaf dalam beberapa hal”


09 September 2010,

“Berpisah jua di akhir penantian, bergelayut mencipta kenangan, Ramadhan datang kembali pulang menjelang takbir di kumandangkan. Menetes dimata mengharap bertemu, melipat tangan di dada mengharap maaf, namun hayan lewat status terlewatkan ucapan minal 'aidhin wal faizin”


“Bersua tapi tak jumpa, bertemu tapi tak bertatap muka, hanya lewat rangkaian kata-kata terucap. Minal 'aidin wal faizin saling memaafkan atas khilaf dan salah untuk kembali fitri”


12 september 2010.

“Berkumpul dan bertemu kemudian saling mengunjungi adalah sebuah kenangan indah bersama kala moment idul fitri kali ini. Inilah kekuatan tak tergantikan dalam merajut silaturrahmi dalam keluarga dan karib kerabat. Karna berlebaran bersama dan saling mengunjungi melampaui keberadaan aksesoris lebaran yang melenakan”


15 september 2010,

“Ruang lingkup kebermanfaatan hidup adalah pada orang-orang yang terdekat baik secara karib kerabat maupun bertetangga. Itulah dimensi ketaqwaan yang menjadi pertanda bahwa berpuasa meninggalkan bekas karakter manusia yang selalu berbagi untuk sesama. Untuk seseorang yang telah membantu semoga Allah tetap mencintai dan menjadi hambanya, amien”


16 September 2010,

“Menutup hari ada rangkaian catatan kebaikan dan juga keburukan. Terkadang tercampur satu kebaikan dengan keburukan seperti baju yang ternoda dimana kala pagi masih bersih, maka saatnya direndam dalam permintaan maaf tuk sesama dan ampunan dalam deterjen istigfar untuk sang rabbul'alamiin”


“Bertemu rindu dengan cinta di sanalah semua keindahan, kedamaian, keberartian, kebermaknaan, dan kenikmatan berkulindan dalam satu klik yang tak terlupakan dan ia selalu hadir 34 kali dalam lima waktu yang berbeda, ia adalah sujud yang merangkum rindu dengan cinta”


“Seperti sinyal konektivitas dengan dunia maya yang menjadikan online dengan sebuah server besar yang dapat menghubungkan satu sama lain di belahan dunia manapun berkumpul dan berbagi, begitulah kala iman menjadi konektivitas dengan sesama mukmin lainnya hidup berkumpul dan berbagi kebaikan, sudah onlinekah iman anda?”


“Semua yang datang di hadapan kita memberikan dua pilihan, besyukur kala itu sesuai dengan keinginan dan mengeluh kala itu tidak sesuai dengan keinginan kita, namun semua menentukan karakter kita apakah sang pengeluh atau orang yang mampu bersyukur, walau kadang yang datang tidak sesuai dengan keinginan kita, pilihan itu adalah realitas kita”


“Silahkan menumpang di kendaraan waktu yang selalu membawa banyak cerita suka yang buat tawa dan senyum, memabaca duka yang buat derai air mata, sakit yang tidak terobati, sehat, miskin papa di kaya rayanya manusia, nestapa di senangnya mereka. Kendaraan waktu itu selalu membawa kita kemana saja mencapai tujuan hidup”


“Dalam lautan terdapat banyak keindahan yang tersembunyi dalam gelombang. Begitulah jika kita hanya mengenal dari permukaan maka gelombanglah yang kita ketahui dan mengombang ambing kemana gelombang bergerak, maka selamilah maka keindahan itu akan mempesona”


“Berlalunya waktu yang berlomba dengan aktivitas keseharian seperti roda-roda kendaraan yang terus bergelinding menuju tempat dan maksud tujuan, maka sudilah untuk sejenak berhenti mengisi bensin dan juga memeriksa kendaraan supaya perjalanan menuju tempat selamat. Begitulah shalat dalam pergantian waktu di kala zuhur menyapa untuk keselamatan perjalanan kehidupan kita. Marilah sejenak berhenti menjaga sisi kebaikan diri bertemu dengan sang pencipta diri”

 

18 september 2010,

“Merangkai kata memiliki cita rasa, filosofi, makna, tujuan, maksud dan juga efek, maka pilihan kata dan juga untaian mengikutinya semoga menjadi bermakna dan berdimensi ibadah yang beruntaian abadi memelihara diri, karena sebuah ungkapan adalah pencapaian dari realitas kedirian”

