Tampilkan postingan dengan label Ciloteh. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ciloteh. Tampilkan semua postingan

Selasa, November 22, 2011

I Love Monday, Karena Kerja adalah Prestasi

Perasaan senang dan bahagia ketika liburan datang. Liburan menjadi obat atas kepenatan bekerja. Liburan menjadi pelipur lara atas kesedihan di tempat kerja. Liburan adalah tempat sementara waktu untuk keluar dari berbagai kegiatan rutinitas, beban kerja dan tekanan.

Dalam disiplin ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia liburan adalah bagian dari peningkatan kinerja. Ketika perusahaan tidak memberikan waktu liburan, cuti maka perusahaan akan mendapatkan sanksi. Namun kerugian yang lebih besar bagi perusahaan adalah menurunnya produktifitas kerja dan memburuknya kinerja diakibatkan oleh burn out (stress berat).

Problematika penurunan produktifitas kerja memiliki dua prespektif yang saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam prespektif manajemen penurunan produktifitas disebabkan lebih banyak tidak berkembangnya keahlian. Perbaikan alat bantu kerja dan juga dukungan pimpinan. Kajian tentang produktifitas kerja dikaji dalam bahasan perilaku organisasi. Stephen Robin memberikan prespektif terbaru tentang produktifitas kerja di dukung oleh budaya organisasi. Dimana budaya organisasi membentuk nilai-nilai yang diyakini bersama. Menciptkan tradisi-tradisi terendiri baik berupa perayaan, sistem penghargaan. Budaya organisasi juga menentukan bagaimana kepemimpinan di tempat kerja.
Menjadikan bekerja sebagai sebuah kesenangan adalah tantangan tersendiri baik bagi pihak perusahaan, maupun pekerja. Fenomena yang tampil dan tampak dalam dunia berkerja adalah I Hate Monday (saya bence hari senin). Dimana hari senin adalah hari dimulainya berbagai hal yang sangat memberatkan, penuh tekanan dan juga stress yang menghadang.

Namun, bagaimana bekerja menjadi sebuah kesenangan dan juga menjadi tempat liburan yang menyenangkan?. Beberapa langkah sederhana dapat memandu menjadikan pekerjaan menjadi sebuah kesenangan dan liburan yang menghadirkan kebahagiaan.
  1. Lihatlah secara terbalik. Bagaimana perasaan ketika tidak memiliki pekerjaan. Bagaimana kusutnya pemikiran dan kalut ketika masih menganggur. Menjadi pegangguran melahirkan rasa diri tidak berguna, beban dan tidak memiliki prestasi.
  2. Menelisik niat dalam bekerja. Sering kali terjadi konflik niat dalam hati. Hal ini sering mudah dilihat dalam suasana kerja. Ketika seseorang memiliki niat dominan untuk mendapatkan pujian, maka pekerjaan akan bagus di depan atasan atau pimpinan. Ketika seseoran memiliki niat dominan untuk mendapatkan kekuasaan maka ia mengerjakan pekerjaan yang dapat membuatnya berkuasa. Ciri khas ini adalah kurang menghargai bawahan. Kembali mengurai niat dalam bekerja dan menyatukan niat dengan tugas dan peran di luar pekerjaan. Hal ini menyatukan kepingan niat-niat untuk satu tujuan.
  3. Memperbaiki pola kerja. Sering muculnya stress kerja dan burn out diakibatkan oleh pola kerja. Telaah bagaimana kita mengerjakan suatu pekerjaan, ditinjau dari kekuataan, peluang untuk lebih baik, hambatan dan kelemahan pola kerja. Mintalah pandangan rekan kerja untuk melihat pola kerja, apakah efektif dan efisiesn.
  4. Memperbaiki sikap. Ketika pola kerja telah efektif dan efisien maka penghambat utama untuk memiliki prestasi ditempat kerja adalah sikap (attitude). Sikap ini tercermin dalam membina komunikasi antara bagian, atasan dan bawahan. Apakah komunikasi yang digunakan lebih banyak menjelekkan, menghina atau meremehkan kontribusi siapapun ditempat kerja. Banyak penyebab orang gagal dan stres dalam pekerjaan diakibatkan oleh sikap yang tidak tepat. Untuk sekedar memberikan pujian dan sebuah senyuman pun sulit untuk di dapat.
  5. Menambah pengetahuan dan skill. Hal ini dilakukan dengan mengikuti beberapa pelatihan singkat, seminar atau pendidikan. Mengikuti pelatihan dan seminar bagian dari rencana pengembangan karir dan tujuan hidup.
  6. Berbagi pengalaman dan pengetahuan. Tiada salahnya untuk membagikan pengalaman dan pengetahuan untuk parner kerja atau bawahan. Kemauan untuk berbagi ini menjadikan sebuah nilai tambah untuk menguatkan peran kepemimpinan.
  7. Tuntaskanlah apa yang telah menjadi kewajiban. Seringkali penyebab stress kerja adalah ketidak tuntasan dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Hal sederhana seperti mengirim email, membuat laporan dan menyusun rencana kerja mingguan kerjakanlah sesegera mungkin. Karena ketika mencoba untuk menunda maka pekerjaan lainnya siap membuat stress dan kebahagian kerja akan pudar.
  8. Perluaslah ruang lingkup pergaualan. Ketersediaan media sosial adalah bagian tidak terpisahkan sebagai instrumen untuk memperbanyak teman dan sahabat. Telusurilah teman-teman baru untuk mendapatkan banyak hal untuk membantu pekerjaan.
  9. Olahlah kejelekan sebuah pekerjaan, teman kerja, atasan dan teman anda menjadi pembelajaran. Jangan diumbar dan disiberakan. Perbuatan ini mengindikasikan bahwa mentalitas bekerja tidak baik.
Bagaimanapun kondisi pekerjaan yang akan datang esok akan menjadi bagian partikel yang menjadikan hidup penuh dengan kebahagian yang berakumulasi menjadi prestasi yang membanggakan.