 

“Diantara gelap gulitanya malam yang berselimut awan masih terselip beberapa bintang yang berkedap-kedip memberikan arah untuk dapat menepi bagi pelaut yang tersesat, begitupun kebaikan yang berkedap-kedip diantara selimut awan keburukan dan kejahatan yang memberikan arah untuk dapat menepi bagi jiwa yang tersesat”

 

“Kala seseorang telah kembali dan meninggalkan jejak langkah perjuangan dan pengorbanan melampaui dimensi dirinya, maka ia akan dikenang, ditangisi, di apresiasi. Maka jejak langkah perjuangan dan pengorbanan akan mengalir dalam denyut kehidupan memberi arah menelusuri gelapnya kehidupan lalu, sekarang dan akan datang”


“Ketika sesuatu telah berakhir maka sesuatu yang baru pun datang, terkadang yang berakhir mengenang suka duka kala sesuatu yang baru datang menjelang dengan rentang kebaruan, dalam pergantian terdapat pemelajaran untuk Sang pemenang pembelajar yang berkata AKU BISA”


27 september 2010,

“Ketika kesulitan datang menghampiri maka berbahagialah karena banyak kemudahan yang datang, namun ketika kemudahan datang menghampiri maka bersiaplah menerima kesulitan, karena keudanya adalah sepasang untuk menguji kesabaran dan ketabahan”


29 september 2010,

“Akhir siang telah surut bernama senja, seperti pasang surut laut yang memberikan ruang untuk kehidupan berbeda, diantaranya ada "jeda" sebentar untuk kembali tenang dan besiap untuk mengawali pasang malam yang datang. Jeda itu adalah magrib yang datang sebagai pertanda ombak kehidupan tenang dan menentramkan”


“Umur itu bertambah seperti pucuk pohon yang makin tinggi yang di terpa oleh berbagai angin yang makin kuat, sedangkan usia seperti daun yang berguguran memberi cerminan bahwa semua akan kembali dari mana ia berasal setelah melalui proses kehidupan, selamat hari milad bagi teman dan sahabat”


“Diantara tumpukan bebatauan di rel kereta api terdapat ruang untuk menampung dan menahan beban berat laju kereta api yang berlalu. Diantara kencangnya ban melekat di permukaan aspal, terdapat ruang untuk menjaga keseimbangan melajunya mobil di jalan. Diantara derita dan kesusahan masih terdapat "ruang" keseimbangan bernama syukur dan sabar”

 

“Di jemput pagi subuh dan di nanti duha, kehidupan berjalan dalam zikir kehidupan, namun diantaranya masih ada yang di tinggalkan subuh dan di abaikan duha”




30 september 2010,

“Kebaikan itu laksana menanam padi, dimana rumput kan tumbuh juga, Keburukan itu laksana menanam rumput, dimana padi takkan ikut tumbuh disana. Maka ikutilah kebaikan dengan tidak melakukan keburukan, maka kebaikan itu tumbuh menghasilkan kebaikan lainnya”

 

“Kemiskinan materi terkadang menjadikan seseorang mampu menghargai karunia dan anugerah yang datang, namun kemiskinan hati menjadikan seseorang tidak mampu menghargai karunia dan anugerah yang datang dan sering mengeluh dengan rasa ketidakcukupan”

 

“Hidup adalah episode 24 jam yang terbagi dari siang dan malam, terdapat masa yang menentukan pada pergantian waktu, ada yang mengejar matahari terbit dan tidak sedikit yang menunggu matahari terbenam, kehidupan berpacu di antara matahari terbit dengan matahari terbenam, selalu begitu sampai kita berganti dengan orang lain di bumi ini”

 

“Kekayaan materi seringkali menjadikan seseorang merasa lebih dari pada orang lain dan sombong sedangkan kekayaan hati sering menjadikan orang merasa hidup lebih berarti bersama orang lain karena bisa saling berbagi dan menghargai”


Jumat, Oktober 08, 2010

Melampaui Keterbatasan Diri

http://1.bp.blogspot.com
Semilir angin melambai helaian dedaunan hijau yang melekat kuat di pelepah yang menjulang kelangit tinggi. Beberapa burung bertengger di sebuah dahan pelepah sambil berkicau merdu. Diantara gerakan daun yang melambai cahaya seakan menari-nari mengikuti lenggok daun tertiup angin. Hari ini masih pagi, dimana matahari belum terbilang tinggi. Begitulah alam bertasbih kepada rabbul'alamiin mengikuti sunnah penciptaannya.