*** 
Bosan menjadi pegawai? Mau Sehat dan mendapatkan Pendapatan Tambahan Jutaan? Klik Disini

Minggu, November 20, 2011

Bacalah kisahku untuk dan darimu kami berasal

Di pagi minggu yang masih menyisakan mendung di atas langit Jakarta. Bertumpuk-tumpuk awan hitam berjajar rapi menutupi langit cerah bersinar mentari pagi. Berbagai aktivits kehidupan terus berjalan, seakan tidak terganggu oleh mendungnya langit yang siap menurunkan beribu-ribu peluru air. Apakah serbuan peluru tersebut akan mengalahkan kembali kedigdayaan kota metropolitan Jakarta. 
Kemampuan serangan beribu butir peluru air akan melumpuhkan semua aktivitas manusia metropolitan. Semuanya sempurna berkat dukungan pasti para sahabat setia yang hadir di setiap sudut jakarta dan barang kali Indonesia.

Malam kemarin, serangan hujan di gelora bung karno  menjadikan suasana sedikit dingin atas panasnya atsmosfir pendukung Indoensia melawan vietnam. Diantara sela sorak dan dukungan para pendukung Indonesia kami berada dan tidak jauh dari mereka. Diluar sana juga teman-teman tetap hadir di jalanan memenuhi halam gelora bung karno. Kedatangan pasukan hujan adalah perpaduan dua kekuatan untuk melumpuhkan jakarta nan makin tidak mengenal kami.

Hujan adalah sesuatu yang kami tunggu, sesuatu yang membawa kami berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Tiada tempat yang lebih baik kecuali mengikuti pejalanan panjang bersama kawanan air hujan di selokan, kali dan terus ke laut. Terkadang teman lain memiliki cerita berbeda. Diantara kami mereka lebih berharga dan juga di buru oleh para kolektor. Namun tidak sedikit diantara kami menjadi pelaut yang menyelami samudra. Menemani teman-teman hiu, ikan karang, dan juga penyu yang sekali-kali menyangka kami adalah ikan kesukaan mereka.

Namun dalam perjalan sahabat-sahabat kami, juga mengisahkan banyak cerita dan nostalgia. Namun banyak cerita yang lebih menyedihkan, memilukan, mengenaskan. Di daerah Bandung kami menjadi kambing hitam untuk kehilangan nyawa, menjadi berita yang menyesakkan dada. Namun apa boleh dikata karena kami adalah fakta dan realita yang mempunyai kekuatan dari pembiaran dan ketidaksadaran Anda.

Dibeberapa daerah kami juga menjadi sumber tawuran dan polemik yang tidak berkesudahan. Menjadi penyebab seseorang mau untuk melakukan penghilangan kemanusiaan, pengusiran dan juga perampokan lahan sekedar untuk menempatkan kami sementara waktu, walau diembel sebagai tempat terakhir untuk beristirahat lama.

Sebagian ceria sahabat malah membanggakan dan membahagian serta mempermudah jalan bagi kesuksesan banyak orang. Kisah ini bisa dilihat dari berbagai penelitian yang melahirkan para sarjana. Melahirkan para penulis yang mengulas kami dari berbagai sisi, apakah sumber, pengelolaan dan juga manfaat. Menarik cerita ketika kami menjadi sebuah gerakan bersama untuk menyangi diri mereka sendiri. Namun bagaimanpun cerita kami akana tetap sama dengan sedikit kombinasi dari sisi narasi, cara pandang dan kepentingan siapa yang membutuhkan kami.

Kisah sukses mereka yang mengenal kami dan akrab sekali, telah melanglang buana hampir ke beberapa negara. Dengan penuh semangat dan juga apresiasi mereka menjadi pahlawan lingkungan. Tersemat banyak piagam, diulas dalam berita dan juga di kupas menjadi sebuah panduan untuk menjadikan kami lebih baik dan berharga. Diantara keberhasilan yang membanggakan adalah kami telah memiliki bank sendiri. Berbagai bentuk pengelolaan bank telah menginspirasi banyak kalangan.
Namun, di langit yang masih mendung kami tetap akan mengembara diantara lika-liku Jakarta dan seluruh kota di Indonesia. Karena kami adalah bagian tidak terpisahkan dari manusia.

Catatan yang terinspirasi oleh sepotong kayu yang mengalir di sungai ciliwung tanpa pernah di tanya bersumber dari mana dan hendak kemana. Karena ia hanya sampah kecil dari kerumunan kawanan sampah yang siap melumpuhkan Jakarta bersama pasukan air dari langit khatulistiwa.

***
Ingin membuah sampah penyakit dalam tubuh Anda? Mau Sehat dan mendapatkan Pendapatan Tambahan Jutaan? Klik Disini

Pembelajaran dari pertandingan Indonesia-Vietnam

Permainan apik yang disajikan oleh pera pemain Indonesia dan Vietnam dalam pertandingan sepakbola semi final telah memberikan banyak kenangan, kesangan dan juga kebanggaan. Permainan ini dimenangkan oleh Team Garuda Muda Indonesia dengan skor 2-0.

Sepak bola adalah sebuah permainan team. Permainan yang di arsiteki oleh pelatih sebagai pengatur stategi diluar lapangan. Kemudian di terjemahkan oleh kapten sebagai konduktor atau pengatur permaianan. Permainan sepak bola dengan jumlah pemaian sebelas orang di tambah beberapa orang cadangan. Sebuah permaian team akan berbuah baik ketika mampu memaksimalkan peran masih-masing.