Langkahnya ngontai menyebrang sebuah kali yang tidak begitu besar. Telapak kakinya mencengkram di jembatan yang terbuat dari beton yang tidak rata. Seperti telah terbiasa berlalu lalang, dan tidak pernah merasa gamang melakukannya berulang kali.

Dengan parang yang bergantung di sebelah kanan yang terikat dari sebuah tali yang selalu menemani ia setiap hari. Ditangannya terdapat beberapa tabung yang terbuat dari plastik. Tabung-tabung tersebut ia genggam dengan tangan kirinya dan enggan untuk lepas kecuali jika nanti ia telah sampai kepucuk kelapa yang selalu menantinya setiap hari.

Dengan cekatan ia memanjat kelapa setinggi 15 meter yang terdapat di sebuah kebun milik tetangga yang telah menjadi bagian dari tugas keseharian. Tangannya yang kokoh dibantu oleh kuatnya otot kaki secara cepat ia memanjat pohon. Kemudian tangannya memegang pelepah pohon dan dengan sekali gerak ia telah duduk dengan tenang di sebuah pelepah. Angin memberikan kesejukan yang tetap berhembus di sela-sela daun kelapa. Beberapa burung terbang ke pohon kelapa lainnya, karna ada orang lain yang mengusik keberadaannya.

Dengan sekali tebas ujung tandan kelapa terputus dan kemudian ia mengambil sebuah tabung yang telah mempunyai tali. Tali diikatkan dengan simpul tarik dengan ujung tandan di masukkan kedalam tabung yang terbuat dari plastik. Selesai sudah bagian dari beberapa pekerjaan selanjutnya. Kemudian beliau beralih ke sebelah sisi dari kelapa dengan melangkahi beberapa pelepah yang mulai menua.

Ada 9 buah kelapa masak yang berada dalam satu tandan telah jatuh kebawah. Beberapa buah masih berada dalam tandan. Kemudian ia menebas dua buah tandan lagi untuk kelapa yang pas untuk membuat gulai. Setelah kelapa turun dan kemudian ia menebas dua buah pelepah yang telah tua dan bisa dijadikan kayu api dengan di jemur beberapa hari di panas yang terik.

Kemudian kelapa yang telah telah turun dikumpulkan dan di kupas dengan menggunakan alat yang khusus. Dengan memagang kelapa dua tangan dan di tancapkan beberapa kali, maka terkelupaslah kulit kelapa dan siap untuk di jual nantinya.

Begitulah keseharian Pajito, yang berasal dari daerah Bantul, yogyakarta melakukan aktivitas keseharian. Tanpa pernah merasa terbebani oleh kecatatan yang ia derita. Memanjat pohon, mengambil air tandan kelapa dan menurunkan kelapa masak seakan tidak mungkin dan bisa dilakukan oleh Pajito melihat kebutaan yang beliau alami.

Dengan semangat bisa dan tidak mau menyerah dengan keadaan. Pajito mampu menjadikan dirinya tidak terpuruk dengan kebutaan. Berpantang menjadi pengemis dan memberatkan orang lain dengan keterbatasan yang ia miliki. Hidup menjadi pribadi tegar dan produktif.