Beberapa pembelajaran dalam permainan sepakbola yang disajikan oleh Garuda Indonesia:

Pembelajaran penting dalam sebuah team adalah kerjasama. Tiada sebuah kekuatan team jika tidak bermain secara kolektif dan spirit berbagi. Ketika sebuah team telah memulai keegoon pribadi maka kerjasama dan pembagian kerja akan hancur berantakan.
Pembelajaran koordinasi. Kemenangan indonesia dalam pertandingan semi final melawan vietnam melahirkan sebuah koordinasi yang indah. Bagaimana membagi peran dan mengkomunikasikan pesan-pesan yang membantu dalam ball posision, mengisi bagian yang kosong. Koordinasi di pegang oleh kapten yang mampu diterjemahkan secara proaktif oleh pemain.
Profesional dalam peran dan tanggung jawab. Sebuah sepakbola memiliki struktur tugas yang berbeda, membutuhkan kualitas pemain yang berbeda. masing-masing bertanggung jawab atas kinerja sesuai dengan peran dan tanggung jawab. Ketika sikap profesinal seorang pemaian hilang maka ia akan melakukan banyak kesalahan dan mengacaukan permaianan.
Actual Leadership. Seorang kapten adalah yang mampu mengarahkan yang dipimpin. Seorang pemimpin merasakan denyut kejadian yang berlangsung. Dalam permainan sepak bola, sang kapten adalah pemimpin actual yang melakukan tugas dan tanggungjawabnya langsung dan tidak melangit. Melakukan tugas kepemimpinan dengan langsung memimpin dan ikut merasakan lansung.
Target dan tujuan terukur. Permaian sepakbola memiliki target yang jelas yakni memasukkan bola ke gawang lawan untuk mendapatkan kemenangan. Semua daya dan sumber daya memberikan kontribusi untuk mencapai target. Ketika target tercapai maka bagian tujuan tercapai. Tiada pencapaian tujuan dengan penjabaran yang tidak jelas dalam target.
Saling mendukung bukan menjatuhkan. Dalam sepakbola spirit saling memberikan dukungan antara sesama pemaian satu kesebelasan menjadi perekat kerjasama dan koordinasi antar bagian. Memang terkadang terjadi kesalah pahaman atas pengoperan bola, atau pengumpanan. Namun kesalahan tersebut bukan menjadi alat untuk menjatuhkan teman satu team. Namun memberikan dukungan untuk memberikan yang terbaik dan memperbaiki kesalahan.
Dari permainan team garuda muda Indonesia telah memberikan persembahan terbaik dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab. Memaksimalkan keahlian dalam indahnya kerjasama dan koordinasi. Dan menjadi pembelajaran bagi siapapun di bangsa Indonesia yang masih memiliki akal sehat dan nurani kebaikan.

Bravo Indonesia.

***
Mau Sehat dan mendapatkan Pendapatan Tambahan Jutaan? Klik Disini

Sabtu, Juni 11, 2011

Dari Pengemis Intelektual ke Wirausaha Intelektual


Menjadi kaum intelektual adalah cita-cita kemulian dalam strata social di Indonesia. Dalam paradigm religious manusia yang berpengetahuan atau kaum intelektual adalah strata tertinggi dalam Islam. Allah menyebut kaum intelektual dalam Alqur’an adalah ulul albab, sering diartikulasikan sebagai ahli berfikir atau ilmuan. Islam juga memberikan landasan ruhiyah, metodologi yang di kuatkan dengan kata iqra. Kata iqra menjadi momentum awal bahwa beragama itu mesti memiliki kemampuan dalam mengolah realitas dalam bentuk ilmu pengetahuan.

Ilmu pengetahuan di dapat dari rangkaian proses pembelajaran sepanjang masa. Tidak semua orang memiliki kemauan kuat untuk terus memaksimalkan untuk belajar. Tidak semua orang mempunyai kemauan yang kuat untuk mendayagunakan akal untuk belajar. Di Indonesia proses pembelejaran dimulai dari Pendidikan Usia Dini sampai Perguruan Tinggi. Proses belajar menelan waktu 17 tahun untuk sampai pada jenjang Perguruan Tinggi. 

Menjadi mahasiswa adalah pilihan terbaik dan kesempatan terbatas untuk masyarakat Indonesia. Tingginya biaya pendidikan menjadikan kesempatan untuk kuliah adalah kesempatan langka. Dari laporan Dirjen Perguruan Tinggi bahwa dari 30 orang murid SD, maka tidak sampai 50% atau 15 orang yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Hal ini disebabkan oleh tingginya biaya pendidikan dan tuntunan ekonomi untuk melanjutkan hidup.

Kaum intelektual dalam lintas sejarah panjang Indonesia mengambil peranan melakukan perubahan demi perubahan. Mulai dari kemerdekaan Indonesia yang dipelopori oleh kaum pemuda yang mendapat pendidikan baik yang diselenggarakan oleh Belanda maupun oleh Jepang. Revolusi yang bergulir dan terakhir adalah reformasi yang dimotori oleh kaum intelektual kampus.

Pergerakan waktu dan tuntunan zaman yang berubah dinamis. Memberikan tantangan berbeda bagi kaum intelektual kampus. Bukan hanya sebagai agent of change namun juga sebagai agent of development. Kaum Intelektuan kampus di tuntut untuk memberikan soluli kreatif produktif untuk menyelesaikan benang kusut pengangguran. Benang kusut ini terlihat dari tidak tersedianya lapangan pekerjaan untuk kaum intelektual yang lahir setiap tahun dari Perguruan Tinggi.

Ada dimensi yang hilang dalam sisi intelektual hari ini, dimana kaum intelektual kehilangan dimensi kekayaan intelektual. Kekayaan yang mampu menciptakan nilai lebih atas ilmu yang di terima selama pendidikan di Perguruan Tinggi. Kaum intelektual perguruan tinggi seakan kehilangan kemampuan berdiri atas skill, pengetahuan keilmuan. Hal ini sebabkan terjadi factor. Pertama pendangkalan intelektual. Hal ini ditandai oleh sedikitnya karya intelektual kampus dalam bidang penulisan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Kedua motivasi kuliah hanya sekedar mendapatkan ijazah dengan Indeks Prestasi Kumulatif secukupnya. Kuliah hanya sekedar formalitas dating dan pergi. Ketiga. Kualitas pengelolaan Perguruan Tinggi. Banyak kampus hanya menyediakan proses pembelajaran dan pembentukan intelektual kampus instan.

Dari beberapa factor diatas menciptakan aneka penyakit intelektual kampus. Penyakit ini melahirkan sebuah virus yang mengganas bagi bangsa ini terutama dengan munculnya para pegangguran Intelektual. Data terakahir menunjukkan bahwa hampir dari 80% lulusan perguruan tinggi tidak diserap oleh pasar tenaga kerja. Penyakit itu adalah mentalias pengemis. Mentalitas ini menjadi budaya kaum intelektual kampus yang mampu untuk meminta pekerjaan dengan keilmuan dan skill yang di dapat di perguruan tinggi.

Dari penyakit ini apakah obat terbaik untuk mengurangi dampak virus pengemis Intelektual? Banyak obat yang dapat digunakan, salah satunya adalah mentalias pengusaha. Wirausaha adalah sebuah bentuk mental yang mendorong seseorang untuk memberikan nilai lebih dalam kehidupan. Mentalitas wirausaha intelektual dapat dilakukan beberapa tahap dalam perguruan tinggi diantaranya.

1.      Pembentukan aspek skill dan pengetahuan dari Perguruan Tinggi.
Pembentukan ini dimulai dari pemberian kurikulum yang mampu mewujudkan mentalitas wirausaha Intelektual. Beberapa perguruan tinggi telah memasukkan mata kuliah kewirausahaan. Sebagian Perguruan tinggi memberikan pada tahun pertama perkuliahan, dan sebagian pada tahun terakhir perkuliahan. Dari sisi ini perguruan tinggi beperan dalam memberikan pengetahuan dasar tentang wirausaha bagi intelektual kampus.
2.      Dukungan aspek keuangan dari pihak ketiga diantara berupa industri atau perbankan.
Dukungan ini berupa dukungan modal untuk menjalankan wirausaha intelektual. Banyak usaha yang telah dirintis oleh kaum intelektual kampus tenggelam diakibatkan ketiadaan modal usaha yang mudah dan murah untuk menopang usaha.
3.      Dukungan aspek pemasaran dan pembinaan dari pihak pemerintah
Jaminan aspek pasar dan daya serap pasar menjadi bagian dari memaksimalkan wirausaha intelektual kampus. Sedangkan dari pihak pemerintah melakukan pembinaan lewat Dinas Terkait.

Masih panjang mewujudkan wirausaha Intelektual untuk menyelesaikan kusutnya pengangguran intelektual yang lahir dari mentalitas pengemis dalam lingkungan intelektual kampus.

Siapkah Anda menjadi wirausaha Intelektual?

Kamis, Mei 12, 2011

Seputar intelektual

Kaum intelektual adalah orang yang memiliki berbagai kelebihan dari orang biasa. Kaum intelektual adalah mereka yang pernah menikmati proses pendidikan dalam berbagai bentuk institusi formal maupun informal. Pendidikan formal meliputi pendidikan dari jenjang Taman Kanak-kanak sampai perguruan tinggi dengan deretan gelar kesarjanaan. Namun disisi lain pendidikan di ruang informal memberikan sentuhan lain untuk mengasah kaum intelektual lebih bermanfaat dalam membimbing masyarakat.
Ada beberapa hal yang menggelitik tentang seputar intelektual. Lahir dari sebuah diskusi kecil dalam kegiatan syukuran sekretariat baru Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Proklamator Univ. Bung Hatta pada hari Senin, tanggal 18 April 2011 di jl. bahari Kel. Ulak karang Padang. Disambung dengan beberapa selorohan di diskusi terbatas di universitas azzahra beberapa hari sebelumnya.
Pertama. outsourcing intelektual. Fenomena ini telah menjadi fakta tidak terbantahkan dalam kalangan akademisi. Terutama dalam pengerjaan tugas akhir, propolsal dan bebrapa tugas mata kuliah bernama artikel atau makalah. Fenomena ini adalah meminta pihak ketiga diluar mahasiswa dan pembimbing akademik untuk mengerjakan pembuatan skirpsi, thesis dan makalah yang nantinya akan di klaim sebagai hasil karya.
Kedua. pengoplosan intelektual. Hal ini berkaitan dengan hal yang sangat memiriskan dalam dunia akademik dengan lahirnya ijazah asli tapi palsu. Dimana ijazah menjadi sebuah bisnis yang menggiurkan. Tidak usah mengikuti mata kuliah sampai ratusan Sistem Kredit Semester, cukup dengan menyetor uang jutaan rupiah maka gelar akademik pun dapat.
Ketiga. Pengemis intelektual. Seloroh pengemis intelektual ini tercipta dari fenomena mantan aktivitis kampus atau organisatoris yang memiliki mentalitas pengemis. Dengan kemampuan untuk menyusun proposal kegiatan lengkap dengan data-data dan analisa intelektual. Namun teramat sayang kegiatan tersebut hanya metode untuk mendapatkan dana yang tidak berkaitan dengan kegiatan yang dilaksanakan. Dalam nama lain adalah “pengemis proposal”.
Keempat. menuruat anda apa lagi?

Minggu, April 10, 2011

Kuliah sambil...

Tulisan ini lahir dari cerita beberapa lalu dengan teman-teman di kampus Universitas Azzahra. Melihat tentang keterbatasan lapangan pekerjaan, standar keahlian tamatan pendidikan perguruan tinggi yang terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan industri. Hal ini menciptakan ketimpangan yang sangat dalam. Namun disisi lain beberapa kampus seperti jaringan LP3I dan Unviersitas Azzahra melahirkan jaminan penempatan kerja untuk lulusannya lewat jaringan kerjasama dengan berbagai kalangan industri.