Kisah tentang Pajito di tayangkan oleh Trans 7, Jum'at 8 Oktober 2010, jam 17:00

Minggu, Oktober 03, 2010

Waktu


 Alhamdulillah segenap puji bagi Rabbul’alamiin. Air mengalir disela-sela batu, tanah, pasir, akar dan juga diantara sirip-sirip ikan dan juga tubuh beberapa jenis makhluk yang saling berbagi ruang. Bergerak dengan tenang dari satu tempat ketempat lain. Membawa berbagai bentuk dan jenis kehidupan. Membasahi tempat-tempat yang patut disinggahi. Ketika telah mempunyai jalur kehidupan maka ia akan selalu mengalir dan membuat sebuah episode kehidupan. Begitulah air mengabdikan dirinya dalam ketundukan aturan sang Rabbul’alamiin.
Waktu tetap berjalan dengan seksama dan amat teratur. Terdapat penanda utama perubahan waktu, pertama matahari terbit. Dimana gelapnya malam digantikan cahaya yang mulai terang. Kedua, tergelincirnya matahari di tengah hari sebagai tanda bahwa telah berlalu setengah hari. Ketiga adalah terbenamnya matahari. Memberikan pertanda bahwa ada satu episode kehidupan yang telah berlalu. Malam menjemput bagian yang telah di gunakan oleh siang untuk segala kehidupan. Limpahan cahaya matahari kemudian berganti dengan terpaan cahaya malam dan terkadang ditemani oleh cahaya bulan dan juga bintang yang seakan dekat dalam pandangan.
Waktu adalah investasi terbaik bagi siapapun dalam kehidupan. Setiap makhluk hidup mendapatkan jatah yang sama dalam satu hari. Tidak ada yang mendapatkan lebih atau kurang. Hanya terdapat panjangnya suatu siang dalam belahan tempat lain dan juga pendeknya malam dalam satuan waktu di kutub yang berbeda. Berbagai kehidupan tetap berjalan dengan semestinya, baik yang merupakan perencanaan manusia untuk melakukan aktivitas yang menjadikan dirinya berarti. Namun juga ada kehidupan yang berjalan berdasarkan hukum kehidupan tanpa manusia dibawah ketetapan Sang Pencipta
Sebagian manusia adalah yang memburu waktu. Waktu adalah sebuah bentuk yang dicari. Berbagai cara digunakan untuk menjadikan waktu sebuah yang amat berharga. Seakan waktu yang tersedia tidak mencukupi. Aktivitas yang padat dan pekerjaan yang menumpuk telah memenjara dan tidak mempunyai banyak waktu lagi untuk diri sendiri dan juga hal lainnya. Seakan waktu hanya terkuras untuk satu hal.
Sebagian ada yang membuang waktu. Seakan waktu adalah sesuatu yang tidak berharga dan berguna. Aktivititas-aktivitas non produktif dan cendrung merusak adalah langganan dan menjadi kebiasaan. Terkadang malah mengutuk waktu yang berlalu.
Waktu adalah sebuah hal yang netral sebagai sebuah instrumen alam dari ciptaan Allah. Waktu adalah makhluk Allah yang mematuhi dimensi dan takdir untuk memberikan ruang bagi makhluk lain untuk hidup. Allah menyatakan permasalahan waktu dalam bentuk sumpah dalam Q.S Al ‘Ash 1-2 “ Demi waktu. Sesungguhnya manusia dalam keadaan/situasi merugi. Kecuali yang memiliki iman (keyakinan) dan amal prestasi produktif (amal shaleh) dan bersinergi  dalam kebenaran dan kesabaran (konsistensi).”
Terdapat empat syarat utama menjadikan waktu sahabat dan juga tidak diburu oleh waktu dan membuang waktu.
Pertama, Hidup adalah ibadah. Hal ini senada dengan ungkapan komitmen dalam membaca alfatihah “kepada Engkau kami menyembah dan kepada Enkau kami meminta tolong” Kemudian “Sesungguhnya sholat, ibadahku, mati dan hidupku untuk Rabb semesta alam”. Kerangka berfikir dalam menjadikan waktu terbaik dengan totalitas menjadikan hidup bertujuan untuk Rabb dan mencari keridoannya. Ibadah meluputi aspek ritual dan juga diluar ritual.
Kedua. Memiliki keyakinan. Keyakinan muncul dari pengetahuan akan konsepsi waktu, diri dan kehidupan. Keyakinan muncul dari kesadaran akan hidup dan peranan hidup yang terus bergerak ketika manusia ada dan tidak ada. Keyakinan menghantarkan seseorang mempunyai sebuah energi untuk mengerjakan banyak hal kehidupan.
Ketiga. Milikilah kegiatan produktif dan prestatif (amal shaleh) yang bertujuan sebagai ibadah dan didorong oleh energi keyakinan.
Keempat. Bersinergilah. Banyak pekerjaan besar terlahir dari kerjasama dan sinergi berbagai pihak yang saling mendukung. Sinergi ini berlandaskan kepada prinsip kebenaran dan konsisten dalam melaksanan.
Dengan keempat syarat maka diwaktu adalah sahabat yang akan menajdikan kita Sang Pemenang Pembelajar.
dari catatan harian. Hari ini tanggal 10 Juni 2010 dan di sempurnakan 03 Oktober 2010

Sabtu, September 18, 2010

Berlalu dan datang

Ketika sesuatu telah berakhir maka sesuatu yang baru pun datang, terkadang yang berakhir mengenang suka duka kala sesuatu yang baru datang menjelang dengan rentang kebaruan, dalam pergantian terdapat pemelajaran untuk sang pemenang yang berkata BISA

Jumat, Juli 23, 2010

24 jam kehidupan

Hidup adalah episode 24 jam yang terbagi dari siang dan malam, terdapat masa yang menentukan pada pergantian waktu, ada yang mengejar matahari terbit dan tidak sedikit yang menunggu matahari terbenam, kehidupan berpacu di antara matahari terbit dengan matahari terbenam, selalu sampai kita berganti dengan orang lain di bumi ini, salam sang pemenang pembelajar

Rabu, April 14, 2010

Yang Tak Terlihat.


Setiap hari kita merasakan banyak hal, namun tidak masuk dalam sebuah kesadaran untuk memperhatikannya. Angin berhembus dengan kencang dari segala arah adalah hal yang sudah terbiasa bagi kita. Mobil berlalu lalang berpacu dengan kendaraan lain di jalanan adalah hal yang biasa dan tidak perlu di hiraukan.
Semua orang dan seluruhnya melakukan pergerakan dan tidak semuanya terlihat oleh kita malului mata biasa, mata pena bagi penulis, mata hati, mata jiwa atau mata nurani. Kita sering tidak mengabaikan banyak pergerakan yang terlihat oleh mata zahir kita.
Pandangan kita melihat hampir semua bergerak dengan pegerakan materi, perpindahan benda-benda secara kasat mata. Terdapat juga perpindahan yang lebih kecil dari benda materi yang Nampak oleh mata biasa. Melihatnya membutuhkan alat seperti melihat atom-atom yang bergerak dinamis mengikuti hukum atom itu sendiri.
Pergerakan atom-atom berstruktur tertentu. Membentuk benda dan juga materi berbentuk kasat mata dan tidak kasat mata. Namun seiring perjalanan manusia yang salama ini jarang bisa melihat yang kasat mata. Materi telah mempengaruhi banyak orang, pemikiran.
Penglihatan akan benda dan juga gerak oleh beberapa orang telah menciptakan. Pertama, Kemudahan dan kebermanfaatan bagi aktivitas manusia di bumi. Contoh: Handphone yang kita gunakan hampir setiap hari adalah benda yang memudahkan silaturrahmi. Kedua, Kesusahan bahkan kadangkala mengakibatkan kehancuran bagi manusia dan juga alam sekitarnya. Contoh: kantong plastic yang sering kita gunakan sehari hari. Ketika tidak di olah kembali dan di buang entah dimana telah banyak menyebabkan bencana dan juga kehancuran.
Inilah hukum alam yang Allah tetapkan bagi makhluknya, terdapat dua buah sisi yang berpasangan di dalam satu benda atau materi yang ada. Bagaimana melihat ini dan kita mendapatkan pelajaran dan menjadikan kita lebih baik dari hari kehari? Memperhatikan kondisi sekeliling dan menganalisa kejadian dan mengambil peran sebagai solution maker. Ada beberapa tahapan yang bisa kita coba lakukan.
Pertama. Kesadaran. Memunculkan kesadaran bahwa kita berada dimana, sedang apa. Kesadaran muncul dari bertanya atau mengajukan berbagai pertanyaan. Kesadaran ini meliputi dua sisi. Sisi pertama kesadaran materi. Yakni mengetahui materi atau benda-benda yang ada di sekeliling kita apa saja, bagaimana bentuknya dan apa pengaruhnya. Sisi kedua adalah kesadaran non materi. Yakni mengetahui apa yang menjadikan benda materi di sekeliling kita ada dan bersumber dari mana.
Kesadaran ini seperti televise, bentuk materi adalah sebuah layar dengan berbagai panel tombol dan juga bagian-bagian dalamnya. Sedangkan tayangan merupakan bagian non materinya.
Kedua. Pengetahuan. Ketika kesadaran telah hadir maka tahap selanjutnya adalah menguatkan atau menumbukan pengetahuan akan hal tersebut. Dalam pendekatan filsafat ilmu, kita akan mengajukan tiga pertanyaan dasar.
Pertanyaan pertama adalah ‘Apa? Pertanyaan yang mencari akan hakikat sesuatu contoh. Apa itu air? Kemudian memberikan jawaban. Air adalah benca cair yang terlihat oleh mata. Kemudian kita mengajukan pertanyaan lebih lanjut. Apakah semua benca cair yang terlihat oleh mata adalah air? Pertanyaan ini berlanjut dan sampai pada sebuah jawaban yang memberikan pengetahuan. Ternya air adalah sebuah susunan kimiami atom yang mempunyai bentuk tertentu. Ia dapat berupa cair ketika berada pada suhu 0-98 derjat celcius, berbentuk uap diatas 98 derjat.