Kuliah sebagai salah bentuk peningkatan taraf pendidikan dan juga kesejahteraan bagi bangsa Indonesia masih membutuhkan beberapa pendekatan untuk dapat melahirkan pribadi berkualitas mumpuni. Sebuah paparan yang teramat memiriskan ketika pembukaan lowongan pekerjaan maka akan ada banyak peminat memadati satu lowongan pekerjaan.

Menarik melihat fenomena dunia perkuliahan dimana banyak mahasiswa melakukan kuliah sambil. Hal ini disebabkan banyak kendala dan tantangan. Kendala tesebut berada dari tingkat biaya perkuliahan yang semakin mahal. Kemiskinan yang membelenggu dan juga kebijakan dari pemerintah yang tidak mendukung dalam membebaskan biaya pendidikan perguruan tinggi.

Ada beberapa bentuk mahasiswa yang mampu mensiasati untuk dapat kuliah di perguruan tinggi. yang terkenal dengan kuliah sambil

1. Kuliah sambil kerja. Hal ini jamak dilakukan mahasiswa yang mengambil Diploma 3. Setelah tamat diploma 3 mahasiswa bekerja di perusahaan. Ketika telah bekerja maka mengambil kuliah malam atau kelas eksekutif. Inilah peluang yang diambil oleh banyak universtitas dan sekolah tinggi.

2. Kuliah sambil usaha. Tidak banyak mahasiswa kuliah sambil kerja. Budaya untuk mahasiswa Indonesia adalah kuliah semata. Semua kebutuhan masih mendapatkan subsidi 100% dari orang tua. Ada beberapa teman kuliah ketika mahasiswa dulu di Universitas Bung Hatta padang kuliah sambil usaha. Dimana karakteristik adalah pribadi yang disiplin, pekerja keras dan bermental pejuang.

3. Kuliah sambil jadi aktivitis kampus. Pilihan untuk menjadi aktivis lahir dari kebutuhan untuk mengembangkan kepribadian dan juga menyalurkan aspirasi. Berbagai pilihan organisasi baik intra kampus maupun ekstra kampus. Masing-masing mempunyai sisi kelebihan untuk menggodok mahasiswa menjadi aktivis. Semasa kuliah dulu mahasiswa yang menjadi aktivis adalah primadona dan sekaligus mempunyai sedikit kekuasaan dalam lembaga kemahasiswaan.

4. Kuliah sambil membuka networking. Menjadi mahasiswa menambah jejaring pertemanan. hal ini memberikan manfaat di kemudian hari untuk berbagai kepentingan. Tidak sedikit peluang kerja, usaha tercipta ketika berada dalam bangku kuliah.

5. Kuliah sambil mencari pasangan hidup. Ini telah menjadi sebuah budaya kampus dimana setiap orang berusaha menjadi menarik dan dilirik. Mencari pasangan hidup yang sesuai. Hampir dalam pergaulan kampus dikalangan mahasiswa hal ini menjadi sebuah ukuran suskes atau tidaknya seseorang menjadi mahasiswa. semoga penilaian ini salah.

6. kuliah sambil mengembangkan kepribadian. Inilah bentuk kuliah yang lahir dari kesadaran untuk terus mengasah diri. Membentuk karakter yang mampu menciptakan banyak kreatifitas, inovasi yang bermanfaat untuk masyarakat. Namun jumlah ini bagian yang sedikit dari mahasiswa.

Inilah beberapa serba serbi kuliah sambil. Semoga bermanfaat, karena kuliah bukan semata untuk mendapatkan selembar ijazah, mendpatkan calon pasangan hidup, jejaring, namun menjadikan diri memiliki kebermanfaatan dalam ruang kehidupan yang membutuhkan lulusan terbaik untuk Indonesia raya.

Rabu, November 17, 2010

Interaksi penghuni Kompasiana

Semoga ulasan tulisan ini hanya memberi sesuatu yang sedikit berbeda untuk kita penghuni rumah sehat kompasiana. Banyak hal terjadi dalam langgam tulisan dari kompasianer, hal ini dibuktikan dengan pertumbuhan anggota yang terus bertambah. Pertumbuhan ini membawa para kompasianer untuk menunjukkan karakteristik pribadi lewat rangkaian kalimat yang tersusun menjadi tulisan.

Tulisan-tulisan menjadi sebuah cerminan bagi penulis sendiri, maupun bagi orang lain. Seperti cermin terkadang ada yang dengan kejujuran ia dapat memantulkan apa adanya, namun tidak sedikit yang mencoba untuk menyangkal apa yang dipantulkan oleh cermin.

Tulisan tetap memberikan terapi terbaik untuk gejolak jiwa, mengobati luka sosial, merangkai silaturrahmi dengan sesama dan tidak sedikit berjumpa menjadi sebuah buah karya bersama. Kompasiana adalah sebuah ekologi penulis. Dimana kompasiana hidup para penulis yang terus berinteraksi satu sama lain dengan saling berbagai informasi, inspirasi, kebermanfaatan dan juga motivasi.

Menelisik penghuni kompasiana, termasuk penulis dapat dikategorikan dengan KOMPASIANA. Hal ini mencoba memaparkan karakteristik sebagai bentuk untuk mengenal diri sendiri dan juga kompasianer untuk dapat kebermanfaatan yang makin baik.

Dimulai dengan huruf #K yang dapat diartikan dengan:

1. Kredibilitas. Tulisan-tulisan para penghuni kompasianer memiliki kredibilitas yang didukung oleh kemauan untuk mempertanggungjawabkan tulisan. Bentuk pertanggungjawaban ini adalah menyampaikan sumber foto, referensi, link. Kredibilitas tulisan menjadikan seorang kompasianer mendapatkan apresiasi dari kompasianer lainnya.

Untuk mendukung sebuah kredibilitas tulisan dan penulis pihak admin menetapkan tata tertip sebagai aturan dasar untuk para penghuni rumah sehat kompasiana. Sebuah tata tertip ketika telah menjadi sebuah budaya bersama maka melahirkan kredibilitas bersama.

Namun tidak sedikit yang melanggar hal dasar kredibilitas dalam sebuah tulisan dengan melakukan plagiator murni dengan hanya menggunakan Ctrl  C dan Ctrl V dari berbagai blog orang lain dan tidak dari blog sendiri. Hal ini mengakibatkan memberikan satu titik diatas kertas putih yang terus dijaga oleh penghuni lain.

2. Kritikus. Banyak tulisan lahir sebagai bentuk auto kritik terhadap berbagai permasalahan yang hadir di publik. Kisah ketua DPR RI sampai yang terbaru, Menteri Infokom dan tidak lupa gegap gempita kedatangan Presiden America Barrack Obama dengan segala pro dan kontra.

Tulisan lahir dari sebuah analisa mendalam dan ditunjang dengan kredibilitas mendatangkan sebuah kritikan yang cerdas dan memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi. Namun tidak sedikit yang melakukan kritik yang dapat memperkeruh keadaan.

Untuk huruf #O dapat diartkan sebagai

3. Objektif. Dalam tulisan yang terus melakukan penelahaan secara seksama dan di dukung dengan dialektika logika mendapatkan sikap objektif dalam melakukan kritik terhadap sesuatu. Objektifitas dibutuhkan untuk tidak melakukan kesalahan fatal seperti fitnah dan pencemaran nama baik atau institusi tanpa didukung oleh fakta dan data yang dapat di pertanggungjawabkan.

4. Obrolan. Berbagai penulis dalam berbagai ragam tulisan menjadikan tulisan seperti sebuah obrolan yang mampu menyentil siapapun. Dan terkadang mampu memerahkan kuping bagi yang tersinggung akan obrolan yang menjadi sebuah tulisan.

Media obrolan bagi kompasioner berada pada bagian komentar. Balas berbalas komentar menciptkan obrolan yang renyah dan terkadang menambah serunya sebuah tulisan.
sedangkan untuk huruf #M

5. Mengasyikkan. Beberapa tulisan para kompasianer memberikan sesuatu yang di tunggu-tunggu oleh kompasianer lainnya. Ada yang membuat tulisan serial yang menjadikan penghuni rumah sehat kompasiana terus menerus penasaran. Banyak hal yang mengasyikkan untuk tetap berada dalam rumah ini, dan masing-masing mempunyai pengalaman tersendiri.

6. Menggairahkan. Pada mula bergabung dengan kompasiana pada bulan November 2009 dan mencoba memposting beberapa tulisan yang sebelumnya pernah ditulis di blog pribadi. Mendapatkan tanggapan dan juga sejauh mana tulisan kita dibaca orang lain mendatangkan gairah untuk terus berkarya. Namun beberapa bulan sempat tidak mengirimkan tulisan hal ini disebabkan oleh kegiatan “Menapak Nusantara”.

Mekanisme menjadikan menulis menggairahkan adalah pada atribut tulisan menjadi Headlines, Higthligh, Terpopuler dan tulisan terbaru yang dapat dibaca oleh teman-teman. Dan tidak lupa ada kompetisi penulisan untuk ulang tahun ke-2 kompasiana. Maka semakin menjadikan kompasianer bergairah untuk menulis dan terus menulis.

Untuk huruf #P bisa menjadi

7. Positif. Berbagai latar belakang penulis, dari wartawan, penulis buku, ibu rumah tangga, praktisi dalam bidang yang digeluti, mahasiswa, akademisi, PNS menjadikan sebuah bentuk hubungan positif satu sama lain. Ada ruang untuk berbagi dari sudut pandang berbeda. Baik sudut pandang latar belakang akademik, pengalaman, maupun prespektif.

Tidak sedikit yang pertama tidak bisa menulis dan menuangkan berbagai ide dalam pikiran, namun dengan membaca beberapa tulisan maka ia pun memulai mendaratkan tulisan dan terus dan terus. Barangkali dalam pendaratan pertama mengalami sedikit ketakutan akan tidak diterima oleh pembaca. Hal ini wajar dan itu sangat alamiah sekali.

Salah satu bentuk positif adalah memaksa untuk membaca sebelum menulis. Melakukan analisa sebelum merangkai kata demi kata menjadi sebuah tulisan.

8. Popularitas. Hal ini tidak bisa dinafikan sebagai natural effect penghuni kompasiana. Dengan tulisan-tulisan bernas dan cerdas serta bermanfaat dari kompasianer melahirkan popularitas tersendiri yang dapat mendatangkan pendapatan. Beberapa orang telah di pinang oleh penerbit untuk menerbitkat tulisan dalam bentuk buku.

untuk huruf #A yang terdapat tiga huruf berarti

9. Atraktif. Masing-masing penulis kompasianer memiliki karakteristik yang nampak dalam berbagai tulisan yang telah di publikasikan. Dalam pembahasan satu permasalahan dapat mendatangkan sisi pandang yang banyak. Masing-masing memberikan argumentasi. Inilah menjadikan tulisan-tulisan menjadi sebuah atraksi menarik untuk terlibat membahasnya.

10. Akrab. Dari motto kompasiana sebagai tempat berbagi. Menciptakan keakraban bagi para penghuni. Saling sapa lewat komentar, atau balas membalas tulisan. Suasan akrab berlanjut kepada pertemuan kopi darat antar penghuni kompasiana. Ada yang melakukan pertemuan sesama daerah regional yang diinisiasi oleh beberapa orang, juga diinisiasi oleh Admin seperti ulang tahun pertama dan kedua insyaa Allah 27 November 2010 nanti.

11. Akuntabilitas tulisan dan penulis. Hal ini terjaga dari kejujuran dalam memakai nama dan foto profil. Akuntabiltas berbanding lurus dengan kredibilitas.  Ketika sebuah tulisan menggunakan prinsip akuntabilitas maka ia memberikan kredibilitas bagi penulis. Hal ini tidak di dapat oleh plagiator yang mempunyai rumusan copypaste.