Pertanyaan kedua adalah bagaimana? Pertanyaan ini menghasilkan sebuah metode yang mengetahui pegerakan, perubahan, dan juga mengetahui sebuah siklus. Dalam contoh air tadi kita akan mengajukan pertanyaan bagaimana air bisa menjadi hujan, menghidupi tempat yang awalnya tandus dan pertanyaan lainnya. Hal ini menghantarkan kita mengetahui sebuah seluk beluk akan seuatu secara keseluruhan.
Pertanyaan ketiga adalah untuk apa. Pertanyaan in mencari manfaat dari rangkaian pertanyaan pertama dan kedua. Dengan pertanyaan inilah menggali aspek kegunaan bagi kehidupan manusia.
Ketiga. Keberpihakan. Ketika kita telah mengetahui akan sesuatu yang berangkat dari kesadaran, maka tahapan selanjutnya adalah keberpihakan. Inilah adalah sikap kita merespon yang bergerak di depan kita. Sikap melahirkan karakter dan inilah sejati kita sebagaimana yang berbeda dengan benda materi lainnya.
Ketika kita kita tidak bisa menentukan sikap dengan tidak bersikap atau mengambil sikap yang tidak sebaiknya, maka tidak obah dan bahkan sama dengan benda-benda yang ada. Seperti sampah yang berserakan. Kita mempunyai kesadaran bahwa sampah yang berserakan tidak bagus di pandang mata, mengakibatkan mandeknya selokan, mengakibatkan penyumbatan sampah dan kerusakan lainnya yang saling berhubungan. Kita telah mempunyai pengetahuan akan bahaya dan kerusakan yang akan hadir dari perbuatan kita tersebut.
Ketika kita mengambil sikap dengan tetap membuang sampah sembarangan kita tidak lebih baik dari sampah yang kita buang sembarangan. Karna itulah realitas diri kita seperti sampah yang kita buang sembarangan.
Kemudian alat apa yang bisa membantu kita melihat sesuatu terlihat secara materi dan non materi. Alat ini terdiri dari
Pertama, Mata biasa. Kita melihat dengan mata kita akan semua hal yang berlalu selama mata kita bisa melihat. Inilah sumber pertama. Kita melihat ada sampah yang berserakan, bertebaran. Dengan ini kita mengetahui sesuatu yang terjadi dan bergerak.
Kedua, Mata ilmu. Melihat dari sesuatu dari ilmu pengetahuan yang berangkat dari tiga pertanyaan dasar filsafat ilmu, apa, bagaimana dan untuk apa? Inilah tingkatan orang yang lebih baik dari melihat dengan mata biasa.
Ketiga, Mata nurani. Menjadikan Sesuatu yang terlihat dengan mata biasa dan juga mata ilmu menjadi sebuah kekuatan yang mendorong kepada keberpihakan. Dengan mata nurani kita menjadi pribadi yang mempunyai sikap berpihak terhadap kebaikan, kebenaran.
Ketika kita tidak bisa menjadikan diri mempunyai kesadaran, pengetahuan dan keberpihan dengan mengapaikan apa yang dilihat oleh mata biasa kita sepanjang hidup, di bantu oleh mata ilmu yang kita cari dan pelajari semenjak lahir sampai mati di topang dengan mata nurani kita maka kualitas kemanusian kita tidak lebih dan tidak kurang hanya seperti benda yang ada atau bahkan lebih jelak.
Semoga kita bukan termasuk golongan yang Allah bilang lebih hina dari Binatang ternak (Q.S Ala’raf: 179) dan Allah telah kunci mati seluruh potensi hidup kita (Q.S Albaqarah: 7)
Salam Sang Pemenang Pembalajar
Muhammad Yunus
Tulisan ini di dedikasikan untuk
MADINATUL ILMI, Jual beli Alquran, Hadist dengan system cicilan dengan nama SIFAT
Anda tertarik untuk mengetahui baik untuk sebagai, investor, agent kami atau mempelajari bisnisnya silahkan tinggalkan di inbok Facebook Sang Pemenang Pembelajar