Untuk huruf #S diartikan dengan

12. Self-publish and marketing. Beberapa penulis menjadikan kompasiana sebagai tempat mempublikasikan diri lewat rangkaian tulisan-tulisan yang sekaligus memasarkan ide-ide bermanfaat. Dalam dunia tulis menulis sebuah tulisan adalah wakil mutlak seseorang memasarkan dirinya sendiri.

13. Sensitif. Lewat tulisan-tulisan kompasianer melahirkan sensitifitas kemanusiaan. Menggugah nurani dan kepeduliaan untuk sesama. Hal ini terpapar jelas lewat pemberitahuan tentang kondisi bencana dari yang berada dalam daerah bencana. Contoh kasus erupsi gunung merapi, sunami mentawai dan banjir bandang wasior.

Masing-masing melahirkan tulisan yang mampu meneteskan air mata keinsafan, air mata penyesalan dan juga air mata kebahagiaan. Lewat tulisan-tulisan lahirlah cerpen-cerpen pembangun jiwa, penguat motivasi dan menjaga sensitifitas kemanusian kompasianer.

untuk huruf #I dapat diartikan sebagai

14. Inovatif. Tulisan-tulisan lahir dari kreatifitas penulis dalam mengelola berbagai sumber daya yang ada. Masing-masing tulisan ada yang lahir diluar dasar keilmuan seseorang, seperti seorang dokter mampu menulis diluar keahlian kedokteran.

Beberapa tulisan mampu melahirkan inovasi-inovasi bagi orang lain setelah membaca dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Karya-karya inovasi ini kemudian di bagi lagi untuk menciptakan inovasi selanjutnya.

15. Indah. Lewat rangkaian kalimat terusun sebuah puisi, prosa, tulisan yang kita terhipnotis untuk selalu berada didalamnya. Inilah kepiawaian seni menulis yang lahir dari jam terbang dan dedikasi cinta dalam menulis. Lewat tulisan kompasianer mampu menjadikan keindahan jiwa lewat asahan-asahan lembut yang lahir dari jiwa yang selalu ingin berbagi dan terus berbagi.

Dan huruf terakhir #N adalah

16. Normatif. Hidup akan indah kala menjadikan norma-norma agama dan umum menjadi pegangan setiap kompasianer. Norma menciptakan sebuah nilai-nilai yang selalu menjaga setiap kompasianer terus berkarya.
Tulisan demi tulisan yang berpegang dalam nilai norma akan tetap memberikan kesejukan dan tetap langgeng. Berbeda dengan tulisan yang mengesampingkan nilai-nilai normatif, dengan sendirinya ia disingkirkan oleh kompasianer lainnya dalam pergaulan warga sosial dunia maya.

Semoga dalam ulang tahun ke-2 kompasiana menjadikan kita masyarakat santun, cerdas dan beradab. Terima kasih untuk semua teman-teman kompsianer. Terima kasih dan salam Sang Pemenang Pembelajar

Rabu, April 14, 2010

Cilosari sehat dan elok


Cilosari Sehat nan Elok[1]
Cilosari sebagai sebuah komunitas dan di huni oleh beberapa keluarga dalam hal ini komisariat. Masing masing keluarga memiliki beberapa anggota yang menjadi TPRT (Team Pengelola Rumah Tangga Komisariat) dan juga beberapa pengunjung yang tidak tetap. Pengunjung ini adalah anggota komisariat. Cilosari mempunyai RT tersendiri yakni RT....dan berada di RW 8

Memilah, Memisahkan dan Mendaur Ulang Sampah


Sampah adalah akhir dari akhitivas yang tidak mempunyai nilai. Sampah bagi sebagaian orang adalah tidak bermanfaat, merusak keindahan dan menjijikkan. Sedangkan bagi orang lain adalah tambang emas dan sumber nafkah yang sangat menguntungkan. Pengelolaan sampah yang komprehensif memberikan kontribusi yang bermanfaat dan menghasilkan dan menunjukkan kualitas personal maupun komunul dalam suatu kawasan. Pengelolaan sampah tidak membutuhkan dana besar. Dengan sedikit kreatifitas dan pemanfaat sisa-sisa dari barang tertuntu dapat menghasilkan kemanfaatan yang lebih baik.
Produksi sampah dan jenis sampah:
1.       Sampah organik, berasal dari dedaunan pohon dan bunga kamboja, ditambah dengan sampah dari sisa makanan. Hal ini bisa dilakukan pengomposan dengan pendekatan pencacahan menggunakan mesin. Untuk program P2KP dan PNPM Mandiri.
2.       Sampah Plastik, berasal dari kantong makanan penghuni cilosari, sisa dari sampo dan juga botol air minum dalam kemasan
3.       Sampah kertas, berasal dari koran, kerta A4, buku dan beberapa bungkus makanan ringan
4.       Sampah B3, berasal dari perabotan yang pecah, beberapa jenis minuman, botol, battrei. Sampah ini membutuhkan penangan khusus.
Realitas penangan sampah
Pertama, Menumpuk sampah di belakang tanpa pemilahan sama sekali. Seluruh sampah berbaur dan becampur. Petugas kebersihan hanya memungut dan membuang di depan. Bagi penghuni kecendrungan adalah membuang sampah di depan kamar sendiri.
Kedua, Membiarkan sampah berterbaran di manapn. Hal ini sampah berhubungan dengan puntung rokok dan juga abu rokok.
Penangan sampah sebaiknya
1.       Sosialisasi dengan pendekatan, Pertama: himbauan dari 3 pengurus HMI cabang yang berada di ciloari dikuatkan oleh pihak Yayasan Cilosari 17. dengan bahan terlampir
2.       Pemisahan sampah dengan empat kategori: Sampah organik, Sampah Plastik, Sampah Kertas, Sampah B3. Membutuhkan 4 tong sampah yang berbeda warna. Warna Hijau untuk organik, Biru untuk kertas, Kuning untuk Plastik dan Merah untuk sampah B3
3.       Pengelolaan sampah organik untuk keperluan taman hidup cilosari. Hal ini membutuhkan tambahan beban kerja bagi petugas kebersihan dan tambahan beberapa alat sederhatan.

Mencuci Pakaian & Menjemur Pakaian


Aktivitas mencuci anggota cilosari secara intensitas lebih banyak pada hari sabtu dan juga hari minggu. Aktivitas ini mempunyai siklus. Pertama, Pencuci merendam pakaian di dalam ember dan meletakkan di tempat wuduk. Sering pakaian menumpuk dan hal ini mengganggu kelancaran aktivitas orang berwuduk. Kedua, Bertumpuknya mencuci karna hal ini kesamaan waktu mencuci beberapa orang. Ketiga, Penggunaan air yang tidak proporsional dan profesional. Dari beberapa kali pengamatan penggunaan air dengan kran yang telah di buka menghasilkan air yang besar dan pakaian di cuci langsung. Keempat, Penjemuran, Penghuni cilosari memanfaatkan depan komisariat sebagai tempat penjemuran. Hal ini jemuran di bagian belakang tidak memadai. Jemuran belakang tidak mengakomodir jemuran yang menggunakan hanger. Tempat jemuran yang sekaligus tempat pembuangan sampah akhir bagi cilosari. Tempat jemuran di tumbuhi oleh tumpuhan pengganggu yang kebanyakan adalah hama, kemudian tempat jemuran tidak memiliki atap apabila terjadi hujan maka pakaian penghuni akan basah dan terbuang kebawah. Hal ini jemuran mesti di cuci kembali.
Akibat yang ditimbulkan dari siklus mencuci dan menjemur pakaian tersebut diantaranya:
1.       Penumpukan rendaman cucian dan kadang kala telah menimbulkan bau yang tidak sedap.
2.       Pemborosan penggunaan air untuk pembilasan rendaman pakaian.
3.       Penggunaan energi listrik yang boros, disebabkan menghidupkan pompa air selama proses pencucian.
4.       Pembuangan sampah sisa dari pencucian berupa bungkus deterjen yang langsung di buang di sebelah tempat berwudu’
Solusi Mencuci dan menjemur lebih baik
Efisiensi dan efektivitas kerja didukung oleh metode dan standar kerja. Solusi ini mengikuti perubahan metode yang dibantu dengan alat yang repsentatif berupa mesin cuci. Pengelolaan mesin cuci memiliki sistem kerja dan operator mandiri dengan standar penggunanaan, berupa:
1.       Tiap anggota cilosari yang ingin memanfaatkan mesin cuci ini membayar biaya invesatasi Rp. 50.000,00 untuk keanggotaan 1 tahun. Hal ini untuk meringankan biaya pembelian mesin cuci.
2.       Membayar biaya perawatan dan upah operator pencuci sebesar Rp. 15.000,00, hal ini untuk mengantisipasi kerusakan dan perbaikan berkala serta gaji operator sebesar 75 % dari upah masuk.
3.       Memperkerjakan operator khusus untuk  dengan sistem bagi hasil dan dapat menerima cucian dari luar.
4.       Ikut membantu program Pengembangan Pengemis kerjasama Baitul Muslimin dengan HMI Komisariat ABA, HMI Komisariat FE, FISIP Universitas Terbuka, HMI Komisariat Publisistik Thawalib  Dari ngemis ke Pengusaha” sebesar 10% dari pendapatan cucian.
5.       Waktu operasional cucian jam 05.00-10.00 pagi.
Dengan tersistem cara mencuci dengan mesin cuci, maka out put yang diharapkan berupa:
1.       Penghematan pemakaian air. Disebabkan terjadwalnya kegiatan menyuci.
2.       Pemusatan penjemuran. Hasil pencucian hanya menunggu kering lebih kurang ½-1 jam. Hal ini menghilangkan jemuran didepan komisariat.
3.       Penghematan energi listrik.
4.       Pengolahan sampah yang lebih sistematis.

Tempat berwudu’ dan Wc bagi jamaah perempuan


Wanita dalam islam menempati tempat yang mulia. Wanita dianjurkan untuk tidak memperlihatkan auratnya selain kepada muhrim dan suaminya yang sah. Berwudhu adalah sebua sarat sah solat. Pada cilosari tempat berwudu’ tersentralisasi pada satu tempat. Terdapat satu tempat WC yang rusak pada sisi sebelah kanan dengan 2 kamar. Kondisinya adalah: kerusakan pada bak mandi, sistem sanitasi air yang tidak jalan, tidak adanya air bersih masuk kesana.
Jamaah perempuan pada mesjid cilosari berwudu’ di depan, dan apabila ke toilet maka bergantian dengan jamaah laki-laki.
Solusi untuk aksi
Skenario Pertama, Mengaktifkan kembali  WC sebelah kanan sebagai tempat berwudu’ perempuan. Membutuhkan perbaikan berupa: suplai air, perbaikan bak mandi, closet, penambahan pintu.
Skenario Kedua, Membagi WC yang ada dengan menjadikan 2 pintu. Sisi depan dengan mengorbankan satu kamar mandi. Menjadikan sebagai tempat wanita. Sisi belakang sebagai tempat WC bagi laki-laki. Untuk mendukung ini dibutuhkan bak penampung air berkapasitas 500 liter untuk mengantisipasi penggunaan pompa air yang tidak semestinya.
Penutup
Demikianlah surat terbuka ini kami sampaikan. terima kasih


[1] Oleh: Komunitas Tentara Langit, Koord. Muhammad Yunus ‘Yusuf,’ bekerjasama dengan HMI Komisariat ABA, HMI Komisariat Publistik Thawalib, HMI Komisariat FE UT, dan HMI Komisariat Fisip UT